You are on page 1of 74

MATA MERAH PENGLIHATAN TURUN MENDADAK

Keratitis Pungtata

Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman dengan infiltrat berbentuk bercak bercak halus. Penyebab : Moluscum kontagiosum, acne rosasea, Herpes simpleks, Herpes zoster, Blefaritis neuroparalitik, Infeksi virus, vaksinia, Trakoma dan trauma radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmus, kracunan obat seperti : neomisin, tobramisin. Keratitis Pungtata terjadi:

Bilateral Berjalan kronis tanpa terlihat gejala konjungtiva atau tanda akut. Pada dewasa muda

Keratitis Pungtata Superfisial Gambaran : titik titik pada permukaan konea bintik bintik pada pemulasan fluorsin terutama daerah pupil. Keratitis Pungtata Subepitel Gambaran : terkumpul di mebran Bowman. Bilateral, berjalan kronis tanpa terlihat gejala kelainan konjuntiva ataupun tanda akut.

Keratitis Pungtata

Keratitis Marginal

Gambaran : infiltrat tertimbun pada kornea sejajar dengan limbus. Penderita mengeluh sakit sperti kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat. blefarospasme satu mata, Injeksi konjungtiva, Infiltrat atau ulkus memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multiple, sering disertai neovaskularisasi dari daerah limbus. Jika tidak diobati dengan baik maka akan menyebabkan tukak kornea. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral / marginal. Pengobatan :

Antibiotika sesuai infeksi lokalnya dan Steroid dosis ringan. Diberikan juga vit B dan C dosis tinggi. Pada kelainan yang indolen = di kauterisasi dengan listrik maupun AgNO3 di pembuluh darah / dilakukan flep konjungtiva yang kecil.

Keratitis Marginal

Keratitis Intertisial

Gambaran : keratitis pada Jaringan kornea yang lebih dalam. Seluruh kornea keruh sehingga iris susah dilihat. Permukaan kornea seperti permukaan kaca Injeksi Siliar disertai serbukan pembuluh ke dalam sehingga memberi gambaran kusam yang disebut Salmon Patch dari Hutchinson. Seluruh kornea dapat berwarna merah cerah. Pasien mengeluh fotofobia, lakrimasi dan menurunnya visus. Keluhan akan bertahan seumur hidup. Penyebab : Keratitis disebabkan sifilis kogenital atau bisa juga oleh Tuberkulosis. Bisa juga karena trauma. Keratitis Interstisial akibat lues kogenital terdapat neovaskularisasi dalam. Keratitis interstisial yg merupakan keratitis nonsuppuratif profunda disertai neovaskularisasi disebut juga Keratitis Parenkimatosa. Pengobatan : tergantung penyebabnya. diberikan juga Sulfas Atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat uveitis dan korikosteroid tetes mata.

Keratitis Intertisial dengan sifilis kogenital

Keratitis Bakterial

Penyebab : Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas dan Enterobakteriacea Faktor Predisposisi : Pemakaian kontak lens, trauma, kontaminasi obat tetes. Pengobatan : Batang Gram (-) : Tobramisin, Ceftazidime, Fluoroquinolone. Batang Gram (+) : Cefazoline, Vancomycin, Moxifloxacin/Gatofloxacin. Kokus Gram (-) : Ceftriaxone, Ceftazidime, Moxifloxacin/Gatofloxacin.

Keratitis Bakterial

Keratitis Jamur

Penyebab : trauma kornea oleh rantung, daun, tumbuh tumbuhan. Efek penggunaan kortikosteroid. Keluhan timbul setelah 3 minggu kemudian. Keluhan sakit mata hebat, berair dan silau. Pada mata terlihat infiltrat kelabu, disertai hipopion, peradangan ulserasi superfisial dan satelit. Disertai cincin endotel dengan Plaque bercabang cabang dengan endotelium plaque, gambaran satelit pada kornea dan lipatan Descemet.

Pengobatan :

Natamisin 5% untuk keratitis jamur filamentosa, fusarium spesies


Amphoterisin B 0,15% - 0,3% untuk keratitis Yeast, aspergilus spesies. Sistemik : Ketokonazol (200 600 mg/hari) dan sikloplegik. Obat oral anti glaukoma jika disertai peningkatan tekanan intraokular. Keratoplasti jika tidak ada perbaikan.

