You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, b iologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya . Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhan a sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bi dang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru d i bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, pener apan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bi oreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pes at, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekay asa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloni ng, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti ka nker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombin an, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung za t gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhad ap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dap at dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-z at yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri j enis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tersebut tak lepas dari berkembangnya ilmu penge tahuan yang berhubungan dengan mikroorganisme. Salah satu dari mikroorganisme ya ng penting untuk diketahui dan berperan banyak dalam bioteknologi yaitu protozoa . Protozoa yang hidup dalam usus manusia atau hewan yaitu Entamoeba Coli, memban tu proses pembusukan, dan dapat juga membantu pembentukan vitamin K, Semua Proto zoa yang hidup di air merupakan makanan insekta, udang dan ikan kecil, dengan de mikian dapat juga dikatakan menguntukan bagi manusia dalam rantai makanan, dan p rotozoa juga merupakan penyebab berbagai penyakit seperti malaria dan disentri. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk membahas dan memberikan informasi men genai protozoa. B. Tujuan Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Bioproses ya ng diberikan yaitu materi tentang Protozoa dengan tujuan untuk dapat menjelaskan p engertian protozoa sampai dengan peranannya dalam kehidupan. C. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi lebih luas men genai protozoa dan perannya dalam kehidupan. BAB II MIKROBIOLOGI A. Pengertian Mikrobiologi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikroba adalah jasad hidup ya ng ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih

sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat meli hat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukura n besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar. Mikrobiologi adalah salahsat u cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan bio kimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikrob a di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingku ngan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam i lmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi ta nah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik sec ara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya. B. Penggolongan Mikroba Diantara Jasad Hidup Secara klasik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia). Jasad hidup yang ukurannya besar dengan mudah dapat digolo ngkan ke dalam plantae atau animalia, tetapi mikroba yang ukurannya sangat kecil ini sulit untuk digolongkan ke dalam plantae atau animalia. Selain karena ukura nnya, sulitnya penggolongan juga disebabkan adanya mikroba yang mempunyai sifat antara plantae dan animalia. Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang menuju ke sifat plantae atau animalia. Hal ini digambarkan sebagai pengelompoka n jasad berturut-turut oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. Berdasarkan perbedaan organisasi selnya, Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binata ng (animalia), dengan protista. Protista untuk menampung jasad yang tidak dapat dimasukkan pada golongan plantae dan animalia. Protista terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur atau f ungi, dan bakteri yang mempunyai sifat uniseluler, sonositik, atau multiseluler tanpa diferensiasi jaringan. Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1) Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divi sio Monera), (2) Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasad eukariotik multiseluler dan multinuk leat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri dari Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria. C. Ciri Umum Mikroba Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun reduse n. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakter i fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh pr odusen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (minerali sasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh m ikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi). Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur biologi. B anyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel (mu ltiseluler). Pada jasad multiseluler umumnya sudah terdapat pembagian tugas dian tara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna. Setela h ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu: 1. Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembangan selny a belum sempurna. Tipe sel prokariotik mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandi ngkan dengan sel eukariotik. Beberapa sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0, 4 - 0,7 diameternya dan panjangnya 2-3 . Sel ini tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi. Inti sel prokariotik tidak mempunyai

