You are on page 1of 20

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV.

Cita Nasional Salatiga


TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

OLEH Asih Fajar Lestari 802007047

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga
Oleh : Asih Fajar Lestari 802007047 Tugas Akhir Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi.

Disetujui oleh, Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A

Rr. Indrastuti S. S, Psi, M.Si

Diketahui oleh, Kaprogdi

Disahkan oleh, Dekan

Jusuf Tjahjo Purnomo, Psi., MA.

Berta Esti A. P., S.Psi., MA.

Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk Keperluan Akademis Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Asih Fajar Lestari NIM : 802007047 Program Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Satya Wacana hak bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga Beserta perangkat yang ada (jika perlu). Dengan hak bebas royalty non-ekslusif ini, Universitas Kristen Satya Wacana berhak menyimpan, mengalihmediakan atau mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Salatiga Pada tanggal : Mei 2012 Yang menyatakan. Asih Fajar Lestari Mengetahui, Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A 3

Rr. Indrastuti S. S, Psi., M.Si

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Tugas Akhir Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama NIM Program Studi Fakultas : Asih Fajar Lestari : 802007047 : Psikologi : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul : Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga Yang dibimbing oleh: 1. Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A 2. Rr. Indrastuti Sriwahyu Setiyaningsih, S.Psi., Psi, MSi Adalah benar-benar hasil karya saya. Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya. Salatiga, Mei 2012 Yang memberi pernyataan. Asih Fajar Lestari

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga
Sutarto Wijono, Rr. Indrastusti S. S, Asih Fajar Lestari. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hipotesisnya adalah ada hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga yang berjumlah 64 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan metode skala, sedangkan untuk analisis hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja digunakan analisis deskriptif dan rumus koefisien korelasi product-moment. Perhitungan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasil analisis deskriptif untuk variabel stres kerja sebesar 73,53% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut termasuk kategori rendah dan untuk variabel karakteristik pekerjaan sebesar 61,76% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut termasuk kategori tinggi. Dari hasil analisis korelasi product moment, diperoleh r = -0,602 dengan p < 0,001. Hal ini berarti ada hubungan yang negatif tetapi signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Yang berarti semakin tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja. Dan peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi stres kerja. Kata kunci: Stres kerja, karakteristik pekerjaan.

PENDAHULUAN Adanya merger antara Cina dan negara-negara ASEAN ke dalam perdagangan bebas ASEAN yang lazim disebut Asean Free Trade Arean (AFTA) mulai 1 Januari 2010, menyebabkan kekhawatiran berbagai pihak produsen, karena merasa tidak akan kuat bersaing dengan produk Cina yang harganya lebih murah (Asrudin, 2010). Produsen yang masih ingin bertahan harus mampu memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara optimal. Kondisi tersebut menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk senantiasa melakukan berbagai inovasi guna mengantisipasi adanya persaingan yang semakin ketat (Subyantoro, 2009). Pada dasarnya, masalah sumber daya manusia dalam suatu perusahaan menempati posisi yang sangat strategis di antara sumber daya yang lainnya. Bila tidak didukung oleh sumber daya yang berkualitas, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama (Muarif, 2002). Sumber daya manusia harus terus dikembangkan, karena tak seperti mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama tiap waktu, manusia selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang akan menimbulkan berbagai jenis tantangan yang harus dihadapi (Adianto, dkk., 2005). CV. Cita Nasional sebagai perusahaan pengolahan susu murni juga masih harus berjuang untuk menghadapi beratnya tekanan persaingan produk makanan di Indonesia. Ditambah lagi harus bersaing dengan produk-produk makanan dan minuman impor seperti dari Malaysia dan Cina. CV. Cita Nasional harus meningkatkan jumlah produksinya dan mempertahankan kualitas produknya. Kualitas sumber daya manusia yang handal dapat menjadi andalan CV. Cita Nasional. Tantangan dan tuntutan besar dihadapi oleh karyawan bagian produksi. Di mana mereka dituntut untuk bekerja keras menghasilkan suatu barang jadi atau setengah jadi dan mempunyai tugas untuk melaksanakan 6

