You are on page 1of 20

Memahami materi pembelajaran sejarah melalui pembuatan Komik oleh siswa secara berkelompok kelas XI.

IPA

Dra. Helena Asri Sinawang, M.H., SMA Negeri 1 Bandung, Jl. Ir . H. Juanda . No. 93 Bandung, lena.nawang@yahoo.co.id No Hp: 0818216375

ABSTRAK Inovatif dalam pembelajaran sejarah diperlukan daya kreativitas yang tinggi , selain melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar, didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. Sejarah menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau, pemahaman terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. Melalui alur penelitian tindakan dalam pembelajaran sejarah ,media komik sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran dan komunikasi belajar diharapkan mencapai hasil maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Peran komik sebagai media pembelajaran dapat menimbulkan imajinasi dan mempersiapkan stimulus berfikir kreatif.Komik-sejarah dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi bermain peran menggunakan media komik dapat membuat peserta didik merasa senang, santai dan tidak merasa tegang dalam mengikuti pembelajaran.

Kata Kunci : Komik media pembelajaran sejarah

Dewasa ini remaja pada umumnya kurang memiliki kebiasaan membaca, sehingga hanya dalam pembelajaran di sekolah yang mengharuskan peserta didik membaca, peserta didik akan merasa bosan bahkan malas lalu merasa tidak perlu untuk mempelajarinya. Keadaan ini harus dibenahi oleh pelaku-pelaku pendidikan. Kendati demikian, agak sulit merubah paradigma peserta didik tentang kebiasaan membaca ini karena telah membudaya. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran yang mengharuskan peserta didik mau membaca hal ini sangat penting, Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti mencoba membuat komik sejarah sebagai inovasi yang dapat dikatakan PAKEM GEMBROT (Pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan gembira dan berbobot). Dalam komik sejarah ini menampilkan materi sejarah dalam bentuk cerita bergambar yang menarik bertujuan untuk lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Mempelajari materi sejarah dengan mengkonversi teks menjadi gambar dan dengan disertai warna-warna yang menarik juga diselingi dengan humor-humor halus serta alur cerita yang lucu. Pembelajaran sejarah diantaranya adalah menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang, menumbuhkan kesadaran diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan, baik nasional maupun internasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik perlu mengikuti kegiatan belajar dan mengajar yang memadai. Dari proses belajar mengajar diharapkan terjadi perubahan yang relatif permanen terhadap kemampuan, ketrampilan, sikap dan perilaku peserta didik sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan dalam kegiatan belajar. Dengan tujuan tersebut maka diperlukan metode inovatif yang kreatif dan bervariasi seperti metode kooperatif dengan menggunakan media komik yang dibuat oleh peserta didik sendiri. cukup menyenangkan dan memuaskan . Materi yang diberikan untuk pembuatan komik yaitu tentang : Latar belakang penyebab jatuhnya kekuasaan politik pada masa Orde Lama ke Orde Baru dikaitkan dengan peristiwa G 30 S/ PKI. Sebagai upaya untuk memotivasi maka melalui siklus-siklus dalam PTK dengan alur perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dapat dilakukan peningkatan untuk belajar sejarah dengan menggunakan pembuatan media komik oleh peserta didik secara berkelompok. 2

Setiap mata pelajaran mempunyai Karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan mata pelajaran sejarah. Adapun Karakteristik mata pelajaran sejarah diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sejarah terkait dengan masa lampau 2. Sejarah bersifat kronologis 3. Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yakni manusia, ruang dan waktu 4. Dalam sejarah ada prinsip sebab akibat 5. Sejarah pada hakikatnya adalah suatu peristiwa dan perkembangan masyarakat yang menyangkut berbagai aspek atau dimensi kehidupan (seperti politik, ekonomi, social, budaya, agama dan keyakinan) 6. Pelajaran sejarah di SMA adalah mata pelajaran yang mengkaji permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai masa kini, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Karakteristik pelajaran sejarah, menandakan bahwa betapa pentingnya belajar sejarah, namun sangat dirasakan kurang minatnya peserta didik yang ingin belajar sungguh-sungguh tentang sejarah, baik sejarah Indonesia maupun sejarah Dunia. Untuk itu perlu diadakan modifikasi media untuk memotivasi agar menarik minat siswa untuk belajar sejarah. Diantaranya yaitu dengan menggunakan media grafis komik .

