You are on page 1of 23

Tugas mata kuliah hama dan penyakit penting tanaman

hama dan penyakit penting tanaman kelapa (cocos nucifera)

Disusun Oleh :

Muhammad Nazri Emir 115040201111198

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

KELAPA (Cocos nucifera)


I. Deskripsi Singkat Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan bagiannya ini oleh dimanfaatkan manusia hampir semua

sehingga

dianggap

sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.

Pohon dengan batang tunggal atau kadangkadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).

Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah

tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedijatmo. Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.

Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan Ordo Family Upafamily Bangsa Genus Spesies : Plantae : Arecales : Arecaceae : Arecoideae : Cocoeae : Cocos : C. nucifera
Bagian bagian buah kelapa

II. Hama/Patogen Pada Tanaman Kelapa

A. Artona catoxantha H. (Ulat Artona) Artona memiliki arti sebagai ulat pemakan daun kelapa/hama pohon yg

menyerang daun sehingga tinggal lidinya. Artona termasuk dalam Family: Zyganidae dan Ordo: Lepidoptera. Hama ini adalah sebangsa kupu-kupu yang berwarna coklat keabu-abuan dan badannya kecil, bertelur di bagian bawah daun tua dan muda. Kemudian telurnya menetas menjadi ulat berwarna cokelat agak kekuningan. Ulat inilah yang merusak daun kelapa sehingga terkadang hanya tinggal lidinya saja. Ulat ini kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupi lagi. Kupu-kupunya kecil-kecil ( 1 cm). Siklus (putaran) hidupnya mulai dari telur sampai menjadi kupu-kupu memerlukan waktu 35 hari. Telurnya menetas pada waktu pergantian musim. Pohon yang teserang artona itu kemudian mati., sebab daun sebagai alat pernafasan habis sama sekali karena ulat ini. Musuh ulat artona ialah nyamuk yang dapat mengisap badan ulat tersebut hinga mati.

Bioekologi Siklus hidup dari ulat artona ini terdiri asat 3 tingkatan, yaitu: 1. Larva Warnanya putih kekuningan, jernih, ukuran 11-12 mm. Garis lebar memanjang berwarna hitam ungu tampak di bagian punggungnya dan

disebelahnya terdapat garis kecil. Kepala kuning kemerahan dan tubuh bagian depan lebih besar dari pada again belakang. Satdium lara kira-kira berumur 17-22 hari.

2. Kepompong Kepompong tertutup oleh selapis kulit (kokon) warna merah sawo. Panjang kepompong antara 12-14 mm dengan garis tengah (lebar) 6-7 mm. Stadium kepompong berkisar 10-12 hari.

3. Kupu-kupu artona Panjang 10-15 mm dengan jarak sayap 13-16 mm dan warna sayap hitam merah-kecoklatan. Di kuduknya terdapat sisik-sisik kuning, demikian bagian bawah serta pinggir sayap depannya. Sepanjang hari kupu-kupu duduk diam, berdiri pada kedua kaki, berjajar berpuluh ekor pada anak daun kelapa yang menggantung atau pada pohon lain. Aktif bergerak pada pagi dan petang hari. Baik jantan atau betina mengitari pohon dan berkelamin. Telur diletakkan berkelompok sebanyak 3-12 butir di bagian bawah daun. Telurnya bulat panjang dengan ukuran 0,5-1,0 mm, putih kekuninga. Setelah 3-4 hari telur menetas. Sehingga masa antara telur sampai kupu-kupu sekitar 29-36 hari. Perpindahan kupu-kupu Artona dapat mencapai 1,5 km jauhnya dan berpindahnya malam hari. Berkembang biak sam]ngat cepat terutama pada waktu musim hujan.

Kisaran Inang Penyerangan yang utama pada stadium larva yaitu memkan anak daun kelapa. Tanaman inag lainnya yaitu sagu, enau, nipah, pinang, salak, kelapa sawit, dan lain-lain.

Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami 1. Apanteles artonae (Tawon Kemit)

2. Pticnomya remota 3. Euplectromorpha viridiceps (tabuhan parasit)

B. Oryctes rhinoceros (Kumbang Kelapa) Dalam bahasa daerah sering dikenal dengan nama kwangwung. Masuk dalam Family Dynastidae dan Ordo Coleoptera. Hama ini berupa bumbung kecil. Bertelurnya suka di sampah-sampah. Karena itu kebun kelapa harus bersih dari dari sampah. Kalau membuang sampah harus dibakar. Hana ini makan daun muda mulai dari bawah (umbut). Keluarnya daun muda dari umbut tersebut berbentuk segi-tiga. Daun ini lambat-laun menjadi kering dan patah. Sudah tentu pohon yang kena hama ini tidak akan berbuah untuk untuk jangka waktu lama. Bahkan pohonnya mati juga. Pohon yang mati ini sebaiknya dibakar. Kalau tidak kemungkinan besar menjadi sarang hama kwangwung tersebut.

Bioekologi 1. Larva Larva tidak bermata dan tidak berkaki. Badan bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Kepala merah kekunigan. Badan berbulu sangat pendek. Larva menetas dalam luka-luka batang. Lara dewasa berukuran 6 cm dan lebar 3 cm. Stadium larva sampai 3-4 bulan. Larva yang akan berkompompong, membuat kokoh dari serat/pelepah dengan ukuran 6,5 cm dan lebar 3,5 cm.

2. Kepompong Panjang 3-4 cm dan lebar 1,5 cm. Dua minggu hidup dalam kokon dan bertukar rupa menjadi bentuk dewasa selama3 minggu dan masih tinggal dalam kokon. Fase terakhir berwarna merah colat dan bagian tubuh telah memperlihatkan tubuh kumbang dewasa.

3. Kumbang Dewasa (Imago) Bagian mulut berbentuk belalai. Bedanya, kumbang jantan

moncongnya lurus dan berbulu sedangkan kumbang betina agak bengkok ke bawah dan gundul. Ukuran kumbang dewasa 3-4 cm. Berwarna hitam. Pandai terbang dan bergerak aktif pada siang hari. Stadium imago 3-6 bulan. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada luka-luka batang atau luka bekas gerekan Oryctes. Jumlah telur sampai 500 butir. Ukuran panjang 2,5 mm, lebar 1 mm. Telur menetas setelah 3 hari.

Kisaran Inang 1. Sagu 2. Kelapa Sawit 3. Enau 4. Gebang

Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami cendawan Metharrhizium anisopliae yang biasa menyerang larva Oryctes. Hanya sayan daya bunuhnya sangat rendah.

C. Rhynchophorus ferriguneus O. (Kumbang Sagu) Kumbang Kelapa Merah atau

Rhynchophorus ferrugineus adalah spesies kumbang moncong yang juga dikenal sebagai kumbang kelapa Asia atau kumbang sagu. Kumbang dewasa relatif besar, berkisar antara dua dan lima sentimeter, dan biasanya berwarna merah berkarat - tetapi varian warna yang ada dan sering salah diidentifikasi sebagai spesies yang berbeda (misalnya, Rhynchophorus vulneratus. Larva kumbang dapat menggali lubang di batang pohon palem sampai satu meter, sehingga melemahkan dan akhirnya membunuh tanaman inang.

Akibatnya, kumbang dianggap sebagai hama utama di perkebunan sawit, termasuk kelapa sawit dan kurma. Kumbang ini berasal dari Asia tropis, dan telah menyebar ke Afrika serta Eropa hingga mencapai Mediterania pada tahun 1980. Ini pertama kali direkam di Spanyol pada tahun 1994 dan di Perancis pada tahun 2006.

Bioekologi 1. Larva Larva tidak bermata dan tidak berkaki. Badan bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Kepala merah kekunigan. Badan berbulu sangat pendek. Larva menetas dalam luka-luka batang. Lara dewasa berukuran 6 cm dan lebar 3 cm. Stadium larva sampai 3-4 bulan. Larva yang akan berkompompong, membuat kokoh dari serat/pelepah dengan ukuran 6,5 cm dan lebar 3,5 cm.

