You are on page 1of 15

A.

DEFINISI Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan kematian. (Cox, 1984). B. TEORI-TEORI PROSES PENUAAN a. Teori Biologi 1) Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam. b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali. c) Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. d) The Error Theory, Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai). 2) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika). a) Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen. b) Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi. b. Teori Psikologik 1) Maslow Hierareky Human Needs Theory Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri dan aktualisasi diri. 2) Jungs Theory of invidualsm Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.

3) Course of Human Life Theory Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan. 4) Eight Stages of Life Theory Teori Eight Stages of Life yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik : Tahap I Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust)

Tahap II Tahap penguasaan diri (autonomi) Tahap III Tahap inisiatip Tahap IV Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness) Tahap V Mencari identitas diri (Identy) Tahap VI Timbulnya keintiman (Intimacy) Tahap VII Mencapai kedewasaan (generativity) Tahap VIII Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa.

Demikian juga dengan teori Developmental Task yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya. Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup. C. MENUA SEHAT Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty Aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Healty Aging dipengaruhi oleh beberapa factor sbb: 1. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.

2. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan sebutan factor resiko. D.PERAN PERAWAT PADA KLIEN SESUAI PROSES PENUAAN Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana. Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk merawat lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu : 5.1 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik). Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yagn dialami oleh lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi sendiri. b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia. Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Selain itu kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting dipertahankan pada lansia dengan melihat. Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot dan penurunan fungsi. 5.2 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.

Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai salat satu upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila. Mereka dapat bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan karena masih ada orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan semangat sosialisasi. Hfasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan bahwa para lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang lain. 5.3 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi. Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan bantuan orang lain, memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahsia pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini melakukan suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat yang memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas. Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana aman, tenang dan membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang disenangi sebatas kemampuannya. Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi pasien yang dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas akibat ketidak mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan makin lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya ingat akan peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur dengan kecenderungan untuk tiduran di siang hari dan pengeseran libido. Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan lansia tidak dapat dilakukan seketika. Seorang perawat harus melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban tetapi justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia. DAFTAR PUSTAKA Annette G. Lueckenotte, 1996. Gerontologic Nursing, Sint louis Mosby Year Book. Inc. Barbara C. Long, 1989. Perawatan Medical Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Sint Louis. Mosby Year Book. Inc. Hudak and Gallo, 1994. Keperawatan Kritis, Philadelphia Lippincott Company. Lueckenotte, 1998. Pengkajian Gerontologi. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Wahjudi Nugroho, 1992. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Untari, Salinan Penerbit Lansia, UNAIR Surabaya, 2000.

I. TEORI TEORI PROSES MENUA


A. Teori Biologis

Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi :
1. Teori Instrinsik

Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.
2. Teori Ekstrinsik Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan. Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi : 1. Teori Genetik Clock Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe ) Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya

menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope. 3. Teori Auto imun Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4. Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi. B. Teori Sosial Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu : 1. kehilangan peran 2. hambatan kontak fisik 3. berkurangnya komitmen C. Teori Psikologi Teori tugas perkembangan :

Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan. II. Lingkaran tertutup antara proses menua dan penyakit. Proses Menua Penyakit Menua Menurunkan Tenaga

Banyak aktifitas menurun

Kelainan

Refleksi dari penyakit lain aktifitas mencari nafkah

Kesegaran nutrisi sumber dana dan nafkah

jasmani

dan

Kemauan memelihara diri menurun

Gangguan psikologis ( mengisolasi diri )

III. Focus Assesment


A. Fisik / biologis 1. Wawancara riwayat kesehatan - Pandangan lansia tentang kesehatannya - Kegiatan yang mampu dilakukan lansia - Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan). - Kebiasaan lansia merawat diri sendiri . - Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK . - Kebiasaan gerak badan / olah raga . - Perubahan perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan . - Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat . - Masalah masalah seksual yang dirasakan . 2. Pemeriksaan fisik - Sistem intergumen / kulit - Muskuluskleta - Respirasi - Kardiovaskuler - Perkemihan - Persyarafan

- Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan penciuman ). B. Psikologis Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Perubahan umum yang terjadi : ~ Penurunan daya ingat ~ Proses pikir lambat ~ Adanya perasaan sedih ~ Merasakan kurang perhatian Hal hal yang perlu dikaji meliputi - Apakah mengenal masalah masalah utamanya - Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan - Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan - Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak - Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami - Apakah mudah untuk menyesuaikan diri - Apakah usila untuk menyesuikan diri - Apakah usila menggali kegagalan

- Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll. C. Sosial ekonomi Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi sosial . Penghasilan yang diperoleh Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi . Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain : - Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang . - Sumber keuangan . - Dengan siapa yang ia tinggal . - Kegiatan organisasi sosial yang diikuti - Pandangan lansia terhadap lingkungannya - Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah - Siapa saja yang bisa mengunjunginya - Seberapa besar ketergantungannya - Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada D. Spiritual Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat diterapkan. Hal hal yang perlu dikaji antara lain

- Kegiatan ibadah setiap hari - Kegiatan keagamaan - Cara menyelesaikan masalah ( Doa ) - Terlihat sabar dan tawakal

IV. Masalah / Diagnosa Keperawatan


A. Fisik / Biologis a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d. intake yang tidak adekuat) b. Gangguan persepsi s.d. gangguan pendengaran/penglihatan. c. kurangnya perawtan diri s.d. menurunnya minat dalam merawat diri. d. resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh tidak adekuat. e. perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang tidak efektif. f. gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri. g. gangguan pola nafas s.d. penyempeitan jalan nafas. h. gangguan mobilisasi s.d. kek sendi. B. Spiritual 1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal pasangan. 2. penolakan terhadap proses penuaan s.d. ketidaksiapan menghadapi kematian. 3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.

4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak tepat. V. Intervensi keperawatan Tujuan perencanaan :

Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan : Diarahkan untuk memenuhi kebuutuhan dasar : a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan. c. Memlihara kebersihan diri d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur. e. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui komunikasi efektif.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi


Peran pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan kebugaran serta memperlambat timbulnya penyakit degenaratif sehingga menjamin hari tua tetap sehat dan aktif. Masalah yang sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi tidak lengkap, rasa penuh diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya otot lambung dan peristaltik usus sehingga nafsu makan berkurang. Menolak makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat gangguan tugas perkembangan.

Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin, kelebihan vitamin.

Intervensi :
1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering. 2) Berikan banyak minum dan kurangi makan. 3) Usahakan makanan banyak mengandung serat.. 4) Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan berlemak). 5) Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori: 6) KH 60% dari jumlah kalori 7) Lemak 15 20% 8) Protein 20 25% 9) Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda. 10) Air 6 8 gelang/hari. 11) Membatasi minum kopi dan teh.

Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia


Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran karena fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan, lingkungan yang kurang aman Intervensi:

1) biarkan menggunakan alat bantu 2) latih untuk / mobilisasi 3) menggunakan kaca mata 4) menemani bila berpergian 5) ruangan dekat kantor 6) meletakkan bel dibawah bantal 7) tempat tidur tidak terlalu tinggi 8) menyediakan meja kecil dekat tempat tidur 9) lantai bersih, rata dan tidak licin / basah 10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci 11) Pasang pengaman dikamar mandi 12) Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100 watt) 13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet Memelihara kebersihan diri : Sebagaian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda, kelemahan dan tidakmampuan. Masalah :keringat berkurang kulit lansia bersisik, kering Intervensi : 1) Mengingatkan / membantu

2) Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur : Masalah yang sering terjadi :gangguan tidur Intervensi : 1) Menyediakan tempat tidur yang nyaman 2) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi 3) Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll) Meningkatkan hubungan interpersonal : Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat Intervensi 1) Berkomunikasi dengan kontak mata 2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan 3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan 4) Menghargai pendapat lansia 5) Melibatkan lansia dalam kegiatan seharihari sesuai dengan kemampuan.

You might also like