Keratitis Jamur

Keratitis Virus

Keratitis Pungtata Superfisial dengan gambaran Infiltrat halus bertitik titik pada dataran depan kornea yang dapat terjadi pada herpes simpleks, herpes zoster, infeksi virus, vaksinia dan trakoma. Keratitis terkumpul di daerah membran Bowman, bilateral dan kronis tanpa terlihat kelainan konjungtiva.

Jenis Keratitis Virus : Keratitis herpetik Keratitis dendritik Keratitis Disformis Infeksi Herpes Zoster Keratokonjuntivitis Epidemi

Keratitis Herpetik
Disebabkan herpes simpleks dan herpes zoster.

Keratitis karena herpes Simpleks dibagi 2 bentuk:


Epitelial = Keratitis dendritik Pada epitelial terjadi pembelahan virus di dalam sel epitel yang mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk tukak kornea superfisial. Pengobatan : pada pembelahan virus.

Stromal = Keratitis diskiformis Pada Stromal diakibat reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang. Antigen (virus) dan antibodi (tubuh pasien) bereaksi di dalam stroma kornea dan menarik sel leukosit dan sel radang lainnya. Sel ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak antigen (virus) yang juga merusak jaringan stromal di sekitarnya. Pengobatan : pada virus dan reaksi radangnya. Biasanya infeksi Herpes Simpleks berupa campuran antara Epitelial dan Stromal.

Keratitis Herpetik

Pengobatan :

IDU (Iodo 2 dioxyuridine) Murah, kerja tidak stabil, bekerja menghambat sintesis DNA virus dan manusia sehingga toksik untuk epitel normal dan tidak boleh digunakan lebih dari 2 minggu. Bentuk : larutan 1% diberikan setiap jam Salep 0,5% diberikan setiap 4 jam. Vibrabin sama dengan IDU, hanya ada dalam bentuk salep. Trifluorotimidin (TFT) sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam Acyclovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Bentuk salep 3% diberikan setiap 4 jam. Efektif dengan Efek samping kurang.

Keratitis Herpetik

Keratitis Dendritik

Merupakan Keratitis Superfisial yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea kemudian membentuk cabang. Disebabkan oleh herpes Simpleks. Gejala : Fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan menurun, konjungtiva hiperemis disertai sensibilitas kornea yang hipestesia. Karena gejala ringan, pasien terlambat berkonsultasi. Dapat menjadi tukak kornea Pengobatan : Dapat sembuh spontan. Dapat juga diberikan antivirus (IDU 0,1% salep tiap 1 jam atau Asiklovir) dan sikloplegik, antibiotik yang bebas tekan.

Keratitis Dendritik

Keratitis Disiformis

Merupakan keratitis yang membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea. Penyebab : Infeksi virus Herpes Simpleks Reaksi alergi atau imunologik terhadap virus Herpes Simpleks pada permukaan kornea.

Keratitis Disiformis

Infeksi Herpes Zoster


Merupakan keratitis vesikular karena infeksi Herpes Zoster di mata. Biasanya pada usia lanjut. Gejala :

Rasa sakit di daerah yang terkena, merah dan penglihatan berkurang. Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea. Vesikel juga tersebar pada dermatom yang dipersarafi saraf Trigeminus, progresif dan tidak melewati garis meridian.

Pengobatan : tidak spesifik, hanya simptomatik Bisa dengan Asiklovir dan pada usia lanjut diberikan Steroid. Penyulit : Uveitis, Parese otot penggerak mata, Glaukoma dan Neuritis Optik

Infeksi Herpes Zoster

Keratokonjungtivitis Epidemi

Merupakan keratitis akibat reaksi peradangan kornea dan conjungtiva disebabkan adenovirus. Epidemi dan bersifat bilateral. Gejala :

Demam, gangguan nafas, penglihatan menurun, merasa ada benda asing, berair, kadang nyeri. Pada mata : edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal yang membentuk jaringan parut, pada kornea terdapat Keratitis Pungtata pada minggu pertama. Jaringan preaurikel membesar. Kekeruhan subepitel kornea menghilang sesudah 2 bulan sampai 3 tahun / lebih. Pada yang akut : kompres dingin, cairan air mata dan supportif lainnya. Jika terjadi penurunan visus berat dapat diberikan Steroid tetes mata 3x per hari.