kegiatan produksi, mengawasi kualitas hasil produksi dan memeriksa persediaan gudang secara berkala. Mereka juga dituntut untuk bekerja dalam shift. Sebagai hasil atau akibat lain dari proses bekerja, karyawan dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan karyawan sakit, fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal. Stres ini dapat disebabkan oleh tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang merangsang. Seseorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan antusiasme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berpikir dan pertimbangan yang baik. Stres yang meningkat sampai unjuk kerja mencapai titik optimalnya merupakan stres yang baik (eustress). Jika stres terus meningkat dan unjuk kerja melampaui titik optimalnya, maka stres tersebut berubah menjadi stres yang buruk (distress) (Munandar, 2006). Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada salah satu faktor, yaitu faktor organizational stressor karakteristik pekerjaan. Karena menurut Luthans (1998), karakteristik pekerjaan meliputi jenis pekerjaan, budaya organisasi, kepemimpinan dan kondisi fisik lingkungan pekerjaan. Jika seseorang mengalami stres karena pekerjaannya, maka keinginannya untuk bekerja akan berkurang dan dia akan bekerja dengan tidak sunggughsungguh dan merasa terpaksa. Dengan memahami keadaan karyawan yang demikian, maka perlu adanya rancangan dan penyusunan karakteristik pekerjaan pada karyawan dengan mengidentifikasi beragam pekerjaan untuk 7

memperbaiki efisiensi organisasi dan karyawan (Mangkuprawira, 2002., dalam Kristiani, 2004). Karakteristik pekerjaan yang tidak baik jika diberikan pada karyawan akan menyebabkan mereka stres. Sebagai contoh karyawan yang tidak mempunyai otonomi terhadap pekerjaannya, dia akan merasa terikat dan terbelenggu serta mengalami penekanan emosi yang pada akhirnya dia akan mengalami stres (Jhonson, dalam Kristiani 2004). Sebelumnya penelitian tentang stres kerja dan karakteristik pekerjaan telah dilakukan di Indonesia oleh Kristiani (2011) pada karyawan PT. BPR Bina Reksa Karyaartha Pare menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan, langsung dan negatif karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja. Itu artinya, semakin tinggi karakteristik pekerjaannya maka tingkat stres kerja semakin rendah. Searah dengan Kristiani (2011), penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2009) di RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan menemukan bahwa terdapat korelasi negatif antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan stres kerja perawat di RSJ Sambang Lihum. Hal ini berarti semakin tinggi karakteristik pekerjaannya, maka tingkat stres semakin rendah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Bekker et al. (2005) pada 404 perawat pria dan wanita menemukan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan tingkat absensi akibat sakit. Berbeda dengan mereka, penelitian yang dilakukan oleh Dewa et al. (2011) pada 2737 pekerja dewasa di Alberta, Kanada, melalui metode wawancara terstruktur yang hasilnya dikuantitatifkan menemukan adanya hubungan positif signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja. Karyawan yang merasa stres kerja tinggi adalah mereka yang tingkat karakteristik pekerjaannya tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Theodorus (2004) pada pegawai administrasi Universitas Kristen Petra menemukan, bahwa masa kerja dan karakteristik pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat stres kerja. Jadi dapat dikatakan bahwa, menurut 8

penelitian Theodorus (2004) stres tidak berhubungan dengan karakteristik pekerjaan. Menurut Wijono (2007), bahwa dengan memahami dan dapat menyesuaikan diri terhadap karakteristik pekerjaan yang dihadapi maka individu dapat mengembangkan pekerjaan secara produktif. Mengembangkan pekerjaan secara produktif berarti individu tersebut dapat mengelola stres kerja dengan baik, sehingga stres kerja berkurang dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Namun, menurut Dewa et al. (2011), beragam aspek karakteristik pekerjaan seperti otonomi yang tinggi dan tuntutan keragaman ketrampilan yang tinggi dapat berpotensi menyebabkan stres kerja pada karyawan. Hal ini menarik, karena pada tingkat tertentu karakteristik pekerjaan dapat menyebabkan stres yang baik (eustress) yang meningkatkan produktivitas karyawan, tetapi jika terlalu berlebihan adanya karakteristik pekerjaan justru menyebabkan stres yang buruk (distress) yang dapat menurunkan produktivitas perusahaan. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena adanya berbagai kontroversi berbagai hasil penelitian dan masih terbatasnya penelitian terkait karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja. Perumusan Masalah: Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan CV. Cita Nasional Salatiga?

