You are on page 1of 8

Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan berasal dari kata daya yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata berdaya

artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary mengandung dua pengertian : a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai member kecakapan/kemampuan atau memungkinkan b. Togive power of authority to, yang berarti memberi kekuasaan. Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia memegang peran penting dalam pembangunan. Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46) mengemukakan bahwa yang dimaksuh dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut : membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakan- tidakanya. Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12) mendevinisikan pemberdayaan sebagai berikut : upaya member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment nenurut sarjana lain, pada intinya diartikan sebagai berikut : membentu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan yanga akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari lingkungan. Sementara Shardlow (1998 : 32) mengatakan pada intinya : pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.

Pengertian lain : 1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995). 2. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).

3. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984). 4. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadiankejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannyaPemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al., 1994). 5. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barangbarang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Definisi pemberdayaan yang dikemukakan para pakar sangat beragam dan kontekstual. Akan tetapi dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu benang merah bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan Dan memandirikan masyarakat. Atau dengan kata lain adalah bagaimana menolong masyarakat untuk mampu menolong dirinya sendiri.

Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut (Sumodiningrat, Gunawan, 2002) ; pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan.Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendakdan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam

merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendirisendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien.

B.BATASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauaan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah 1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan bagi individu ,kelompok atau masyarakat .pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan, oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan. 2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman terhadap objek, dalam hal ini kesehatan, kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan, oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Faktor yang paling utama dan yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung tindakan tersebut. 3. Timbulnya kemampuan masyarakat dibidang kesehatan berarti masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau prilaku kesehatan. Bahwa setiap melakukan tindakan atau prilaku yang konkret diperlukan sarana dan prasarana.

Masyarakat yang mampu atau masyarakat yang mandiri dibidang kesehatan apabila : 1. Mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalahmasalah kesehatan, terutama dilingkungan atau masyarakat setempat, masyarakat harus mempunyai pengetahuan kesehatan yang baik (health literacy)

Proses peberdayaan Sarana dan prasarana

Berdaya Informasi kesehatan Kesadaran kesehatan Pengetahuan kesehatan Kemauan kesehatan (mampu) dalam kesehatan Dana dan daya lain

Pengetahuan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang harus dimiliki oleh masyarakat ,sekurang-kurangnya sebagai berikut: Pengetahuan tentang penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular .pengetahuan tentang penyakit ini mecakup : Nama atau Jenis penyakit ,tanda dan gejala gejala penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit dan tempat-tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mencari penyembuhan (pengobatan ) Pengetahuan tentang gizi dan makanan ,yang harus dikonsumsi agar tetap sehat sebagai faktor penentu kesehatan seseorang . pengetahuan tentang gizi yang harus dimiliki masyarakat antara lain : kebutuhan-kebutuhan zat dan gizi atau nutrisi bagi tubuh yakni: karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin dan mineral. Perumahan yang bersih sehat dan sanitasi dasar yang diperlukan untuk menunjang kesehatan keluarga atau mesyarakat. Pengetahuan kesehatan lingkungan ini antara lain mencakup: ventilasi dan pencahayaan rumah, sumber airbersih, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah, pembuangan sampah dsb

2. Mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Masyarakat yang mandiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan mengandung pengertian ,masyarakat bersangkutan mampu menggali potensi-potensi masyarakat setempat untuk mengatasi masalah mereka. Misalnya disuatu masyarakat yang kekurangan air bersih, masyarakat tersebut bergotong royong baik tenaga, pikiran,

maupun dana untuk pengadaan air bersih.dapat jga meminta bantuan kepemerintah daerah setempat atau swasta sehingga masyarakat tersebut dapat memperoleh bantuan untuk pengadaan air bersih. 3. Mampu memelihara dan melidungi diri, baik individual, kelompok atau masyarakat dari ancaman-ancaman kesehatan. Dengan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang tinggi ,masyarakat mampu memelihara dan melindunginya dari segala bentuk ancaman kesehatan masyarakat mampu melakukan antisipasi dengan upaca pencegahan. Penghijauan lingkungan pemukiman penduduk secara bersama-sama sama adalah suatu cara/ upaya untuk melindungi masyarakat yang bersangkutan dari polusi atau pencemaran lingkungan. 4. Mampu meningkatkan kesehatan baik individu,kelompok maupun masyarakat. Masyarakat yang berdaya dibidang kesehatan, seyogyanya mampu meningkatkan kesehatan masyarakatnya secara terus menerus.

Disamping batasan tersebut, Departemen Kesehatan juga telah mempunyai rumusan lain tentang pemberdayaan masyarakat ini yakni : pemberdayaan masyarakat adalah upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengedintifikasi masalah merencanakan dan melakukan

pemecahanya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sectoral maupun LSM dan tokoh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses ,sedangkan kemandiran masyarakat merupakan hasilnya, oleh sebab itu, kemandirian masyarakat dapat diartikan sebagai kemampuan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahan masalahnya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari pihak luar.

Sumber ;

(Buku : Dra. Risyanti Riza, Drs.H. Roesmidi, M.M.2006. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang : ALQAPRINT JATINANGOR) Prof. Dr. Notoadmojo Soekidjo, S. K. M., M. Com. H. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rikena Cipta.

Sumber : Edi Suharto, 2004 :http://suniscome.50webs.com/32%20Konsep%20Pemberdayaan%20Partisipasi%20Ke

lembagaan.pdf

You might also like