You are on page 1of 6

HAK ASASI MANUSIA

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Tilaar (2001) adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Dasar dari hak asasi adalah bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai bakat dan cita-citanya. Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat universal, karena diyakini bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memandang bangsa, ras, atau jenis kelamin. Hak asasi manusia juga bersifat supralegal, yaitu tidak bergantung pada Negara atau undang-undang dasar, dan kekuasaan pemerintah bahkan HAM memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari Tuhan. Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM diatas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati sebagai suatu anugrah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara. Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban asasi manusia (KAM) dan tanggung jawab asasi manusia (TAM) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. Hakikat HAM yaitu : a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. b. HAM berlaku untuk semua prang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, pandangan politik, atau asal usul sosial bangsa. c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk mambatasi atau melanggar hak orang lain. Ruang lingkup HAM meliputi : a. Hak sosial politik (hak alamiah), yang dibawa oleh manusia sejak lahir b. Hak sosial ekonomi-sosial budaya, hak yang diperoleh manusia dari masyarakatnya (sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi, Mengembangkan Etika Berwarga Negara) Dalam UUD 1945 yang diamandemen, HAM secara khusus diatur dalam Bab XA, mulai pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J : Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28 B : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan sah. (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 28 C : (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Pasal 28 D : (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta hendak kembali. (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuruninya. (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal 28F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Pasal 28G : (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H : (1)Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun. Pasal 28I : (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. (3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. (5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 28J : (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Pengertian HAM, menurut UU 39/1999 tentang HAM, adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (sumber : http://tunas63.wordpress.com/2008/06/19/ham-dalam-uud-1945/)

B. TUJUAN HAK ASASI MANUSIA Tujuan pelaksanaan HAM adalah untuk mempertahankan hak-hak warga Negara dari tindakan sewenang-wenang aparat Negara, dan mendorong tumbuh serta berkembangnya pribadi manusia yang multidimensional. C. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM 1. Perkembangan HAM di Dunia a. Magna Charta (Piagam Agung 1215) Ini adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM yang dilakukan oleh rakyat Inggris kepada Raja John yang berkuasa pada tahun 1215. Isi piagam tersebut adalah : 1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat. 2) Menuntut raja apabila melanggar harus dihukum (didenda) berdasarkan kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. 3) Menuntut raja menyampaikan pertanggungjawaban kepada rakyat. 4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat. b. Bill of Rights (UU Hak 1689) Ini adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM oleh rakyat kepada penguasa Negara atau pemerintah di Inggris pada tahun 1689. Isinya adalah rakyat Inggris menuntut agar rakyat diperlakukan sama di muka hukum (equality before the law), sehingga tercapai kebebasan. c. Declaration Des Droits se Lhomme et du citoyen (Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara Prancis Tahun 1789) 1) Manusia dilahirkan merdeka. 2) Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun. 3) Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semena-mena atau tanpa alas an yang sah serta surat izin dari pejabat yang berwenang. d. Bill of rights (UU Hak Virginia 1789) Undang-undang Hak Virginia tahun 1776 yang dimasukkan ke dalam UUD Amerika Serikat tahun 1791 merupakan amandemen tambahan terhadap konstitusi AS yang diatur secara tersendiri dalam 10 pasal tambahan. e. Declaration of Human Rights PBB Piagam PBB lahir pada tanggal 12 Desember 1948 di Jenewa yang merupakan usul dan kesepakatan seluruh anggota PBB. Isi dan pembukaan piagam tersebut terdiri dari 20 hak seperti hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi, hak atas benda dan lain-lain. f. Piagam Atlantic Charter Piagam ini merupakan kesepakatan antara F.D. Roosevelt dan Churchil pada tanggal 14 Agustus 1941. Isinya adalah : Bahwa selenyapnya kekuasaan Nazi yang zalim itu akan tercapai suatu keadaan damai yang memungkinkan tiap-tiap Negara hidup dan

bekerja dengan aman menurut batas-batas wilayahnya masing-masing serta jaminan kepada setiap manusia atau kehidupan yang bebas dari rasa takut dan kesengsaraan. Dalam pidatonya bulan Juli 1940, F.D. Roosevelt menyebutkan lima kebebasan dasar manusia : 1) Freedom from fear (bebas dari rasa takut) 2) Freedom of religion (bebas memeluk agama) 3) Freedom of expression (bebas menyatakan pendapat/perasaan) 4) Freedom of information (bebas dalam hal pemberitaan) 5) Freedom from want (bebas dari kekurangan/kemelaratan) 2. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945) 1) Budi Oetomo, pemikirannya, Hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. 2) Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, Hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination). 3) Sarekat Islam, pemikirannya, Hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi rasial. 4) Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, Hak social dan berkaitan dengan alat-alat produksi. 5) Indische Partai, pemikirannya, Hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama. 6) Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, Hak untuk memperoleh kemerdekaan (the right of self determination). 7) Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, pemikirannya meliputi: a. Hak untuk menentukan nasib sendiri b. Hak untuk mengeluarkan pendapat c. Hak untuk berserikat dan berkumpul d. Hak persamaan di muka umum e. Hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara b. Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-sekarang) 1) Periode 1945-1950 a) Hak untuk merdeka (self determination) b) Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan c) Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen 2) Periode 1950-1959 a) Partai politik dengan beragam ideologinya b) Kebebasan pers yang bersifat liberal c) Pemilu dengan system multipartai

d) Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah e) Wacana pemikiran HaM yang bersifat kondusif karena pemerintah memberi kebebasan 3) Periode 1959-1966 Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang kebebasan dari pemerintah dengan kata lain pemerintah melakukan pemasungan HAM, yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Salah satu penyebabnya adalah karena periode ini sistem pemerintahan parlementer berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin. 4) Periode 1966-1998 Dalam periode ini pemikiran HAM dapat dilihat dalam tiga kurun waktu. Kurun waktu yang pertama, pada tahun 1967 (awal pemerintahan Presiden Soeharto) berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan adanya hak uji materiil yang diberikan mahkamah agung. Kedua, tahun 1970-1980 pemerintah melakukan pemasungan HAM dengan sikap defensif (bertahan), represif (kekerasan), restriktif (membatasi) terhadap HAM. Alasannya karena HAM merupakan produk pemikiran barat dn tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila. Ketiga, tahun 1990-an pemikiran HAM tidak lagi hanya bersifat wacana melainkan sudah dibentuk lembaga penegak HAM. 5) Periode 1998-sekarang Pada periode ini HAM mendapat perhatian resmi dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guana menjamin HAM dan menetapkan UU nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Artinya pemerintah memberi perlindungan yang signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yaitu aspek hak politik, social, ekonomi, budaya, keamanan, hukum dan pemerintahan. (sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi, Mengembangkan Etika Berwarga Negara)

You might also like