Professional Documents
Culture Documents
Atasan untuk mengoptimalkan peran dan tanggungjawab bawahan Pimpinan Organisasi untuk dapat memimpin dan memberikan motivasi agar pemegang jabatan menghasilkan kinerja optimal. Pemegang jabatan sebagai panduan dan pedoman kerja serta mengetahui apa yang harus dilakukan dan diharapkan dari organisasi Perekrut untuk mengetahui kandidat yang tepat dan paling cocok sesuai kebutuhan jabatan Trainer untuk mengetahui kebutuhan pelatihan bagi pemegang jabatan Assessor untuk melakukan analisa terhadap pemegang jabatan (competency assessment, indepth interview dll) Perencana Karir (Succession Planner) untuk menempatkan individu sesuai dengan peran, tanggungjawab dan kebutuhan organisasi. Perencanaan dan Pengembangan Organisasi (Organization Development & Planner) untuk membuat perencanaan pengembangan organisasi yang membutuhkan pemahaman tentang jabatan dan jenis peran / tanggungjawab yang diperlukan Job Evaluatoruntuk membobot jabatan dan membandingkan jabatan lain di dalam organisasi.
Maka jelaslah bahwa job description adalah bagian penting dari sistem pengembangan SDM. Ibarat navigator, job desc adalah peta yang menentukan arah, kemana harus berbelok, berapa kecepatan yang diperlukan dan seterusnya. Sudah tentu, sebelum membuat job desc, didahului dengan yang namanya job analysis. Job Analysis bisa dilakukan dengan tiga kondisi : 1. Untuk jabatan yang sama sekali baru, namun sudah ada di dalam struktur organisasi. 2. Untuk jabatan yang ada (vacant) namun belum ada orangnya. 3. Untuk jabatan yang sudah ada posisi orangnya tapi belum mempunyai job description.
Setiap kondisi membutuhkan pendekatan yang berbeda. Sebagai contoh, untuk kondisi pertama, tentu tidak bisa dengan proses interview , tapi dengan cara mencari referensi atau benchmark ke organisasi lain. Sedangkan untuk kondisi ke 2 dan 3, bisa dilakukan dengan proses tiga arah, yakni dengan menggali informasi pada pemegang jabatan, atasan atau orang lain yang mengerti.
1. Uraian tanggungjawab utama, 2. Persyaratan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Namun, agar lebih dapat memenuhi sebagai bagian integratif dengan sub sistem lainnya, yakni akan menjadi referensi utama pengembangan sub sistem manajemen SDM, job description sebaiknya memiliki tiga hal utama yakni: 1. Uraian mengenai jabatan tersebut, yakni berisikan hal penting mengenai jabatan itu. 2. Ukuran kinerja yang dipersyaratkan, sebagai indikator terhadap keberhasilan menyelesaikan tanggungjawab utama jabatan. 3. Kebutuhan jabatan yang dipersyaratkan Dalam perkembangannya, uraian jabatan berisikan banyak item. Umumnya terdiri dari Misi Jabatan, Ilustrasi Pekerjaan, Lingkungan Pekerjaan, Hubungan Pekerjaan, Tanggungjawab utama, Wewenang Pekerjaan, dan Dimensi Pekerjaan. Ukuran kinerja dapat diambil dari Key Performance Indicator untuk jabatan tersebut, yang berasal dari Key Result Area nya. Hubungan ini hendaknya sejalan dengan strategi, visi, misi organisasi dan tentunya terkait dengan tanggungjawab utama bagi pemangku jabatan tersebut. Sedangkan untuk kebutuhan jabatan atau pekerjaan, dapat dibagi menjadi persyaratan utama yang bersifat mutlak, dan persyaratan kompetensi baik soft competency maupun hard competency.
Misi jabatan Ilustrasi jabatan Dimensi Pekerjaan Tanggung jawab utama Wewenang Utama Lingkungan kerja Hubungan kerja
Misi Jabatan Misi jabatan bertujuan untuk menjawab alasan mengapa jabatan tersebut ada didalam organisasi. Misi jabatan terdiri dari pernyataan singkat yang terdiri dari satu sampai dua kalimat. Beberapa pertanyaan yang mungkin dilakukan untuk dapat menjawab hal ini adalah :
Untuk apa jabatan ini ada/diciptakan di organisasi? Apa kontribusi unik jabatan ini kepada organisasi? Apa yang terjadi pada organisasi jika jabatan ini ditiadakan?