membran. Bahan genetis terdapat di dalam sitoplasma, berupa untaian ganda (doubl e helix) DNA berbentuk lingkaran yang tertutup. Kromosom bakteri pada umumnya hany a satu, tetapi juga mempunyai satu atau lebih molekul DNA yang melingkar (sirkul er) yang disebut plasmid. Sel prokariotik tidak mengandung organel yang dikelili ngi oleh membran. 2. Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah sem purna. Sel eukariotik mempunyai inti sejati yang diselimuti membran inti. Inti s el,mengandung bahan genetis berupa genome/ DNA. Seluruh bahan genetis tersebut t ersusun dalam suatu kromosom. Di dalam kromosom terdapat DNA yang berasosiasi de ngan suatu protein yang disebut histon. Kromosom dapat mengalami pembelahan mela lui proses yang dikenal sebagai mitosis. Sel eukariotik juga mengandung organelorganel seperti mitokondria dan khloroplas yang mengandung sedikit DNA. Bentuk D NA dalam ke dua organel tersebut adalah sirkuler tertutup (seperti DNA prokariot ). Ribosom pada sel eukariotik lebih besar dibandingkan prokariotik. Di dalam se l ini juga dijumpai organel lain yang bermembran, yaitu aparatus golgi. Pada tan aman organela ini mirip dengan diktiosom. Kedua organel tersebut berperan dalam proses sekresi Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil a tau submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktu r virus terutama terdiri dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasa d hidup lain. D. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwe nhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan baya ngan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. Leeuwenhoek melakukan pengamat an tentang struktur mikroskopis biji, jaringan tumbuhan dan invertebrata kecil, tetapi penemuan yang terbesar adalah diketahuinya dunia mikroba yang disebut seb agai animalculus atau hewan kecil. Animalculus adalah jenis-jenis mikroba yang sek arang diketahui sebagai protozoa, algae, khamir, dan bakteri. Penemuan animalcul us di alam, menimbulkan rasa ingin tahu mengenai asal-usulnya. Menurut teori abi ogenesis, animalculus timbul dengan sendirinya dari bahanbahan mati. Doktrin abi ogenesis dianut sampai jaman Renaissance, seiring dengan kemajuan pengetahuan me ngenai mikroba, semakin lama doktrin tersebut menjadi tidak terbukti. Sebagian a hli menganut teori biogenesis, dengan pendapat bahwa animalcules terbentuk dari b enih animalculus yang selalu berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat terse but maka penganut teori ini mencoba membuktikan dengan berbagai percobaan. Frans isco Redi (1665), memperoleh hasil dari percobaannya bahwa ulat yang berkembang biak di dalam daging busuk, tidak akan terjadi apabila daging tersebut disimpan di dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging. Percobaan la in yang dilakukan oleh Lazzaro Spalanzani memberi bukti yang menguatkan bahwa mi kroba tidak muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu ternyata pemanasan dapat menyebabkan animalculus tidak tumbuh. Percobaan ini juga dapat menunjukkan bahwa perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi pada bahan t ersebut. Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur juga banyak membuktikan bah wa teori abiogenesis tidak mungkin, tetapi tetap tidak dapat menjawab asal usul animalculus. Penemuan Louis Pasteur yang penting adalah (1) Udara mengandung mik robia yang pembagiannya tidak merata, (2) Cara pembebasan cairan dan bahan-bahan dari mikrobia, yang sekarang dikenal sebagai pasteurisasi dan sterilisasi. Past eurisasi adalah cara untuk mematikan beberapa jenis mikroba tertentu dengan meng gunakan uap air panas, suhunya kurang lebih 62C. Sterilisasi adalah cara untuk me matikan mikroba dengan pemanasan dan tekanan tinggi, cara ini merupakan penemuan bersama ahli yang lain. John Tyndall (1820-1893), dalam suatu percobaannya juga mendukung pendapat Paste

