You are on page 1of 17

LAPORAN PEMBELAJARAN KONSEP KEBIDANAN

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

KELOMPOK 1 Disusun oleh:

Addiba H.R Agni K.V.P Anes Zakia Anggita P.H Asmanadia H Bilqis S.A Della A Eliza N Ika K Nissa D.K Siti F Wina A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG Jalan Sederhana No.2 Bandung 2012

I. MATERI/TOPIK YANG DIBAHAS DALAM PEMBELAJARAN 1. 2. 1. 3. 4. Model dan teori yang mempengaruhi praktik kebidanan. Kerangka konsep praktik kebidanan 5 teori dan model konseptual asuhan kebidanan Perbandingan midwifery model dan medical model. Model asuhan kebidanan sebagai landasan dalam praktik bidan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami teori dan model konseptual asuhan kebidanan ( Theoritical and conceptual frameworks for Midwifery Practice ) 2. Menjelaskan kerangka konsep praktik kebidanan 3. Mengidentifikasi 5 teori kebidanan yang digunakan dalam praktik kebidanan. 4. Mampu membandingkan midwifery model dan medical model.

III. URAIAN DAN ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN YANG DIBAHAS

2. Model dan teori yang mempengaruhi praktik kebidanan.

Teori dan Model yang mempengaruhi Praktik Kebidanan 1. Model Kedokteran

Model kedokteran merupakan model yang sangat penting untuk asuhan kebidanan karena pengaruh model ini merasuk ke dalam masyarakat, organisasi pelayanan kesehatan, dan persiapan pendidikan untuk banyak praktisi pelayanan kesehatan. Model kedokteran merupakan model fundamental yang menjadi dasar banyak praktik kebidanan. Pernyataan ini mungkin tidak dapat di terima oleh banyak bidan, dan bahkan mungkin dianggap hinaan bagi yang lainnya. Akan tetapi, banyak bidan akan setuju bahwa pengaruh model kedokteran sangat merasuk dalam masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan. Model kedokteran adalah suatu model yang dikembangkan untuk membantu seseorang memahami proses sehat sakit dan cara pemulihan kesehatan. Kesehatan dan pemulihan kesehatan merupakan hal mendasar bagi kesehatan masyarakat. Model yang membantu menjelaskan tentang sakit dan sehat, dan menunjukkan cara untuk mencegah penyakit, serta membantu individu memulihkan kesehatan jika mereka sakit, jelas merupakan model yang penting. 2. Bonding: penilaian ulang teori

Berbagai model dan teori di adopsi dalam praktik karena bermacam alasan. Pengembangan dan adopsi teori bonding memberi gambaran mengenai proses tersebut. Pembahasan tentang bonding meliputi penjelasan perlunya mempertanyakan teori, melakukan riset untuk menunjukkan validitas teori, dan perlunya menguji efek yang lebih luas dan teori tertentu pada ibu selama masa reproduksi dan keluarganya. Bonding maternal bayi sampai saat ini merupakan teori yang hampir tidak pernah dipertanyakan, hampir menjadi sebuah fakta hidup, dan area perhatian utama bagi banyak bidan yang merawat ibu setelah melahirkan bayinya. Bonding antara iybu dan bayinya merupakan hal yang krusial untuk dilakukan kontak segera atau sedini mungkin antara ibu dan bayinya dan dalil tentang periode sensitifyang serupa diajukan. 3. Sehat untuk semua

Model sehat untuk semua yang dikemukan oleh organisasi kesehatan dunia sejak tahun 1978 belum banyak memberikan dukungan dan kemajuan yang jelas dalam pelayanan kesehatan di Inggris, terlebih dalam praktik kebidanan. Model ini berfokus pada asuhan terhadap wanita, keluarga, masyarakat, dan juga 3

menjadi cara untuk berkomunikasi dengan bidan dan bidan di Negara-negara lain. Karena pembahasan model ini belum jelas, ketidakjelasan ini memberi pengaruh signifikan di berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan pelayanan maternitas dan memiliki konsekuensi penting untuk asuhan. 4. Partisipasi dalam asuhan