Ilustrasi Pekerjaan Ilustrasi pekerjaan adalah narasi yang menggambarkan pekerjaan tersebut, biasanya terdiri beberapa paragraf terstruktur. Dengan membaca ilustrasi pekerjaan diharapkan pembaca dapat mendapatkan gambaran tentang jabatan tersebut, seolah-olah merasakan bagaimana melakukan pekerjaan itu. Tidak perlu berupa karangan panjang, yang penting singkat, padat dan mengenai sasaran. Yang diisi pada ilustrasi pekerjaan terutama :
Posisi jabatan di organisasi, bertanggungjawab pada siapa dst. Aktivitas-aktivitas utama dalam melakukan pekerjaan o Pelayanan apa yang diberikan oleh pemangku jabatan dan bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan o Spesialisasi, aspek-aspek teknis dan/atau managerial yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut o Bagian-bagian yang menjadi sumber kreatifitas dan inovasi dalam pekerjaan Kerangka kerja (framework) jabatan o Dalam melakukan pekerjaannya pemangku jabatan terikat kepada peraturan-peraturan apa saja seperti kebijakan, strategi, aturan, instruksi kerja dll o Identifikasi apa yang dilakukan pemangku jabatan, apa-apa yang harus dikonsultasikan atau berkenaan dengan kewenangan yang lebih tinggi Pengorganisasian aktifitas bawahan (subordinate coordination) o Posisi mana saja yang memberikan report/laporan kepada pemangku jabatan dan dan apa tujuannya? o Bagaimana pola, sifat dan tingkat koordinasi yang dilakukan bawahan dengan pemegang jabatan o Bagaimana pengaturan dan pengecekan aktifitas bawahan (subordinate)
- Promotion/Advertising budget - Banyaknya merk (brand) yang dikelola - Total sales Aspek produksi dan perawatan (production and maitenance aspect) - Jumlah/luas pabrik / project site yang dikelola - Biaya perawatan - Nilai mesin/ unit alat berat yang dikelola Jumlah karyawan yang menjadi subordinate
Adanya dimensi, memberikan ruang untuk job description suatu posisi tidak perlu banyak perubahan, bila jabatan tersebut hanya sedikit berbeda. Sebagai contoh, jika suatu jabatan memiliki tugas pokok yang 80% sama dengan suatu jabatan lain, maka job descriptionnya bisa dibuat sama. Yang perlu dibedakan adalah hanya pada dimensi jabatannya.
Langsung menggambarkan hasil-hasil utama dari uraian jabatan Fokus pada proses maupun hasil, bukan kepada aktivitas semata Secara eksplisit menggambarkan hasil yang harus dicapai pemangku jabatan Sebaiknya, setiap tanggung jawab dapat diukur keberhasilannya dalam bentuk performance indicator.
Namun dalam penulisan tanggungjawab utama, seringkali tercampur antara aktifitas tugas dengan tanggungjawab utama. Berikut adalah contoh penulisan tanggungjawab utama yang belum tepat untuk posisi manajer pemasaran (marketing manager):
Melakukan kunjungan ke pelanggan potensial atau customer Melakukan kajian pemasaran untuk melihat kebutuhan pasar.
Jika dianalisa, hal diatas belum menggambarkan tanggung jawab utama, masih kabur dan hanya mencerminkan aktivitas yang harus dilakukan pemegang jabatan, terkait tugas utamanya sebagai manajer pemasaran. Dibawah ini ada contoh lain penulisan tanggungjawab yang belum pas, seperti dibawah :
Meningkatkan pendapatan divisi dan meminimumkan biaya operasi Mengelola unit kerja secara efektif dan efisien Meningkatkan produktifitas perusahaan secara berkesinambungan
Jika dilihat pernyataan di atas terlampau luas dan melebar, sehingga sulit untuk melihat keberhasilannya. Coba perhatikan pernyataan dibawah, yang lebih mencerminkan gugus tanggungjawab utama seorang manajer pemasaran.