2. Kepompong Panjang 3-4 cm dan lebar 1,5 cm. Dua minggu hidup dalam kokon dan bertukar rupa menjadi bentuk dewasa selama3 minggu dan masih tinggal dalam kokon. Fase terakhir berwarna merah colat dan bagian tubuh telah memperlihatkan tubuh kumbang dewasa. 3. Kumbang Dewasa (Imago) Bagian mulut berbentuk belalai. Bedanya, kumbang jantan

moncongnya lurus dan berbulu sedangkan kumbang betina agak bengkok ke bawah dan gundul. Ukuran kumbang dewasa 3-4 cm. Berwarna hitam. Pandai terbang dan bergerak aktif pada siang hari. Stadium imago 3-6 bulan. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada luka-luka batang atau luka bekas gerekan Oryctes. Jumlah telur sampai 500 butir. Ukuran panjang 2,5 mm, lebar 1 mm. Telur menetas setelah 3 hari.

Kisaran Inang 1. Sagu 2. Kelapa Sawit 3. Enau 4. Gebang

Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami cendawan Metharrhizium anisopliae sama seperti kumbang kelapa yang memang biasa menyerang larva Oryctes.

D. Brontispa longissima (Kumbang Brontispa) Brontispa longissima merupakan salah satu hama penting pada tanaman kelapa. Masuk dalam Family Chrysomelidae dan Ordo Colesoptera. Hama ini berasal dari Indonesia, pertama sekali terjadi serangan di kepulauan Aru pada tahun 1985. Di

Indonesia, Malaysia dan kepulauan Fasifik, hama ini memiliki telur dengan ukuran panjang 9 mm. Banyak dari varietas lokal yang telah diserang oleh B. longissima khusus nya di Wolan, salah satu pulau di kepulauan Aru (Hosang et al., 2007). Hama ini termasuk salah satu

kumbang daun, karena baik imago dan larva memakan daun tanaman kelapa. Hama ini merupakan hama yang sangat berbahaya, larva dan imago dapat dijumpai pada bagian daun pucuk kelapa yang masih muda dan menggulung (janur) dan lebih menyukai kelapa usia vegetatif. Kumbang ini memakan lapisan epidemis daun sehingga menyebabkan terbentuknya garis-garis memanjang. Pada serangan ringan, kerusakan yang ditimbulkan berupa hilangnya jaringan permukaan daun. Pada serangan berat yaitu apabila serangan terjadi lebih dari delapan daun maka akan mempengaruhi tingkat produktivitas buah kelapa (Kalshovelen, 1981).

Bioekologi 1. Larva

Bentuk pipih dengan panjang 10 mm, berwarna kuning. Yang baru menetas berukuran 2 mm. Kepala besar, sisi badan berbulu pendek dan ekor sperti huruf U. Stadium larva lamanya hanya 1 bulan. 2. Kepompong Bentuknya pipih, ukuran panjang 10 mm dan lebar 2 mm. Kepala warna kuning cokelat, antena hitam dan kuduknya berwarna kuning. Umur kumbang 1,5 bulan dan populasi tertinggi di musim kemarau. Warna saapnya ada 2 macam: - Br. Longissima var javana Weise, warna ,merah sawo. - Br. Longissima var selebensis Gestro, warna merah sawo dan sepertiganya berwarna hitam memanjang di tengah sayap. Telur diletakkan oleh kumbang dewasa pada bekas penggerekkan, berbaris sebanyak 2-4 butir dan dibungkus dengan bekas kunyahan gerekan tadi. Ukuran telur panjang 1,4 mm dan lebar 0,5 mm. Masa telur sampai menjadi kumbang 11/2 bulan. Telur menetas sesudah 4 hari. Kumbang betina bisa bertelur sampai kira-kira 120 butir.

Kisaran Inang Kisaran Inang pada Brontispa longissima adalah: 1. Palma 2. Pinang 3. Nipa

Pengendalian Menggunakan Musuh Alami 1. Haeckliana brontispae

2. Ooencyrtus sp

3. Tetrasticodes brontispae (parasit larva)

E. Xylotrupes gideon (Kumbang Tanduk Kelapa) Kumbang ini masuk dalam Ordo Coleptera. Mempunyai telur yang berwarna putih kekuningan dengan diameter 3 mm. Bentuk telur biasanya oval kemudian mulai membengkak sekitar satu minggu setelah peletakan dan menetas pada umur 8-12 hari. Stadia larva terdiri atas 3 instar, dan berlangsung dalam waktu 82-207 hari. Larva berwarna silinder, putih gemuk kekuningan, dan berbentuk