ur. Cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih sel ama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan memb usuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasa n maka akan terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase ter molabil (tidak tahan pemanasan, saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termores isten pada bakteri (sangat tahan terhadap panas). Dari penyelidikan ahli botani Jerman yang bernama Ferdinand Cohn, dapat diketahui secara mikroskopis bahwa pad a fase termoresisten, bakteri dapat membentuk endospora. Dengan penemuan tersebu t, maka dicari cara untuk sterilisasi bahan yang mengandung bakteri pembentuk sp ora, yaitu dengan pemanasan yang terputus dan diulang beberapa kali atau dikenal sebagai Tyndallisasi. Pemanasan dilakukan pada suhu 100 C selama 30 menit, kemud ian dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3 kali. S aat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih hidup akan berkecamba h membentuk fase pertumbuhan / termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanas an berikutnya. Suatu bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan susunan kimiany a. Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal sebagai fermentasi. (pengkhamir an) dan pembusukan (putrefaction). Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan alkohol atau asam organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohid rat. Pembusukan merupakan proses peruraian yang menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung protein. Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Sc hwanndon, dan F. Kutzing secara terpisah menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu dijumpai adanya khamir. Sehingga dapat disimpulkan ba hwa perubahan gula menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh Jj. Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812 telah berhasil disintesa s enyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak meneliti tentang pros es fermentasi (1875-1876). Suatu saat perusahaan pembuat anggur dari gula bit, menghasilkan anggur yang mas am. Berdasarkan pengamatannya secara mikroskopis, sebagian dari sel khamir digan ti kedudukannya oleh sel lain yang berbentuk bulat dan batang dengan ukuran sel lebih kecil. Adanya sel-sel yang lebih kecil ini ternyata mengakibatkan sebagian besar proses fermentasi alkohol tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, y aitu fermentasi asam laktat. Dari kenyataan ini, selanjutnya dibuktikan bahwa se tiap proses fermentasi tertentu disebabkan oleh aktivitas mikroba tertentu pula, yang spesifik untuk proses fermentasi tersebut. Sebagai contoh fermentasi alkoh ol oleh khamir, fermentasi asam. Selama meneliti fermentasi asam butirat, Paste ur menemukan adanya proses kehidupan yang tidak membutuhkan udara. Pasteur menun jukkan bahwa jika udara dihembuskan ke dalam bejana fermentasi butirat, proses f ermentasi menjadi terhambat, bahkan dapat terhenti sama sekali. Dari hal ini kem udian dibuat 2 istilah, (1) kehidupan anaerob, untuk mikroba yang tidak memerluk an Oksigen, dan (2) kehidupan aerob, untuk mikroba yang memerlukan Oksigen. Seca ra fisiologis adanya fermentasi dapat digunakan untuk mengetahui beberapa hal. O ksigen umumnya diperlukan mikroba sebagai agensia untuk mengoksidasi senyawa org anik menjadi CO2. Reaksi oksidasi tersebut dikenal sebagai laktat oleh bakteri L actobacillus, dan fermentasi asam sitrat oleh jamur Aspergillus. respirasi aerob, yang menghasilkan tenaga untuk kehidupan jasad dan pertumbuhannya. Mikroba lain dapat memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan senyawa organik secara fermentas i anaerob, tanpa memerlukan Oksigen. Beberapa jenis mikroba bersifat obligat ana erob atau anaerob sempurna. Jenis lain bersifat fakultatif anaerob, yaitu mempun yai dua mekanisme untuk mendapatkan energi. Apabila ada Oksigen, energi diperole h secara respirasi aerob, apabila tidak ada Oksigen energy diperoleh secara ferm entasi anaerob. Pasteur mendapatkan bahwa respirasi aerob adalah proses yang efisien untuk mengh asilkan energi. Menurut Pasteur, proses fermentasi merupakan proses vital untuk kehidupan. Pendapat tersebut ditentang oleh Bernard (1875), bahwa khamir dapat m emecah gula menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator biologis dalam selnya. Katalisator biologis tersebut dapat diekstrak sebagai larutan yang teta