Memastikan penjualan meningkat sesuai dengan rencana kerja, pendapatan dan anggaran biaya perusahaan tahun berjalan Melaksanakan sistem pemasaran di lingkup kerja departemen pemasaran sesuai anggaran tahun berjalan
G. Isi sebuah uraian jabatan Ukuran Kinerja (6) Setelah adanya tanggungjawab utama dalam uraian jabatan, maka penting untuk melengkapinya dengan wewenang utama. Mengapa demikian? karena kewenangan inilah yang membuat tanggungjawab utama dapat terlaksana dengan baik. Tanpa kewenangan, si pemangku jabatan tidak akan bisa berbuat maksimal sesuai tugas yang dibebankan. Beberapa job description, seringkali terjadi pencampuran antara tanggungjawab utama dengan kewenangan. Namun sebaiknya hal ini dipisahkan, untuk memudahkan mana penugasan utama, dan mana kewenangannya. Contoh kewenangan utama :
Mengusulkan rencana kerja serta anggaran pemasaran untuk tahun berjalan Mengusulkan revisi kebijakan prosedur dan instruksi kerja bawahan
Setelah adanya tanggungjawab utama dan kewenangan utama, maka uraian jabatan yang baik dilengkapi dengan ukuran kinerja jabatan (performance indicator). Ukuran kinerja ini mengukur keberhasilan si pemangku jabatan sebagai akibat tanggungjawab utama dan kewenangan utama yang dimilikinya. Ukuran kinerja yang dituliskan ke dalam uraian jabatan sebaiknya merupakan ukuran kinerja kunci, agar memudahkan fokus si pemangku jabatan dalam mencapai keberhasilan suksesnya pekerjaan.
Misal, untuk jabatan IT Security Administrator / Network Security Administrator memiliki tanggungjawab utama yang sesuai misi jabatan adalah:
Menjaga sistem network dan webserver aman dari gangguan virus, spammer, spyware, hacker, deface dll.
Sesuai dengan tanggungjawab utama diatas, maka pemangku jabatan diatas memiliki kewenangan utama :
Mendownload dan mengupdate program antivirus, anti spyware/spammer dan tools lainnya yang tepat bagi jaringan web / IT infrastructure.
Dengan demikian, indikator kinerja kunci bagi jabatan IT Security Administrator / Network Security Administrator adalah :
Ketersediaan sistem network yang free dari fault selama periode tertentu
Terlihat sekali hubungan yang jelas antara tanggungjawab dan wewenang yang dimiliki dengan ukuran kinerja jabatan tersebut. Ini akan memudahkan membuat keterkaitan antara uraian jabatan (job description) dengan sistem pengelolaan kinerja individu (Individual Performance Management System). Tentunya, hanya terkait dengan penugasan utama/ rutin dari jabatan tersebut, sedangkan penugasan yang bersifat assignment / temporary / adhoc, diletakkan dalam perencanaan kinerja individu.
Aktivitas di dalam ruangan atau di luar ruangan Jam kerja normal / shift Kondisi ruangan kerja Tingkat kebisingan suara Tingkat suhu udara Resiko-resiko yang mungkin timbul (resiko radiasi, polusi, dst) Orang-orang yang dihadapi, tipe orang yang dihadapi Peralatan yang harus selalu digunakan (peralatan keamanan, safety dll)
Tekanan fisik atau mental yang dihadapi pemegang jabatan Dan aspek fisik/non fisik lainnya yang terkait.
Contoh lingkungan kerja untuk Pengawas Operasional Produksi Tambang / Supervisor Produksi Tambang : Meskipun berkantor di ruangan ber AC yang berada di lokasi tambang, pemegang jabatan seringkali harus turun kelapangan (areal site) dengan lingkungan yang panas dan berdebu. Setiap bertugas dilapangan, pemegang jabatan harus menggunakan peralatan pengaman tertentu (APD) dan berhadapan dengan operator yang pada umumnya berada dalam situasi kerja yang melelahkan secara fisik maupun mental. Pemegang jabatan juga berada dalam tingkat stress yang cukup tinggi terutama ketika mesin / alat berat mengalami breakdown. Dapat dikatakan pemangku jabatan termasuk pihak yang harus siaga (stand by) selama jam kerja operasional. Dengan adanya lingkungan kerja, sangat mempengaruhi dalam penilaian bobot jabatan (job evaluation) karena resiko yang berbeda akan memberikan bobot nilai yang berbeda pula.
Hubungan Kerja Internal. Yakni hubungan di dalam organisasi itu sendiri Hubungan Kerja Eksternal. Yakni hubungan kerja ke luar organisasi.
Yang terpenting dari hubungan kerja tersebut adalah sifat, karakter maupun jenis hubungan kerja. Pembagian jenis hubungan kerja ini bisa bersifat fungsional, instruksional, koordinasi, informasi, konsultasi, kemitraan maupun rekomendasi. Sebagai Contoh : Hubungan Kerja untuk jabatan seorang Trainer
Hubungan Kerja Iinternal : o Training Manager : Hubungan kerja bersifat struktural, informasi, koordinasi, konsultasi maupun rekomendasi
User Manager : Hubungan kerja bersifat fungsional, koordinasi, konsultasi Hubungan eksternal : o Vendor / Supplier Training : Hubungan kerja bersifat fungsional, koordinasi, dan kemitraan
o
Persyaratan Mutlak. Yakni persyaratan yang mau tidak mau harus ada dan dimiliki oleh si pemangku jabatan. Persyaratan Tambahan. Yakni persyaratan yang semestinya dan sebaiknya ada diimiliki oleh pemangku jabatan agar dapat bekerja efektif.
