You are on page 1of 2

Ringkasan Pengertian manajemen pendidikan masih belum ada definisi tunggal yang tepat.

Hal ini karena jika ditinjau dari aspek-aspek yang mempengaruhi manajemen pendidika n hasil definisinya akan berbeda-beda. Selama ini penafsiran pengertiannya masih bersifat sebagian atau belum menyeluruh sehingga mengahasilkan definisi yang be lum tepat. Acuan manajemen pendidikan yaitu tujuan pendidikan. Menurut undang-undan g sistem pendidikan nasional tujuan pendidikan bersifat tidak terukur atau tidak bisa diketahui nilai yang pasti. Ditinjau dari konteks nasional, daerah, hingga sekolah maka manajemen akan berbeda-beda pula walaupun tujuan yang luas tersebu t sudah ditetapkan. Karakteristik manajemen pendidikan yang dikemukakan dari beberapa pendap at orang-orang ahli dapat disimpulkan bahwa, harus ada pebedaan manajemen pendid ikan dengan manajemen yang lain. Hal ini berkaitan dengan lembaga pendidikan itu menghasilkan produk manusia yang unggul, berbeda dengan organisasi lain yang me nghasilkan produk barang/jasa. Karakteristik khusus pendidikan kejuruan yang berbeda dengan pendidikan pada um umnya. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan jenjang menengah yang mempersiap kan pdoduk-produknya siap untuk menjadi tenaga kerja. Pendidikan kejuruan bersifat terbuka artinya sistem terbuka merupakan sistem yan g mampu mengatur keberadaannya dengan cara menerima dari dan memberi kepada ling kungannya. Selanjutnya sistem tersebut menimbulkan siklus (rangkaian peristiwa). Rangkaian peristiwa yang ada di sekolah sebagai sebuah sistem dapat dibedakan m enjadi masukan (input), proses (throughput), dan luaran (output). Pada rangkaia n peristiwa ini melibatkan orang-orang dan oraganisasi lain. Pada umumnya organi sasi-organisasi itu berjalan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Akan te tapi siklus input-output di lingkungan sekolah tidak dapat menghindar dari keter ikatan dengan organisasi-organisasi itu. Manajeman berbasis sekolah memberi kesempatan sekolah untuk mengambil keputusaan secara mandiri termasuk dalam hal perencanaan. Perencanaan pengembangan sekolah meliputi hal-hal Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), mengger akkan atau memimpin (actuating atau leading), dan pengendalian (controlling) mer upakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen. Semua hal ter sebut dilakukan agar manajemen yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik seh ingga menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Model-Model Alternatif Perencanaan Pengembangan Sekolah diantaranya sebagai beri kut: 1. Model Dasar (Foundational Model) model dasar ini pertama-tama difokuskan pada peletakan landasan-landasan yang di perlukan dalam perencanaan pengembangan dan pengembangan prasarana yang tepat. 2. Model Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model) menitik beratkan pada identifikasi cepat sejumlah kecil prioritas jangka pendek dan inisiatif rencana implementasi program pengembanganan untuk mencapai priorit as itu. 3. Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model) memfokuskan pada kerangka waktu perencanaan. Model ini mengakui bahwa pengembangan sekolah memiliki dimensi-dimensi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek 4. Model Perencanaan Pengembangan Sekolah di Indonesia Konsep manajemen ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat d masing agar sekolah mampu mengorgani an pemerintah dengan tanggung jawabnya masing sasi diri secara baik sebagai organisasi pendidikan. Secara singkat langkah-langkah yang ditetapkan itu diuraikan sebagai berikut: 1. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah (Tujuan Situasional S ekolah 2. Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran 3. Melakukan Analisis SWOT 4. Mengembangkan Langkah Pemecahan Persoalan 5. Melaksanakan Rencana Peningkatan Mutu 6. Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

7.

Merumuskan Sasaran Mutu Baru

Refleksi Sebagai calon stakeholder di lembaga pendidikan dalam hal ini stakeholder yang a kan merencanakan pengembangan sekolah maka kita perlu mempelajari lebih dalam te ntang bagaimana menganalisis kondisi kekinian yang sesuai dengan keaadaan di lap angan. Sampai saat ini kondisi yang ada, belum menerapkan teori manajemen pendid ikan secara menyeluruh. Hal yang tidak kalah penting, mempelajari tentang cara membudayakan perencanaan yang matang sebelum memulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di lembaga-l embaga pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Sebagai lembaga pendidikan khusus yang mempunyai karakteristik khusus pula, pada pendidikan kejuruan kita perlu mampelajari tentang aspek sosial dengan organisa si-organisasi lain yang berhubungan dengan pendidikan kejuruan. Jika sudah mampu memahami hal-hal penting yang berkaitan dengan manajemen pendi dikan kejuruan maka harapannya dapat diterapkan pada lembaga pendidikan kejuruan secara nyata. Pada muaranya tujuan-tujuan pendidikan menengah kejuruan dapat di capai secara maksimal.

You might also like