Teridentifikasi masalah di kelas XI IPA .6 SMA Negeri 1 Bandung semester genap tahun ajaran 2010/2011 untuk belajar dengan maksimal apakah pembuatan dan penggunaan media komik oleh peserta didik dapat dilakukan dan digunakan sehingga pemahaman materi sejarah dapat terserap dengan baik. Secara umum jika dilihat hasil jawaban dari angket yang dibagikan pada peserta didik kelas XI. IPA. 6 SMA Negeri 1 Bandung sudah baik , dari 15 aspek yang diajukan rata-rata diatas 85% jawaban positif . Perolehan nilai kognitif awal 79,68 artinya sudah diatas KKM (73) , namun

sebanyak 47,1 % menyatakan tidak puas dengan nilai yang diperoleh selama ini dan hanya 5,9 % yang menyatakan pelajaran sejarah itu tidak penting

Dengan pernyataan demikian maka alternatif pemecahan masalah adalah mengupayakan dengan penggunaan metode kooperatif dengan membuat komik dan mempresentasikan secara 3

berkelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas belajar kelompok yang teratur dan terstruktur, dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya, dirinya sendiri serta termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran yang lainnya.

Penerapan

metode

kooperatif,

diharapkan

dapat

meningkatkan

pemahaman

materi

pembelajaran sejarah melalui media komik sejarah yang dibuatnya sendiri. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik,karena didukung oleh media komik yang benar-benar dibuatnya sendiri secara imajinatif dan sesuai dengan karakter gambar yang dibuatnya.

Komik merupakan bacaan yang sangat digemari oleh anak-anak, karena isi dari komik berupa tulisan-tulisan yang lucu, selain itu juga didalam komik terdapat banyak gambar-gambar yang menarik. Sehingga anak-anak sangat senang membaca komik daripada buku pelajaran (Daryanto, 2010 : 128). Will Eisner tahun 1996 dalam bukunya Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik. Sebelumnya, tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art, susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide.

Buku-buku

komik dapat

dipergunakan

secara

efektif

oleh guru-guru

dalam

usaha

membangkitkan minat, mengembangkan pembendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta untuk memperluas minat baca. Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadukan dengan metode pembelajaran, sehingga komik dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak-anak mambacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca siswa ((Nana Sudjana, Ahmad Rivai 2005:64).

Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian ini dilaksanakan berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas, kemudian ditindak lanjuti dengan penerapan suatu tindakan pembelajaran kemudian direfleksi, dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus-siklus berikutnya, setelah dilaksanakan revisi berdasarkan temuan saat refleksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan, yaitu peneliti berusaha untuk menerapkan suatu tindakan sebagai upaya perbaikan untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Karena penelitian dilaksanakan dengan setting kelas, maka disebut penelitian tindakan kelas (PTK) PTK adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu serta memperbaiki kondisi praktek-praktek

pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui 4 tahap, yakni: Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflective). Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu guru sejarah SMA Negeri 1 Bandung. Membantu mengamati dan mengumpulkan data pada saat penelitian sedang berlangsung dan juga memberikan informasiinformasi selama proses penelitian berlangsung.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus diharapkan ada perubahan yang dicapai.

