You are on page 1of 18

1

Makalah Perpindahan Panas


KONVEKSI PAKSA

OLEH:
Kelompok 7

1. Kartika Meilinda Krisna
2. Yolanda Desriani

Kelas: 4 KB

Dosen Pembimbing: Ir. Aida Syarief, M.T




POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012



2


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul KONVEKSI PAKSA ini. Salawat dan salam
juga penyusun persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.
Dalam penyelesaian skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan
dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapan terima kasih yang tulus kepada Ir. Aida Syarief,M.T selaku dosen pembimbing
mata kuliah Perpindahan Panas.
Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca,
Amin.

Palembang, Maret 2012


Penyusun









3


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................... 1

Bab II Tinjauan Pustaka........................................................................................ 3

Bab III Aplikasi Perpindahan Panas..................................................................... 10

Bab IV Penutup.................................................................................................... 11

Daftar Pustaka........................................................................................................ 12
















4


BAB I
PENDAHULUAN


I. LATAR BELAKANG

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor mengalir dengan
sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini
ada1ah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda
lain yang lebih panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda
lain yang lebih dingin.
Mekanisme perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perpindahan panas secara konduksi
2. Perpindahan panas secara konveksi
3. Perpindahan panas secara radiasi

Konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses
konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan
kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini
dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini
terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor
dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak
dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir,maka bentuk
pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi
aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi.
5


Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa
jenis yang lebih
1
kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor
akhimya tersebar pada seluruh zat.

Gambar Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
(c) pendidihan, (d) kondensasi

Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida
oleh pergerakan fluida itu sendiri. Konveksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konveksi alamiah
dan konveksi paksa. Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh
bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya jenisnya lebih besar. Sedangkan pada
konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah
blower atau pompa.


6


II. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai konveksi
paksa didalam proses perpindahan panas, sehingga pada akhirnya mahasiswa akan mampu :
1. Menjelaskan mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi
2. Menjelaskan film koefisien pada konveksi
3. Menjelaskan bilangan aliran fluida di dalam pipa
4. Menghitung panas konveksi dan film koefisien pada aliran fluida
5. Menghitung friksi aliran fluida di dalam pipa

III. PERMASALAHAN

Dalam makalah ini ada beberapa point point yang menjadi pokok permasalahan dalam
perpindahan panas mengenai konveksi paksa yaitu :
a. Bagaimana mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi?
b. Bagaimana bilangan aliran fluida di dalam pipa?
c. Bagaimana film koefisien pada konveksi?
d. Bagaimana aplikasi konveksi paksa dalam industri?













7


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya.
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian lain fluida oleh pergerakan
fluida itu sendiri. konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis dan konveksi hanya terjadi pada zat cair
dan gas.Untuk menyelidiki perpindahan kalor secara mengalir , digunakan alat konveksiair dan alat
konveksi udara. Proses perpindahan kalor secara konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi alamiah
dan konveksi paksa. Konveksi alamiah adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami atau
pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa jenis, contoh: pemanasan air. Bagian fluida yang
menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas.
Kemudian tempatnya akan digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya
jenisnya lebih besar. Pada pemanasan air, massa jenis air yang dipanasi mengecil sehingga air yang panas
naik digantikan air yang massa jenisnya lebih besar.Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan
sengaja (dipaksakan),contoh: pada sistem pendingin mesin mobil. Contoh peristiwa konveksi diantaranya:
(1).Lampu minyak dan sirkulasi udara diruang tamu
(2).Cerobong asap pabrik dan cerobong asap dapur
(3). Terjadinya angin darat maupun angin laut
Dalam mempelajari dasar konveksi perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 1. Konveksi paksa pada aliran fluida dalam pipa
Pipa di atas mengalami konveksi paksa pada bagian dalam dan luar pipa. Pada bagian dalam pipa
mengalir fluida panas dan pada bagian luar mengalir fluida dingin. Tahanan pada bagian dalam adalah Ri
8


dan luar Ro sedangkan temperature bagian dalm dinyatakan dengan Tp dan diluar pipa Tw. Dalam
keadaan steady, panas yang terjadi :

( )

( )


Ti adalah temperature fluida panas didalam dan to adalah temperature fluida dingin. Dengan
mengganti symbol tahanan dengan hi dan ho, maka:
q = hi. Ai. to
kebalikan dari tahanan perpindahan panas memiliki dimensi :
Btu/(hr)(ft
2
)(f
o
dari beda tekanan) dan disebut individual film coefisient.

