You are on page 1of 6

Akibat Kelebihan dan Kekurangan Hormon

Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang diproduksi kelenjar endokrin: Hormon pertumbuhan (growth hormone) * Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yang sangat sedikit). * Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yang kedengaran semakin dalam. Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian dari kelenjar. Prolaktin *Terlalu banyak. Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi, membuat payudara menghasilkan susu dan menjadi lembek, serta memicu ketidaksuburan. Penanganan: Kondisi ini biasanya diatasi dengan penggunaan tablet untuk mengurangi produksi prolaktin. Hormon antidiuretik (anti-diuretic hormone) *Terlalu sedikit. Terlalu sedikit jenis hormon ini akan membuat ginjal gagal merespon hormon tersebut. Akibatnya produksi air seni yang tidak diencerkan semakin banyak (diabetes insipidus). Penanganan: Pasien biasanya diatasi dengan pemberian hormon sintetis dalam bentuk nasal spray(semprot hidung). Hormon selanjutnya akan diserap ke dalam darah. Hormon tiroksin *Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan, penambahan selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada perempuan. Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium radioaktif melalui mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin berlebih, serta operasi untuk mengangkat bagian kelenjar. *Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti dengan berat badan berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi. Pada bayi, gangguan ini bisa memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental). Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai keperluan. Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu, gangguan jni bisa dideteksi dan ditangani sejak dini. Parathormone *Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran air seni dalam jumlah besar, gangguan pencernaan, batu ginjal, perasaan tidak enak badan. Penanganan: pengangkatan tumor. *Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan kejang otot, kejang, keletihan, dan gangguan

mental. Penanganan: Pemberian tablet vitamin D yang meniru aksi hormon yang hilang. Adrenalin *Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan serangkaian jantung berdebar, perasaan takut, peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang cepat. Hal ini akan memicu peningkatan tekanan darah permanen dan wajah menjadi pucat. Penanganan: pengangkatan tumor yang memicu produksi adrenalin berlebih. Insulin *Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gula darah tinggi. Kondisi ini bisa memicu penurunan berat badan, perasaan haus dan pengeluaran air seni dalam jumlah besar. Penanganan: Diet dengan cara mengurangi jumlah asupan gula merupakan langkah dasar mengatasi gangguan ini. Selain itu bisa dibantu dengan suplemen tablet antidiabetes atau suntikan insulin. Hormon seks laki-laki *Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual. Pada orang dewasa ditandai dengan impotensi atau ketidaksuburan. Penanganan. Penggantian hormon yang hilang dengan suntikan setiap bulan. Hormon seks perempuan *Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual serta tidak munculnya siklus menstruasi. Di usia selanjutnya, gangguan ini bisa menyebabkan menopause (karena kurangnya kadar hormon). Penanganan: Penggantian hormon dengan tablet. (IK/OL-08)

HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia selsel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan responterhadap penyakit dan stres.Kelenjar endokrin (kelenjar dari sistem endokrin yang mengeluarkan hormon langsung ke dalam darah) utama adalah kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal (ginjal), ovarium dan plasenta pada perempuan hamil. Gangguan kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar memengaruhi semua bagian tubuh yang distimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon yang dikeluarkan kelenjar tersebut.Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang diproduksi kelenjar endokrin:Hormon pertumbuhan (growth hormone)Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalamjumlah yang sangat sedikit).Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yang kedengaran semakin dalam.