Partisipasi dalam asuhan terdapat banyak retorika tetang kontinyuitas, pilihan, dan control untuk ibu dalam layanan maternitas dna berbagai perubahan diusulkan dan mulai terjadi dalam struktur layanan tersebut. Realitasnya, pertisipasi memiliki prekonsekuensi bagi praktisi dan ibu dalam masa reproduksi yang tersirat dalam kerja tim kebidanan, unit kebidanan, dan inovasi lainnya. Level partisipasi menurut Rifkin (1990) hlmn.12-15 Level 1 partisipasi dalam memperoleh manfaat dari suatu program: pada tingkat ini masyarakat menerima pelayanan secara pasif dan bentuk keterlibatannya hanya berupa kedatangan mereka untuk menerima pelayanan, contohnya, datang ke klinik antenatal Level 2 partisipasi dalam melakukan aktivitas dari suatu program: dalam program ini, anggota masyarakat berperan sebagai partisipan aktif tetapi bentuk aktivitasnya ditentukan oleh perencana program kesehatan, contohnya, ibu yang telah berpengalaman memberikan ASI dapat diminta untuk memimpin diskusi tentang pemberian ASI dalam kelas antenatal. Level 3 partisipasi dalam melaksanakan berbagai program: di level ini, anggota masyarakat setempat memiliki tanggung jawab menejerial dalam mengelola program ini selain berpartisipasi dalam memperoleh manfaat dan melakukan aktivitas program. Level 4 partisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi: di level ini masyarakat setempat terlibat dalam mengatur standar, memantau layanan, dan membuat modifikasi sasaran program. Level 5 partisipasi dalam merencanakan program: di level ini masyarakat terlibat dalam memutuskan layanan kesehatan yang dibutuhkan, selain tetap terlibat di level-level sebelumnya. Level ini adalah level partisipasi masyarakat terluas, level ini melibatkan anggota masyarakat dalam menerima manfaat, ikut serta dalam aktivitas, melaksanakan proyek, mengevaluasi dan memantau program, membuat keputusan dan juga bertanggungjawab terhadap kebijakan dan penatalaksaan program.

3. Kerangka konsep praktik kebidanan (Kerangka kerja bidan) A. Pengertian kerangka kerja bidan. Kerangka kerja bidan adalah suatu sistem kerja dalam memberi asuhan kebidanan kepada klien untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. B. Gambar kerangka konsep asuhan kebidanan di Indonesia.

Proses Asuhan : Manajemen asuhan kebidanan

Bidan sebagai pemberi asuhan

Determinan : Filosofi asuhan kebidanan

Perempuan sebagai penerima asuhan

Tercapainya keberhasilan asuhan yang menjamin kepuasan, keamanan perempuan dan bayinya untuk mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas.

C. Keterangan. a. Determinan merupakan gambaran faktor-faktor penentu dalam memberikan asuhan, dipengaruhi oleh : 1. Nilai, Etika dan falsafah yang dianut bidan 2. Kepekaan terhadap kebutuhan asuhan 3. Kemampuan mengambil keputusan. b. Kemampuan perempuan sebagai penerima asuhan dipengaruhi oleh : 1. Adaptasi 2. Mengambil keputusan 3. Informasi dan konseling yang diterima 4. Dukungan.

c. Proses asuhan (manajemen proses kebidanan), dipengaruhi oleh : 1. Aspek apa (jenis tindakan atau kegiatan) yang dilakukan 2. Bagaimana (strategi) asuhan yang harus dilakukan, meliputi pendekatan, memelihara kepercayaan, mendukung HAM perempuan. Keberhasilan tujuan asuhan kebidanan sangat ditentukan oleh adanya keterkaitan penerapan masing-masing komponen (determinan, kemampuan perempuan dan proses asuhan) yang dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan asuhan baik dari pemberi asuhan maupun dari penerima asuhan

4. 5 teori dan model konseptual asuhan kebidanan Teori adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Teori- teori dalam praktik kebidanan I. REVA RUBIN

Reva Rubin mengidentifikasi 3 elemen penting dalam proses pelaksanaan peran ibu yaitu : 1) Ideal image, sebuah gambaran ideal atau posistif mengenai wanita yang berhasil melaksankan perannya sebagai ibu dengan baik 2) Self image, gambaran mengenai dirinya sendiri yang dihasilkan oleh pengalamannya. 3) Body image, perubahan yang terjadi pada tubuh wanita selama proses kehamilan. Teori ini menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan. Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu. A. Taking on (tahapan meniru) B. Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu. Meliputi mimicary dan role play C. Taking in D. Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya.Introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya. Meliputi fantasy dan introjection-projectionrejection E. Letting go F. Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu. Meliputi, grief-work Proses pelaksanaan peran seorang ibu melalui tahap: 1) Mimicary (meniru). Wanita meniru prilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya, apa yang di lakukan saat persalinann, bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebagainya. 2) Role play (bermain peran), menciptakan kondisi di masa yang akan datang dengan sengaja. Misalnya, berlatih merawat bayi

dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk anak temannya, mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya. 3) Fantasy (mengkhayal), wanita mengkhayalkan dirinya di masa yang akan datang. Misalnya, aka seperti apa persalinannya nanti, baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti dan sebagainya. 4) Introjection projection-rejection (pengelola pesan), wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya di rumah berdasarkan apa yang di pelajarinya di rumah sakit atau di tempat lainnya. 5) Grief-work (evaluasi), wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi. II. RAMONA T. MERCER