A. Model Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suranto,200:49), model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan (pelaksanaan) , pengamatan (observasi), refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc Taggar (dalam Suranto, 2000:49) dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Refleksi

Rencana Awal

Tindakan / Observasi Rencana yang Direvisi Refleksi

Tindakan / Observasi Refleksi

Rencana yang Direvisi

Tindakan / Observasi

Rencana yang Direvisi

B. Subjek Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bandung kelas XI. IPA. 6 dengan jumlah sebanyak 34 peserta didik menjadi pilihan karena penulis mengajar dikelas ini dan prestasi belajar rata-rata dalam penilaian secara umum perlu diadakan motivasi ekstra agar belajar sejarah dapat lebih maksimal , waktu penelitian semester genap tahun ajaran 2010/2011 1 Bulan (3 Mei 31 Mei 2011)

C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian diawali dengan pra tindakan yaitu mengadakan identifikasi pembelajaran di kelas XI. IPA. 6 SMA Negeri1 Bandung ,baru dilaksanakan tindakan yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu (1) persiapan/perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi 6

Secara rinci masing-masing siklus tindakannya sebagai berikut : 1. Perencanaa Setiap siklus memerlukan persiapan-persiapan sebagai berikut : Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada silabus pembahasan yang telah dibuat oleh guru. Menyiapkan bahan ajar Penyusunan instrumen sebagai alat observasi Lembar angket siswa Membuat format penilaian 2. Pelaksanaan Tahap Tahap 1 Menentukan materi pempelajaran (Latar belakang penyebab jatuhnya kekuasaan politik pada masa Orde Lama ke Orde Baru dikaitkan dengan peristiwa G 30 S/ PKI.) menyampaikan metode dan tujuan yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik Tahap 2 Menyajikan materi pembelajaran Guru

Guru menentukan materi pembelajaran, menyampaikan metode yang akan digunakan dan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut serta memotivasi peserta didik dalam belajar.

Guru menjelaskan materi secara ringkas, peserta didik mengembangkan materi dengan mencari dari buku sumber

Tahap 3 Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar khususnya sejarah

Guru membagi peserta didik kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Bandung dalam kelompok-kelompok belajar khususnya pelajaran sejarah

Tahap Tahap 4 Menginstruksikan masingmasing kelompok membuat komik tentang materi yang baru saja dijelaskan pada kertas gambar dandi beri warna

Guru

Guru memberi contoh pembuatan komik sejarah sesuai dengan materi, menggambar, dan membuat dialog yang sesuai dengan materi, diberi warna

Bahan yang digunakan : kertas gambar, alat tulis (pensil, pensil berwarna/spidol/krayon), penggaris Tahap 5 Peserta didik membuat komik secara berkelompok Tahap 6 Setelah selesai pembuatan komik hasil dari masing-masing kelompok di pasang berjajar di white board sesuai dengan nomor kelompok Tahap 7 Memberikan kesempatan pada kelompok yang sudah siap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam pembuatan komik Tahap 8 Presentasi dilakukan dua kali pertemuan, dalam presentasi masing-masing kelompok diberi waktu hanya lima menit untuk menjelaskan komik yang dibuatnya, dan diberi kesempatan jika ada yang mau bertanya, menanggapi.

Guru berkeliling memperhatikan apa yang sedang dikerjakan ole peserta didik Guru memperhatikan hasil kerja peserta didik dengan memberikan pujian dan penguatan apa yang sudah dikerjakan oleh peserta didik

Guru menilai kelompok yang sedang presentasi . Nilai secara pribadi dalam kognitif, afektif dan psikomotor

Guru memberitahu pada peserta didik aspek-aspek yang dinilai: Nilai Kognitif : 1. Kesesuaian ide dengan materi 2. Keterwakilan materi dalam komik bergambar 3. Kronologis gambar yang ditampilkan 4. Kreativitas dan imajinasi Nilai Afektif : 1. Minat dalam memperhatikan 8

Tahap

Guru guru menerangkan 2. Aktivitas bertanya dan menjawab dalam pembelajaran 3. Semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 4. Menghargai kelompok lain yang presentasi

3. Observasi Pada setiap siklus dilakukan pengamatan dengan instrumen yang telah disediakan, yaitu : Penilaiaan tentang : Antusiasme siswa dalam mempersiapkan diri untuk belajar sejarah, Kesiapan dalam menguasai materi sejarah Kepedulian dalam membuat tugas-tugas sejarah Lembar Observasi Peran Guru/Peneliti Lembar Observasi Peran Peserta Didik dan bekerja sama dengan teman,

4. Refleksi Tentang apa yang harus diperbaiki untuk tindakan selanjutnya. Setiap akhir siklus dilaksanakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik dalam memperoleh prestasi secara kognitif, afektif dan psikomotor, Diadakan diskusi dengan siswa dalam proses masukan-masukan maupun tanggapan dan komentar dari siswa sehingga dari refleksi tersebut dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat. Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan, karena peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana dan pembuat laporan.

D. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data hasil observasi, angket, wawancara dan ulangan harian peserta didik,Sumber data adalah peserta didik yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas XI. IPA. 6 yang berjumlah 34 orang merupakan sumber data secara klasikal. Catatan9

catatan, silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hasil nilai siswa , dan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket, ulangan harian, dan lembar observasi.

E. Analisis Data Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis. Perolehan data selama penelitian akan dianalisis sebagai berikut: 1. Analisis data observasi pengelolaan kegiatan pembelajaran pembuatan dan penggunaan media komik . Data observasi diperoleh dari pengelolaan kegiatan pembelajaran pembuatan dan penggunaan media komik. Data ini digunakan untuk menganalisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik

Pembelajaran dianggap telah berlangsung efektif bila guru telah mampu mengelola pembelajaran dengan mencapai kriteria baik atau sangat baik 2. Analisis hasil ulangan harian Data hasil ulangan harian digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam belajar, dengan ketentuan sebagai berikut (Depdikbud, 1994): a. siswa secara individu telah mencapai skor minimal 65% dalam menyelesaikan soal tes; b. secara klasikal ada 85% siswa yang telah mencapai skor 65%. Prestasi belajar siswa dikatakan baik jika telah menunjukkan adanya peningkatan hasil ulangan harian dari siklus 1 ke siklus berikutnya. Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata setiap aspek dari beberapa kali pertemuan yang dilaksanakan. Pembelajaran dianggap telah berlangsung efektif bila guru telah mampu mengelola pembelajaran dengan mencapai kriteria baik atau sangat baik. 3. Analisis hasil ulangan harian Data hasil ulangan harian digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam belajar, dengan ketentuan sebagai berikut (Depdikbud, 1994): a. Secara klasikal nilai yang diperoleh pada siklus pertama rata-rata 79,68 cukup mencapai KKM Sejarah. 10

b. Secara klasikal nilai yang diperoleh pada siklus kedua rata-rata yaitu 94,68 dengan menggunakan media komik menunjukkan peningkatan. Prestasi belajar siswa dikatakan sangat baik jika telah menunjukkan adanya peningkatan hasil

ulangan harian dari siklus 1 ke siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini mendiagnosis peserta didik khususnya pada pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran sejarah dan melihat hasil ulangan yang sudah cukup baik yaitu 79,68. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman dengan tingkat kualitas yang tinggi (tahap tindakan) pada siklus penelitian. Secara umum penilaian awal memperoleh nilai total 8, jadi termasuk kategori baik nilai maksimal 12 jadi masih belum mencapai kategori sangat baik.

Ni;ai total minimum : 3 x 1 = 3 Nila total maksimum : 3 x 4 = 12

Kurang 1-3

Kategori Nilai Total Cukup Baik 4-6 7-9

Sangat Baik 10 - 12

Siklus I Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kelas XI. IPA.6 SMA Negeri 1 Bandung selama proses pembelajaran. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam,

peneliti mengadakan diskusi secara khusus dengan guru-guru terutama guru yang mengajar di kelas tersebut. Kemudian peneliti memberikan refleksi sebagai refleksi awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan fokus masalah pada penelitian .