Pengobatan :

Keratokonjungtivitis Epidemi

Keratitis Dimmer (numularis)

Merupakan keratitis numularis dengan infiltrat bundar berkelompok dan tepi berbatas tegas sehingga ada gambaran halo. Keratitis berjalan lambat dan sering unilateral.

Keratitis Filamentosa

Merupakan keratitis yang disertai filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea. Penyebab : tidak diketahui

Disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, pempigoid okular, pemakaian lensa kontakm edema kornea, keratokonjuntivitis limbik sperior DM, trauma dasar otak dan pemakaian antihistamin. Ditemukan pada dry eyes, DM, Post op Katarak, keracunan kornea oleh zat tertentu.

Gambaran : filamen mempunyai dasar bentuk segitiga yang menarik epitel, epitel pada filamen terlihat tidak melekat pada epitel kornea. Di dekat filamen terdapat defek filamen dan kekeruhan epitel berwarna abu abu. Gejala : rasa kelilipan, sakit, silau, blefarospasme dan epiforia. Mata merah dan terdapat defek kornea. Pengobatan : larutan hipertonik NaCl 5%, air mata hipertonik. Mengangkat filamen dan memasang lensa kontak lembek.

Keratitis Filamentosa

Keratitis Alergi

Keratokonjungtivitis Flikten

Merupakan radang kornea dan konjungtiva sebagai suatu reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen. Gejala : Terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan dengan atau tanpa neovaskularisasi menuju ke arah benjolan tersebut. Bilateral, pada limbus tampak benjolan putih kemerahan dikelilingi konjungtiva hiperemis. Terdapat papul dan pustula pada kornea dan konjungtiva. Lakrimasi dan fotofobia disertai rasa sakit. Hiperemis konjungtiva, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam penlihatan berkurang. Pengobatan : Pemberian steroid

Tukak atau Ulkus Fliktenular

Tukak Flikten berbentuk benjolan abu abu terlihat sebagai : Ulkus Fasikular : ulkus menjalar melintas kornea dengan pembuluh darah di belakangnya. Flikten multiple di sekitar limbus. Ulkus Cincin merupakan gabungan ulkus. Pengobatan : Steroid. Flikten menghilang tanpa bekas, tetapi jika terjadi ulkus akibat infeksi sekunder maka akan menjadi parut kornea.

Keratitis Fasikularis

Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke arah kornea. Berupa tukak kornea akibat flikten yang berjalan membawa jalur pembuluh darah baru sepanjang permukaan kornea.

Keratokonjungtivitis Vernal

Peradangan tarsus dan konjungtiva yang rekuren. Muncul pada musim panas, anak laki laki lebih sering terkena dibanding perempuan. Gejala :
Gatal, disertai riwayat alergi, blefarospasme, fotofobia, penglihatan buram, dan kotoran mata serat serat. Hipertrofi papil kadang berbentuk cobble stone pada kelopak atas dan konjungtiva daerah limbus.

Pengobatan : obat topikal antihistamin dan kompres dingin.

Keratitis Lagoftalmus

Keratitis yang terjadi akibat lagoftalmus dimana kelopak mata tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan kekeringan pada kornea dan konjungtiva sehingga rentan terkena infeksi. Lagoftalmus dapat disebabkan tarikan jaringan parut pada tepi kelopak, eksoftalmus, paralise saraf fasial, atoni orbikularris okuli dan proptosis karena tiroid. Pengobatan : mengatasi penyebab, air mata buatan. Untuk cegah infeksi sekunder diberikan salep mata.

Keratitis Neuroparalitik

Merupakan keratitis akibat kelainan saraf trigeminus sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea. Gangguan persarafan dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor fossa posterior kranium, peradangan sehingga kornea menjadi anestetis. Kemudian kornea menjadi kehilangan pertahanannya terhadap iritasi luar. Kornea menjadi mudah infeksi dan terbentuk tukak kornea. Gejalanya : tajam penglihatan menurun, silau, tidak nyeri. Refleks berkedip hilang, injeksi siliar, permukaan kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea. Pengobatan : air mata buatan dan salep untuk menjaga kornea tetap basah. Untuk cegah infeksi sekunder : pengobatan keratitis, tarsorafi, dan menutup pungtum lakrimal.