Laju Perpindahan kalor

Untuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor perhitungannya
Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor didefenisikan sebagai laju perpindahan
panas persatuan luas dengan satuan Btu / jam s atau Watt / m
2
atas dasar luas bidang tempat berlangsung-
nya aliran kalor.
Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan melalui koefisien
perpindahan panas konveksi (konduktans konveksi) h yang didefenisikan sebagai berikut :
T h
A
q
A =
Tw > T


q = h A (Tw- T

)
Keterangan :
q = laju perpindahan panas (Kj/det atau W)
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m
2
.
o
C)
A = luas permukaan(ft
2
atau m
2
)
Tw = temperatur dinding (
o
C,
o
F, K)
T

= temperatur sekeliling (
o
C,
o
F, K)
9


Jika h dan At diketahui , maka
A
q
dapat dihitung. Untuk sebuah tahanan termal dalam peristiwa
konveksi didefinisikan sebagai berikut :
R =
h
1

Dimana : R = tahanan termal konvektif
h = konduktan konvektif
Tabel Nilai Kira - Kira Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi


Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan fase
antara cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika dan
mekanika serta teknik kimia.



di mana :
Q = panas yang masuk atau panas yang keluar, W
h = koefisien pindah panas, W/(m2K)
10


A = luas permukaan pindah panas, m2
T = perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan kontak dengan fluida, K

Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A
delta t), dan perbedaan temperatur, T, yang menjadi penggerak utama perpindahan panas.
Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin , W/(m2K). Koefisien pindah
panas berkebalikan dengan insulasi termal.
Pada kasus pindah panas pada pipa yang melingkar, fluks panas bergantung pada diameter dalam
dan diameter luar dari pipa, atau tebalnya. Namun jika tebal pipa sangat tipis jika dibandingkan dengan
diameter dalamnya, maka perhitungannya:


di maka k adalah konduktivitas termal dari material dinding dan x adalah ketebalan dinding. Penggunaan
asumsi ini bukan berarti mengasumsikan bahwa ketebalan dinding diabaikan, namun diasumsikan bahwa
perpindahan panas adalah linier pada satu garis, tidak tersebar dari satu titik di pusat pipa ke segala arah
penampang melintang pipa.
Jika asumsi di atas tidak berlaku, maka koefisien pindah panas dapat dihitung dengan menggunakan:

()

di mana di adalah diameter dalam dan do adalah diameter luar.

Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh:
Hubungan fluks kalor dengan gaya pendorong ialah sebanding. Dalam aliran kalor gaya dorong adalah
Th-Tc. Th adalah temperature rata-rata untuk fluida panas dan Tc adalah temperature rata-rata untuk
fluida dingin, sehingga hubungan tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
T U Tc Th U
A
q
A = = . ) (
Keterangan:
A
q
= fluks kalor
U = koefisien perpindahan panas menyeluruh
Th = temperature rata-rata fluida panas
Tc = temperature rata-rata fluida dingin
At = perbedaan temperature
11


Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible.
Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedang panas sensible adalah panas yang
berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.
Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/tabung

Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu penampang/saluran yang berbentuk
pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature):
q = m.Cp(Tb
2
Tb
1
) = h.A(Tw Tb)
m = .Um.A
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen maka dibutuhkan bilangan Reynold

