You are on page 1of 3

Proses Enkapsulasi pada OSI Layer

Putri Dian Zara email: pue_7890@yahoo.com UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tentang OSI Layer Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO), badan yang menyediakan kerangka logika terstruktur tentang bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. OSI layer merupakan konsep dasar pada suatu jaringan komputer, yang dibuat untuk menerangkan struktur dan fungsi protokol komunikasi data. OSI memiliki 7 layer, yang mana setiap layernya mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Setiap layernya bersifat self-contained yang artinya fungsi yang diberikan ke setiap layer dapat di implementasikan secara independent, maksudnya pembaruan fungsi suatu layer tidak akan mempengaruhi layer lainnya, namun setiap fungsinya spesifik dan mendukung lapisan diatasnya dan sekaligus juga menawarkan layanan untuk lapisan yang ada di bawahnya. Banyak kelebihan dari model OSI ini, diantaranya karena protocol lebih mudah diatur dan dipantau, layer yang dibawahnya mudah diubah tanpa mempengaruhi layer yang di atas, dan upper layer dapat menggunakan fungsi-fungsi yang telah didefinisikan oleh lower layer, oleh karena kejelasan fungsi dari masing-masing layer itulah model OSI layer kini banyak digunakan. Dari kelebihan yang ada, terdapat pula kekurangan pada model OSI layer ini, yaitu layering juga dapat menambah kompleksitas proses, karena masing-masing layer harus mengerjakan fungsinya masing-masing dan memiliki kemampuan proses yang berlainan. Proses pembungkusan yang dilakukan untuk fungsi information hiding kurang efisien, karena setelah sampai ke host tujuan, pembungkus yang digunakan untuk menyembunyikan informasi tadi dibuang satu persatu. Perangkat Hardware atau Software yang berhubungan dengan masing-masing layer : Layer 4 sampai 7 : berhubungan dengan Aplikasi, seperti : FTP, UDP, HTTP, dan lain lain. Layer 3 : berhubungan dengan Router Layer 2 : berhubungan dengan Bridge dan Switch Layer 1 : berhubungan dengan Hub dan Repeater OSI Reference Model Protocol dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi. Berikut OSI Reference Model Protokol pada tiap layernya : 1. Application Layer : SMB, NCP, FTP, TFTP, NFS. SNMP, Telnet, SMTP 2. Presentation Layer : NCP, Telnet, FTP, TFTP, NFS, SNMP, SMTP 3. Session Layer : Telnet, FTP, TFTP, NFS, SNMP, SMTP 4. Transport Layer : SPX, TCP, UDP, NetBEUI

5. Network Layer : IPX, IP, ICMP, RIP, OSPF, EGP, IGMP, NetBEUI, DLC, DECNet 6. Data Link Layer : HDLC, ARP, RARP, NDIS, ODI, LLC, SAP, PPP, SLIP 7. Physical Layer : CSMA / CD & TokenPassing Enkapsulasi adalah suatu proses untuk menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interferensi atau penyalahgunaan dari luar sistem sekaligus menyederhanakan penggunaan sistem itu sendiri, juga membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada layer yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Akses ke internal sistem diatur sedemikian rupa melalui seperangkat interface. Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas. Contoh sederhana proses enkapsulasi dalam proses pengiriman surat, jika sebuah surat akan dikirim namun tanpa adanya amplop, alamat dan perangko. Surat tersebut hendaknya memiliki identitas agar dapat sampai ke tujuan, jika tidak memiliki identitas maka surat tersebut tidak akan dapat sampai ke tujuan. Amplop dengan alamat dan perangko sama dengan enkapsulasi pada data.

Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap layernya, berikut prosesnya : 1. Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan, pada dasarnya layer ini merupakan interface antara jaringan dengan aplikasi yang digunakan user. Dapat juga disebut bahwa layer ini berfungsi untuk mendefinisikan request dari user. Kemudian data diteruskan ke layer Presentation (layer 6), yang mana layer ini bertanggung jawab dalam menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi terhadap request ini ataupun ke bentuk lain dari translasi data. Jika proses sudah lengkap, selanjutnya ditambahakan informasi yang diperlukan. Lalu di forward ke Session layer (layer 5) yang mana layer ini akan memeriksa apakah aplikasi merequest suatu informasi dan memverifikasi layanan yang direquest itu pada server. Setiap informasi yang akan dilewatkan ditambahkan header setiap turun 1 layer . Namun, pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarena-kan tidak ada informasi baru yang perlu diproses. 2. Sampailah data di Transport layer (layer 4), memastikan bahwa ia mempunya suatu koneksi yang sudah tepat dengan server dan memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Pengecekan error dan penggabungan data yang berasal dari aplikasi yang sama dilakukan di layer transport ini serta keutuhan data di jamin pula di sini. Terbentuk L4PDU dari proses ini. 3. Selanjutnya segment tersebut diteruskan ke Network layer (layer 3), disini diterima segment-segment tadi dan ditambahkan alamat network untuk station yang me-request dan alamat network untuk server yang direquest. Segment-segment tersebut akan diubah menjadi packet-packet, Kemudian layer Network membuat header Network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer Network, dan ditempatkan L4PDU dibaliknya, dan terbentuklah L3PDU. 4. Kemudian packet-packet tadi dilewatkan ke layer Data Link (layer 2) dan paket-paket tadi diatur dan kemudian akan dibungkus lagi ke dalam individual frame, salah satu contoh dalam proses ini adalah memberikan alamat MAC tujuan dan MAC address sumber yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk membuat trailer. Dikarenakan suatu paket dapat dikirimkan melalui banyak sekali perangkat dan router, disinilah peran MAC Address dalam mengirimkan paket antara satu router dan router lainnya. Kemudian akan ditransmisikan ke media. Seluruh informasi yanng ditambahkan oleh tiap layer sebelumnya (sebagai suatu actual file request) harus cocok ke dalam ukuran 46-1500 byte data field pada frame ethernet. Data link layer bertanggung jawab untuk mengirimkan frame

menurut topologi yang digunakan. Terbentuklah L2PDU pada proses ini. 5. Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari source menuju destination. Karena Physical layer tidak mengenal frame, ia akan melewatkan informasi itu ke bentuk bits. Tidak terjadi penambahan header pada layer ini. Layer Physical ini berhubungan dengan perangkat keras. Akhirnya bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan selanjutnya ditransmisikan melalui media. Misalnya dari kabel ke tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik lapisan Physical layer yang menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik.

Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. PDU merupakan proses-proses pada setiap layer dari model OSI. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet). Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment). Setelah dilakukan proses enkapsulasi, lalu dikirimkan ke server dan server akan melakukan proses tadi secara terbalik, yaitu dari Physical layer ke Application layer, proses ini disebut dekapsulasi. Jika pada enkapsulasi dilakukan pembungkusan, maka pada dekapsulasi akan melakukan pembukaan dari bungkus-bungkus tadi melalui layer-layer nya.

Interaksi antar Layer pada Model OSI Setiap layer pada model OSI menyediakan servis ke layer diatasnya ataupun layer dibawahnya. Misalnya, layer Network tidak akan peduli bagaimana kerja layer lainnya namun layer Network bergantung untuk mendapatkan service dari layer lainnya. Namun, setiap layer bergantung pada layer yang ada di bawahnya untuk melakukan fungsinya, juga setiap layer akan mendukung operasi lapisan yang berada di atasnya, Pada saat pengiriman dan penerimaan informasi, lapisan memerlukan antarmuka dengan lapisan atas dan bawahnya yang berdekatan. Sepanjang sebuah lapisan menyediakan layanan yang dimaksud pada layer tepat di atas atau di bawahnya, dapat diimplementasikan fungsi yang termodifikasi atau diganti tanpa memerlukan perubahan di seluruh lapisan. Seperti pada gambar di halaman pertama, tujuh lapisan yang telah dijelaskan dapat dibagi menjadi 3 sub-kelompok (subgroups). Lapisan 1, 2 dan 3 adalah network support layer merupakan lapisan-lapisan pendukung jaringan. Lapisan 5, 6 dan 7 merupakan user support layer yang merupakan lapisan-lapisan pendukung pengguna. Lapisan 4 adalah Transport layer, yang terletak tepat di antara subgroup tadi, yang maksudnya adalah lapisan untuk menghubungkan 2 subgroup sehingga lapisan user support layer dapat membaca informasi apa yang dikirim network support layer. Walaupun informasi yang dialirkan berubah-ubah dari bentuk data , segment, packet, frame dan bit, namun tidak terjadi perubahan pada isi data dari informasi tersebut. Penerusan data ke layer yang harus dilewati selanjutnya disesuaikan dengan jenis data yang dapat dibaca oleh masing-masing layer tersebut. Jika layer di atasnya membaca data yang sama dengan layer dibawahnya, maka tidak terjadi pengubahan bentuk data. Namun, jika harus terjadi perubahan bentuk data pada lower layers dalam pemrosesannya, kerja proses ini tidak akan terpengaruh, karena perubahan lower layers tidak mempengaruhi upper layers, maka mereka dapat berkembang dengan cepat. Perubahan bentuk data tersebut semata-mata agar setiap layer dapat membaca data yang diterima dan juga data yang akan dikirim.

You might also like