Keratitis Neuroparalitik

Keratokonjungtivitis Sicca

Merupakan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Gejala : mata berpasir, gatal, silau, penglihatan kabur, sekresi mukus mata yang berlebihan, sukar mengerakan kelopak mata, mata kering karena ada erosi kornea, Edema kojungtiva bulbi, filamen (benang) di kornea. Pemeriksaan yang dilakukan :

Tes Schimer : resapan air mata pada kertas Schimer normal 10-25mm dalam waktu 5 menit. Abnormal < 10 mm. Tes zat warna Rose Bengal konjungtiva zat warna ini akan mewarnai sel epitel kornea. Terdapat titik merah di konjungtiva bila mata kering. Tear film break up time

Keratokonjungtivitis Sicca

Pengobatan Tergantung penyebabnya :


Pemberian

air mata tiruan bila kurang adalah komponen air Pemberian lensa kontak apabila komponen mukus yang berkurang Penutupan pungtum lakrimal bila terjadi penguapan yang berlebihan.

Keratokonjungtivitis Sicca

Keratitis Sklerotikan

Merupakan kekeruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai skleritis. Penyebab : diduga perubahan susunan serat kolagen yang menetap. Gejala : kekeruhan kornea terlokalisasi dan berbatas jelas, unilateral, kadang mengenai seluruh limbus, kornea putih menerupai sklera. Pengobatan : steroid dan fenil butazon

Tukak (ulkus) kornea

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian kornea. Ada 2 bentuk : sentral dan marginal / perifer Disebabkan oleh reaksi toksik, alergi autoimun dan infeksi (bakteri, jamur, akantamuba dan herpes simpleks). Bersifat progresif, regresi dan membentuk jaringan parut. Gejala : Mata merah ringan sampai berat, fotofobia, Ulkus akan keruh berwarna putih dengan defek epitel, Jika dengan pewarnaan flouresen akan berwarna hijau ditengahnya. Dapat terjadi juga : penipisan kornea, lipatan Descemet, reaksi jaringan uvea (akibat gangguan vaskularisasi iris) berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia posterior. Pada infeksi Stafilokokkus dan Streptokokkus : ulkus berbatas, bulat atau lonjong berwarna putih abu abu pada anak ulkus yang supuratif. Pada infeksi Pseudomonas : ulkus melebar cepat, purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan ulkus. Pada infeksi jamur : infiltrat berwarna abu abu dikelilingi infiltrat halus disekitarnya. (fenomena Satelit)

Tukak (ulkus) kornea

Pemeriksaan Laboratorium sangat berguna untuk membantu diagnosa kausa. Pada setiap tukak akan dilakukan pemeriksaan dengan media agar Sabouraud, triglikolat dan agar coklat. Pemeriksaan untuk jamur dilakukan sediaan hapus dengan larutan KOH. Pengobatan : Sikloplegik, antibiotika topikal dan subkonjungtiva. Pasien perlu dirawat bila kemungkinan timbul perforasi (tidak boleh memberi obat sendiri) dan perlu juga obat sistemik. Pengobatan pada ulkus bertujuan menghalangi hidupnya bakteri dengan pemberian antibiotika dan mengurangi radang dengan steroid. Sekret yang terbentuk dibersihkan 4x sehari. Kemungkinan bisa terjadi Glaukoma seunder. Antibiotik sesuai dengan penyebab, biasanya lokal kecuali keadaan berat. Pengobatan dihentikan bila terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang kecuali pada pseudomonas (pengobatan ditambah 1-2 minggu) Dilakukan pembedahan atau keratoplasti jika :

Pengobatan tidak sembuh

Tukak (ulkus) kornea

Tukak kornea karena Infeksi bakteri

karena infeksi jamur

Ulkus Sentral

Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus akibat kerusakan pada epitel. Lesi terletak di sentral, jauh dari limbus vaskuler. Etiologi Etiologi ulkus kornea sentral biasanya ialah: 1. Bakteri Pseudomonas, Pneumococcus, Moraxella liquefaciens, Streptococcus beta hemolyticus, Klebsiella pneumonia, Eschericia coli, Proteus 2. Virus Herpes simplex, Herpes zoster 3. Jamur Candida albicans, Fusarium solani, Nocardia, Cephalosporium, Aspergillus Predisposisi : Erosi pada kornea, keratitis Neurotropik, pemakainan kortikosteroid, obat lokal anestesi, IDU, DM dan penyakit degenratif lain.