Sebelumnya peneliti membagikan angket pada peserta didik sebanyak 34 dan hasil angket menunjukkan sebagai berikut :

11

% NO ASPEK-ASPEK YA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Pelajaran sejarah sangat menyenangkan Senang dengan metode yang digunakan untuk belajar sejarah selama ini Kreatifitas guru sangat diharapkan dalam pembelajaran sejarah Saya suka dengan diskusi sejarah Sudah puas dengan nilai yang diperoleh selama ini Tugas sejarah sangat merepotkan Media yang digunakan dalam pembelajaran sejarah sudah sesuai Kooperatif dalam belajar sejarah sangat efektif Tanya jawab membuat saya lebih memahami belajar sejarah Teman sekelompok sangat membantu saya dalam memahami pelajaran sejarah Tujuan pembelajaran selalu diberitahu oleh guru sebelum KBM dimulai Pembelajaran sejarah membuat daya kreatifitas dan berpikir kritis saya berkembang Saya pernah belajar sejarah di kelas dengan pasangan sebangku Belajar sejarah diLab IPS lebih konsentrasi dibanding dengan di kelas Pelajaran sejarah mempelajari peristiwa masa lalu, yang sebenarnya tak penting 28,4% 100% 100% 85,3% 52,9% 26,5% 85,3% 94,1% 88,2% 85,3% 97,1% 100% 76,5% 85,3% 5,9% 23,5% 14,7% 94,1% 14,7% 47,1% 73,5% 14,7% 5,9% 11,8% 14,7% 2,9% TIDAK 17,6%

Hasil angket pada refleksi awal menunjukkan bahwa 100% peserta didik senang dengan metode yang digunakan untuk belajar sejarah selama ini, kreatifitas guru sangat diharapkan dalam pembelajaran, pembelajaran sejarah membuat daya kreatifitas dan berpikir kritis berkembang. 73, 5% menyatakan tugas sejarah sangat merepotkan. Hamya 5,9% yang menyatakan pelajaran sejarah tidak penting. Peneliti menyiapkan data yang berupa nilai ulangan harian dari konsep sebelumnya. Dari nilai ulangan harian, maka guru dan observer membagi siswa ke dalam kelompok belajar. Pembentukan 12

kelompok bertujuan untuk menciptakan masyarakat belajar atau siswa belajar dalam kelompokkelompok (Nurhadi dkk., 2004). Siklus I : Langkah pada siklus I dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah (1) menyusun lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif, (2) menyusun rencana pelajaran , (3) menyusun materi dan instrument soal, kunci jawaban. (4) Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti: media, alat tulis, dan kertas. Sesuai jadwal pembelajaran pada SMA Negeri 1 Bandung , pengumpulan data dimulai dari 3 Mei 31 Mei 2011. Alokasi waktu untuk tiap jam pelajaran adalah 45 menit. 1. Rencana Tindakan Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut: a) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelajaran (RP), dan instrumen penelitian seperti lembar observasi, instrument soal dan kunci jawabannya.
b) Mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer. Peneliti sebagai pelaksana

tindakan. Observer pada penelitian ini adalah teman sejawat yang bertugas mengisi lembar observasi guru dan peserta didik. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti: media, alat tulis, dan kertas.
2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2011 berlangsung selama 1 X45 menit .Pada kegiatan ini dibagi dua tahap yaitu :1) guru menentukan materi pembelajaran, menyampaikan metode yang akan digunakan dan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta memotivasi peserta didik dalam belajar. 2 Guru menjelaskan materi secara ringkas, peserta didik mengembangkan materi dengan mencari dari buku sumber. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2011 dengan alokasi waktu 1 X 45 menit. Pada kegiatan ini dibagi atas dua tahap yaitu : 1) Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok kelompok pembelajaran sejarah, 2) Menginstruksikan masing-masing kelompok membuat komik tentang materi yang baru saja dijelaskan pada kertas gambar dan diberi warna, Guru member contoh pembuatan komik sejarah sesuai dengan materi, menggambar, dan membuat dialog yang sesuai dengan materi dan diberi warna. (Bahan yang digunakan : kertas gambar, alat tulis (pensil, pensil warna, spidol warna, krayon) penggaris). 3. Observasi : Peran Guru 13

Hasil observasi yang dinilai oleh observer pada siklus 1 peran guru mendapat nilai 45 dengan nilai maksimum 68 artinya dengan nilai 45 ada pada kategori baik, dengan berikut : Keterangan : Ni;ai total minimum : 17 x 1 = 17 Nila total maksimum : 17 x 4 = 68 Peserta Didik : Hasil observasi yang dinilai oleh observer pada siklus 1 pada peserta didik mendapat nilai 26 dengan nilai maksimum 48 artinya dengan nilai 26 ada pada kategori baik, namun rata-rata rata-rata kategori nilai yang diperoleh adalah kategori cukup dengan keterangan sebagai berikut : 1 - 17 18 - 34 35 - 51 Kurang Kategori Nilai Total Cukup Baik Sangat Baik 52 - 68 keterangan sebagai