DASAR TEORI Stres Kerja Beberapa ahli telah mendefinisikan stres kerja, diantaranya adalah respon-respon fisik dan emosional yang berbahaya yang dialami individu dalam pekerjaannya (Greenberg dan Baron, 2008). Wallgren dan Hanse (2010) mendefinisikan stres kerja sebagai hasil dari tingginya tuntutan pekerjaan yang tidak seimbang dengan kemampuan karyawan. Menurut Beehr dan Newman (dalam Luthans, 1992) stres kerja merupakan suatu kondisi yang muncul karena interaksi manusia dengan pekerjaan, yang dicirikan oleh terjadinya perubahan dalam individu yang mendorong terjadinya penyimpangan dari fungsi normalnya. Ditambahkan lagi oleh Albush dan Burkhead, bahwa stres kerja disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik tuntutan pekerjaan dan lingkungan kerja (dalam Nipsaniasri, 2004). Teori stres kerja didasarkan pada konsep Beehr dan Newman (dalam Rice, 1999) yang mengidentifikasi tiga perangkat faktor lingkungan, organisasional dan individual yang bertindak sebagai sumber potensial dari stres. Konsep ini didukung oleh Robbins dan Judge (2009) yang mengembangkan tentang suatu model yang menjelaskan faktor penyebab stres dan dampaknya bagi karyawan. Mengarahnya faktor-faktor tersebut ke stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual seperti misalnya pengalaman kerja dan kepribadian. Bila stres ini dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaran atau hasil fisiologis, psikologis dan perilaku.

10

Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Model Stres Kerja


Sumber Potensial
Faktor Lingkungan Ketidakpastian ekonomi Ketidakpastian politik Ketidakpastian teknologi Perbedaan Individu Persepsi Pengalaman pekerjaan Dukungan sosial Keyakinan akan tempat kedudukan kontrol Sikap bermusuhan

Konsekuensi

Gejala Fisiologis Sakit kepala Tekanan darah tinggi Penyakit jantung

Faktor Organisasi Tuntutan tugas Tuntutan peran Tuntutan hubungan antar pribadi Struktur organisasi Kepemimpinan organisasi Tahap hidup organisasi

Stres yang dialami

Gejala psikologis Kecemasan Murung Berkurangnya kepuasan kerja

Faktor Individual Masalah keluarga Masalah ekonomi Kepribadian

Gejala perilaku Produktivitas Kemangkiran Tingkat keluarnya karyawan

Gambar 1 : Model Stres Kerja Sumber : Robbins dan Judge (2009)

Karakteristik Pekerjaan Karakteristik pekerjaan sendiri diartikan sebagai karakteristik pekerjaan yang mengidentifikasi bagaimana suatu pekerjaan dapat didesain untuk membantu karyawan agar merasakan apa yang mereka kerjakan berarti dan berharga (Greenberg dan Baron, 2008). Menurut Gibson, et. al (dalam Kristiani, 2004), karakteristik pekerjaan adalah ciri khas dari suatu pekerjaan seperti dipersepsikan oleh individu yang mengerjakan.