Ulkus Marginal

Peradangan kornea bagian perifer berbentuk khas biasanya terdapat daerah jernih antara limbus kornea dengan tempat kelainannya. Sumbu daerah peradangan biasanya sejajar dengan limbus kornea. Gejala : penglihatan menurun disertai rasa sakit, fotofobia, lakrimasi, satu mata blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus memanjang. Disebabkan reaksi alergi terhadap eksotoksin Stafilokokkus, alergik terhadap makanan, toksik, infeksi lokal dan penyakit kolagen vaskular.

Sering dihubungkan dengan Rematik pada orang tua.

Perjalanan penyakit dapat berubah-ubah, dapat cepat sembuh, dapat juga kambuh dalam waktu singkat. Pengobatan :

Antibiotik dengan steroid lokal jika kemungkinan infeksi herpes

Ulkus Mooren

Merupakan Ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa kecendrungan perforasi kornea ataupun hipopion. Ulkus ini dapat meluas mengenai seluruh kornea. Penyebab mungkin hipersensitivitas terhadap protein Tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap toksin ankilostoma. Pengobatan : steroid, antibiotik, antivirus, antijamur, kolagenase inhibitor, heparin dan pembedahan = belum ada yang memberikan hasil memuaskan.

Ulkus Mooren

Ulkus Neuroparalitik

Ulkus yang terjadi akibat gangguan saraf V atau ganglion Gaseri ditemukan pada Herpes Zoster. Gejala : kornea menjadi anestetik dan refleks mengedip hilang. Benda asing bertahan di kornea tanpa memberikan keluhan dan berkembang biak tanpa ditahan daya tahan tubuh. Terjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea dan menjadi ulkus. Pengobatan : melindungi mata dan sering memerlukan blefarorafi.

Ulkus Serpent Akut / Ulkus Serpiginosa Akut

Ulkus berbentuk tukak kornea sentral yang menjalar seperti bentuk binatang melata pada kornea mata. Berjalan cepat dan sering karena kuman Pneumokokus. Biasanya didahului oleh trauma yang merusak epitel kornea. Gejala : kekeruhan pada kornea mulai dari sentral berupa ulkus berbatas tegas disertai infiltrat kekuningan yang mudah pecah dan menyebabkan tukak. Ulkus merambat di permukaan kornea diikuti perforasi kornea. Injeksi konjuntiva dan injeksi siliar yang berat. Gejala khas : ulkus dengan hipopion yang steril akibat toksin kuman pada badan siliar. Nyeri pada mata dan kelopak, silau, lakrimasi dan tajam penglihatan menurun. Pengobatan : Antibiotik spektrum luas secara topikal tiap jam atau lebih, Penisilin sebagai pengobatan tambahan secara

Ulkus Serpent Akut / Ulkus Serpiginosa Akut

Ulkus Kornea Pseudomonas Aerugenosa


Merupakan infeksi sering dan paling berat dari infeksi kuman patogen batang gram negatif pada kornea. Gambaran ulkus dengan infiltrat kelabu atau kuning pada epitel kornea. Sering terdapat hipopion Ulkus mulai dari sentral kemudian menyebar ke samping dan dalam. Berhubungan dengan pemakaian kontak lens. Pemeriksaan : pembiakan Pseudomonas, susah dibedakan menggunakan sediaan hapus. Koloni kelabu gelap agak hijau pada media agar darah dan bau tajam. Pengobatan : Ciprofloxacin, Tobramisin, Gentamisin

Keratomikosis

Merupakan infeksi kornea oleh jamur. Infeksi jamur bisa karena trauma atau pengunaan antibiotik dan kortikosteroid yang tidak tepat. 3 minggu kemudian pasien merasa sakit hebat pada mata dan silau. Ulkus menonjol di tengah kornea dan bercabang dengan endotelium plaque. Pada kornea terdapat lesi satelit dan lipatan Descement disertai hipopion. Pengobatan : Infeksi bakteri /nistatin, miconazol dan lain lain. Jika amfoterisin B, Jamur Kondisi Infeksi virus
sakit

efek obat tidak terlihat, dapat dilakukan keratoplasti.