Dimana :
m = laju aliran fluida (kg/s)
Cp = Panas jenis (kj/kg.
0
C)
Tb = Suhu limbak
Tw = Suhu dinding
Um = Kec. Rata-rata (m/s)
= Kekentalan (kg/m.s)
= Kerapatan (kg/m
3

d U
m
.
Re =
12


Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran laminar membahas 3 macam perpindahan
panas:
1. Perpindahan Panas Aliran Laminar ke Pelat Rata

Gambar Perpindahan panas aliran laminar ke pelat datar
Kecepatan fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas , serta diluar lapisan batas OA adalah
Vo.
Suhu fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas termal, serta diluar lapisan batas termal
OB adalah T
Sifat-sifat fluida berikut ini adalah konstan dan tidak bergantung pada suhu : densitas , konduktivitas k,
kalor spesifik c
p
, dan viskositas .
Hubungan persamaan untuk kondisi diatas:

.
. .
1
332 , 0 .
3
3
4 / 3
o
o
x
V
k
Cp
x
x
k
X h
|
.
|

\
|

=
(1) (2) (3)
Keterangan: hx = konduktif konvektif pada arah x
X = jarak dari tepi depan
k = konduktivitas termal
x
o
= jarak antara lapisan hidrodinamik dengan lapisan termal
(1) = dikenal sebagai angka Nusselt (N
Nu,x
)
(2) = dikenal sebagai angka Prandtl (N
Pr
)
(3) = dikenal sebagai angka Reynolds (N
Re,x
)
Bila pelat dipanaskan secara keseluruhan dan xo=0, maka penyusunan kembali persamaan tersebut:
N
Nu,x
=
x
N N
Re, Pr
. 332 , 0
13


2. Perpindahan Panas Aliran Laminar didalam tabung

Gambar Perpindahan panas aliran laminar didalam tabung
Hubungan persamaannya adalah:
V D Cp
kL
D Cp
t k
r
t
N
T
m
T
FO
. . .
4
. .
. 4 .
2 2 2

o
= = =
Keterangan: N
FO
= angka Fourier
r
m
= jari-jari tabung (m, cm, ft)
t
T
= total waktu pemanasan dan pendinginan (sekon, menit, jam)
D = diameter tabung (m, cm, ft)
V = kecepatan fluida (m/s, ft/s)
L = panjang lintasan tabung (m, ft )
Hubungan Angka Fourier dengan Angka Graetz dan Angka Pecklet
* Angka Graetz
kL
Cp m
N
O
Gz
= , dimana:
2
4
VD m
O

t
=
Keterangan: N
Gz
= angka Graetz

o
m = laju aliran massa
*Angka Pecklet
Pr Re
.N N N
Pe
=
k
Cp V D

. .
=
=
Cp
k V D
k
D Cp V
.
. . . .
o

= =
14


Keterangan: o = defasivitas termal
N
Pe
= angka Peclet
Jadi,hubungan ketiga angka tersebut adalah:
Fo
Pe Gz
N
N
L
D
N
t t
= =
4

3. Perpindahan Panas Aliran Berkembang Penuh
Distribusi temperatur didefinisikan sebagai berikut:
..... . 01896 , 0 . 09760 , 0 . 81904 , 0
/ 53 / 31 , 22 / 65 , 3
+ + + =


Gz Gz Gz
N N N
e e e
Ta Tw
Tb Tw
t t t

Koefisien perpindahan panas individual (hi) ialah nilai rata-rata di sepanjang pipa itu dan untuk kasus
dimana suhu dinding konstan, dihitung sebagai berikut:
|
.
|

\
|

=
A

=
Tb Tw
Ta Tw
L D
mCp
T L D
Ta Tb Cp m
hi
L
O
ln
. .
) (
t t


Dimana
( )
|
.
|

\
|


= A
Tb Tw
Ta Tw
Tb Tw Ta Tw
TL
ln
) (

Keterangan: Tw = temperature dinding
Tb = temperature keluar
Ta = temperature masuk

Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran turbulen
Persamaan empirik
Hubungan empirik untuk tabung dengan menggunakan persamaan SIEDER-STATE:
14 , 0
3
1 8 , 0
.
.
023 , 0
.
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
w k
Cp DG
k
D hi

atau
( ) ( ) ( )
14 , 0
3
1
Pr
8 , 0
Re
023 , 0
v Nu
N N N | =
15


Keterangan: G = kecepatan massa fluida

w
= pada T
w

|
v
= faktor korelasi viskositas
Untuk mencari nilai
w
harus dicari terlebih dahulu T
w
(karena
w
adalah harga pada temperatur T
w
).
- Untuk Pemanasan : Tw = T + ATi
- Untuk Pendinginan:
Tw = T - ATi
ATi T
ho
Do
Di
hi
hi
A
+
=
1
1
, ho adalah perpindahan panas individu pada permukaan tabung.

Perbedaan konveksi alamiah dengan konveksi paksa









16


BAB III
APLIKASI PERPINDAHAN PANAS

Contoh konveksi Paksa:
1. Sistem suplai air panas
Prinsip kerja : Air panas di dalam ketel naik ke bagian atas tangki penyimpan. Air dingin di dalam tangki
utama kemudian turun menuju ke ketel untuk dipanaskan.
Tangki utama dihubungkan ke suplai air dingin oleh katup yang dikendalikan oleh pelampung. Jika
ketinggian air di dalam tangki utama berada di bawah ketinggian minimum tertentu, maka pelampung
akan membuka katup suplai air. Pipa luapan berfungsi mengalirkan luapan air panas yang dihasilkan ke
dalam tangki utama.

Gambar konveksi air dalam suplai air panas
2. Lemari es
Prinsip kerja : Udara dingin pada kompartemen pendingin bergerak ke bawah, dan tempatnya digantikan
oleh udara hangat yang naik dari bagian bawah dan didinginkan oleh pipa-pipa pendingin. Pergerakan
udara ini menghasilkan arus konveksi alamiah udara. Arus konveksi udara ini akan mendinginkan semua
makanan yang disimpan di dalam lemari es.

Sistem konveksi udara pada lemari es
17


BAB IV
KESIMPULAN


Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan). Konveksi paksa dapat
terjadi dalam aliran laminer dan turbulen. Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen pada
konveksi paksa maka dibutuhkan bilangan Reynold

Konveksi paksa tanpa perubahan fase di dalam aliran laminer dapat terjadi pada 3 jenis, yaitu:
1. Pada pelat rata atau datar
2. Pada tabung
3. Pada aliran berkembang




















d U
m
.
Re =
18


DAFTAR PUSTAKA

Syarif, aida dkk.2011. Perpindahan Panas. Palembang: POLSRI
http://id.wikipedia.org/wiki/Koefisien_pindah_panas
http://elektindo.com/link/aplikasi-konveksi-paksa
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19614/4/Chapter%20II.pdf
http://canbelajar.blogspot.com/2011/03/konveksi-alamiah-vs-konveksi-paksa.html
http://www.scribd.com/doc/50259128/7/Konveksi-Paksa
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090507010213AAFOK5G
http://www.4shared.com/office/1orrTxi6/perpindahan_panas_konveksi_pak.html
http://tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20panas%20konveksi%20dan%20%20film%2
0koefisien%20pada%20aliran%20fluida&source=web&cd=3&ved=0CDkQFjAC&url=http://radi
ks.files.wordpress.com/2010/09/tugas-otk-ii-kelompok-6-perpindahan-
panas.docx&ei=QxtjT4LzFYyqrAel0v28Bw&usg=AFQjCNFeIRgfuC1NQi8orL48YhgdrMvv5g
http://www.scribd.com/doc/49015811/tgas-papp
http://rezdy.blogsome.com/2008/12/06/konveksi/
http://fisikaxh3.blogspot.com/2008/03/konveksi-kegiatan-68-hal-138.html
Mc.Cabe, W.L., Smith, J.C. dan Harriott, P., Unit Operations of Chemical Engineering, Jilid1, McGraw-
Hill, Singapore, 1985.

You might also like