You are on page 1of 5

Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2

Bernafas yaitu emngabil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paruparu. Kemudian arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang terjadi didala sel dengan lingkungannya. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh danj pada peranpasan tidak langsung adalah melalui saluran pernapasan. Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udar pernapasan tidak bertdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal). a. Pernapasan Luar (Eksternal) Pernapasan luar adalah pertukaran gas di dalam paru-paru. Sehingga berlangsung difusi gas dari luar masuk kedalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan luar adalah pertukaran gas (O2 dan CO2) anatar udara dan darah. Pada Pernapasan luar, darah kana keluar masuk ke dalam kapiler paruparu yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat ( HCO3 ) dengan persamaan reaksi seperti berikut ini. H + + HCO3 H 2 CO3 Ketika karbon dioksida yang tinggal sedikit keluar dari dalam darah, maka terjadi reaksi seperti di bawah ini. H 2 CO3 H 2O + CO2 Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat reaksi. Ketika reaksi berlangsung hemoglobin melepaskan ion-ion hydrogen yang telah diangkut; H Hb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya hemoglobin siap untuk mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin. Untuk memudahakn penulisan Hb yang mengikat oksigen disingkat HbO2. Hb + O2 HbO2 Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalakan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekan parsial. Tekanan udara luar sebeasr 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru 760m mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini emnyebabkan O2 berdifusi dari udara ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vean 47 mmHg, teakan parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg dan tekan parsial dalam alveolus 40mmHg. Oleh karena itu CO2 berdifusi dari darah ke alveolus.

b.

Pernapasan Dalam (Internal) Pada pernapasan dalam (pertukaran gas didalam jaringan tubuh) darah masuk kedalam jaringan tubuh, oksigen meninggalakan hemoglobin dan berdifusi masuk kedalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut. HbO2 Hb + O2 Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secar terus menerus menggunakannya dalam respirasi selular. Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O2 pada kapiler darah 100 mmHg dan tekan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida adalah tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Peristiwa inilah yang menyebabkan O2 dapat dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa tubuh kita menghasilkan 200 mL karbon dioksida per hari. Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut. 1. Sekitar 60-70 % CO2 diangkaut ke dalam bentuk ion bikarbonat ( HCO3 ) oleh plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hydrogen (H+) dan ion bikarbonat ( HCO3 ). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3 meninggalkan eritrosit
masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3 dalam eritrosit diganti oelh ion klorit. Perasamaan reaksinya sebagai berikut H 2 O + CO 2 H 2 CO3 H + + HCO3 2. Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karbosihemoglobin. Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut. CO2 + Hb HbCO2 Karbosihemoglobin disebut pula karbominohemoglobin karena bagian dari hemoglobin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Reaksinya sebagai berikut. CO2 + RNH 2 RNHCOOH 3. Sekitar 6-10% CO2 diangkaut plasma darah dalam senyawa asam karbonat (H2CO3).

Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia


Beberapa kelainan dan Penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai berikut. Faringitis Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Pneumonia Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia bakteri. Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami peradangan dan berlubang -lubang sehingga cairan dan eritrosit masuk ke dalam alveolus. Dengan demikian, alveolus terinfeksi oleh cairan dan eritrosit. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Emfisema Paru-Paru Emfisema paru-paru adalah jumlah udara yang berlebihan di dalam paru-paru. Bila orang membicarakan emfisema paru-paru kronik, umumnya yang dimaksud adalah suatu kerusakan paru yang kompleks yang disebabkan menghisap tembakau. Emfisema paru-paru disebabkan oleh: infeksi kronik karena rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius sehingga mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan; infeksi akibat kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus; gangguan saluran pernapasan sehingga menyebabkan kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang. Asma Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivitas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Pada penderita di bawah usia 30 tahun, asma kira-kira 70% disebabkan oleh hipersensitivitas alergi, terutama hipersensitivitas terhadap tumbuhan. Pada penderita yang lebih tua, kira-kira 70% asma disebabkan karena alergi pada bahan bahan kimia dan kabut atau debu. Dipteri Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan bakteri tersebut. Asfiksi Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang. Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Pada tuberkulosis, bakteri menyebabkan reaksi jaringan yang aneh dalam paruparu. Daerah yang terinfeksi akan diserang oleh makrofag, sehingga daerah tersebut rusak dan akan dikelilingi oleh jaringan fibrotik untuk membentuk tonjolan yang disebut tuberkel. Proses ini membantu membatasi penyebaran tuberkel yang mengandung bakteri dalam paru-paru. Akan tetapi, hampir 3% dari seluruh penderita tuberkulosis tidak terbentuk proses pembatasan (pendindingan) ini, sehingga tuberkel yang berisi bakteri menyebar ke seluruh paru-paru. Pada stadium lanjut akan menyebabkan daerah fibrotik di seluruh paru-paru sehingga mengurangi jumlah jaringan paru-paru fungsional. Keadaan ini menyebabkan: peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru; mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan; mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru. Hipoksia Hipoksia adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang berat akan mengakibatkan: penekanan aktivitas mental, kadang-kadang memuncak sampai koma; menurunkan kapasitas kerja otot. Asidosis Asidosis disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunya pernapasan. Sianosis Sianosis adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin

deoksigenisasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam kapiler.

You might also like