Tak ada sampai hebat Bervariasi Difus Sedang

Rasa benda asing

Fotofobia visus Inklusi okular

Biasanya menurun mencolok Menurun ringan Ringan - Sedang

Ulkus Ateromatosis

Ulkus yang terjadi pada jaringan parut kornea. Jaringan parut kornea atau sikatriks pada kornea sangat rentan terhadap infeksi. Ulkus meluas cepat ke segala arah dan sering terjadi perforasi diikuti Panoftalmitis. Pengobatan : keratoplasti bila mata dan penglihatan bisa diselamatkan.

Glaukoma Akut

Mata merah dengan penglihatan turun mendadak merupakan jenis Glaukoma Sudut Tertutup Akut. Gejala : Tekanan Intraokular meningkat secara mendadak dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dengan sudut bilik mata sempit. Cairan mata pada belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong pupil ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade pupil). Nyeri mata beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar. Melihat pelangi (halo) pada stadium prodromal. Serangan Glaukoma akut : rasa sakit hebat di mata dan kepala, perasaan mual dengan mual dan muntah, bradikardi akibat refleks okulokardiak. Tajam pengllihatan sangat menurun. Mata merah dengan kelopak mata bengkak, tekanan bola mata yang sangat tinggi mengakibatkan pupil lebar. Kornea suram dan edem, iris sembab meradang, Papil saraf optik hiperemis, udem dan lapangan pandang menciut berat. Iris bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa keruh (katarak Vogt katarak pungtata disiminata subkapsular anterior). Glaukoma Primer sudut tertutup akut bila tidak diobati dapat menjadi kronis.

Glaukoma Akut (Glaukoma Sudut Tertutup Akut)

Tekanan bola mata antara dua serangan dapat normal sama sekali. Biasanya serangan ini di provokasi oleh lebarnya pupil (tempat gelap) , harus waspada terhadap kemungkinan serangan pada pupil yang dapat lebar, dapat terjadi bilateral. Sesudah beberapa kali serangan atau berlangsung lama maka terjadi perlengketan pangkal iris dan kornea (Goniosinekia). Pengobatan :

Menurunkan tekanan bola mata secepatnya Pilokarpin 2% topikal setiap menit selama 5 menit disusul setiap 1 jam selama satu hari. Sistemik :

Azetazolamid 500mg IV, disusul 250mg tablet setiap 4jam setelah keluhan mual hilang. Manitol 1,5 2 mg/kgBB dalam larutan 20% Urea IV hati hati pada kelainan ginjal. Gliserol 1g/kgBB dalam larutan 50%

Anestesi Xilokain 2% dapat mengurangi produksi akuos humor selain mengurangi rasa sakit. Rasa sakit yang hebat bisa dikurangi dengan Morfin 50mg subkutis.

Glaukoma Akut (Glaukoma Sudut Tertutup Akut)

Mata yang tidak dalam serangan diberikan miotik (topikal kolinergik) untuk mencegah serangan. Bila tekanan bola mata sudah normal dan mata tenang baru dilakukan pembedahan. Pembedahan yang dilakukan adalah Iridektomi.

Glaukoma Akut (Glaukoma Sudut Tertutup Akut)

Glaukoma Akut Glaukoma akibat Katarak Intumesen.


Mirip dengan Glaukoma akut progresif Perbedaannya pada Glaukoma akibat katarak Intumesen terdapat bilik mata dangkal pada satu mata, pada Glaukoma akut progresif pada 2 mata. Bisa terjadi akibat senilis, katarak trauma tumpul ataupun trauma perforasi pada lensa. Terdapat sumbu anteroposterior yang panjang sehingga terjadi resistensi pupil pada pengaliran cairan mata ke depan dan terjadi blokade pupil. Blokade pupil menyebabkan iris terdorong menutup saluran trabekulum sehingga bendungan cairan mata bertambah. Pemberian Pilokarpin untuk membuka sudut dan mencegah kendornya pupil.