berkerut-kerut,

melengkung membentuk setengah lingkaran dengan panjang sekitar 60-100 mm atau lebih (Ooi, 1988). Prepupa terlihat menyerupai larva, hanya saja lebih kecil dari larva instar terakhir dan menjadi berkerut serta aktif bergerak prepupa berwarna ketika diganggu. 8-13 Lama hari. stadia Pupa

berlangsung cokelat

kekuningan,

berukuran

sampai 50 mm dengan waktu 17-28 hari. Kumbang berwarna cokelat gelap sampai hitam, mengkilap, panjang 35-50 mm dan lebar 20-23 mm dengan satu tanduk yang menonjol pada bagian kepala (Wood, 1968). Jantan memiliki tanduk yang lebih panjang dari betina sedangkan betina mempunyai banyak rambut pada ujung ruas terakhir abdomen dan jantan tidak memiliki abdomen (Wood, 1968). Umur betina lebih panjang dari umur jantan.

Bioekologi 1. Larvan Larva muda berwarna kelabumuda dan larva tua putih kuning dengan ekor kelabu. Panjang 7 cm. Kepala hitam dengan badan penuh bulu kabar. Stadium larva lamanya 6-8 bulan. 2. Kepompong Kerdil, warna merah sawo muda. Panjang 4-5 cm. Stadium kepompong lamanya 24-29 hari. 3. Imago (Kumbang Dewasa) Yang betina tidak bertanduk, warna coklat hitam, panjang 3-4 cm. Yang jantan bertanduk, ujungnya terbelah dua dan membengkok ke atas. Perisai kuduk memanjang ke muka, terbelah dua, membengkok ke bawah dan panjang 4-8 cm. Telur sampai kumbang dewasa, lamanya 8,5 - 11 bulan. Telur diletakkan dalam tumpukan humus atau kotoran hewan. Bentuk jorok dan warna jantan putih, menetas setelah 15 - 18 hari.

Kisaran Inang Kisaran inang padaKumbang Tanduk Kelapa ini hanyalah kelapa sawit.

Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami Musuh alami untukKumbang Tanduk Kelapa hanyalah Haeckliana brontispae, sama dengan Kumbang Brontispa.

F. Sexapa sp (Belalang sexava) Belalang merupakan hama kronis yang biasa menyerang beraneka ragam tanaman. Termasuk dalam Family Locustidae dan Ordo Orthoptera. Sifat serangan hama belalang, diliaht dari luas serangannya selama beberapa tahun terakhir di wilayah geografisnya

terbilang sangat eksplosif. Entah berapa besar kerugian petani yang disebabkan oleh

serangan hama belalang. Di Indonesia, setidaknya terdapat tiga spsesies Sexapa yang sering menyerang lahan perkebunan kelapa dan perkebunan lainnya, yakni S. Nubile, S. Cariacea dan S. Karrnyi. Daerah sebaran ketiga spesies ini meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Irian Jaya. Pada belalang, Nimpa dan Imago aktif pada malam hari dan mampu merusak daun, buah muda, dan bunga. Bahkan jika

serangannya sangat berat bukan mustahil akan menyebabkan kematian pada tanaman kelapa apapun, termasuk kelapa kopyor.

Bioekologi Larva Larva muda panjang 12 mm, antena 9 cm. Larva tua (jantan) panjang 6 cm dan antena 14 cm. Warna merah-hijau atau merah sawo. Belalang dewasa hidup sampai 3 bulan. Telur ditaruh dalam tanah atau pasir dekat pohon kelapa, pada malam hari. Bentuk telur dan warnanya seperti buah padi masak (gabah). Stadium telur 5 bulan.

Kisaran Inang 1. Panicum viride 2. Cantel

Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami Musuh alami belalang adalah Burung dan Manusia

G. Hidari irava Moore (Ulat Daun Kelapa) Temasuk family Hesperidae dan Ordo Lepidoptera. Ulat ini memakan anak anak daun kelapa sebelah bawaya, setempatsetempat, tetapi tidak sampai tembus. Karena sifatnya suka berkupul, maka ulat ini

meninggalkan bekas ketaman/giitan yang melebar sehingga tinggalah kemudian uraturatnya serta jaringan daun sebelah atasnya saja. Ulat yang sudah tua merusakkan daun pinggir ke tengah sampai ke lidinya. Pohon yang terserang hebat daun-daunnya tinggal lidinya saja dan tampak kelihatan gundul seluruhnya.

