You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN POST OP FRAKTUR

Pengkajian Segera setelah menerima klien dari kamar operasi, perawat memeriksa klien berdasarkan status pemeriksaan kewaspadaan meliputi tanda vital, irama jantung, kecepatan dan efisiensi pernapasan, saturasi oksigen, patensi intravena, serta kondisi saat pembedahan. Khusus pembedahan ortopedi, perawat mengkaji ulang kebutuhan klien berkaitan dengan nyeri, perfusi jaringan, promosi kesehatan, mobilitas, dan konsep diri. Trauma skelet dan pembedahan yang dilakukan pada tulang, otot, dan sendi dapat mengakibatkan nyeri. Perfusi jaringan harus dipantau karena edema dan perdarahan ke dalam jaringan dapat memperburuk peredaran darah dan mengakibatkan sindrom kompartemen. Anestesi umum, analgesik dapat menyebabkan kerusakan fungsi dari berbagai sistem. Pengkajian Beberapa masalah kolaborasi atau risiko komplikasi yang dapat terjadi pada klien pascaoperasi ortopedi adalah syok hipovolemia, atelektasis, pneumonia, retensi urine, infeksi, dan trombosis vena profunda. Penyakit tromboembolik, merupakan salah satu dari semua komplikasi yang paling sering dan paling berbahaya pada klien pascaoperasi ortopedi. Usia lanjut, hemostasis, pembedahan ortopedi ekstremitas bawah, dan imobilisasi merupakan faktor-faktor risiko. Pengkajian tungkai bawah harus dilakukan setiap hari, dari adanya nyeri tekan, panas, kemerahan, dan edema pada betis serta tanda Homan positif. Temuan abnormal harus dilaporkan pada tim medis. Juga perlu dikaji terjadinya emboli lemak, yang ditandai adanya perubahan pola napas, tingkah laku, dan penurunan tingkat kesadaran klien. Peningkatan suhu dalam 48 jam pertama sering kali berhubungan dengan atelektasis atau masalah pernapasan lain. Peningkatan suhu pada beberapa hari kemudian, sering berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi superfisial memerlukan sekitar lima sampai sembilan hari kemudian.

Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien pascaoperasi ortopedi adalah sebagai berikut. 1. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan, dan imobilisasi. 2. Risiko perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat, gangguan peredaran darah. 3. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kehilangan kemandirian. 4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, pembengkakan, prosedur pembedahan, adanya alat imobilisasi (misal bidai, traksi, gips). 5. Perubahan konsep diri; citra diri, harga diri dan peran diri berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal 6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasive.

Rencana Keperawatan Rencana asuhan keperawatan pada klien postoperatif ortopedi disusun seperti berikut ini meliputi diagnosis keperawatan, tindakan, dan kriteria
o

Diagnosis Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan, dan imobilisasi. Hasil yang diharapkan :

1. Klien melaporkan nyeri berkurang/ hilang: 2. Menggunakan berbagai pendekatan untuk mengurangi nyeri. 3. Kadang menggunakan obat per oral untuk mengontrol ketidaknyamanan. 4. Meninggikan ekstremitas untuk mengontrol pembengkakan dan ketidaknyamanan. 5. Bergerak dengan lebih nyaman

Intervensi : 1. Lakukan pengkajian nyeri meliputi skala, intensitas, dan jenis nyeri.

Rasional : nyeri agar selanjutnya.

Untuk mengetahui karakteristik dapat menentukan diagnosa

2. Kaji adanya edema, hematom, dan spasme otot. Rasional : Adanya edema, hematom dan spasme otot menunjukkan adanya penyebab nyeri 3. Tinggikan ekstremitas yang sakit. Rasional : Meningkatkan aliran balik vena dan mengurangi edema dan mengurangi nyeri. 4. Berikan kompres dingin (es). Rasional : Menurunkan edema dan pembentukan hematom

5. Ajarkan klien teknik relaksasi, seperti distraksi, dan imajinasi terpimpin. Rasional : Menghilangkan / mengurangi nyeri secara non farmakologis 6. Laporkan kepada tim medik, bila nyeri tidak terkontrol. Rasional : Agar dapat menentukan terapi yang tepat

7. Berikan obat-obatan analgetik sesuai order. Rasional : Pemberian rutin mempertahankan kadar analgesic darah secara adekuat, mencegah fluktuasi dalam menghilangkan nyeri.

Diagnosis Keperawatan: Risiko perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat, gangguan peredaran darah. Hasil yang diharapkan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Klien memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat: Warna kulit normal. Kulit hangat. Respons pengisian kapiler normal (c 3 detik). Perasaan dan emosi normal. Memperlihatkan pengurangan pembengkakan.

Intervensi : 1. Kaji status neurovaskular (misal warna kulit, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi, nyeri, edema, parestesi, gerakan). Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

2. Tinggikan ekstremitas yang sakit. Rasional : Meningkatkan aliran balik vena dan mengurangi edema dan mengurangi nyeri. 3. Balutan yang ketat harus dilonggarkan. Rasional : Untuk memperlancar peredaran darah.

4. Anjurkan klien untuk melakukan pengesetan otot, latihan pergelangan kaki, dan "pemompaan" betis setiap jam untuk memperbaiki peredaran darah. Rasional : Latihan ringan sesuai indikasi untuk mencegah kelemahan otot dan memperlancar peredaran darah. 5. Laporkan kepada tim medis jika peredaran darah mengalami gangguan Rasional : Agar dapat menentukan intervensi yang tepat.