Ketentuan mengenai persyaratan ini, tergantung dari karakteristik organisasi. Karena itu, seorang analis jabatan haruslah mengetahui dan menggali lebih dalam, apa kebutuhan utama dan mutlak dari jabatan tersebut serta apa kebutuhan yang spesifik maupun umum bagi jabatan tersebut. Ada beberapa perusahaan yang mempersyaratkan memiliki nilai-nilai (values) sebagai syarat utama dalam jabatan tersebut. Misalnya, seorang account officer bank harus memiliki persyaratan : berintegritas, jujur. Namun ada pula organisasi yang mempersyaratkan kebutuhan fisik. Misal sebuah perusahaan jasa keamanan, mempersyaratkan staff guard security harus memiliki : Kemampuan Beladiri, berjenis kelamin laki-laki, tinggi badan minimal 170 cm dst. Sekali lagi, persyaratan jabatan yang mutlak disesuaikan dengan :
Kondisi perusahaan/strategi organisasi Peraturan perundangan (internasional, regional, nasional, lokal) untuk jabatan tersebut Kriteria spesifik bagi jabatan tersebut
perusahaan dan diperlukan untuk dipenuhi karyawannya, maka pada job description dapatlah dilengkapi dengan persyaratan kompetensi. Persyaratan kompetensi (competency requirement) pada job description merupakan persyaratan kompetensi minimum agar pemangku jabatan dapat melaksanakan tugasnya sesuai yang diharapkan. Pada dasarnya, pembagian kompetensi pada jabatan, tergantung model kompetensi yang dibuat oleh organisasi. Ada yang menerapkan model soft competency dan hard competency (model gunung es / iceberg). Ada yang membaginya menjadi core competency dan functional competency. Ada pula yang membaginya menjadi managerial competency, technical competency dan basic competency. Karena sangat luasnya mengenai permodelan kompetensi ini, maka penjelasan mengenai model kompetensi, pembagian serta teknik pembuatannya akan dijelaskan pada tulisan tersendiri dalam kategori competency based management. Untuk mudahnya, dapat diambil contoh yakni membagi persyaratan kompetensi menjadi dua jenis yakni :
Soft Competency, yakni persyaratan kompetensi yang terkait dengan perilaku, budaya, attitude maupun sikap. Hard Competency, yakni persyaratan kompetensi yang terkait dengan pengetahuan, ketrampilan, dan keilmuan yang diperlukan dalam pekerjaan.
Achievement Orientation / Orientasi Berprestasi Inititative / Inisiatif Relationship Building / MembinaHubungan Developing Others / Mengembangkan Orang lain Self Development / Pengembangan Diri Sendiri
Adapun, mengenai tingkat / level kompetensi bisa saja dimasukkan ke dalam job description. Namun, bila ingin dimasukkan, maka anda harus sudah memetakan profil jabatan tersebut ke dalam skala kompetensi sesuai kategori kompetensi diatas. Bisa menggunakan skala mulai dari pemula/ beginner, menengah / intermediate, sampai ahli / advance, atau menggunakan basis indikator, dengan petunjuk indikator di setiap tingkat kompetensi.
Tingkat pendidikan Sertifikasi yang diperoleh Pengalaman dalam pekerjaan Training dan pelatihan yang pernah diikuti
Contoh Ukuran kualifikasi jabatan untuk instruktur / trainer alat berat Pendidikan :
Pengalaman Kerja:
Lulusan SMU : Minimal 3 tahun sebagai instruktur untuk pengoperasian Alat-alat berat Lulusan D3 : Minimal 1 tahun sebagai instruktur untuk pengoperasian Alat-alat berat
Pelatihan :
Heavy Equipment Training Training Management Presentation Skill Heavy Equipment Certification
Dengan adanya ukuran kualifikasi jabatan, sangat memudahkan dalam seleksi awal kandidat pada proses rekrutmen. Bila menggunakan aplikasi sistem informasi SDM, dimana database kandidat sudah diletakkan ke dalam database server, anda bisa dengan mudah melakukan pengurutan seleksi atau query awal dengan kriteria yang anda tentukan sendiri sehingga bisa memperoleh daftar kandidat untuk posisi / jabatan tertentu secara cepat.