You are on page 1of 7

PARADIGMA PEMBELAJARAN SOSIAL

A.Makna pembelajaran social Manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Menurutsebagian pakar pendidikan mengatakan bahwa seluruh perilaku manusia, kecuali insting, merupakan hasil belajar. Sebab belajar adalah perubahan perilaku organisme sebagai pengaruuh perubahan lingkungan. Pembelajaran adalah proses saling mempengaruhi antara satu individu dengan individuyang lain atau individu dengan kelompok. Pembelajaran social adalah proses pembelajaran yang dilakukan manusia ketika terjjadi proses sosialisasi dan interaksi sejak ia lahir hingga akhir hayat. Menurut Ubaidillah (2008), pembelajaran social atau yang dikenal dengan Sosial Learning adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara melihat perilkau orang lain. Tak hanya terhenti pada melihat, setelah melihat perilaku orang lain, kemudian seseorang menggunakan pelajaran yang ia dapatkan untuk memperbaiki diri. Dengan kata lain, pembelajaran social yaitu proses belajar yang dengan sadar dilakukan untuk mengubah kea rah yang lebih bagus dengan menjadikann orang lain sebagai referensi, kaca perbandingan, guru, pembimbing, motivasi, inspirasi dan seterusnya. Sebagai contoh pembelajaran ini adalah perumpamaan seorang anak yang mengamatio sahabat, orang tua atau gurunya sedang melakukan sebuah perilaku social seperti saat menerima tamu. Lalu perbuatan tersenyum, berjabat tangan, beramah tamah, yang dilakukan oleh orangtua atau gurunya itu diserap oleh memori anak tersebut. Diharapkan, cepat atau lambat anak tersebut mampu meniru dengan baik atas perbuatan social yang dicontohkan orang-orang dekat yang ada disekitarnya. B. Pembelajaran Sosial dalam Perspektif Islam Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pendidikan, selayaknya menjadi perhatian utama dalam setiap proses pendidikan. Tanpa memperhatikan manusia, pendidikan akan kehilangan makna dan esensinya. Hal itu berarti pendidikan tidak mampu menyadarkan manusia, yang mengakibatkan akan menjadi kehilangan nilai-nilai kemanusiaan akibat pendidikan yang tidak memiliki wawasan kemanusiaan. Belajar dalam pandangan islam tidak terbatas dalam konteks ruang dan waktu seperti kelas dan jadwal pembelajaran sebagaimana dalam hadist dikatakan belajar dari buaian hingga ke liang lahat konsep inilah yang sering dikenal oleh paradigma Barat dengan istilah long live education. Artinya, setiap individu harus dapat menggunakan berbagai potensi yang diberikan Tuhan untuk belajar kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja sepanjang hidupnya, agar dapat survive dan sebagai upaya untuk meningkatkan derajtanya baik dihadapn sesame makhluk maupun di hadapan Allh SWT. Allah SWT menjanjikan akan kmengangkat derajat orang yang berilmu.

Dalam proses pembelajaran social terdapat upaya saling mempengaruhi antara individu yang satu denganindividu yang lain, baik melalui komunikasi langsung dua arah ataupun komunikasi satu arah melalui berbagai media cetak dan elektronik. Islam juga sangat mendorong terjadinya proses pembelajaran social baik melalui interaksi langsung dengan sesame manusia dalam pergaulan social ataupun belajar tentang perilaku amnesia yang ditulis dalam buku-buku sejarah, sebagaimana di ungkapkan pada Q.S. Yusuf :111 yang mengatakan bahwa sesungguh nya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (ktab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Berdasarkan arti ayat di atas, islam sangat menganjurkan pada umatnya untuk mengambil pelajaran dari perilaku oranglain, perilaku yang baik untuk diikuti dan perilaku buruk untuk di hindari.Islamsangat mendorong terjadinya proses social yang juga berarti pembelajaran social, selama dalam proses tersebut mengandung nilai-nilai kebenaran dan kesabaran. Fakta social membuktikan bahwa pembelajaran social ini sangat efektif dalam merubah perilaku individu dan masyarakat. Generasi Rasullulloh SAW dan para sahabatnya merupakan bukti konkrit efektifnya pembelajaran social. Banyak para sahabat yang sebelumnya memiliki ke[ribadian yang tidak terpuji namun setelah perinteraksi dan bergaul dengan Rasul dan sahabatnya kemudian mereka berubah memiliki kepribadian mulia, memiliki mental yang tangguh walaupun mereka tidak melalui pendidikan formal yang memiliki kurikulum yang telah dirancang dan cerstandar. Dalam konsep islam, manusia memang sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan sosialnya, seperti disabdakan oleh Rasullulloh bahwa seorang anak itu lahir dalam kondisi fitrah, suci/muslim namun lingkungan keluargalah yang mempenagruhinya, sehingga ia menjadi seorang Yahudi, majusi atau nasrani. Kalau kita mengkaji teks yang lain menunjukkan bahwa konsepsi islam juga mengakui bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang tunduk pada pengaruh lingkungannya semata, tetapi ia adalah makhluk yan g berfikir, yang memiliki jiwa dan motif-motif tertentu untuk membentuk lingkungan social yang lebih bermakna. Adapun Muhammad sebagai seorang nabi, diutus untuk menyam[paikan wahyu Allah kepada seluruh manusia tanpa terkecuali (Q.S.Al-Jumuah:2) dalam menyampaikan wahyu, disam[ping seorang Nabi beliau sekaligus berfungsi sebagai pengajar (muallim) yang menggunkan pola atau prinsip sebagai berikut : Pertama, pengsjarannya bersifat umum. Islam adalah agama bagi seluruh manusia, maka proses pendidikan dan pengajaran yang terikat dengan waktu dan tempat, harus bersifat umum yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan bersifat universal. Maka hal ini mengisyaratkan tiga hal yaitu : kesempatan kepada seluruh manusia untuk merasakan rahmat dan petunjuk yang diberikan oleh Tuhan, memberikan kesempatan kepada individu untuk mengecap ilmu sesuai dengan kemampuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai media pengikat hati manusia sehingga terhindar dari rasa