p dapat menunjukkan kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat dibuat sebag ai proses yang tidak vital lagi (tanpa sel). Pada tahun 1897, Buchner dapat membuktikan gagasan Bernard, yaitu pada saat meng gerus sel khamir dengan pasir dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat dari campuran tersebut dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan ini membuka jala n ke perkembangan biokimia modern. Akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan al kohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator yang spesifik atau dikenal sebagai enzim. Pasteur menggunakan istilah khusus untuk mengatakan kerusakan pada minuman anggu r oleh mikrobia, yaitu disebut penyakit Bir. Ia juga mempunyai dugaan kuat tenta ng adanya peran mikroba dalam menyebabkan timbulnya penyakit pada jasad tingkat tinggi. Bukti-buktinya adalah dengan ditemukannya jamur penyebab penyakit pada t anaman gandum (1813), tanaman kentang (1845), dan penyakit pada ulat sutera sert a kulit manusia. Pada tahun 1850 diketahui bahwa dalam darah hewan yang sakit an traks, terdapat bakteri berbentuk batang. Davaine (1863-1868) membuktikan bahwa bakteri tersebut hanya terdapat pada hewan yang sakit, dan penularan buatan meng gunakan darah hewan yang sakit pada hewan yang sehat dapat menimbulkan penyakit yang sama. Pembuktian bahwa antraks disebabkan oleh bakteri dilakukan oleh Rober t Koch (1876), sehingga ditemukan postulat Koch. Dewasa ini, perkembangan biotekno logi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapa n dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, g enetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Penerapan bioteknologi di masa ini dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh , pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraia n zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan ba kteri jenis baru. E. Penggunaan Mikroba Penggunaan mikroba untuk proses-proses klasik, seperti khamir untuk membuat angg ur dan roti, bakteri asam laktat untuk yogurt dan kefir, bakteri asam asetat unt uk vinegar, jamur Aspergillus sp. untuk kecap, dan jamur Rhizopus sp. untuk temp e. Penggunaan mikroba untuk produksi antibiotik, antara lain penisilin oleh jamur Penicillium sp., streptomisin oleh actinomysetes Streptomyces sp. Penggunaan mikroba untuk proses-proses baru, misalnya karotenoid dan steroid ole h jamur, asam glutamat oleh mutan Corynebacterium glutamicum, pembuatan enzim am ilase, proteinase, pektinase, dan lain-lain. Penggunaan mikroba dalam teknik genetika modern, seperti untuk pemindahan gen da ri manusia, binatang, atau tumbuhan ke dalam sel mikrobia, penghasilan hormon, a ntigen, antibodi, dan senyawa lain misalnya insulin, interferon, dan lain-lain. Penggunaan mikroba di bidang pertanian, misalnya untuk pupuk hayati (biofertiliz er), biopestisida, pengomposan, dan sebagainya. Penggunaan mikroba di bidang pertambangan, seperti untuk proses leaching di tam bang emas, desulfurisasi batubara, maupun untuk proses penambangan minyak bumi. Penggunaan mikroba di bidang lingkungan, misalnya untuk mengatasi pencemaran li mbah organik maupun anorganik termasuk logam berat dan senyawa xenobiotik. BAB III PROTOZOA A. Protista Protista berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula -mula, dan ksitos artinya menyusun. Maka kingdom ini beranggotakan makhluk berse l satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun begitu, dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya sudah memiliki membran inti atau eukariota. Protista diperkirakan sudah ada di bumi kita sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada organisme tingkat tinggi. Organisme yang tergabung dalam protista pernah membuat bingung para ahli taksonomi karena ada yang mirip tumbuhan, ada yang mirip dengan hewan, dan ada pula yang mirip dengan

jamur. Untuk menjebatani perbedaan itu maka lahirlah kingdom baru, yaitu Protis ta. Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang berkoloni d an ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua pro tista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protist a bersifat autotrop, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosint etik, seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup denga n fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang m eliputi jamur air dan jamur lendir. B. Protista Mirip Hewan ( Protozoa ) 1) Pengertian Protozoa Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos yang berarti pertama dan zoon y ang berarti hewan. Jadi protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelomp ok lain dari protista eukariotik. Protozoa adalah mikroorganismee menyerupai hew an yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Hewan ini mempunyai st ruktur yang lebih majemuk dari sel sel tunggal hewan multiselular dan walaupun h anya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan pro tozoa itu aselular tetapi keseluruhan organismee dibungkus oleh satu plasma memb ran. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ukuran protozoa beranekaragam yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Di perairan, protozoa adalah penyusun zooplankto n. Makanan protozoa meliputi bakteri jenis protista lain atau detritus (materi o rganik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron d an walaupun jarang, ada yang mencapai 6 milimeter contoh : Ciliata spirostomum s p (3mm) dan sporozoa Porospora gigantean (16 mm). Protozoa hidup di dalam air ta war, dalam air laut tanah yang lembab atau hidup parasit di dalam tubuh organism e lain, misalnya di usus kecoa yaitu Nyctoterus ovalis, di usus manusia aitu Ent amoeba histolytica dan di darah manusia yaitu Plasmodium (penyebab malaria). 2) Ciri-ciri Protozoa

Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eu kariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. B entuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. P rotozoa umumnya dapat begerak akrif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotic. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pad a hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Sebagian besar Protista bersifat aerob, yakni memerlukan oksigenuntuk kelangsung an hidupnya. Oksigen digunakan dalam proses respirasi yang bertempat pada mitoko ndria. Namun, beberapa jenis Protista bersifat anaerob, yakni tidak memerlukan o ksigen dalam hidupnya. Protista anaerob melakukan respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat aerob. Beberapa Protista bersifat heterotrof, memp eroleh makanan dengan cara mengabsorbsi molekul-molekul organik dan sebagian lag i bersifat fotoautotrof karena mempunyai kloroplas sebagai tempat untuk menangka p energi matahari. Secara singkatnya ciri-ciri dari protozoa yaitu : Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun. Pada ummnya hidup bebas pada tempat yang lembab atau berair (akuatik) seperti di air tawar, air laut, hutan, sawah serta sebagai parasit pada tubuh organism lai nnya.

