You are on page 1of 4

Proses Fertilisasi

Fertilisasi (pembuahan) adalah proses dimana sperma dengan sel telur untuk
membentuk sel diploid baru, atau zigot atau fertilisasi merupakan penyatuan sperma dari
laki-laki dengan ovum dari perempuan di tuba falopii.

Saat kopulasi antara pria dan wanita


(sanggama / coitus) dengan ejakulasi sperma → dilepaskan cairan mani (berisi sel – sel
sperma) ke dalam saluran reproduksi wanita.

Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa Pertemuan ini


Sel sperma akan bertemu dengan sel telur
ovulasi (disebut ”masa subur” wanita) disebut
wanita → dikeluarkan pada saat ovulasi.
Fertilisasi

Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :


Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
Sperma dapat hidup & membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
A. Proses Fertilisasi
Fertilisasi berlangsung di ampula (sepertiga bagian luar) tuba fallopi.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina → rahim → masuk ke dalam tuba → ovum
yang dikeluarkan oleh ovarium → ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung
proksimalnya → dibawa ke dalam tuba falopii.
Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–
10 µm → disebut zona pelusida → Sekitarnya zona pelusida terdapat sebuah
cincin atau lingkaran dari sel memanjang, → disebut korona radiata → jika ovum
sudah dikeluarkan → folikel akan mengempis → berubah menjadi kuning →
membentuk korpus luteum → ovum pun siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi →
beberapa juta sperma berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks →
mencapai rongga uterus → beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba
falopii → beberapa diantaranya mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini
disebabkan karena selama beberapa jam → protein plasma dan likoprotein yang
berada dalam cairan mani diluruhkan → reaksi kapasitasi → setelah reaksi kapasitasi
→ sperma mengalami reaksi akrosom → terjadi setelah sperma dekat dengan oosit.
Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari
korona radiata ovum → isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan
berkontak dengan lapisan korona radiata → dilepaskan hialuronidase yang dapat
melarutkan korona radiata, trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat
melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum.
Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi→ sekali sebuah
spermatozoa menyentuh zona pelusida → terjadi perlekatan yang kuat dan
penembusan yang sangat cepat → terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone
reaction) → nukelus-nukleus akan menyatu dan kromosom bergabung, sehingga
dicapai jumlah yang diploid (46) → zygot (sel pertama individu baru).

B. Pembelahan
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali → zigot
berjalan disepanjang tuba fallopi menuju uterus (waktu 3-4 hari) → sesudah 3 – 4 kali
pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel → stadium Morula (16 sel berupa satu
bola sel yang dihasilkan dalam 3 hari) → morula mengapung bebas di dalam uterus →
sehingga cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang
interselular di antara blastomer → terbentuk ruangan di dalam massa sel karena ruang-
ruang interselular itu menyatu dan terbentuklah struktur → disebut blastosis →
pembentukan blastosis menandai diferensiasi utama pertama embrio → sehingga masa
padat sel bagian dalam dapat berkembang menjadi embrio dan membrane embrio yang
disebut amnion → Lapisan sel luar yang mengelilingi rongga, disebut trofoblas →
akan berkembang menjadi membrane embrio lain, yaitu korion, bagian embriomik
plasenta.
Pembelahan Sel

1 SEL 2 SEL 4 SEL MORULA 16 SEL

Sumber : Miracle of Man’s Creation

C. Implantasi
Zona pelusida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada endometrium
rahim, biasanya pada daerah fundus anterior atau posterior. Antara 7-10 hari setelah
konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya membenamkan diri ke
dalam endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup. Proses ini dikenal
sebagai implantasi. Pembuluh darah endomitrium pecah dan sebagian wanita akan
mengalami pendarahan ringan akibat implantasi (Bercak darah atau pendarahan ringan
pada saat seharusnya terjadinya menstruasi berikutnya). Vili korion, yang berbentuk
seperti jari, terbentuk diluar trofoblas dan menyusup kedalam daerah yang
mengandung darah pada endometrium. Vili ini adalah tonjolan yang mengandung
banyak pembuluh darah dan mendapat oksigen dan gizi dari aliran darah ibu serta
membuang karbondioksida dan produk sisa dalam darah ibu. Setelah implantasi,
endometrium disebut desidua. Bagian yang langsung berada dibawah blastosis, tempat
vili korion mengetuk pembuluh darah, disebut desidua basalis. Bagian yang menutup
blastosis ialah desidua kapsularis dan bagian yang melapisi sisa uterus ialah besidua
vera.

You might also like