Keterangan : Ni;ai total minimum : 12 x 1 = 12 Nila total maksimum : 12 x 4 = 48 1 - 12 Kurang

Kategori Nilai Total Cukup Baik Sangat Baik 13- 24 25 - 36 37 - 48

4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan siklus 1, yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru telah berusaha tampil dengan baik dan memenuhi seluruh aspek pembelajaran. Dari hasil observasi ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada peran guru antara lain: Ketepatan metode yang digunakan, Mencatat partisipasi peserta didik selama KBM, Membantu kelompok untuk mengemukakan ide ketika mengalami kesulitan. Peran Siswa ada

beberapa aspek yang dinilai masih kurang kurang yaitu : Merespon pembelajaran, pemahaman materi, Tertib dikelas selama KBM, Penggunaan waktu yang tersedia

14

Dengan hasil observasi tersebut maka perlu di lakukan perbaikan tindakan selanjutnya pada Siklus ke II. Siklus II Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Menyusun rencana pelajaran. b) Menyiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif pada pembuatan dan penggunaan media komik baik untuk guru maupun untuk peserta didik c) Menyiapkan instrument contoh-contoh komik sejarah. d) Mempersiapkan peserta didik untuk melakukan pembuatan gambar komik secara berkelompok
2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yang pertama pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2011 berlangsung selama 1 X 45 menit, pelaksanaan dengan tahapan sebagai berikut: 1) peserta didik membuat komik secara berkelompok sementara guru keliling memperhatikan , sudah sebatas mana yang telah dikerjakan oleh peserta didik sambil memberikan pujian dan penguatan . Jjka telah selesai maka pekerjaan semua kelompok ditempel pada whiteboard di ruangan laboratorium IPS. Pertemuan kedua pada siklus kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 31 Mei 2011 dengan waktu 1 X 45 menit di laboratorium IPS untuk mempersentasikan hasil komik yang dibuat. Memberikan kesempatan pada kelompok yang sudah siap untuk presentasi , guru menilai secara individual dalam aspek kognitif dan afektif. Setiap peserta didik mendapat kempatan

mempresentasikan komiknya masing-masing lima menit 3. Observasi a) Penilaian Akhir secara Umum

15

Untuk penilaian secara umum pada akhir penelitian mendapat nilai total 10 artinya ada pada kategori sangat baik. Pada awal penilaian hanya memperoleh nilai 8, nilai maksimum adalah 12 jadi banyak peningkatan. b) Peran Guru Hasil observasi yang dinilai oleh observer pada siklus II peran guru memperoleh nilai 56 dengan nilai maksimum 68 artinya dengan nilai 56 ada pada kategori sangat baik , jika dibandingkan dengan siklus I yaitu memperoleh nilai 45 maka terdapat peningkatan yang baik. c) Peserrta Didik Hasil observasi yang dinilai oleh observer pada siklus II pada peserta didik mendapat nilai 43 dengan nilai maksimum 48 artinya dengan nilai 43 ada pada kategori sangat baik, jika

dibandingkan dengan siklus I yaitu 26 , maka terdapat peningkatan yang cukup baik. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, maka dapat dikatakan bahwa melalui tahapan yang dilakukan pembuatan media komik dan penggunaannya lebih menyenangkan dan mudah dipahami dan pada persentasi yang dilakukan guru memberitahu pada peserta didik aspek-aspek yang dinilai yaitu : Nilai Kognitif :
1. Kesesuaian ide dengan materi 2. Keterwakilan materi dalam komik bergambar

3. Kronologis gambar yang ditampilkan 4. Kreativitas dan imajinasi Nilai Afektif :


1. Minat dalam memperhatikan guru menerangkan 2. Aktivitas bertanya dan menjawab dalam pembelajaran

3. Semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 4. Menghargai kelompok lain yang presentasi Nilai Psikomotor :
1. Sikap saat presentasi 2. Mimik wajah saat presentasi

3. Ketrampilan menarik perhatian audiens ketika presentasi


4. Tidak melakukan aktivitas yang menganggu teman lain.

16

Dari hasil evaluasi presentasi maka dapat diperoleh nilai rata-rata 94.68. jadi jika dibanding dengan nilai awal adalah 79,68 jadi cukup banyak peningkatan sementara KKM adalah 73.