Pada umumnya hidup soliter (menyendiri atau sepasang-sepasang) tetapi ada juga y ang hidup sebagai koloni. Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penti ng sebagai indicator polusi. Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit. Dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan protozoa dapat membentuk kista agar dapat berhana hidup lebih lama. Jika kondisi di sekitarnya membaik, maka kista akan pecah dan protozoa akan kemb ali hidup secara aktif. Bentuk protozoa sangat beraneka ragam. Ada yang lonjong, bulat dan memanjang. Ad a juga yang memiliki bentuk berubah-ubah misalnya amuba. Pada spesies tertentu dari protozoa mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tin gkat yang berbeda dalam daur hidupnya. 3) Reproduksi Protozoa Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara : Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara mem bujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah se cara membujur /memanjang (longitudinal). Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan memben tuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang d ihasilkan disebut sporozoid. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual (generatif) pada protozoa dengan cara : Konjugasi Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pa da Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makron ukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk. 4) Klasifikasi Protozoa Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 filum, yakni: Mastigophora atau Flagelata (flagelata = cambuk). Semua protozoa yang bergerak dengan menggunakan cambuk digolongkan filum Flagell ata, misalnya Trypanosoma. Banyak spesies dari Trypanosoma, misalnya Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiense yang hidup parasit di dalam darah manusia dan dapa t mengakibatkan penyakit tidur. Penyakit tidur banyak terdapat di Afrika ditular kan oleh lalat Tse-tse, yaitu Glossina palpalis. Ketika lalat menggigit penderit a, air liurnya yang mengandung Trypanosoma dikeluarkan untuk mencegah pembekuan darah. Trypanosoma terbawa dan masuk ke dalam darah penderita. Di Indonesia tida k terdapat penyakit ini karena lalat yang menularkannya tidak hidup di Indonesia . T. cruzi merupakan parasit penyebab penyakit chagas di Amerika, T. evansi meny ebabkan penyakit sura pada hewan, dan T. brucei menyebabkan penyakit nagana pada sapi dan kerbau. Trichomonas merupakan Masthigophora yang mempunyai tiga atau l ebih flagella. T. vaginalis merupakan parasit penyebab keputihan di vagina wanit a. T. foetus adalah parasit di vagina sapi. Sarcodina atau Rhizopoda (rhizoid = akar, podos = kaki). Semua Protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopoda (kaki semu) digolongk an ke dalam filum Rhizopoda, misalnya Amoeba. Amoeba ada yang hidup bebas dan ad a pula yang hidup sebagai parasit. Amoeba yang hidup bebas, misalnya Amoeba prot eus, terdapat di tanah becek atau di tempat berair yang banyak mengandung bahan organik. Amoeba yang hidup parasit di rongga mulut misalnya Entamoeba gingivalis dan yang hidup parasit di dalam usus manusia misalnya Entamoeba histolytica. a) Struktur Tubuh Amoeba Amoeba tidak mempunyai bentuk yang tetap. Bentuk selnya dapat berubah-ubah. Pada bagian luar tubuh Amoeba terdapat membran sel atau membran plasma yang melindun

gi tubuhnya. Membran plasma ini berfungsi sebagai pelindung isi sel, pengatur pe rtukaran zat misalnya zat makanan, ekskresi, pertukaran gas, alat pergerakan, ya itu dengan membentuk pseudopoda, serta dapat menangkap rangsangan kimia dari lua r tubuh. Disebelah dalam terdapat sitoplasma yang dapat dibedakan menjadi ektopl asma, yaitu sitoplasma bagian luar dan endoplasma, yaitu sitoplasma bagian dalam . Ektoplasma bersifat lebih kental (gel), sedangkan endoplasma bersifat lebih en cer (sol). Di tengah sel terdapat inti atau nukleus. b) Cara Amoeba Bergerak, Menangkap dan Mencerna Makanan Pada permukaan sel Amoeba dapat terbentuk pseudopodia, yakni penjuluran ke arah luar dari membran plasma. Membran plasma menjulur ke luar sebagai akibat dari te kanan endoplasma di dalamnya. Jika ada makanan, misalnya bakteri atau bahan orga nik lainnya, pseudopodanya dijulurkan dan Amoeba bergerak kea rah makanan terseb ut. Sesampainya di dekat makanan, pseudopodia mengelilingi makanannya itu. Selan jutnya makanan masuk ke dalam tubuh amoeba melalui permukaan membran plasma. Car anya permukaan membran plasma yang mengelilingi makanan bersatu, hingga terbentu k rongga makanan yang disebut vakuola makanan. Vakuola makanan beredar di dalam sitoplasma. Makanan yang ada di dalamnya dicerna. Sari-sari makanan dimasukkan k e dalam sitoplasma, sedangkan sisa-sisa makanan berbentuk padat tetap berada di dalam vakuola. Vakuola berisi plasma pecah hingga sisa makanan tersebut dapat dike luarkan. c) Reproduksi Amoeba