Dalam teori ini Mercer lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu. Teori ini di bagi dalam 2 pokok bahasan,yaitu: A. Efek stres antepartum Adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu. Dalam penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu: 1. Hubungan Interpersonal 2. Peran keluarga 3. Stress anterpartum 4. Dukungan social 5. Rasa percaya diri 6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi 1. Pencapaian peran ibu Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan menopause merupakan hal yang fisiologis. Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara 8

fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah: a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya. b. Ibu memerlukan sosialisasi. c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Menurut mencer, ada 4 tahapan dalam melaksanakan peran ibu, yaitu: 1. Antipactory, adalah saat wanita belum menjadi ibu, di mana wanita melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu. 2. Formal, adalah masa saat wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system sosial. 3. Informal, adalah di mana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya. 4. Personal, merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.

III.

ELA JOY LEHMAN

Teori Ela Joy Lehrman Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek kebidanan dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan pertolongan pada persalinan serta menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek. Menurut Lehrman ada delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal: A. Asuahan kebidanan yang berkesinambungan B. Keluarga sebagai pusat kebidanan C. Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan D. Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan E. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan F. Fleksibilitas dalam asuhan. G. Advokasi dari pelayanan kebidanan H. Waktu IV. ERNESTINE

Teori Ernestine Wiedenbach Mengemukakan teorinya secara induktif berdasarkan pangalaman dan observasinya dalam praktek. A. The agent : mid wife

Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua. B. The recipient Recipient menurut Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. C. The Goal / purpose Disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisiologikal. D. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu: 1. Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide 2. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration) 3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation) 4. Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination) E. The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi. V. JEN BELL

Teori ini sering di sebut juga Teori kursi goyang yaitu tentang keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitas agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Hipotesa Ball A. Respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. B. Persiapan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas. Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu: A. Pelayanan maternitas B. Pandangan masyarakat terhadap keluarga C. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga . MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu . Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau 10

penelitian.Konseptual model adalah gambaran abstrak(pemikiranpemikiran) dari suatu ide dan berkembang dari suatu teori yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu (ilmu kebidanan). Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan yang normal Model konseptual kebidanan adalah: 1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu 2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitumenunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuandisiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga model konseptualmemberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik gunamembimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yangharus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitumental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).Kegunaan Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut : 1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak). 2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmusosial mengonsep dalam menyamakan aspekaspek proses social. 3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik. 4. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus kehamilandan persalinan. 5. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalamproses persalinan dan bantuan masa post partum 6. Intervensi teknologi seminimal mungkin 7. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan Konseptual model kebidanan Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang merupakan dasar suatu disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai bidang masing-masing. Ada dua jenis model yang dikenal dalam praktik kebidanan yaitu model medikal (medical model) dan model sehat untuk semua (health for all). Keduanya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pelayanan kebidanan. 1. Model medikal (medical model) Sebuah model yang disusun untuk membantu masyarakat dalam memahami konsep sehat dan sakit. Merupakan fondasi dari praktek11

praktek kebidanan yg sudah meresap di masyarakat. Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi dari penyakit/tindakan. Ada tiga elemen yang merupakan simpulan dari model medikal, yaitu: a. Pengendalian cara hidup yang alami. b. Mekanisme kehidupan manusia. c. Pemahaman bahwa penyakit merupakan hal yang tidak terpisahkan dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial seseorang. 2. Model sehat untuk semua (health for all) Model Sehat untuk Semua (Health For All) diproklamirkan oleh WHO sejak tahun 1978 yang berfokus pada wanita, keluarga, dan masyarakat. Deklarasi model kesehatan untuk semua adalah fokus dan titik berat untuk pencapaian tujuan adalah dengan menggunakan Primary Health Carel (PHC). Di dalam model kesehatan untuk semua terkandung lima konsep PHC, yaitu: a. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan. Serta mengurangi kesenjangan dalam kesehatan atau pemerataan upaya kesehatan masyarakat. b. Pelayanan kesehatan meliputi promotif, prefentif, curative dan rehabilitatif. c. Pelayanan kesehatan harus efektif & dapat diterima secara cultural. d. Optimalisasi peran serta masyarakat. e. Kolaborasi lintas sektoral. Konsep dasar di atas diaplikasikan dalam 8 elemen PHC sebagai berikut: a. Pendidikan kesehatan tentang masalah-masalah kesehatan termasuk metode pencegahan dan penanganannya. b. Ketersediaan makanan bergizi. c. Ketersediaan air dan lingkungan yang bersih. d. Kesehatan ibu dan anak termasuk di dalamnya keluarga berencana (KB). e. Program imunisasi. f. Pencegahan dan penanganan penyakit endemik. g. Penanganan penyakit dan kecacatan. h. Penggunaan obat esensial. I. MIDWIFERY CARE Kebidanan adalah perawatan kesehatan profesi yang menawarkan penyedia perawatan untuk melahirkan wanita selama kehamilan, persalinan dan kelahiran, dan selama periode postpartum. Mereka juga membantu merawat bayi yang baru lahir dan membantu ibu menyusui. Seorang praktisi kebidanan dikenal sebagai bidan, sebuah istilah yang digunakan dalam referensi untuk pria dan wanita, meskipun sebagian besar bidan adalah perempuan. [1] Selain memberikan perawatan kepada perempuan selama kehamilan dan kelahiran, banyak bidan juga menyediakan perawatan primer untuk wanita, baik wanita perawatan terkait dengan kesehatan reproduksi, tahunan ginekologi ujian, keluarga berencana , dan menopause .Bidan adalah spesialis dalam kehamilan berisiko rendah, melahirkan , dan pascamelahirkan , meskipun mereka dilatih untuk mengenali dan menangani penyimpangan dari normal. Obstetricians , sebaliknya, adalah spesialis dalam penyakit yang 12

