You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan: setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua hewan ini.. Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006). Pada tahun 1893 Quinche dan Roos menemukan E.histolytica bentuk kista, sedangkan Schaudin (1903) memberi nama spesies Entamoeba histolytica dan membedakannya dengan ameba yang juga hidup dalam usus besar yaitu Entamoeba coli.Sepuluh tahun kemudian Walker dan Sellards di Filiphina membuktikan dengan eksperimen pada sukarelawan bahwa E.histolytica merupakan penyebab kolitis amebik dan E.coli merupakan parasit komensal dalam usus besar.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Entamoeba Histolytica ? 2. Apa Klasifikasi Entamoeba Histolytica ? 3. Bagaimana siklus hidup Entamoeba Histolytica? 4. Bagaimana upaya pencegahan dan pengobatan Entamoeba Histolytica? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya : 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Entamoeba Histolytica 2. Memberi inspirasi pada pembaca agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak dini. 3. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri tentang Entamoeba Histolytica

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Entamoeba Histolytica Entamoeba histolytica adalah parasit yang dapat menyebabkan suatu benjolan besar yang bisa menyumbat usus dan dapat juga menyebabkan perlubangan pada dinding usus yang dikarenakan dari kontaminasinya tangan dari makanan masuk kemulut dan beradaptasi di usus manusia,untuk itu perlunya pencegahan dengan menjaga lingkungan yang sehat dan bersih agar tidak terjangkit penyakit kista dari entamoeba histylica Entamoeba Histolytica Adalah suatu parasit yang menyebabkan suatu penyakit disentri yang berparasit pada rongga dan dinding usus manusia. Klasifikasi Entamoeba Histolytica : Domain : Eukaryota Filum Kelas Ordo Genus Spesies : Amoebozoa : Archamoebae : Amobida : Entamoeba : Entamoeba Histolytica

Entamoeba histolytica memiliki ciri ciri sebagai berikut : 1. Bentuk membulat 2. Ukurannya 10 60 m 3. Kista matang memiliki 4 buah inti 4. Kista yang belum makan memiliki glikogen ( Cadangan Makanan)

2.2

Morfologi Entamoeba Histolytica Dalam siklusnya terdapat tiga bentuk yaitu: (1) Bentuk Histolitika : Besarnya 20-40 mikron, inti Entamoeba ada satu dengan kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol (berbutir halus) biasanya tidak mengandung bakteri atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah, ada eritrosit, ektoplasma bening homogen terdapat di bagian tepi sel membentuk pseudopodium yang dapat dilihat dengan nyata. Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebar seperti daun, dibentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. Bentuk histolitika ini patogen dan dapat hidup dalam jaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina. Bentuk ini berkembangbiak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut, sesuai dengan nama spesiesnya Entamoeba histolytica (histo = jaringan, lysis = hancur).

Gambar Entamoeba Histolytica :

(2) Bentuk Minuta : Bentuk minuta adalah bentuk pokok (esensial); tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat berlangsung; Besarnya 10-20 mikron, mempunyai satu inti Entamoeba dengan kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol (berbutir-butir) yang tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung bakteri dan sisa makanan, tanpa eritrosit, ektoplasma tidak nyata dan hanya tampak jika membentuk pseudopodium. Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat. Gambar Entamoeba Minuta :

(3) Bentuk Kista : Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar; Besarnya 10-20 mikron, berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai dinding kista, mempunyai satu atau empat inti, terlihat benda kromatoid besar menyerupai lisong, terdapat vakuol glikogen. Benda kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif. Jadi, E. Histolytica tidak selalu menyebabkan penyakit. Bila tidak menyebabkan penyakit, ameba ini hidup sebagai bentuk minuta yang bersifat komensal di rongga usus besar,

berkembangbiak secara belah pasang. Kemudian bentuk minuta dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja.Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar badan manusia.Bila kista matang tertelan, kista tersebut sampai di lambung masih dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan terhadap asam lambung. Di rongga usus halus dinding kista dicernakan, terjadi ekskistasi dan keluarlah bentuk-bentuk minuta yang masuk ke rongga usus besar. Bentuk minuta dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen dan hidup di mukosa usus besar dan dapat menimbulkan gejala. Dengan aliran darah, bentuk histolitika dapat tersebar ke jaringan hati, paru dan otak. Infeksi terjadi dengan menelan kista matang. Gambar Entamoeba Kista :