Amoeba bekembang biak dengan melakukan pembelahan langsung yang dikenal sebagai pembelahan biner, yaitu pembelahan yang tidak melalui tahap-tahap pembelahan mit osis. Pada pembelahan biner, mula-mula inti sel Amoeba membelah menjadi dua, yan g segera diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Di antara kedua nukleus yang terben tuk itu terjadi pelekukan membran plasma ke arah dalam sehingga membran plasma m enggenting, kemudian terputus. Amoeba kemudian terpisah menjadi dua sel anak. Ja di sel Amoeba dapat membelah dari satu sel menjadi dua sel, menjadi empat sel, d elapan sel, dan seterusnya hingga menjadi banyak. Pada kondisi yang tidak mengun tungkan, misalnya jika makanan dan air habis, amoeba dapat beradaptasi memperta hankan hidupnya dengan membentuk kista. Mula-mula tubuh Amoeba inaktif, bentuknya menjadi bulat. Membran plasmanya meneb al, untuk melindungi diri dari kondisi luar yang jelek. Dalam keadaan demikian, Amoeba tidak bergerak dan tidak menangkap mangsa. Bentuk demikian itulah yang di sebut sebagai kista. Apabila kondisi luar telah memungkinkan, misalnya telah ter sedia makanan dan air, dinding kista pecah dan keluarlah Amoeba untuk memulai hi dupnya kembali.

d) Amoeba Parasit Selain hidup di alam bebas, beberapa jenis Amoeba hidup sebagai parasit. Contohn ya adalah Entamoeba histolytica dan Entamoeba gingivivalis. Ciliata atau Ciliphora (cilia = rambut getar). Semua Protozoa yang bergerak dengan menggunakan bulu getar yang tumbuh di permuk aan membran selnya digolongkan filum Ciliata, misalnya Paramaecium. Jika rambut getar ini bergetar, sel dapat meluncur bergerak di dalam medium air. Ciliate mem iliki bentuk tubuh yang tetap, tidak berubah-ubah. Bentuk umumnya oval. Hidupnya di tempat-tempat berair, misalnya di sawah, rawa dan tanah becek yang banyak me ngandung bahan organik, dan adapula yang hidup parasit. Contoh Ciliata yang hidu p bebas adalah Paramecium caudatum, sedangkan yang hidup parasit di dalam usus k ecoa adalah Nyctoterus ovalis. a) Paramecium caudatum Paramecium caudatum disebut pula sebagai hewan sandal karena bentuk selnya menye rupai telapak kaki. Pada permukaan sel yang melekuk terdapat mulut sel atau sito stom (cyto = sel, stoma = mulut). Di bagian luar sel terdapat pelikel yang menye lubungi sel. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma dan inti. Organism