Bioekologi 1. Larva Larva mudan, warna hijau muda dengan pita merah memanjang di kedua sisinya. Kepala merah dan besar. Setelah menetas makan kulit telurnya sendiri, kemudian berkumpul sebelah menyebelah dengan kepala kesatu jurusan, makan anak daun kelapa. Setelah dua hari, tepi daun tergulung dan direkatkan tepinta sehingga menjadi sarang bersama. Stadium larva lamanya 32-37 Hhari. Panjang larva dewasa 50 mm.

2. Kepompong Warnanya merah, tertutup oleh selapis kapur putih, panjang 30 mm. Bila anak daun gundul, kepompong berada di antara batas pangkal daun. Stadium kepompong 10-11 hari.

3. Kupu-Kupu Warna merah sawo, mata merah. Sayap muka dengan 4 bercak kuning. Jarak sayap 21-27 mm. Aktif malam hari dan siang hari

bersembunyi di bawah daun pisang atau atap. Kupu betina bertelur sampai 44 butir. Masa telur sampai kupu-kupu lamanya 50-57 hari. Telur bergaris tengaj 1,5 mm. Warna telur berubah, mula-mula kuning jingga dan setelah 14 hari menjadi kebiru-biruan. Stadium telur 8-9 hari.

Kisaran Inang Hidari irava Moore (Ulat Daun Kelapa) dapat juga menyerang daun pisang sekaligus tempat ulat tersebut bersembunyi di siang hari.

Pengendalian Menggunakan Musuh Alami Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami dapat dilakukan dengan: 1. Dengan parasit telur Neo telenomus jovae 2. Dengan parasit ulat Apanteles agilis, A. Hidoridis, Sturnia incospicuoides. 3. Dengan parasit kepompong Brachymeria euploea.

Parasit Ulat

Parasit kepompong

H. Pasara lepida Cr (Ulat Parasa) Masuk dalam family Hesperiidae dan ordo irava. Ulat prasa ini berwarna coklat tua yang kaya di atas dengan bintik-bintik kuning pucat pada forewings. Pada bagian bawah, ketiga apikal forewing dan hindwing seluruh adalah penggemar cokelat pucat. Spesies ini dikenal untuk memberi makan pada pohon kelapa dan bambu. Hal ini umum di mana tanaman pangan masih ditemukan di Singapura. Kupu-kupu hidup memiliki mata merah tua yang berubah menjadi koleksi. Kadang-kadang, ulat ini tertarik untuk lampu-lampu rumah tinggal dan menjadi makanan yang datang untuk kadal rumah menunggu di dekat sumber cahaya. cokelat ketika dipasang dalam

Bioekologi Larva Warna bergaris hijau dengan dasar kuning. Ukuran panjang 10-12 mm dan lebar 7-9 mm. Masa telur sampai dengan menjadi kupu-kupu dewasa 57-76 hari. Telur berbentuk pipih, kekuningan dengan ukuran 2 mm. Larva ini memakan anak daun, sampai tinggal lidinya. Pada serangan yang hebat, pohon kelapa seperti gundul.

Kisaran Inang 1. Kopi 2. Teh 3. Cokelat 4. Mangga

5. Jambu air 6. Juwet 7. Jarak 8. Dadap 9. Dll

Pengendalian dengan Memanfaatkan Musuh Alami Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan tabuhan parasit: 1. Apanteles parase (parasit larva)

2. Cryptus oxymorus (parasit kepompong)

3. Goryphus sp (parasit kepompong)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. www.google.com. Diakses tanggal 20 September 2012. Anonymous, 2012. wikipedia.com. Diakses tanggal 20 September 2012. Anonymous, 2012. Beberapa Penyakit Kelapa. Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara. Pringgopoetro, R. Soekojto, 1998. Hama Tumbuh-Tumbuhan. CV. Yasagna:Jakarta Setryamidjaja, Djoehana, 1984. Bertanam Kelapa. Kansius:Yogyakarta.

You might also like