Diagnosis Keperawatan: Perubahan pemeliharaan berhubungan dengan kehilangan kemandirian Hasil yang diharapkan :

kesehatan

1. Klien memperlihatkan upaya memperbaiki kesehatan. 2. Mengubah posisi sendiri untuk menghilangkan tekanan pada kulit. 3. Menjaga hidrasi yang adekuat. 4. Berhenti merokok. 5. Melakukan latihan pernapasan. 6. Bergabung dalam latihan penguatan otot. Intervensi : 1. Bantu klien untuk merubah posisi setiap 2 jam.

Rasional : Untuk mencegah tekanan pada kulit sehingga terhindar pada luka decubitus. 2. Pantau adanya luka akibat tekanan. Rasional : selanjutnya. Untuk mengetahui tindakan

3. Lakukan perawatan kulit, lakukan pemijatan dan minimalkan tekanan pada penonjolan tulang. Rasional : Untuk menjaga kulit tetap elastic dan hidrasi yang baik. 4. Kolaborasi kepada tim gizi; pemberian menu seimbang dan pembatasan susu. Rasional : Untuk penyembuhan. membantu mempercepat proses

Diagnosis Keperawatan: Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, pembengkakan, prosedur pembedahan, adanya alat imobilisasi (misal bidai, traksi, gips) Hasil yang diharapkan : 1. 2. 3. 4. 5. Klien memaksimalkan mobilitas dalam batas terapeutik. Meminta bantuan bila bergerak. Meninggikan ekstremitas yang bengkak setelah bergeser. Menggunakan alat imobilisasi sesuai petunjuk. Mematuhi pembatasan pembebanan sesuai anjuran

Intervensi : 1. Bantu klien menggerakkan bagian memberikan sokongan yang adekuat. Rasional : cedera dengan tetap

Agar dapat membantu mobilitas secara bertahap

2. Ekstremitas ditinggikan dan disokong dengan bantal. Rasional : Meningkatkan aliran balik vena dan mengurangi edema dan mengurangi nyeri

3. Nyeri dikontrol dengan bidai dan memberikan obat anti-nyeri sebelum digerakkan. Rasional : Mengurangi nyeri sebelum latihan mobilitas

4. Ajarkan klien menggunakan alat bantu gerak (tongkat, walker, kursi roda), dan anjurkan klien untuk latihan. Rasional : Alat bantu gerak membantu keseimbangan diri untuk latihan mobilisasi

Diagnosis Keperawatan: Perubahan konsep diri; citra diri, harga diri, dan peran diri berhubungan dengan perubahan penampilan diri. Hasil yang diharapkan : 1. Klien memperlihatkan konsep diri yang positif: 2. Mendiskusikan perubahan sementara atau menetap terhadap perubahan citra tubuh. 3. Mendiskusikan kinerja peran. 4. Mempunyai pandangan diri dan mampu menerima tanggung jawab. 5. Berpartisipasi aktif dalam merencanakan perawatan dan dalam program terapeutik.

Hasil yang diharapkan : 1. Dorong klien mengungkapkan perasaan dan rasa ketakutan, mengenai perubahan konsep diri. Rasional : Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup

2. Bantu klien dalam penerimaan perubahan citra diri sesuai kebutuhan klien. Rasional : Agar pasien dapat memahami perubahan citra diri dengan proses rekonstruksi perbaikan pada dirinya.

3. Jelaskan setiap kesalahpahaman yang di alami klien, untuk membantu penyesuaian terhadap perubahan kapasitas fisik dan konsep diri. Rasional : Salah memberikan informasi akan berakibat salah persepsi. 4. Susun sasaran dan tujuan yang akan dicapai bersama klien. Rasional : Agar proses penyampaian informasi tersusun sesuai rencana. 5. Anjurkan dan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri sendiri mandiri sesuai kemampuan. Rasional : Perawatan diri secara mandiri dapat menambah kepercayaan dalam diri klien. 6. Berikan dukungan dan pujian terhadap upaya klien. Rasional : Dukungan bantuan orang terdekat memotivasi dan membantu proses rehabilitasi. 7. Anjurkan keluarga/orang terdekat untuk mendukung penyembuhan klien dengan dampak masalah muskuloskeletal. Rasional : Keluarga merupakan orang terdekat yang dapat membantu proses penyembuhan penyakit klien.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi Infeksi Intervensi : 1. Kaji respon pasien terhadap pemberian antibiotik Rasional pasien : Untuk menentukan antibiotic yang tepat untuk

2. Pantau tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan suhu tubuh menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi

di

atas

normal

3. Pantau luka operasi dan cairan yang keluar dari luka Rasional : Adanya cairan yang keluar menunjukkan adanya tanda infeksi dari luka. 4. Pantau adanya infeksi pada saluran kemih Rasional : Retensi urine sering terjadi setelah pembedahan dari luka

Pelaksanaan Keperawatan Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun.

Evaluasi o Nyeri berkurang sampai dengan hilang o Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer o Pemeliharaan kesehatan terjaga dengan baik o Dapat melakukan mobilitas fisik secara mandiri. o Tidak terjadi perubahan konsep diri; citra diri, harga diri dan peran diri

You might also like