11

Menurut Robbins (dalam Kristiani, 2004) mengemukakan bahwa karakteristik pekerjaan adalah upaya mengidentifikasikan tugas dari pekerjaan, bagaimana karakteristik pekerjaan itu digabung dan membentuk suatu pekerjaan yang berbeda dan hubungannya dengan motivasi, kepuasan dan kinerja karyawan. Menurut Hackman dan Lawler (dalam Kristiani, 2004), mendefinisikan karakteristik pekerjaan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk memperkaya pekerjaan agar karyawan mempunyai pengalaman yang positif dan akan menghasilkan penilaian pribadi saat mereka melakukan yang terbaik dan stimulus internal ini akan memberikan suatu dorongan untuk melanjutkan usaha terhadap hasil yang baik. Teori karakteristik pekerjaan diacu dari teori yang dikemukakan oleh Hackman dan Oldham (dalam Greenberg dan Baron, 2008). Dalam model karakteristik pekerjaan Hackman dan Oldham, dapat dilihat bagaimana tiga dimensi yang pertama yaitu keragaman ketrampilan, identitas tugas dan kejelasan tugas secara bersama-sama menciptakan kerja yang bermakna. Artinya, jika ketiga karakteristik ini ada dalam suatu pekerjaan, maka pemangku pekerjaan itu akan memandang pekerjaan itu sebagai hal yang penting, berharga dan ada gunanya untuk dikerjakan. Pekerjaan yang memiliki otonomi memberikan karyawan suatu perasaan tanggung jawab pribadi untuk hasil-hasilnya dan jika suatu pekerjaan memberikan umpan balik, karyawan itu akan tahu seberapa efektif ia bekerja (Wijono, 2007). Hubungan antara kelima dimensi inti dan hasil akhir juga dipengaruhi oleh kebutuhan pertumbuhan seorang individu, yakni hasrat seorang karyawan akan harga diri dan aktualisasi diri (Robbins, 1996). Ini berarti bahwa individu dengan suatu kebutuhan pertumbuhan yang tinggi

12

kemungkinan dapat lebih tahan menghadapi stres dan tekanan dalam pekerjaannya. Teori tersebut dapat digambarkan dalam model karakteristik pekerjaan berikut ini: Model Karakteristik Pekerjaan
KEADAAN PSIKOLOGIS KRITIS
Kebermaknaan Kerja

DIMENSI KERJA INTI


Keragaman ketrampilan Kepentingan Tugas Kejelasan Tugas

HASIL AKHIR
Motivasi kerja internal tinggi Tampilan kualitas kerja tinggi Kepuasan kerja tinggi Absensi dan kemangkiran kerja rendah

Otonomi Umpan Balik

Tanggung jawab terhadap hasil kerja Pengetahuan tentang hasil kerja

Kekuatan kebutuhan pertumbuhan individu.

Gambar 2 : Model Karakteristik Pekerjaan Sumber : Greenberg & Baron (2008), Wijono (2007).

METODE PENELITIAN Subyek dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini mengambil subyek penelitian sebanyak 64 orang karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Tempat penelitian di Jl. Salatiga Kopeng KM 5, Salatiga. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data penulis lakukan setelah mendapat izin dari pimpinan perusahaan CV. Cita Nasional Salatiga pada tanggal 3 Mei 2012 sampai dengan tanggal 11 Mei 2012. Penulis menggunakan dua buah 13

skala (stres kerja dan karakteristik pekerjaan) pada 55 responden sebagai sampel yang diambil dari keseluruhan populasi. Dua skala disusun oleh penulis dalam bentuk lima mata skala Likert, yaitu setuju hingga sangat tidak setuju. Skala stres kerja disusun oleh penulis, selanjutnya skala karakteristik pekerjaan diadaptasi dari skala karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava (2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham. Bagian 1: Skala stres kerja disusun oleh penulis terdiri dari 39 item. Dikembangkan dari tiga gejala stres kerja yang dikemukakan oleh Beehr dan Newman (dalam Rice, 1999). Yaitu gejala psikologis (17 item), gejala fisiologis (11 item) dan gejala perilaku (11 item). Bagian 2: Skala ini terdiri dari 17 butir pernyataan yang diturunkan dari lima aspek karakteristik pekerjaan, yaitu: keragaman ketrampilan (1 item) , kejelasan tugas (6 item), kepentingan tugas (5 item), otonomi (2 item) dan umpan balik (3 item). Pengukuran karakteristik pekerjaan menggunakan skala karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava (2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham. Uji Validitas dan Reliabilitas Item Uji validitas berdasar Cronbachs Alpha diperoleh bahwa nilai validitas item skala stres kerja bergerak antara 0,274 sampai dengan 0,734. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat nilai Cronbachs Alpha dengan hasil nilai = 0,740. Ini berarti bahwa skala stres kerja adalah cukup reliabel. Dengan demikian skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

