You are on page 1of 5

Menaik-Turunkan Nada/Nada Dasar/Chord (Transposisi Chord dan Nada)

Menaik-Turunkan Nada/Nada Dasar/Chord (Transposisi Chord dan Nada) Transpose artinya memindahkan (naik/turun) nada dasar/chord pada sebuah lagu menjadi lebih rendah maupun lebih tinggi. Hal ini sangat berguna untuk mendapatkan nada dasar yang cocok dengan penyanyi, apabila kita sedang memainkan alat musik yang tidak memiliki menu transpose otomatis, seperti piano atau gitar. Dalam Ilmu Pengetahuan Musik, Transposisi chord menggunakan rumus interval nada yang pada artikel sebelumnya telah dijabarkan dalam hitungan: CDEFGABC 12345671 11111

Contoh: Sebuah lagu dinyanyikan oleh penyanyi pertama menggunakan nada dasar C=1 (Do), dengan rangkaian Chord : C G Am Em F C7 Dm G Penyanyi kedua memiliki jenis suara yang lebih rendah, berusaha menyanyikan lagu yang sama. Maka pemain musik harus mentranspose nada dasar lagu tersebut menjadi G=1 (Do). Berdasarkan rumus interval nada, maka semua chord dan nada harus diturunkan sebanyak 2,5 interval, karena jika nada dasar C=Do ingin diturunkan menjadi G=Do, maka akan turun sebanyak 2, 5 interval. (lihat rumus di atas). Jika semua chord diatas diturunkan 2,5 interval, maka jalinan chord berubah menjadi: G D Em Bm C G7 Am D Transposisi Chord sangat berguna untuk menyesuaikan suara seorang penyanyi untuk menemukan nada dasar paling tepat. Mengingat jenis suara manusia tidak bisa di naik-turunkan dari asal jenis suaranya, maka musisi-lah yang harus menyesuaikan nada dasar permainan musik sebuah lagu dengan cara melakukan Transposisi Chord. Catatan: 1. Penurunan nada dasar bisa dilakukan dari posisi mana pun, bahkan posisi nada dasar kruis (#) atau mol (b), bahkan nada dasar Minor. 2. Kruis artinya nada dasar/chord/nada yang mendapatkan tambahan interval.

Misal F# (berarti F yang dinaikkan interval, jadi ketinggian F# adalah interval lebih tinggi daripada F, dan interval lebih rendah dari pada G. Jika pada keyboard atau piano, posisi nada F# ada pada tuts hitam di antara nada F (Fa) dan G (Sol). F# bisa disebut Juga Fis. Ketinggian F# = Gb 3. Mol (b) artinya nada dasar/chord/nada yang mendapatkan pengurangan interval. Misal Gb berarti G yang diturunkan interval, Gb adalah interval lebih rendah daripada G, dan interval lebih tinggi dari F. Jika pada keyboard atau piano, posisi nada Gb ada pada tuts hitam di antara nada F (Fa) dan G (Sol). Ketinggian Gb = F# 4. Transposisi ini bisa merubah nada dasar dan chord, tapi tidak merubah penambahan mayor, minor, atau 7 dari chord asal sebelum di transpose. Misal: Chord C (Mayor) jika dinaikkan 1 interval menjadi D (Mayor) Chord Cm (Minor) jika dinaikkan 1 interval menjadi Dm (Minor) Chord C7 (sevent) jika dinaikkan 1 interval menjadi D7 (Sevent) Jadi meski kita menaik turunkan rangkaian chord sebuah lagu untuk mendapatkan nada dasar yang berbeda, namun Mayor, Minor, 7 (seventh) yang ada pada setiap chord tidak berubah. 5. Sebuah nada atau chord hanya bisa menjadi kruis (#) jika berjarak 1 interval dengan nada di atasnya. Jika hanya , maka otomatis berpindah menjadi nada di atasnya. Misal: Nada/Chord E, jika dinaikkan(transpose) interval otomatis menjadi F, bukan E#. Sebaliknya sebuah nada atau chord hanya bisa menjadi (b) jika berjarak 1 interval dengan nada dibawahnya. Jika hanya interval otomatis menjadi nada dibawahnya. Misal : Nada/Chord C jika di turunkan interval otomatis menjadi B, bukan Cb. 6. Dalam keyborard, setiap mentranspose dengan menu transpose sesungguhnya kita sedang menaik/turunkan sebuah nada/nada dasar/chord berdasarkan hukum interval nada. Hanya saja hitungan transpose pada keyboard adalah interval untuk setiap penambahan (+) atau pengurangan (-). Mentranspose +1 pada keyboard, berarti anda sedang menaikkan interval dari nada/nada dasar/chord asal. Mentranspose +2 berarti anda telah menaikkan 1 interval dari nada/nada dasar/chord asal, dan seterusnya Mentranspose -1 berarti anda sedang menurunkan interval dari nada/nada dasar/chord asli. Mentranspose -2 berarti anda telah menurunkan 1 interval dari nada/nada dasar/chord aslinya, dan seterusnya. JIKA BENAR KATA DUNIA BAHWA MUSIK BISA MENDAMAIKAN HATI MAKA SESUNGGUHNYA KAMI, PARA MUSISI, ADALAH PARA PENDAMAI HATI..

