You are on page 1of 5

Definisi Sosiologi, Hukum, dan Sosiologi Hukum Menurut Para Pakar

TUGAS MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM NAMA NPM : Robia Al Adawiyah : 101000337

Definisi Sosiologi, Hukum, dan Sosiologi Hukum Menurut Para Pakar: Definisi Sosiologi Menurut Para Pakar:[1] 1. Piritim Sorokin Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari : 1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dsb.) 2) Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala social dengan gejala-gejala non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dsb. 3) Cirri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

2. Roucek dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. 3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social, termasuk perubahan-perubahan sosial. Definisi Hukum Menurut Para Pakar: 1. Mochtar Kusumaatmadja Hukum adalah keseluruhan azas-azas dan kaedah-kaedah yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu kedalam kenyataan.

2. Roscoe Pound memaknai hukum dari dua sudut pandang, yakni: 1. Hukum dalam arti sebagai tata hukum (hubungan antara manusia dengan individu lainnya, dan tingkah laku para individu yang mempengaruhi individu lainnya, atau tata sosial, atau tata ekonomi). 2. Hukum dalam arti selaku kumpulan dasar-dasar kewenangan dari putusan-putusan pengadilan dan tindakan administratif (harapan-harapan atau tuntutan-tuntutan oleh manusia sebagai individu ataupun kelompok-kelompok manusia yang mempengaruhi hubungan mereka atau menentukan tingkah laku mereka). Hukum bagi Rescoe Pound adalah sebagai Realitas Sosial dan negara didirikan demi kepentingan umum ; hukum adalah sarana utamanya.
3. Karl von Savigny Aliran Historis:

All law is originally formed by custom and popular feeling, that is, by silently operating forces. Law is rooted in a peoples history: the roots are fed by the consciousness, the faith and the customs of the people (Keseluruhan hukum sungguh-sungguh terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam. Hukum berakar pada sejarah manusia, dimana akarnya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan dan kebiasaan warga negara.

Definisi Sosiologi Hukum Menurut Para Pakar: 1. Soerjono Soekanto Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbale balik antara hukum dengan gejala-gejala social lainnya. 2. Satjipto Rahardjo Sosiologi hukum (sociology of law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola prilaku masyarakat dalam konteks sosialnya. 3. R. Otje Salman Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara hukum dengan gejala-gejala social lainnya secara empiris analitis.[4]

Objek-Objek Sosiologi Hukum Hubungan timbal balik antara hukum dengan objek-objek sosiologi: 1. Hukum dengan interaksi social Menurut Soejono Soekanto, interaksi social merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan orang perorangan dengan kelompok manusia. Kalau interaksi sosial berjalan dengan baik, manyarakat dapat hidup dengan tenang.[5] Hukum berfungsi untuk memperlancar interaksi sosial.[6]
1. Hukum dengan kelompok sosial.[7]

Kelompok-kelompok sosial dimaksud adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang diatur oleh suatu hukum. Badan Eksekutif Mahasiswa, hukumnya adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

1. Hukum dengan Kebudayaan E.B. Taylor (1871) mengemukakan pendapat mengenai definisi kebudayaan, yaitu, kompleks yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.[8] Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum juga merupakan produk dari kebudayaan. Kawin lari di Bali, jika pemuda ingin menikahi seorang wanita, menurut adat Bali sang lelaki musti berani membawa lari sang wanita dari rumahnya.

1. Hukum dengan Lembaga Sosial. [9]

Lembaga-lembaga sosial yang dimaksud adalah suatu lembaga yang keberadaannya di dalam masyarakat. Sebagai contoh: Desa : hukumnya adalah Undang-undang Pemerintahan Daerah : hukumya adalah Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang : Hukum Adat dan Waris Islam : Hukum adat, hukum Islam, dan Undang-undang Nomor 41 tahun 2004

- Perkawinan perkawinan Waris

- Wakaf tentang Wakaf.

1. Hukum dengan stratifikasi sosial.[10]

Staratifikasi dimaksud adalah pelapisa yang ada dalam masyarakat. Namun, stratifikasi dimaksud tetap memperhatikan pasal-pasal di dalam peraturan perundang-undangan mengenai persamaan di hadapan hukum seperti pasal 27 UUD 1945, yaitu hukum tidak membedabedakan meskipun kenyataanya ada lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat.

1. Hukum dengan Kekuasaan dan Kewenangan.[11]

Kekuasaan dan kewenangan dimaksud diatur oleh hukum. Sebagai contoh dapat diungkapkan bahwa Presiden, kekuasaan dan kewenangannya diatur oleh UUD 1945.

1. Hukum dengan perubahan sosial[12]

Perubahan sosial dimaksud adalah 1) Perubahan sosial mempengaruhi perubahan hukum seperti UU no 1 tahun 1974, 2) Perubahan hukum menimbulkan perubahan sosial seperti UU Narkotika tahun 1976 sebagai perubahan dari ketentuan peninggalan Belanda, di mana bukan hanya pemadat, tetapi juga penanam dan pengedar mendapat juga hukuman yang berat. Juga, penanam dan pengedar mendapat juga hukuman yang berat. Juga, khusus menyangkut masyarakat petani, yang tadinya tidak mengetahui bahwa tanaman ganja dilarang (petani jadi tahu apa itu narkotika)

1. Hukum dengan masalah sosial[13]

Masalah sosial dimaksud adalah hal-hal yang berkaitan dengan kejahatan hukumnya: KUHP dan acara pidana.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006. Salman, Otje dan Anthon F. Susanto. Beberapa Aspek Sosiologi Hukum. PT Alumni, Bandung, 2004 Ali, H. Zainuddin. Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2008 http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2019127-definisi-hukum-menurut-beberapa-ahli/ http://ilmuhukum76.wordpress.com/2008/04/14/beberapa-definisi-hukum/#comment-181 [1]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1982), Hlm 310. [2]Soerjono Soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), hlm. 11 [3] Satjipto rahardjo, Ilmu Hukum (Bandung: Alumni, 1982), hlm 310 [4] R.Otje Salman, Sosiologi Hukum : Suatu Pengantar, ( Bandung: Armico, 1992) hlm. 13 [5] Zainudin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Hlm. 17 [6] Ibid, 29 [7] Ibid, 28 [8] Op.cit, Soerjono Soekanto, 150 [9] Zainuddin Ali, Loc.cit. [10] Zainuddin Ali, Loc.cit. [11] Zainuddin Ali, Loc.cit. [12] Zainuddin Ali, Loc.cit. [13] Zainuddin Ali, Loc.cit.

You might also like