e ini mempunyai dua macam inti yaitu inti kecil atau mikronukleus dan inti besar atau makronukleus. Selain itu terdapat pula vakuola makanan yang berfungsi untu k mencerna dan mengedarkan makanan dan vakuola berdenyut yang berdenyut yang ber guna untuk mengeluarkan sisa makanan cair. Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Dengan getaran silianya, organ isme ini dapat bergerak maju, mundur, membelok, berguling atau berhenti. Hanya s aja gerakan silianya cepat sekali sehingga sulit diamati dengan mikroskop. Mulut sel berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam sel. Jika rambut getar di sekit ar mulut sel digetarkan, maka terjadi aliran air keluar masuk mulut sel. Bersama an dengan aliran air, terbawa bakteri, sisa bahan organik atau hewan uniseluler yang lain. Makanan itu terkumpul di dalam mulut sel kemudian dimasukkan ke dalam kerongkongan sel atau sitofaring. Dari kerongkongan sel, makanan masuk ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan dapat beredar ke seluruh tubuh untuk mencerna makanan. Sari makanan masuk ke dalam sitoplasma, sisa makanan berbentuk padat di keluarkan melalui membran selnya. Paramecium berkembang biak secara aseksual den gan pembelahan biner dan secara seksual dengan konjugasi. Sporozoa Spora adalah alat reproduksi yang dapat tumbuh menjadi individu baru). Semua Pro tozoa yang tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak dengan spora dig olongkan ke dalam filum sporozoa. Anggota filum Sporozoa semuanya bersifat paras it. Contohnya adalah Plasmodium falciparum, yang hidup parasit pada manusia dan mengakibatkan penyakit malaria tropika. Plasmodium mengalami dua fase dalam sikl us hidupnya, yaitu fase sporogoni dan fase skizogoni, yang masing-masing terjadi pada dua organisme yang berbeda. Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam filu m Sporozoa adaalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. T aksoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii me mbahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahk an dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan peny akit malaria pada manusia. Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel darah merah dan sel hati. Dike nal ada empat jenis Plasmodium vivax, Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria tropikana, dan Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartan a. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh manusia dan di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.

5) Peranan Protozoa bagi Kehidupan Manusia Protozoa ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan. Protozoa yang Merugikan a) Entamoeba Histolytica; hidup didalam usus halus manusia, penyebab penyak it disentri. b) Entamoeba Gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakitgingivitis. c) Balantidium Coli; hidup didalam usus tebal (kolon) manusia, penyebab pen yakit diare (balontidiosis). d) Trypanosoma Gambiense dan tryponosoma Rhodesiense, penyebab penyakit tid ur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse (glossina palpalis dan Glossina morsitans). e) Trypanosoma evansi; penyebab penyakit sura pada ternak. Hospes perantara nnya adalah lalat Tabanus. f) Trypanosoma Cruzi; penyebab penyakit chagas pada anak-anak. g) Leishmania Donovani; penyebab penyakit kala-azar pada manusia. h) Trichomonas Vaginalis; penyebab penyakit gatal-gatal pada vaginadan kepu tihan. i) Plasmadium sp; penyebab penyakit malaria. Hospes perantarannya adalah ny amuk Anopheles betina.

Protozoa yang Menguntungkan a) Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkang radiolaria di dasar perairan akan membentuk tanah radiolarian tanah tersebut mengandung zat ke rsik dan dapat digunakan sebagai bahan penggosok. b) Sebagai indikator minyak bumi. Endapan kerangka tubuh Globigerina didasa r perairan akan membentuk tanah globigerina. Endapan tersebut biasa digunakan se bagai petunjuk adanya minyak bumi. c) Membantu proses pembusukan sisa makanan. Membantu proses pembusukan sisa -sisa makanan pada manusia dan dapat juga membantu pembentukan vitamin K. Misal, Entamoeba Coli. d) Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. e) Mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa merupakan pemangsa bak teri.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah sat u filum dari Kingdom Protista. 2. Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif), 3. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 filum, yakni: Ma stigophora atau Flagelata, Sarcodina atau Rhizopoda, Ciliata atau Ciliphora, dan Sporozoa. 4. Protozoa memiliki peranan yang menguntungkan dan juga merugikan bagi keh idupan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010, Ciri-Ciri Dan Bentuk Protozoa, http://id.shvoong.com/exact-science s/2003303-ciri-ciri-dan-bentuk-protozoa/#ixzz27jLHZlqW, Diakses 28 September 201 2 pada 12 : 34. Anshori, Moch, 2009, BIOLOGI Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) - Madrasah Aliah (MA), Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta Napu, Budiyanto, 2012, Catatan Kuliah Pengantar Bioteknologi, http://budiyantoug .wordpress.com/2012/04/15/catatan-kuliah-pengantar biotekno logi/, Diakses 27 Se ptember 2012 pada 10 : 04. Suharto, Yanto, 2012, Protozoa, http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/ edu kasi.net/SMA/Biologi/Protozoa/materi3.html, Diakses 28 September 2012 pada 11 : 18. Yani, Riana, 2009, BIOLOGI 1 SMA dan MA Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen Pend idikan Nasional : Jakarta Widayati, Sri, 2009, BIOLOGI SMA / MA Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen Pendid ikan Nasional : Jakarta

You might also like