You are on page 1of 3

Workshop ini merupakan salah satu komitmen Provinsi Lampung SAMBUTAN GUBERNUR LAMPUNG Pada Acara Workshop Assalamualaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh Yang Saya Hormati : Ketua Komisi IV DPR-RI (Bapak H.M Ramahurmuzly ST, MT) Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota se-Provinsi lampung; Kepala Badan/Dinas/Instansi se Provinsi Lampung ; Kepala Badan/Dinas/Instansi yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota selaku Sekretaris DKP Kabupaten/Kota; Pimpinan Perusahaan BUMN/BUMN, Pimpinan Perbankan; Undangan dan Hadirin yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu yang berbahagia. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua; Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga pada pagi hari ini bersama-sama kita dapat menghadiri acara Workshop yang bertema Melalui inovasi pengembangan beras analog berbasis ubikayu kita percepat penganekaragaman pangan menuju kemandirian Pangan di Provinsi Lampung dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke 32. untuk mensinergikan seluruh stakeholders yang berkontribusi dalam merumuskan kebijakan ketahanan pangan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota. Saudara-saudara yang saya hormati, Sejalan strategi Nasional dalam pengembangan pengembangan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang, Provinsi Lampung harus bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu kemandirian pangan, pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah dan penganekaragaman konsumsi pangan. Strategi kemandirian pangan dinilai sangat penting untuk membebaskan Indonesia dari ketergantungan pada pihak luar dalam penyediaan komoditas pangan. Strategi pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah untuk melengkapi sistem cadangan pangan pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya khususnya untuk mengatasi kondisi kerawanan pangan. Sementara itu, strategi penganekaragaman konsumsi pangan dinilai juga sangat penting untuk menurunkan tingkat ketergantungan pangan masyarakat Indonesia terhadap satu jenis komoditas pangan saja (beras) Strategi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan suatu langkah yang tepat untuk mencapai ketahanan pangan, karena kualitas konsumsi pangan masyarakat yang dilihat dari indikator Pola Pangan Harapan (PPH). Saat ini PPH kita masih rendah

dan belum beragam, bergizi, seimbang. Padahal Indonesia khususnys Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah sebagai sumber pangan yang potensial. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Lampung tahun 2011 baru mencapai PPH 89,2. Kondisi ini mendorong kita agar bekerja lebih serius untuk mendorong penganekaragaman konsumsi pangan karena sasaran yang ingin kita capai pada tahun 2014 PPH sebesar 95. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan juga merupakan upaya untuk menurunkan konsumsi beras per kapita yang masih tinggi. Penurunan konsumsi beras per kapita juga diperlukan agar tekanan permintaan terhadap beras nasional dapat dikurangi. Diharapkan di masa depan kebutuhan pangan pokok Indonesia tidak sepenuhnya tergantung pada beras. Berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2005, konsumsi beras per kapita penduduk Provinsi lampung sebesar 93,1 kg/kap/thn dengan tingkat penurunan sebesar 1,5 % /tahun maka saya optimis target 2014 sebesar 90 kg/kap/thn dapat dicapai. Apbila dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional 139,15 kg/kapita/tahun sedangkan konsumsi langsung masyarakat berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi konsumsi beras Nasional (Susenas) tahun 2009 sebesar 102,2 masyarakat Jepang yang hanya sebesar 60 kg/kapita/tahun. Kondisi ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kg/kapita/tahun dan Malaysia sebesar 80 kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta jiwa dan terus bertambah, maka kebutuhan beras Indonesia akan terus meningkat.

Oleh karena itu, percepatan penganekaragaman konsumsi pangan harus menjadi pengarusutamaan (mainstream) dalam kebijakan pembangunan pangan nasional. Hal ini, mengingat Indonesia kaya akan sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi jalar, singkong, talas, dan sagu yang dulunya menjadi makanan pokok di beberapa daerah, karena pangan lokal kandungan gizinya tidak kalah dibandingkan beras dan terigu. Berkaitan dengan hal tersebut perlu disusun langkah yang nyata untuk memanfaat sumber bahan pangan lokal Saudara-saudara yang saya hormati, Provinsi Lampung sangat berpotensi dalam penyediaan bahan pangan lokal terutama Ubikayu, pada tahun 2011 produksi Ubikayu provinsi Lampung sebesar 9.193.676 ton. Potensi ubikayu yang besar ini belum banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Untuk itu perlu ada perlu ada upaya terobosan pemanfaatan ubikayu dalam bentuk pangan baik barupa beras analog maupun tepung mokaf yang diharapkan dapat menggantikan fungsi terigu. Saudara-saudara yang saya hormati, Masalah dalam upaya peningkatan kualitas konsumsi pangan dan pengurangan ketergantungan terhadap pangan pokok beras adalah Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Dengan terbitnya Perpres No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih konkrit untuk mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Kerja keras dan sinergis dalam memadukan kekuatan untuk 2

menggerakkan percepatan diversifikasi

konsumsi pangan melalui

yang

kita bahas pada hari ini dapat kita laksanakan dalam bentuk

program-program yang realistis dan terukur sangat diperlukan. Sebagai tindaklanjut dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tersebut di tingkat pusat telah dikeluarkan Pertanian Nomor 43 tahun 2009 Peraturan Menteri Percepatan tentang Gerakan

program nyata secara bersinergi dan terintegrasi. Rumusan yang dihasilkan dalam pertemuan ini akan menjadi dasar pola pikir dan pola tindak bersama (common platform) bagi dinas dan para stakeholders untuk memberikan kontribusi yang optimal dalam pelaksanaan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ketua Komisi IV DPR-RI dan para penyaji materi lainnya yang telah menyumbangkan pemikirannya sehingga acara workshop ini dapat berjalan. Dengan Workshop mengucapakan Melalui inovasi Bissmilahhirohmannirohim pengembangan beras acara analog

Penganekaragaman Konsumsi pangan berbasis Sumberdaya Lokal. Saat ini telah ditindaklajuti melalui Peraturan Gubernur Lampung no. 46 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal di Provinsi Lampung. Salah satu tahapan pelaksanaan dalam pencapaian target untuk tahun 2012 sampai dengan 2015 adalah Pengembangan Bisnis dan industri pangan pencapaian lokal Saudara-saudara yang saya hormati, Kita menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan pelaksanaan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan tidak akan dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah saja atau Satu SKPD saja. Dukungan dari berbagai dinas, masyarakat dan stakeholers lainnya menjadi mutlak diperlukan. Karena itulah, kami mengharapkan melalui acara workshop, kita dapat merumuskan dan menyusun langkahlangkah bersama dengan stakeholders terkait dalam pelaksanaan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada acara workshop ini, Semoga melalui acara ini, seluruh dinas, instansi dan

berbasis ubikayu kita percepat penganekaragaman pangan menuju kemandirian Pangan di Provinsi Lampung saya buka dengan resmi Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahuwataala, memberikan petunjuk dan perlindungannya pada kita semua. Amin. Sekian dan terima kasih Wabillahi aufik Walhidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh GUBERNUR LAMPUNG

SJACHROEDIN Z.P

stakeholders menjadi lebih peduli terhadap kondisi ketahanan pangan


masyarakat dan siap menjalankan tugasnya masing-masing. Akhirnya, kami mengucapkan selamat mengikuti acara workshop semoga apa 3

You might also like