You are on page 1of 5

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ACEH DIREKTORAT SABHARA

SOP PENANGANAN UNJUK RASA OLEH SAT DALMAS JAJARAN POLDA ACEH

I.

Dasar: 1. 2. 3. 4. Undang undang RI No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan kapolri No.16 Tahun 2006 tentang Pedoman pengendalian Massa. Perkap no 1 tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalamtindakan Kepolisian. Perkap no 8 tahun 2010 tentang tata cara lintas ganti dan cara bertindak dilapangan

II.

Pengertian. 1. SOP (standar operasional prosedur) : Tahapan - tahapan dilapangan sehingga ada kesamaan tindakan. Penanganan unjuk rasa : Kegiatan Sat Dalmas dari mulai persiapan, pelaksanaan, dan konsolidasi dalam penanganan kegiatan unjuk rasa. Unjuk rasa : salah satu kegiatan penyampaian pendapat dimuka umum yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sat Dalmas : satuan Kepolisian dalam Direktorat Shabara yang bertugas dalam ranngka menghadapi masa pengunjuk rasa. Dalmas awal : satuan Dalmas yang tidak dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan khusus Kepolisian, digerakkan dalam menghadapi kondisi massa tertib dan teratur/ situasi hijau. Dalmas Lanjut : Sat Dalmas yang dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan khusus Kepolisian digerakkan dalam menghadapi kondisi massa tidak tertib/ situasi kuning. Lapis Ganti : Kegiatan peralihan kendali dari Sat Dalmas Awal ke Dalmas Lanjutan. Lintas Ganti : Kegiatan peralihan kendali dari Kie Dalmas Lanjut ke Detasemen Penanggulangan Huru-hara.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Bersambung ke hal......2....//

-2-

9.

Negosiator : Anggota Polri yang melaksanakan perundingan melalui tawar-menawar dengan pengunjuk rasa untuk mendapatkan kesempatan bersama.

III.

Cara Bertindak. 1. Teknis. a. Giat Persiapan Meliputi Setela menerima pemberitahuan unjuk rasa Kasatwil menyiapkan kekuatan Dalmas yanjg memadai untuk penanganan unjuk rasa. Menyiapkan surat perintah. Melakukan pengecekan personal, peralatan Dalmas Konsumsi dan kesehatan. Menyiapkan rute pasukan Dalmas menuju objek rute penyelamatan bagi VVIP. Menentukan Pos Aju/ Posko yang dekat dan terlindungi. Menyiapkan sistim komunikasi ke seluruh unit Sat Polri yang dilibatkan.

b. Giat Pelaksanaan. Sif Hijau Pada saat massa bergerak atau Hawai dilakukan melalui pengawalan dan pengamanan oleh anggota Sabhara/ Lantas. Sat Dalmas atau Satuan Pendukung Memberikan Himbauan Kepolisian. Pada saat massa tidak bergerak Sat Dalmas menuju objek dan membentuk formasi bersaf dengan merentangkan tali Dalmas atau bisa dengan sikap tangan berkait. Merekam jalannya kegiatan unjuk rasa dengan menggunakan vidio kamera baik yang bersifat umum maupun khusus. Negosiator berada didepan pasukan dalmas awal dan melakukan perundingan dengan Koorlap pengunjuk rasa. Negosiator melaporkan kepada Kasat Wil tentang tuntutan pengunjuk rasa untuk diteruskan kepada pihak yang dituju. Negosiator melaporkan kepada Kasat Wil meminta agar pimpinan/ pihak yang dituju untuk menjelaskan tuntutan pengunjuk rasa. Negosiator mendampingi perwakilan pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju.

Bersambung ke hal......3....//

-3-

Mobil penerangan Dalmas berada di belakang Sat Dalmas Awal untuk veri himbauan. Apabila sif meningkat dari tertib ke tidak tertib maka dilakukan lapis ganti.

Sif Kuning/ tidak tertib. Massa pengunjuk rasa apabila menunup jalan tidur-tiduran aksi bakar ban dan sejenisnya sat Dalmas membantu menertibkan supaya tidak mengganggu ketertiban umum. Negosiator tetap melakukan negosiator dengan Koorlap semaksimal mungkin. Apabila eskalasi meningkat massa melempari petugas sat Dalmas melakukan sikap berlindung. Massa yang tidak tertib sudah mengarah anarkisme dilakukan penyemprotan dengan air oleh mobil rintis AWC. Ranmor pengurai massa bergerak maju mengurai massa, sat Dalmas melakukan pendorongan massa. Melakukan pelemparan dan penembakan gas air mata. Evakuasi terhadap VIP / pejabat penting lainnya dapat menggunakan APC. Apabila sif meningkat sat Dalmas lanjut melakukan lintas ganti dengan PHH Brimob.

2.

Taktis a. Dalmas awal. Sat Dalmas awal untuk jajaran / polres diambil dari gabungan anggota Polsek minimal berbentuk 1 (satu) ton.

b. Dalmas Lanjut. Sat dalmas lanjut untuk Polres terdiri dari 1 (satu) ton dalmas intik Polres dan 1 (satu) ton staf mapolres. Apabila jumlah massa tidak dapat ditangani oleh dalmas Polres maka kapolres dapat meminta bantuan / Back Up sat dalmas Polda atau Sat Dalmas Polres terdekat melalui Kapolda / Karo Ops / Dir Sabhara.

c. Penanganan Unras Pola Rayonisasi. Penanganan Unras dengan membentuk Rayon / Zona menurut letak / posisi Polres dijajaran Polda Aceh.

Bersambung ke hal......4....//

-4-

Rayon I 1). Polres Banda Aceh. 2). Polres Sabang. 3). Polres Aceh Besar. 4). Polres Pidie.

Rayon II 1). Polres Bireun. 2). Polres Aceh Utara. 3). Polres Lhok Seumawe. 4). Polres Bener Meriah.

Rayon III 1). Polres Aceh Timur. 2). Polres Aceh Tamiang 3). Polres Langsa.

Rayon IV 1). Polres Meulaboh 2). Aceh Jaya. 3). Nagan Raya.

Rayon V 1). Aceh Selatan. 2). Abdya. 3). Aceh Singkil.

Rayon VI 1). Aceh Tenggara. 2). Gayo Lues 3). Aceh Tengah.

Bersambung ke hal......5....//

-5-

Cara Bertindak Pola Rayonisasi. Setiap ada giat unjuk rasa disuatu Polres yang termasuk Rayon tersebut wajib memberikan personil dan peralatannya untuk membantu penanganan unjuk rasa atas permintaan Kapolres. Sat dalmas dari Polres terdekat yang membantu ppenanganan Unras bersifat BKO (Bawah Kendali Operasi). Kegiatan penanganan Unras di Polres dikendalikan oleh kapolres.

d. Back up Mapolda Aceh Back Up Satuan Dalmas Direktorat Sabhara Polda Aceh meliputi : Back Up Personil Sat Dalmas. Back Up Peralatan Dalmas. Back Up Kemampuan Teknis.

Permintaan Back Up Satuan Dalmas Mapolda melalui Kapolda / Karo Ops / Dir Sabhara. Kendali Satuan Dalmas Mapolda Aceh yang di BKO kan ke Satuan Wilayah di bawah kendali Kapolres

You might also like