1.Penyakit AddisonTerjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadimisalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. gejalanya berupa : a.Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume airdari cairan tubuh.b.Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderitamudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.c.Lesu mental dan fisik. 2.Sindrom CushingKumpulan gejala gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat obatan kortikosteroid yang berlebihan.Gejalanya berupa : a.Otot otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein. b.Osteoporosisc. Luka yang sulit sembuhd.Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)Pada sindrom cushing, kadar kortikosteroid berlebihan, biasanya dari produksi berlebihan pada kelenjar adrenal.* Sindrom cushing biasanya diakibatkan dari tumor yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan kortikosteroid berlebihan. * Orang dengan sindrom cushing biasanya menghasilkan lemak berlebihan melalui torso dan mempunyai bentuk wajah yang besar.* Dokter mengukur kadar kortisol untuk mengenali sindrom cushing.* Operasi atau terapi radiasi seringkali dibutuhkan untuk mengangkat sebuah tumor. Kelenjar adrenalin bisa memproduksi kortikosteropid secara berlebihan diakibatkan masalah pada kelenjar adrenalin atau diakibatkan terlalu banyak rangsangan dari kelenjar pituitary. Ketidaknormalan pada kelenjar pituitary, seperti sebuah tumor, bisa menyebabkan pituitary menghasilkan kortikotropin dalam jumlah besar, hormon yang mengendalikan produksi kortikosteroid dari kelenjar adrenalin.Tumor di luar kelenjar pituitary, seperti kanker sel kecil paru-paru, bisa menghasilkan kortikotropin dengan baik (sebuah kondisi yang disebut sindrom kortikotropin ectopic). Kortikotropin bisa juga dihasilkan oleh sebuah tumor yang disebutcarcinoid, yang bisa terjadi hampir di seluruh bagian di dalam tubuh. PENYEBAB Kadangkala tumor yang tidak bersifat kanker (adenoma) terjadi pada kelenjar adrenalin, yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan kortikosteroid secara berlebihan. Adrenal adenomas sangat umum. Setengah orang mengalaminya pada usia 70. Hanya bagian kecil pada adenomas menghasilkan hormon berlebihan, meskipun begitu tumor yang tidak bersifat kanker pada kelenjar adrenalin sangat langka.Sindrom cushing bisa terjadi juga pada orang yang harus menggunakan kortikosteroid dosis tinggi karena keadaan medis serius. Mereka yang harus mengggunakan dosis tinggi memiliki gejala yang sama dengan mereka yang menghasilkan terlalu banyak hormon tersebut. Gejala-gejalanya bisa kadangkala terjadi bahkan jika kortikosteroid dihirup, seperti untuk asma, atau digunakan khususnya untuk sebuah kondisi kulit.

GEJALA Kortikosteroid berubah-ubah banyaknya dan didistribusikan ke lemak tubuh. Lemaktubuh terbentuk melaui torso dan kemungkinan nyata sekali diatas punggung. Seseorang dengan sindrom cushing biasanya memiliki muka yang besar, (muka bulan). Tangan dan kaki biasanya ramping pada bagian batang yang menebal. Otot kehilangan kekuatannya, dan menjadi lemah. Kulit menjadi tipis, mudah memar, kurang sembuh dengan baik ketika memar atau luka. Lapisan warna ungu yang terlihat seperti tanda kerutan bisa terbentuk diatas perut. Orang dengan sindrom cushing cenderung mudah lelah.Kadar kortikosteroid tinggi setiap waktu meningkatkan tekanan darah, melemahkantulang (osteoporosis), dan mengurangi perlawana terhadap infeksi. Resiko terbentuknya batu ginjal dan diabetes meningkat, dan gangguan mental, termasuk depresidan halusinasi, bisa terjadi. Wanita biasanya memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Anak dengan sindrom cushing lambat bertumbuh dan tetap pandek. Padabeberapa orang, kelenjar adrenal juga menghasilkan androgen dalam jumlah besar(testosteron dan hormon sejenisnya), menyebabkan peningkatan muka dan rambut tubuh pada wanita dan kebotakan. DIAGNOSA Ketika dokter menduga sindrom cushing, mereka mengukur kadar kortisol, hormon utama kortikosteroid, pada darah. Secara normal, kadar kortisol tinggi pada pagi hari dan rendah pada malam hari. Pada orang yang memiliki sindrom cushing, kadarkortisol sangat tinggi setiap hari.Jika kadar kortisol tinggi, dokter bisa menganjurkan tes suppression deksametason. Deksametason menekan kelenjar pituitary dan harus menyebabkan tekanan pada pengeluaran kortisol dengan kelenjar adrenalin. Jika sindrom cushing disebabkan oleh terlalu banyak rangsangan pituitary, kadar kortisol akan jatuh ke beberapa perluasan, meskipun tidak sebanyak pada orang yang tidak memiliki sindrom cushing.Jika sindrom cushing mempunyai penyebab lain, kadar kortisol akan tetap tinggi. Kadar kortikotropin yang tinggi lebih lanjut menyebabkan rangsangan berlebihanpada kelenjar adrenalin.Tes imaging kemungkinan dibutuhkan untuk memastikan penyebab pasti, termasuk sebuah computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) scan pada pituitary atau kelenjar adrenalin dan sebuah sinar-X dada atau CT scan pada paru-paru. Meskipun begitu, tes-tes ini bisa kadangkala gagal untuk menemukan tumor. Ketika produksi berlebihan pada kortikotropin dinyatakan sebagai penyebab, contohdarah kemungkinan diambil dari pembuluh yang mengeringkan pituitary untuk melihat jika hal tersebut adalah sumber. PENGOBATAN Pengobatan bergantung pada apakah masalah pada kelenjar adrenal, kelenjar pituitary, atau daerah lain. Operasi atau terapi radiasi kemungkinan dibutuhkan untukmengangkat atau menghancurkan tumor pituitary. Tumor pada kelenjar adrenalin (biasanya adenomas) bisa seringkali bisa diangkat dengan cara operasi. Kedua kelenjar adrenalin bisa diangkat jika pengobatan ini tidak efektif atau jika tidak terdapat tumor. Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya diangkat, dan banyak orang yang memilikibagian pada kelenjar adrenalinnya diangkat, harus menggunakan kortikosteroid untuk