dengki dan benci terhadap sesamanya, sehingga ajaran monoteis tersebut diharapkan sebagai patri tas keberagaman pengajaran dan budaya berdasarkan atas rasa persamaan dan keadilan universal sesame manusia (Q.S. Al-Anfal ;63). Kedua, pengajaran dan dakwah bersifat alamiyah. Dalam dunia pendidikan, alam merupakan salah satu factor dalam proses belajar mengajar dan sekaligus bisa menjadi materi dan metode pendidikan. Ajaran islam adalah ajaran samawi yang diturunkan dengan menggunakan bahasa dan budaya Arab untuk memudahkan penyam[aikan risalah tersebut. Oleh karena itu, dakah atau pengajaran islam bukan saja bersifat umum, tetapi tujuannya pun untuk alam secara utuh. Keberhasilan dakwah atau pengajaran tidak lepas dari dua factor, yaitu umumiyah dan alamiyah, sehingga risalah Muhammad dapat setiap waktu dan generasi yang tidak dibatasi oleh tempat dan saatra social. C. Prinsip Pembelajaran Sosial Prinsip pembelajaran social didasarkan pada pemahaman bahwa pe,belajaran social adalah pada interaksi antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok, dengan tujuan saling mempengaruhi kea rah perubahan yang lebih baik. Karena itu prinsip ini akan membicarakan prinsip-prinsip utama yang mempengaruhi perubahan masing-masing individu yang berinteraksi dalam proses sosialisasi. Pada prinsipnya perubahan dan perkembangan individu manusia itu terjadi karena dua factor, yaitu factor dari dalam dirinya aitu kemampuan manusia dalam mengasosiasi berbagai melalui panca indra yang diproses dalam batinnya. Kedua factor kemampuan seseorang dalam lekaukan proses imitasi dan beradaptasi dengan lingkungan socialnya. Karena perubahan akan terjadi pada diri seseorang apabila :pertama, orang tersebut berangkat dari kesadaran dirinya untuk melakukan perubahan k arah yang lebih baik. Kedua, seseorang berhasil melakukan seleksi dan adaptasi terhadap lingkungan yang mendukung terhadap perubahan dirinya.

D. Prinsip manusia sebagai subjek pelaku perubahan.

Manusia sebagai subjek [pendidikan atau pembelajaran artinya setiap perilaku manusia berpotensi untuk ditiru orang lain dalam pergaulan social. Inilah yang dimaksud dengan manusi sebagai subjek yang dapat merubah dirinya sendiri dan orang lain. Dalam bahasa agama manusia sebagai Dai, muallim, mudarris agar manusia menjadi subjek perubahan yang efektif, beberapa prinsip berikut ini perlu menjadi perhatian : 1. meyebarkan kebaikan dan menegakkan kebenaran dan mencegah kebathilan adalah kewajiban bagi setiap orang khususnyasetiap muslim prinsipnya ada dua bentuk: a) sebagai individu ,muslim Q.S.Yusuf 108. b) sebagai seorang individu yang berada dalam kelompok yang baik Q.S. al-imron 104. 2. kebenaran tidak akan tegak dan menyebar tanpa usaha dan jerih payah dari manusia itu sendiri 3. perbaikan personal meliputi beberapa aspek;a. aspek keimanan atau keyakinan, b0 morl atau akhlak, c) pemikiran. 4. perbaikan individu dan masyarakat dengan cara terorganisir lebih cepat mem8uahkan hasil dari pada dilakukan dengan tanpa terorganisir 5. sesugguhnya orang yang mendapat hidayah lewat pernataramu bagaikan batu bata yang enhgkay lepas dari kehidupan jahiliyah kemudian kamu letakkka dalam kehidupan islam. 6. setiap untaian kata yang baik, yang anda ucapkan sebagai guru dalam madrasah kehidupan social tidak akan hilang sia-sia. 7. sesungguhya [ahala tergantung pada paya dan proses bukan pada hasil. Adapun upaya yang senantiasa perlu dilakukan oleh seorang pelaku perubahan dalam masyarakat adalah: 1. penyebaran kebaikan ditujukan pada semua manusia 2. hendaknya dilakukan dengan upaya saling membantu dengan kawan yang soleh. 3. senantiasa dan terus berfikir serta mencurahkan segala perhatiannnya untuk kemajuan islm dengan potensi yang dimilikinya. 4. memiliki smangat yang luar biasa untuk menunjukkan kebaikan pada manusia sebagai upaya mencontoh Rasul agung. 5. selalu berkomunikasi dengan saudaranya atau bersinergi dengan teman dalam rangka menyebarkan kebaikan. 6. selalu berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas gangguan mereka 7. menjadikan segala tempat sebagai objek untuk menyebarkan kebaikan, dirumah, dimasjid atau di kantor.