berhubungan dengan melahirkan dan bedah . [3] Kedua profesi dapat saling melengkapi, tetapi mungkin bertentangan di beberapa negara, di mana dokter kandungan diajarkan untuk "secara aktif mengelola" tenaga kerja, sementara bidan diajarkan untuk tidak ikut campur kecuali diperlukan. [4] Bidan merujuk wanita ke dokter umum atau dokter kandungan ketika seorang wanita hamil membutuhkan perawatan di luar area bidan 'keahlian. Dalam banyak yurisdiksi, profesi ini bekerja sama untuk menyediakan perawatan bagi perempuan melahirka dan untuk memberikan perawatan. Bidan yang terlatih untuk menangani persalinan lebih sulit, termasuk kelahiran sungsang , kelahiran kembar dan kelahiran di mana bayi berada dalam posterior posisi, dengan menggunakan teknik non-invasif II. A. a. PARADIGMA SEHAT PENGERTIAN PARADIGMA SEHAT

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik b. Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor c. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, d. Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan B. PERUBAHAN PARADIGMA a. Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat b. Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat c. Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif C. LATAR BELAKANG a) Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM b) Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri c) Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan perilaku d) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

D.

VISI KESEHATAN

Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu: Indonesia Sehat 2010

13

5. Perbandingan midwifery model dan medical model.

NO MEDICAL MODEL 1. Normal in retrospect 2. The unusual case as interesting 3. Prevention of physical complications 4. Doctor in charge 5. 6.

MIDWIFE MODEL Normal in anticipation Each pregnancy a uniqe event Development of the individual Woman and family major decision makers Information restricted Information shared Outcomes Outcomes Live,healthy mother Live, healthy mother and baby and baby and satisfaction of individual needs.

14

6. Model asuhan kebidanan sebagai landasan dalam praktik bidan.

Model Asuhan Kebidanan sebagai Landasan dalam Praktik Kebidanan 1. a. 1) 2) 3) 4) 5) b. Model kehamilan sebagai peristiwa hidup yang normal Cara Pandang Normal dalam antisipasi Setiap kehamilan adalah peristiwa yang unik Perkembangan individu melalui pengalaman kehamilan Ibu dan keluarga adalah pengambil keputusan utama Informasi diberikan sesuai dengan kebutuhan Hasil Akhir

Ibu dan bayi hidup dan sehat, puas karena kebutuhan individu terpenuhi 2. Opoku (1992) menjelaskan penggunaan model kehamilan normal oleh bidan sebagai upaya mereka untuk menolak intervensi medis dan untuk bertanggung jawab terhadap kelahiran kembar atau sungsang. Penggunaan sebagai alat untuk menentang kekuatan profesi lain sama halnya dengan penggunaan bonding untuk membuat perubahan dalam perawatan ibu dan bayi di rumah sakit.

15

DAFTAR PUSTAKA Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Asrinah,dkk.2010.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Graha Ilmu Bryar,Rosmund.2008.Teori Kebidanan.Jakarta:EGC Purwandari,Atik.2008.Konsep Jakarta:EGC. Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme.

Bryar, R. 1995. Theory for Midwifery Practice Edisi I. Macmillan. Houndmillo. Varney, H. 1997. Varney`s Midwifery. Jones and Butlet Publishers. Sudbury, Massachussetts, USA.

16

You might also like