Suara Manusia
Sungguh.. manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan dengan akurasi suara yang paling sempurna di alam semesta. Dalam ilmu fisika dan Biologi, pita suara manusia diketahui dapat menghasilkan suara mendekati frekwensi 20-20.000 Hertz, hampir sama/mendekati suara yang dapat diterima telinga manusia. Adalah suatu hal yang sangat mengagumkan, bahwa meskipun manusia tidak memiliki instrumen musik sekalipun pada mulut dan bibirnya, namun manusia dapat menghasilkan suara dengan akurasi ketinggian seperti yang bisa dihasilkan semua alat musik yang ada di dunia. Hal ini dikarenakan pita suara manusia memiliki fleksibilitas yang sangat luar biasa. Manusia bahkan bisa mengikuti nada-nada yang tercipta dari sebuah alat musik, dengan harmoni yang menyentuh namun dengan berbagai nuansa yang berbeda. Burung beo, kakaktua dan Nuri dapat menghasilkan suara yang sekilas tampak terdiri dari nada-nada, namun akurasi titi nada suaranya tidak dapat menyamai suara manusia. Dan perlu diketahui, bahwa tidak ada satu pembuktian pun, hingga sekarang, yang membuktikan bahwa mereka dapat mengkreasikan atau mengkomposisi nada-nada. Artinya, sebuah kalimat atau lagu yang dapat mereka suarakan atau pun nyanyikan kembali, pada dasarnya adalah berdasarkan dari apa yang mereka dengar dari induknya atau pemiliknya yang sengaja mengajarkannya, maupun suara yang didengar di sekitarnya. Seekor Nuri yang paling cerdas sekalipun, konon hanya dapat menghapal maksimal 400 memori untuk berbicara atau pun bernyanyi. Sederhananyamanusia tetap dianggap sebagai makhluk yang paling sempurna dalam mengkomposisi nada-nada sekaligus menyuarakannya dengan akurasi titi nada yang mengagumkan. Pada dasarnya suara manusia terbagi menjadi: I.Suara Wanita Dewasa Sopran (tinggi) Contoh Penyanyi : Ruth Sahanaya, Vina Panduwinata, Anggun C.Sasmi, KD, Rossa Mezzo Sopran (sedang) Contoh Penyanyi : Dewi Gita, Evie Tamala, Ike Nurjanah, Maia, Pinkan Alto (rendah)

Di zaman sekarang, tidak ada seorang peyanyi terkenal yang pernah mengeluarkan album solo di kategori suara ini. Biasanya seorang Alto bernyanyi dalam sebuah format trio, koor, atau paduan suara. Namun ada beberapa penyanyi terkenal Mezzo Sopran dan Sopran yang dapat menyuarakan Alto dengan akurat, diantaranya: Ruth Sahanaya, Anggun C. Sasmi, Reza, dan Pinkan. Suara wanita yang lebih tinggi dari Sopran disebut Sopraneno. Penyanyi dengan kategori suara ini sangat sedikit sekali jumlahnya di dunia. Mereka antara lain Whitney Houston, Mariah Carey, dan Celine Dion. Karena suara mereka sangat langka di dunia, sudah sewajarnya mereka menjadi penyanyi kelas dunia. Konon Whitney Houston dan Mariah Carey ketinggian suaranya mencapai 5-6 oktav. Sedangkan Celine Dion yang tertinggi, mencapai 7 oktav.