14

Sedangkan nilai validitas item skala karakteristik pekerjaan bergerak antara 0,292 sampai dengan 0,767. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat nilai Cronbachs Alpha dengan hasil nilai = 0,732. Ini berarti bahwa skala karakteristik pekerjaan adalah cukup reliabel. Dengan demikian skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, koefisien korelasi antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan adalah -0,602 dengan p < 0,01 yang artinya ada hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Hal ini juga berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima bahwa semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka semakin tinggi tingkat stres kerja, begitu juga sebaliknya semakin tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja. Dengan kata lain, karakteristik pekerjaan mempunyai peran dalam menentukan adanya stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh pertama, pihak manajemen perusahaan telah mengklasifikasikan karakteristik pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri karyawan bagian produksi, sehingga stres kerja berkurang (Wijono, 2007). Kedua, pihak manajemen mengatur shift kerja karyawan yang tidak terlalu ketat. CV. Cita Nasional mengharuskan karyawan bagian produksi untuk masuk kerja dua hari sekali untuk menghindari munculnya stres kerja pada karyawan karena beban kerja yang terlalu berat. Hasil penelitian ini didukung oleh Fitriyani (2009) di RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan menemukan bahwa terdapat korelasi negatif antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan stres kerja 15

perawat di RSJ Sambang Lihum. Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan Dewa et al. (2011) yang menemukan adanya hubungan positif signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja. Jika melihat harga koefisien determinan r2 = 0,362 atau sebesar 36,2%. Menunjukkan bahwa peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi stres kerja. Aspek karakteristik pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap terjadinya stres kerja adalah keragaman ketrampilan (0,137), hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewa et al. pada tahun 2010 (dalam Dewa et al. 2011), bahwa keragaman ketrampilan yang tinggi berpotensi menyebabkan stres kerja pada karyawan. Hal ini mungkin disebabkan, pertama dalam pekerjaan menuntut ragam ketrampilan yang tinggi sementara kebanyakan karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga hanya berpendidikan SMA/sederajat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah sehingga keragaman ketrampilan dan bakat yang mereka miliki pun terbatas. Kedua, hal ini dapat mungkin terjadi karena mereka kurang diberikan peluang untuk mengembangkan ketrampilan dan bakat mereka. Sedangkan yang paling kecil kontribusinya terhadap stres kerja karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional adalah aspek kepentingan tugas (-0,702). Hal ini bertentangan dengan pendapat Dewa et al. (2011), dalam penelitiannya menemukan bahwa kepentingan tugas adalah salah satu aspek yang memiliki peran besar terhadap timbulnya stres. Hal ini dapat dimungkinkan karena karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional masih kurang menyadari bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan.

16

Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong rendah, ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 83,71 bervariasi dari kategori sangat rendah (39) sampai dengan kategori sangat tinggi (195) dengan standar deviasi = 16,21. Dari 34 karyawan terdapat 6 orang (17,65%) yang memiliki stres kerja sangat rendah, 25 orang (73,53%) yang memiliki stres kerja rendah, 3 orang (8,82%) yang memiliki stres kerja sedang dan tidak ada karyawan yang memiliki tingkat stres kerja tinggi dan sangat tinggi. Dari hasil penelitian juga diketahui kadar karakteristik pekerjaan pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong tinggi, ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 58,18. Bervariasi dari kategori rendah (17) sampai dengan kategori sangat tinggi (85) dengan standar deviasi 7,47. Dari 34 karyawan terdapat 13 orang (38,24%) yang memiliki karakteristik pekerjaan sedang, 21 orang (61,76%) yang memiliki karakteristik pekerjaan tinggi. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat karakteristik pekerjaan sangat rendah, rendah dan sangat tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Artinya semakin tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja, begitu pula sebaliknya semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka semakin tinggi tingkat stres kerja.

