You are on page 1of 12

Titrasi Asam Basa

Nama: Amy Mukaromatun Luthfiana Kelas: XI IPA 2 SMA 1 KEDUNGWUNI Tahun Pelajaran 2010/2011

DAFTAR PUSTAKA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan kikin ini. Serta sya ucapkan terima kasih kepada Bapak Roshikin selaku guru mata pelajaran Kimia tanpa beliau kami tidak akan pernah membuat laporan ini. Laporan ini belum mencapai sempurna banyak kekurangan di dalamnya oleh karena itu saran,kritik,komentar dan perbaikan saya terima dengan tangan terbuka guna menyempurnakan laporan ini. Karena kami manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sekian dan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk menentukan konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa.Hal ini dilakukan dengan meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah diketahui ke dalam larutan asam /basa yang kemolarannya sudah ditentukan oleh buret. Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekivalen, yakni titik dimana asam dan basa habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indicator yang harus berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik dimana perubahan warna indicator terjadi disebut titik akhir titrasi.

2. Tujuan : Untuk menentukan kemolaran suatu asam/basa Untuk menghitung kemolaran rata-rata asam/basa Untuk memahami apa itu titrasi asam basa Untuk mengetahui bagaimana sutau larutan asam/basa ditentukan dengan cara titrasi.

3. Pelaksanaan: Waktu : Rabu, 9 Februari 2011 Tempat : Lap.Kimia

BAB II LANDASAN TEORI

Titrasi Asam Basa


Titrasi adalah suatu cara penentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan larutan penguji yang dapat bereaksi dengan larutan, yang ingin ditentukan kadarnya. larutan penguji disebut TITRAN sedangkan larutan yang ingin diuji kadarnya disebut TITRAT / TITER Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar titran. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa. 1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalent. 2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai titik akhir titrasi. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut: mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai: NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi: nxMxV asam = nxVxM basa keterangan : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa) Anda bisa menggunakan rumus diatas bila anda menhadapi soal-soal yang melibatkan titrasi.

BAB III ISI

Titrasi Larutan HCI dengan Larutan Standar NaOH Guna mendapatkan hasil titrasi dengan ketelitian yang tinggi, tahapan titrasi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Menyiapkan larutan asam HCl 1) Sediakan pipet 20 Ml, Erlenmeyer,gelas beker yang berisi 50 Ml larutan HCl, air suling, indicator fenolftalein. 2) Cuci pipet dengan air suling dan ~5 ml larutan HCl. 3) Cuci elenmeyer dengan air suling (elenmeyer tidak perlu benar-benar kering karena air tidak akan mengubah jumlah mol zat terlarut yang akan dipipetkan ke dalam Erlenmeyer) 4) Pipet 20 ml larutan HCl ke dalam Erlenmeyer yang telah dicuci dengan air suling. Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein. Amati warna larutan . Menyiapkan larutan standar NaOH Sediakan buret,statif dan klem,air suling,corong,dan gelas beker kosong Cuci buret dengan air suling dan 5-10 ML larutan NaOH Masukan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong dan jepit buret pada tiang menggunakan klem. Letakan gelas beker dan buka kran buret beberapa saat, kemudian tutup kembali, sisihkan gelas beker. Melakukan titrasi Letakan Erlenmeyer yang telah berisi larutan HCL dan indicator fenolfalein di bawah buret. Pastikan ujung buret ada di dalam mulut gelas. Taruh selembar kertas putih di bawah gelas tersebut. Baca volume awal buret (Vawal) catat pada table terlampir. Letakan titrasi sesuai prosedur sampai titik akhir titrasi dicapai (indicator fenol ftalin berubah warna menjadi merah jambu ) baca dan catat volum akhir buret(Vakhir) Tentukan kemolaran larutan HCL.

Ulangi titrasi untuk memeriksa apakah data kemolaran diatas konsisten

Data Hasil Percobaan: Volum HCl Titrasi 1 2 (Ml) 20 ml 20 ml Vulom standar NaOH (konsentrasi=M) V1 20 ml 20 ml V2 47 48 V=V2-V1 27 28 Kemolaran HCl (M) 0,074 0,071

Maka M HCl adalah 1.) M1V1=M2V2 0,1.20= M2.27 M2= 0,1.20/27 = 0.074 2.) M1V1=M2V2 0,1.20= M2.28 M2= 0,1.20/28 = 0.071 Jadi Kemolaran rata-rata = 0.074+0.071 2 = 0.1095 M

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai: NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi: nxMxV asam = nxVxM basa keterangan : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa) maka dapat diperoleh kemolaran suatu zat

Titrasi Asam Basa

Nama: Tika Dwi Fitriastuti Kelas: XI IPA 2

SMA 1 KEDUNGWUNI Tahun Pelajaran 2010/2011

Titrasi Asam Basa

Nama: Rizqiyatul Janna Kelas: XI IPA 2

SMA 1 KEDUNGWUNI Tahun Pelajaran 2010/2011

Titrasi Asam Basa

Nama: Ine Fiera Wijayanti Kelas: XI IPA 2

SMA 1 KEDUNGWUNI Tahun Pelajaran 2010/2011

You might also like