Glaukoma Akut

Glaukoma Fakolitik Merupakan glaukoma sekunder dengan tanda tanda dan gejala klinik glaukoma akut, sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak hipermatur disertai masa seperti susu. (lensa mencair keluar melalui kapsul utuh mengalami degenerasi) di bilik mata depan. Masa lensa di bilik mata depan akan mengundang sel radang dan terjadi reaksi imunologi. Pada bilik mata depan terdapat efek Tyndal dan menyerupai uveitis. Ditemukan juga Keratik Presipitat dan Sinekia Posterior.

Uveitis

Radang pada Uvea dapat mengenai iris disebut Iritis, mengenai bagian tengah uvea disebut Siklitis, mengenai selaput hitam koroid disebut Koroiditis. Iritis dan Siklitis merupakan Uveitis Anterior. Koroiditis merupakan Uveitis Posterior.

Uveitis Anterior

Peradangan mengenai iris dan jaringan badan siliar (iridosiklitis), unilateral, akut. Penyebab : reaksi imunologi, bakterimia ataupun viremia.

Ada 2 bentuk :
1. Nongranulomatosa akut Nyeri, fotofobia, penglihatan buram keratik presipitat kecil, pupil mengecil, sering kambuh. 2. Granulomatosa akut tidak nyeri, fotofobia ringan, buram, keratik presipitat besar (mutton fat) benjolan Koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil atau benjolan Busacca ( penimbunan sel pada permukaan iris).

Gejala : mata sakit, mata merah, fotofobia, penglihatan turun ringan, mata berair, pupil kecil akibat meradangnya otot sfingter pupil dan udem iris.

Terbentuk sinekia posterior, miosis pupil, tekanan bola mata bisa turun karena hipofungsi badan siliar, bisa meningkat karena gangguan akibat sel radang dan perlengketan sudut bilik mata.

Radang akut : miopisasi, Efek Tyndal atau fler pada bilik mata depan. Radang kronis : edema makula dan katarak.

Uveitis Anterior

Pengobatan : Steroid siang hari tetes dan malam salep. Steroid sistemik dalam dosis tunggal seling sehari yang tinggi dan kemudian diturunkan sampai dosis efektif. Steroid yang diberikan pada jangka waktu lama akan menimbulkan katarak, glaukoma dan midriasis pupil. Sikloplegik untuk mengurangi rasa sakit dan melepas sinekia yang terjadi. Antibiotik spesifik sesuai jenis kuman yang sudah diketahui.

Uveitis Anterior

Uveitis Posterior / Koroiditis

Peradangan lapis koroid bola mata dapat dalam bentuk :


Koroiditis anterior : radang koroid perifer. Koroiditis areolar : koroiditis yang bermula di daerah makula lutea dan menyebar ke perifer. Koroiditis difusa atau diseminata : bercak peradangan koroid terbesar di seluruh fundus okuli. Koroiditis eksudatif : koroiditis dengan bercak bercak eksudatif.

Gejala : penglihatan buram termasuk daerah sentral makula, bintik terbang (floater), vitreous keruh, mata jarang menjadi merah, tidak sakit dan fotofobia, infiltrat dalam retina dan koroid, edema papil, perdarahan retina dan vaskular sheathing. Bisa disebabkan trauma, pasca bedah, infeksi melalui sebaran darah seperti TBC, sipilis dan toksopasma.

Uveitis Posterior / Koroiditis

Uveitis Posterior / Koroiditis

Scars in the choroid as a result of healed posterior uveitis

Syndrome Vogt KoyanagiHarada

Gejala : Bilateral, mata merah, Penglihatan menurun, sakit, disertai sakit kepala, kaku tengkuk, mual dan muntah, demam. Pada kulit terlihat vitiligo, rambut rontok, alopesia. Terdapat juga gangguan pendengaran seperti tuli dan tinitis. Gangguan saraf bila terjadi rangsangan meningen. Ablasi Retina serosa bila kena meningen, disertai infiltrat pada koroid, kekeruhan badan kaca, edema papil dan suar dalam bilik mata depan. Pengobatan :

Steroid topikal dan sistemik, sikloplegik

Syndrome Vogt KoyanagiHarada

Endoftalmitis

Peradangan berat dalam bola mata akibata trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di dalam badan kaca. Ada 2 bentuk : 1. Endoftalmitis Eksogen
terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata

2. Endoftalmitis Endogen
terjadi akibat penyebaran bakteri, virus, ataupun fokus infeksi di dalam tubuh.

Peradangan oleh bakteri memberi gambaran : Sakit hebat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang kadang disertai dengan hipopion. (jika sudah terlihat hipopion, keadaan sudah lanjut, prognosis buruk). Kekeruhan atau abses di badan kaca, refleks pupil berwarna putih.