hidup. Tumor diluar pituitary dan kelenjar adrenalin yang mengeluarkan hormonberlebihan biasanya diangkat dengan cara operasi. Obat-obatan tertentu, sepertimetyrapone atau ketoconazole, bisa menurunkan kadar kortisol dan bisa digunakanketika menunggu pengobatan yang lebih pasti seperti operasi. 3.Sindrom Adrenogenital Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibatkekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadarACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yangdisebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot-otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesarseperti penis dan kadang-kadang kebotakan.Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala-gejala diatas tertutup oleh tanda-tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda-tandakelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita). 4.Peokromositoma Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut : a.Basa metabolisme meningkat b.Glukosa darah meningkat c.Jantung berdebard. Tekanan darah meninggie.Berkurangnya fungsi saluran pencernaanf.Keringat pada telapak tanganKesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melaluoperasi.Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagiandepan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium.Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel-sel folikel untuk hipertropi dan hyperplasia. Hormon tiroid berfungsi menstimulasi metabolisme dari sel-sel tubuh. Tapi ada kalanya jumlah hormon ini tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja tanda-tanda kelebihan dan kekurangan hormon tiroid? Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk seperti kupu-kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada kelenjar ini bisa akibat ukurannya atau produksi hormonnya yang tidak seimbang. Produksi hormon yang tidak seimbang ini bisa diakibatkan oleh kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan hormonal ini bisa terjadi seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.

Gangguan tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar penyakit endokrin atau yang berhubungan dengan hormon. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipotiroid atau hipertiroid biasanya dilakukan tes darah dengan mengetahui jumlah dari hormon T3 (triiodothyronine), T4 (thyroxine) dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon tiroid, seperti dikutip dari Thyroid.about.com, Rabu (24/8/2011) yaitu: Hipotiroid (Kekurangan hormon tiroid) 1. Kelelahan 2. Tidaktoleransi terhadap udara dingin 3. Kulit serta rambut yang kering dan kasar 4. Tingkat kolesterol meningkat 5. Denyut jantung dan konsentrasi menurun 6. Rasa sakit atau nyeri yang samar-samar 7. Kenaikan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya 8. Sembelit 9. Otot kram 10. Sering mengalami keguguran 11. Gangguan menstruasi seperti menjadi lebih sering

Hipertiroid (Kelebihan hormon tiroid) 1. Memiliki keringat berlebih 2. Mengalami penurunan berat badan meski nafsu makannya normal 3. Gemetar 4. Gelisah, mudah panik dan lekas marah 5. Tidaktoleransi terhadap udara panas 6. Mudah lelah 7. Konsentrasi berkurang 8. Mata melotot (seperti mau keluar) 9. Menstruasi yang tidak teratur atau terlalu sedikit 10. Detak jantung yang tidak beraturan atau lebih cepat 11. Kelemahan otot yang terjadi di lengan atas dan paha 12. Insom (ver/ir)

You might also like