You are on page 1of 32

SISTEM PENGHANTARAN OBAT TRANSDERMAL

SISTEM PENGHANTARAN OBAT PSF FK UB 2012-2013

Pendahuluan
Transdermal: rute pemberian obat melalui kulit untuk distribusi sistemik. Permasalahannya: kulit merupakan barrier tubuh yang sangat baik untuk mencegah benda asing masuk ke sirkulasi sistemik.

Contents
Struktur anatomi dan fisiologi kulit Sistem penghantaran obat transdermal dengan metode iontophoresis, elektroporesis dan sonophoresis

Advantages of Transdermal Delivery


Transdermal: meminimalkan first-past effect metabolism, menghindari kerusakan obat pada lambung, menghindari iritasi gastrointestinal, patient compliance lebih baik.

Disadvantages of Transdermal Delivery


Tidak semua obat dapat diberikan secara transdermal, proses difusi obat pada kulit dipengaruhi dibatasi oleh kondisi kulit.

Struktur kulit

Lapisan kulit paling terluar stratum corneum (SC) merupakan barrier utama.

Struktur Epidermis:
stratum corneum granular layer

spinous layer
basal layer

Basal layer: aktif membelah sel-sel baru bergerak ke


permukaan kulit menggantikan lapisan di atasnya.

Spinous layer: memiliki banyak intracellular


connections, nutrient-rich lymph flows freely.

Spinous layer: lapisan sel berbentuk granular, terdapat


granul keratohyalin (sel granul irregular mengandung bermacam-macam protein terutama filaggrin).

Stratum corneum memiliki interselulerlipid (barrier


lipid), corneocyte.

Bagaimana Obat melalui kulit?


Jalur transport obat menembus stratum corneum: 1) Transcellular 2) Intercellular 3) Transappendageal Meskipun jaraknya pendek SC sangat resisten terhadap penetrasi zat asing lipophilic membrane pada setiap selnya, kandungan hidrofil dalam SC (keratin, NMF).

Contoh produk dan jalur transport sesuai tujuan penggunaannya pada kulit.

Source: Walter, 2002.

Obat yang telah melalui epidermis selanjutnya disirkulasikan ke seluruh tubuh atau menuju jaringan tertentu. Oleh karena itu sifat fisikokimia zat tergantung pada rute transport menembus SC.
Q: Bagaimana obat menemus SC, dan bagaimana proses ini dapat dipengaruhi untuk meningkatkan permeasi obat?

A. Transcellular Pathway
Jalur transport transcellular merupakan jalur lipid. Jalur transport transcellular terjadi proses partisi molekul obat pada kompartemen sel SC yang sifatnya lipophilic dan hydrophilic.

B. Intercellular Pathway Jalur transport ini juga masih dipengaruhii oleh intercellular lipids. Jalur ini lebih mudah dibandingkan transcellular pathway.

C. Transappendageal
Transappendageal: hair follicles, eccrine glands

Prinsip transport pada kulit


Faktor penentu transport zat melalui membran: solubility diffusivity Relative solubility zat dalam dua fase menentukan partition coefficient mempengaruhi perpindahan obat dari eksipien ke dalam SC. Diffusivity kecepatan zat (solute) melalui barrier.

Metode memperkirakan absoprsi melalui kulit


Data absorpsi melalui kulit dapat dilakukan secara in vitro, ex vivo, maupun in vivo. Sebagai langkah awal pada tahap pengembangan, yang paling sering dilakukan adalah metode in vitro menggunakan alat Franz-Diffusion chamber.

Franz-Diffusion chamber

Meningkatkan transdermal delivery


Ficks Law Diffusion:

J flux per unit area K koefisien partisi obat D koefisien difusi obat C konsentrasi obat dalam sampel L ketebalan membran

Meningkatkan transdermal delivery:


Chemical enhancer Physical: iontophoresis, electroporation, sonophoresis Vesicles atau particulate systems: liposome, microemulsion, solid lipid nanoparticle

Chemical enhancer
laurocapram (Azone), oleic acid, dimethyl sulfoxide (DMSO), propylene glycol, fatty acid derivatives.

Chemical enhancer masuk ke dalam SC: meningkatkan diffusivity obat dalam barrier membrane (D), dan meningkatkan partisi obat, atau keduanya.

Vesicles
Liposomes Lipososm sebagai drug carrier dapat digunakan untuk local treatment of skin diseases. Contoh: steroid triaminolone acetonide incorporated in phospholipid liposomes. Hasil penelitian Mezeis: dermatological drugs, seperti econazole, minoxidil, dan retinoic acid formulasinya dalam bentuk liposomal memberikan konsentrasi dalam kulit dan jaringan subkutan lebih tinggi dibandingkan formulasi konvensional lipid pada lipososom vs lipid pada kulit

Iontophoresis
Iontophoresis Electromotive Drug Administration (EMDA) adalah teknik menghantarkan obat ionik melalui kulit menggunakan bantuan muatan listrik lemah.

Komponen iontophoresis: Power supply Chamber 1 bermuatan positif (anoda) Chamber 2 bermuatan negatif (katoda) Obat diletakkan di salah satu chamber yang muatannya sama

Iontophoresis diaplikasikan dalam Dermatology, bahkan pada kondisi kardiac dan neurological, tapi lebih sering dan bermanfaat pada transport obat protein atau peptida (sulit diberikan melalui rute transdermal)

Elektroporesis
Electroporation juga merupakan penghantaran obat menggukaan bantuan voltase.

Electroporation menghasilkan hydrophilic pores (aqueous pathways) pada kulit jalan masuk macromolecules

Sonophoresis
Aplikasi ultrasound energi suara, menghasilkan gelombang yang memandu penetrasi pada kulit.

Basic principle of phonophoresis: Ultrasound pulses are passed through the probe into the skin fluidizing the lipid bilayer by the formation of bubbles caused by cavitation.

Efek energi suara membentuk gelembung udara (cavitasi). Cavitasi memaksa pembentukan ruang dalam corneocytes, memperuas ruang intercellular dan stratum corneum lipids. Selain itu efek suara menghasilkan panas yang akan meningkatkan fluiditas lipid stratum corneum sehingga dapat meningkatkan diffusivity molekul dalam barrier kulit.

You might also like