Lebih lanjut, Khalid Ad Darwisi menyebutkan menyebarkan hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempengaruhi orang lain:

1. sikap lemah lembut dan santun pada orang lain 2. keteladanan dan kepribadian yang lebih baik merupakan factor penting dalam mempengaruhi dan mengajak orang lain pada kebaikan. 3. memiliki intelektualitas dan rasionalitas yang baik 4. memiliki keimanan dan spiritual yag tinggi 5. memiliki bekal pengetahuan fan wawasan yang luas 6. memahami fiqih dakwah dan amal islami 7. perasaan fdan keyakinan mendapatkan pahala/ganjaran 8. perlu melihat perjalanan para Rasul dan para penyeru kebaikan 9. mengharapkan surga 10. menanggung beban dakwah sebagai kerja islam (yakni kehendak untuk tidak menjadi muslim sendirian). 11. beinteraksi dengan masyarakat 12. banyak doa menurut Khalid ad Darsiwi, cirri kepribadian orang yang berpengaruh adalah : 1. ikhlas dalam eramal 2. aqidahnya benar 3. memiliki wawasan yang luas 4. kuat fisikya 5. tertib urusannya 6. sangat peduli pada waktu dan sangat bermanfaat bagi orang lain 7. rajin/semangat dalam berdakwah/mengajak pada kebaikan 8. besedia menanggung problem umatnya 9. tidak pernah berhenti berfikir dalam proyek-proyek kebaikan dan dakwah 10. sikap dan pembicaraannya. D. Macam-macam proses pembelajaran social Dalam teori sosiologi, perubahan perilaku individu baik positif maupun negative terjadi melalui proses-proses sebagai berikut: 1. proses imitasi imitasi ialah tindakan seeorang unutk meniru, mengikuti, mencontohorang lain baik sikap, penampilan gaya hidup maupun segala yang dimilikinya. 2. motivasi motivasi yaitu dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulasi yan diberikan seorang individu kepada individu linnya sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti, mengikuti atau melaksanakan apa yang imotivasikannya itu secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab.

3. sugesti

sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima suatu cara pandang atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sugesti adalah pengaruh yang diterima jiwa, sehingga orang-orang yang tersugesti perbuatannya tidak lagi berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan rasional, cipta, rasa, dan karsa. 4. identfikasi identifikasiyaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Proses identifikasi erat sekali dengan proses imitasi. Pola menirunya sudah sedemikian rua sehingga si peniru sudah identifikasikan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. 5. simpati simpati adalh suatu proses kejiwaan dimana seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya penam[ilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa. 6. introyeksi introyeksi adalah suatu istilah yang dari psikolog Sigmud Freud yang maknanya hampir sama dengan simpati. E. Efektivitas Pembelajaran Sosial Factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran social adalah : 1. sikap saling percaya sikap saling percaya karena adanya kejujuran di antaradua orang yang saling berkomunikasi akan mel;ahirkan sikap saling berkomunikasi akan melahirkan sikap saling keterbukaan di antara keduanya, sebaliknya hilangmya kepercayaan akan menghambat hubungan interpersonal yang sudah akrab. 2. sikap suportif sikap suportif adalah lawan dari sikap defensive. Sikap defensive adalah sikap mempertahankan diri dalam komunikasi. Orang bersikap defensive bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. 3. sikap terbuka di antara sikap terbuka adalah : a. menilai orang atau pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika. Berbeda dengan orag yang tertutup, ia menilai pesan berdasarkan motif pribadi, seperti kebiasaannya, kepercayaan, hasrat berkuasa dan kebutuhan untuk mmbearkan diri. b. Mebedakan dengan mudah, melihat nuansa.Berbeda dengan orang tertutup baginya dunia ini hanya hitam putih tidak ada kelabu, ia tidak bisa membedakan yang setengah benar dan setengah salah. c. Lebih bersifat professional dan bersedia mengubah kepercayaan. Orang yang terbuka tidak selalu berpegang pada prinsip dan kepercayaan, ia selalu bersedia merubah prinsip dan kepercayaanya jika memang ada perubahan atau prinsip.

RESENSI

ISLAM & PEMBELAJARAN SOSIAL


OLEH : ISTIQOMAH

INSTITUT KEISLAMAN HASYIM ASYARY FAKULTAS JURUSAN TARBIYAH PAI 5 C TEBUIRENG JOMBANG 2011 - 2012

You might also like