Endoftalmitis

Pengobatan :

Antibiotik melalui periokular atau subkonjungtiva Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2gram/haridan kloramfenikol 3gram/hari. Antibiotik sesuai dengan kuman penyebab :

Stafilokokus : basitrsin topikal dan metisilin subkonjungtiva, IV Pneumokokus, Sterptokokus, Stafilokokus, Neiseria : Penisilin G topikal, subkonjungtiva, IV Pseudomonas dan batang gram negatif lainnya : gentamisin, tobramisin dan karbesilin topikal, subkonjungtiva, IV

Sikloplegik diberikan 3 x sehari tetes mata. Kortikosteroid Untuk penyebabnya jamur diberikan Amfoterisin B150 sub miko gram konjungtiva Pengobatan gagal dilakukan eviserasi. Enukleasi dilakukan jika mata telah tenang dan ftisis bulbi

Endoftalmitis

Endoftalmitis Fakoanafilaktik Uveitis Fakoanafilaktik

Endoftalmitis yang merupakan reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur. Merupakan penyakit autoimun terhadap lensa sendiri. Terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibodi. Pada katarak hipermatur, masa lensa dapat keluar dari kapsul lensa dan menimbulkan reaksi makrofag dan mengakibatkan tertutupnya saluran keluar cairan mata yang menimbulkan glaukoma, maka akan terjadi Glaukoma Fakolitik. Penyakit ini dapat berjalan bersama trauma lensa yang menimbulkan uveitis fakoanafilaktik.

Oftalmika Simpatika

Uveitis granulomatosa dengan penglihatan menurun dan mata merah. Penyebabnya trauma tembus atau bedah mata intraokular, berhubungan dengan sel pigmen di uvea. Gejala dini : gangguan binokular akomodasi atau tanda radang ringan uvea anterior ataupun posterior disertai sakit, fotofobia kedua mata. Pada bilik mata terdapat reaksi berupa Mutton fat deposit pada dataran belakang kornea, nodul kecil berpigmen pada lapisan pigmen retina dan uvea menipis. Iris terdapat nodul infiltrasi, sinekia naterior perifer, neovaskularisasi iris, oklusi pupil, katarak, ablasi retina eksudatif dan papilitis. Pengobatan : enukleasi mata yang buta sebelum mata tersebut menimbulkan reaksi simpatis. Steroid topikal, periokular steroid injeksi, steroid sistemi, sikloplegik, bila steroid tdk efektif diberi obat anti supresi.

Panoftalmitis

Peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi ke dalam bola mata dapat melalui peredaran darah (endogen). Atau perforasi bola mata (eksogen) dan akibat tukak konea perforasi. Gejala : kemunduran tajam penglihatan disertai sakit, mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mata dengan hipopion dan reflek putih di dalam fundus dan okuli. Pengobatan : Antibiotik dosis tinggi dan bila radang sangat berat lakukan segera eviserasi isi bola mata.

Panoftalmitis

Glaucomatocyclitic Crisis

Kelainan berulang yang self limited dengan tekanan bola mata tinggi disertai tanda radang ringan dalam bilik mata depan. Gejala : Penglihatan menurun, mata tanpa injeksi siliar, pupil reaksi lamban, mengenai satu mata, tekanan bola mata meningkat (49 60 mmHg), sudut terbuka, edema kornea, keratik presipitat 2-3hari serangan dan berkurang dengan cepat, pupil lebar, lapangan pandang dan papil saraf optik normal. Penyebab : Proses vaskular abnormal, cacat autonom, kelainan alergi, CMV dan herpes simpleks. Pengobatan : Steroid topikal Prednisolone acetate 1% 1-4x sehari. Tetes mata antiglaukoma topikal timolol 0,25-0,5% 12kali sehari atau dorzolamide 2% 1-3x sehari. Acetazolamide 250mg 2-3 kali. Oral NSAID, Indometacin, mencegah produksi prostaglandin.

TERIMA KASIH

You might also like