II. Suara Pria Dewasa Tenor (tinggi) Contoh Penyanyi : Luciano Pavarotti, Josh Groban, Ari Lasso, Once, Ahmad Albar. Ridho Rhoma, George Michael, Michael Jackson, Sting Bariton (sedang) Contoh Penyanyi : Rhoma Irama, Afgan, Rio Febrian, Julio Iglesias Bass (rendah) Contoh Penyanyi : Ebet Kadarusman, Bob Tutupoli. Kedua penyanyi bersuara Bass tersebut bisa saja melompat ke Bariton atau Tenor, selain itu, penyanyi yang dengan sangat baik melakukan lompatan suara dari Bass menuju Bariton, bahkan hingga Tenor adalah Broery Marantika dan Frank Sinatra. Penyanyi yang bersuara lebih rendah dari Bass di sebut Contra Bass. Penyanyi dalam kategori suara ini lazimnya digunakan pada Acapella atau Vocal Group dalam format Kuartet. Mereka tidak lazim bernyanyi sendiri. Selain itu ada banyak Vokalis pria yang mampu melebihi suara Penyanyi Tenor Pria. Bahkan dapat melebihi suara Sopran hingga mendekati suara Sopraneno Wanita. Mereka antara lain adalah: Ekky Lamoh (Power Metal), Axl Rose (GNR), Eric Martin (Mr. Big), Sebastian Bach (Skidrow), Michael Kiske (Helloween), Mike Matejevic (Steel Heart), Joey Tempest (Europe), dll. Ketinggian suara mereka konon mencapai 5 oktaf.

Transposisi
Setiap penyanyi memiliki range-nya masing-masing, secara umum ada soprano, alto, tenor dan bass. Bahkan di antara range tersebut masih ada lagi mezzo-soprano dan baritone, plus range soprano professional dan bass profesional yang berbeda sedikit. Untuk meminta seorang bass menyanyikan lagu untuk tenor tidak akan menghasilkan performa yang baik, melainkan akan terdengar maksa. Begitu juga meminta seorang soprano menyanyikan part alto. Selain itu salah satu kesalahfahaman yang banyak terjadi adalah jika sebuah kunci lagu terlalu tinggi, maka artinya dia belum cukup berlatih, wah wah, padahal tidak ada hubungannya antara berlatih dan berubah rangenya, seorang bass akan tetap menjadi seorang bass. Namun tentu saja ada beberapa orang yang memiliki bakat lebih dengan range vokal yang luar biasa, namun jarang. Dalam dunia musik profesional musisi akan selalu bertemu dengan transposisi (merubah key lagu) misalnya memainkan lagu Cinta Vina Panduwinata tetapi untuk dinyanyikan seorang laki-laki baritone, mau tidak mau key-nya harus dirubah karena jelas-jelas range vokal pria dan wanita berbeda, biasanya mulai coba key lain berjarak 4th. Atau misalnya seorang pianist mengiringi penyanyi wanita, memainkan lagu standard jazz dari sebuah realbook terkadang yang tertulis di realbook key-nya di Eb tetapi ia harus bisa merubah seketika bermain di Ab misalnya. Ada beberapa key yang dianggap tabu khususnya bagi pianis dan alat tiup karena tidak enak misalnya F#, E, atau B, jika key yang nyaman bagi penyanyinya di situ, bolehlah nego sedikit untuk pindah ke F, Eb, atau Bb. Selalu ada solusi untuk kenyamanan penyanyi dengan musisi. Salah satu cara melatih musisi untuk bisa melakukan transposisi secara spontan adalah melatih cara berpikir melihat kord lagu secara keseluruhan sebagai progresi kord dengan fungsi harmonisnya. Misalnya, susunan kord CMaj7, D-7, dan G7, dilihat sebagai Imaj7, II-7, dan V7. Sehingga bermain di key apapun tetap saja mudah. Misal berubah ke key G, jadinya GMaj7, A-7, dan D7 berdasarkan progresi fungsi harmonis I-II-V. Kesimpulannya, untuk menghasilkan performa musik yang maksimal dibutuhkan kerja sama yang baik antara setiap anggota grup. Lakukanlah apa yang masuk akal, jika lagunya ketinggian, turunkan, jika terlalu cepat, pelankan temponya, dsb. Jangan biarkan ego satu orang merusak penampilan satu grup.

You might also like