Nampak perbedaan peningkatan perolehan antara siklus I dan siklus II : a. Penilaian awal dan akhir secara umum

10 5 0 siklus I siklus II Series1

Siklus I : nilai 8 Siklus II : nilai 10

b. Observasi Guru

60 40 Series1 20 0 siklus I siklus II

Siklus I : nilai 45 Siklus II : nilai 56

c. Observasi Peserta Didik

50 40 30

. 20
10 0 siklus I siklus II

Series1

Siklus I : nilai 26 Siklus II : nilai 43

17

d. Evaluasi nilai ulangan Siklus I dan Siklus II

95 90 85 80 75 70 siklus I siklus II Series1

Siklus I : nilai 79,68 Siklus II : nilai 94,68

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Komik merupakan media pembelajaran yang bersifat visual. Pembuatan komik sejarah memiliki alur cerita yang sesuai dengan materi dan dapat dipahami karena ditunjang dengan ilustrasi gambar sehingga memberikan nilai lebih pada proses imajinasi dan daya tangkap peserta didik. Kemampuan imajinasi seseorang dapat berkembang dengan baik jika ditunjang dengan bukti konkret.

Pembelajaran sejarah dengan melakukan pembuatan dan menjadikan sebuah media ternyata menghasilkan kreativitas yang tinggi bagi peserta didik. Dengan pembuatan cerita bergambar sesuai dengan materi membuat peserta didik lebih kritis bahkan antusias dalam melakukan pembuatan komik tersebut bahkan menimbulkan emosi yang tinggi terhadap gambar yang dibuatnya sebagai pelaku cerita tersebut dengan demikian membuat peserta didik lebih memahami akan materi sejarah yang sedang dipelajari . Maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan dan penggunaan media komik oleh peserta didik dapat dilakukan dan digunakan sehingga pemahaman materi sejarah dapat terserap dengan baik. Pembuatan dan penggunaan media komik dapat membuat seseorang akan belajar secara maksimal jika berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Dengan demikian, komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan kreativitas bagi peserta didik. Saran Disarankan sebaiknya pihak-pihak yang terkait dapat membuat komik sebagai media belajar dalam sesuai dengan materi itu sendiri., karena pada dasarnya masih banyak peserta didik yang malas 18

membaca buku pelajaran, jadi jika dibuat komik kemungkinan minimal akan menarik minat peserta didik untuk membaca dengan demikian materi mudah dipahami, apalagi dibuat cover yang menarik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,1997. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta Azhar Arsyad,2005. Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta Depdiknas. 2008. Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action esearch). IBRD OAN No 3979 IND Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2005 Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung Moch Surya, 1999, Dalam Proses Belajar Mengajar , PT. Remaja Rorda Karya Bandung. Rochiati Wiraatmadja, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Remaja Rosdakarya , Bandung. Roestiyah N.K, 2008. Strategi Belajar Mangajar, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Syamsudi Asep. 2002. Pengantar Strategi Belajar Mengajar, FKIP UNPAS. Bandung Syamsulbahri Asep& Ani Setiani 2003, Pengantar Profesi Pendidikan. FKIP UNPAS. Bandung Utami Munandar.1999. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Internet: Karpet Biru, Komik, Mikon Diffy 22 Desember 2001, Hhtp://mikon.diffy.com/mikon/artikel4.htm Heru Dwi Waluyanto , Mei, 26, 2010 Komik sebagai Media Komunikasi Pembelajaran. Academic Writing

19

FOTO FOTO

20

You might also like