2.3 Daur Hidup Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu: TrophozoitprecysteCystemetacystemetacyste trophozoit. Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang tinggal di bagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum dari orang atau monyet serta melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi.
6

2.4 Patologi Dan Gejala Klinis E. histolytica adalah spesies amoeba yang paling unik dan berbahaya diantara spesies amoeba lainnya yang menginfeksi orang. Hal tersebut karena protozoa ini mempunyai kemampuan untuk menghidrolisis jaringan hospes (histo=jaringan, lytic=lysis). Sekali amoeba ini berkontak dengan mukosa, parasit ini mensekresi enzim proteolytic/ cystein proteinase yang disebut histolisin, sehingga organisme ini dapat berpenetrasi ke dalam epithelium kemudian ke jaringan yang lebih dalam.Kemudian bentuk histolitika memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yang disebut ulkus amoeba. Dibedakan atas: (a) Intestinal: akut dan kronik. (b) Ekstra intestinal: hati, paru, kulit, vagina, penis, dan otak. Terjadi karena metastasis dari jaringan hati. Di mana semua kasus terjadi berasal dari absces jaringan hati. Ada ulkus ameba di bagian mukosa. Bentuk histolitika ditemukan di dasar dan dinding ulkus. Tinja bercampur lendir dan darah. Predileksi di daerah sekum, rektum, dan signoid.

2.5 Diagnosis Cara mendiagnosa gangguan yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolitica adalah sesuai dengan gejala atau gangguan yang terjadi, antara lain sebagai berikut : 1. Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10 kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan species ini dalam bentuk histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996). 2 . Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari dapat juga dengan melihat kelainan di sigmoid 3. Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma dan pemeriksaan darah ada leukositosis (Srisasi Gandahusada, 2006).

2.6 Pencegahan Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut : 1.Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air. 2.Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman. 3.Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar. 4.Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat,tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk,tinja harus di kelola dengan antiseptik agar tidak mencemari sumber air.

5. Di taman kanak-kanak dan sekolah dasar harus rutin di adakan pemeriksaan parasit,sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing. 6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit. 7.Meski kebanyakan penderita usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi meraka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya di periksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

2.7 Pengobatan 1. Dengan obat pembasmi amuba per-oral ( Melalui mulut ),seperti iodokuinol,paromomisin dan diloksanid, yang akan membunuh parasit di dalam usus. Tinjau di periksa ulang dalam waktu 1,3 dan 6 bulan setelah pengobatan, untuk memastikan bahwa penderita telah sembuh. 2. Obat untuk gangguan yang di sebabkan oleh Entamoeba Histolytica antara lain Emetin Hidroklorida,klorokuin,antibiotik, dan Metro nidazol, atau Nitroimidazol.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Entamoeba hystolytica hidup dalam usus besar, tersebut mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk yang bergerak dan bentuk yang tidak bergerak. Parasit yang berbentuk tidak bergerak tidak menimbulkan gejala, sedangkan bentuk yang bergerak bila menyerang dinding usus penderita dapat menyebabkan mulas, perut kembung, suhu tubuh meningkat, serta diare yang mengandung darah dan bercampur lendir, namun diarenya tidak terlalu sering.

3.2 Saran Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang Entamoeba Histolytica.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

10

DAFTAR PUSTAKA

anonim. 2009. Bahan Penyuluhan Pencegahan Penyakit Parasit Usus yang Sering Terjadi. http://www.cdc.gov.tw/public/Attachment/821314143071.pdf (1-4-2009/17:46) anonim. 2009. Protozoa. http://www.sonic-stu.com/images/sains%20modern.pdf(1-42009/17:36) Pustekkom. 2005. Protozoa. http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=134&fname=bio_106_kb1_hal5.htm (1-4-2009/15:41) Rasmaliah. 2003. Epidemiologi Amoebasis dan Upaya Pencegahannya. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm.rasmaliah.pdf (7-4-2009/16:27) S.M. Salendu dan Warouw. 1996. Evaluasi Klinis Sindrom Disentri Anak di RS Gunung Wenang Manado. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05EvaluasiKlinisSindromDisentriAnak109.pdf/05Evalu asiKlinisSindromDisentriAnak109.html (7-4-2009/16:31) Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI edisi ketiga.

11

You might also like