17

Saran 1. Bagi Pihak Perusahaan Pihak manajemen perusahaan diharapkan meningkatkan peluang bagi karyawannya untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka. Misalnya dengan cara: a. Perusahaan memberikan peluang pada setiap karyawan antar divisi untuk melakukan diskusi (sharing) tentang ragam keterampilan dan bakat yang mereka miliki sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. b. Perusahaan dapat mengatur adanya roling (pergantian peran) antar divisi tiap rentang waktu tertentu, misalnya tiga bulan sekali atau enam bulan sekali supaya karyawan dapat memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka di berbagai bidang pekerjaan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah jumlah sampel dalam populasi, sehingga semakin memperkuat hasil penelitian. Selain itu, di dalam pelaksanaan penelitian diharapkan peneliti dapat mendampingi subyek saat mengisi skala, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas, subyek dapat langsung bertanya kepada peneliti.

18

DAFTAR PUSTAKA Adianto, H., Agustin, Y dan Trindira, H. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja Terhadap Performansi Kerja Operator pada Bagian Produksi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 7 (2): 125-138. Asrudin. (2010). AFTA: Ancaman dan Tantangan Bagi Perekonomian Indonesia. Retrieved June 24, 2011, from http://top10headline.com/component/content/article/1-isu-pekanini/152-afta-ancaman-dan-tantangan-bagi-perekonomian-indonesia Bekker, M. H. J., Croon, M. A dan Bressers, B. (2005). Childcare Involvement, Job Characteristics, Gender and Work Attitudes as Predictors of Emotional Exhaustion and Sickness Absence. Jurnal Work and Stress, 19 (3): 221-237. Dewa, C.S, Thompson, A. H dan Jacobs, P. (2011). Relationship Between Job Stress and Worker Perceived Responsibilities and Job Characteristics. Original Article Ijoem 2 (1): 37-46. Fitriyani. (2009). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Karakteristik Pekerjaan dengan Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Skripsi. Malang: Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang. Retrieved May 13, 2011, from http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/1823# Greenberg, J dan Baron, R. A. (2008). Behavior in Organizations. New Jersey : Pearson Education, Inc. Kristiani, A. (2004). Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Dengan Burnout Pada Pramuniaga Pasar Raya Sri Ratu Semarang. Skripsi. Salatiga : FKIP-BK Universitas Kristen Satya Wacana. Kristiani, L. (2011). Stres Kerja Sebagai Pemediasi Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada PT. BPR Bina Reksa Karyaartha Pare). Skripsi. Jurusan Manajemen Program Studi S1Manajemen Universitas Negeri Malang. Retrieved February 2, 2012, from 19

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/16717 Luthans, F. (1992). Organizational Behavior. USA: McGraw Hill Inc. Munandar, A. S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UIPress. Nipsaniasri. (2004). Perilaku Asertif dan Stres Kerja Pada Perawat Ditinjau Dari Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSUD Salatiga. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Rice, P. L. (1999). Stress and Health (3rd ed.). California: Brooks/Cole Publishing Company. Robbins, S dan Judge, T. A. (2009). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Inc. Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 11 (1): 11-19 Suman, S dan Srivastava, A. K. (2009). The Measurement of Job Characteristics in Context to Indian Work Scenario. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology 35: 142-147. Theodorus, N. (2004). Analisa Pengaruh Masa Kerja dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Tingkat Stres Pada Pegawai Administrasi Tetap Universitas Kristen Petra Surabaya. Retrieved June 24, 2011, from http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0 &qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2004/jiunkpe-ns-s1-200431498049-3670-stress-abstract_toc.pdf Wijono, S. (2007). Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi Kerja Supervisor Pasaraya Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP 4 (1): 59-75. *** 20

You might also like