You are on page 1of 25

Inilah 7 Tanda Kebahagiaan Dunia

Sabtu, 21 Juli 2012, 05:10 WIB

Siswa madrasah di Karabalta, Kirgistan, tengah belajar membaca Alquran. REPUBLIKA.CO.ID, Bismillaahirrahmaanirrahiim, Ibnu Abbas ra adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang terkenal dengan julukan Turjumaanul Quran (orang yang paling ahli dalam menerjemahkan Alquran). Beliauh sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW. Ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, maka pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al Quran dan telah menjadi imam di masjid. Ia pernah didoakan Nabi dua kali, saat didekap beliau dan saat ia melayani Rasulullah dengan mengambil air wudhu. Rasul berdoa, ''Ya Allah pahamkanlah (faqihkanlah) ia.'' (HR. Muslim). Sejak kecil Ibnu Abbas sudah menunjukkan kecerdasan dan semangatnya dalam menuntut ilmu. Sepeninggal wafat Nabi, ghiroh Ibnu Abbas menuntut ilmu tak menjadi surut. Tanpa bosan ia mendatangi satu per satu sahabat untuk sekadar bertanya berbagai perkara yang belum diketahuinya. Alhasil, dalam waktu singkat Ibnu Abbas digelari sebagai faqih al ashr (faqih di masanya) dan imam al mufassirin (penghulu ahli tafsir). Ibnu Abbas juga berjuluk al bahr (lautan ilmu). Seiring perjalanan waktu, penglihatan Ibnu Abbas mulai berkurang hingga ia wafat di kota Thaif. Musnad

Abdullah Ibnu Abbas mencapai 1.660 hadits. 75 hadits diantaranya disepakati oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaq alaihi). Bukhari meriwayatkan 120 hadits sedang Muslim sebanyak 9 hadits. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabiin (generasi sesudah para Sahabat) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas menjawab bahwa ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu : Pertama, Hati yang selalu bersyukur. Artinya selalu menerima apa yang telah Allah SWT berikan dengan ikhlas apapun bentuknya. Agar dapat selalu bersyukur, maka mestilah kita memahami ayat. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (QS. Al Muminun, 23 : 1) Mengapa beruntung?. Karena setiap peristiwa apapun itu yang ditimpakan oleh Allah terhadap hambanya yang beriman adalah sebuah keberuntungan bagi dirinya. Apapun bentuknya. Tetapi kuncinya jika hambanya ikhlas. Ikhlas dalam artian memurnikan. Ilustrasinya jika dia diberikan kesenangan, orang yang beriman akan ikhlas dan bersyukur dengan memuji Allah, berdoa serta membagikan rizki, kesenangan atau nikmatnya kepada hamba-hamba lainnya. Dan terhadap nikmat tuhanMU, maka hendaklah kamu sebarkan. (QS. Ad Dhuha, 93 : 11) Karena itu Allah pun akan menambah rizkinya bagi orang-orang yang pandai bersyukur. "Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azab KU sangatlah pedih." (QS. Ibrahim, 14 : 7) Dan jika Allah menimpakan musibah kepadanya, maka merekapun bersimpuh, berdoa memohon kepadaNYA agar musibah tersebut menjadi penghapus dosa-dosanya, serta menjadikan mereka hamba-hamba yang selalu mengingat Allah. Dalam hadits yg diriwayatkan Imam Muslim (shahih muslim no. 4673) dinyatakan bahwa : Rasulullah bersabda "janganlah kamu sekalian terlalu bersedih & tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan bencana kecil yg menimpanya atau karena sebuah duri yg menusuknya." Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qonaah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. berbahagialah orang yang pandai bersyukur! Kedua, pasangan hidup yang sholeh. Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada

kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. sebaliknya pula seorang istri yang sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suami dan anak-anaknya. Pasangan hidup yang saleh. ia menciptakan suasana rumah teduh dan menurunkan keluarga yang saleh pula. indah dan menentramkan. para peneliti membuktikan, kesalehan (inner beauty) adalah 2/3 faktor penentu kebahagiaan hidup, sedangkan kecantikan atau ketampanan dan kekayaan hanyalah 1/3 darinya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami/istri yang memiliki seorang suami/istri yang sholehah. Ketiga, anak yang sholeh. Rasulullah saw bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya." (HR. Muslim) Iza matabna adam inkhata amaluhu : illa bi salasin , shadaqatun jariyah, au ilmin yantafau bih, au Saat Rasulullah SAW thawaf. Rasulullah bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasul bertanya kepada anak muda itu : Kenapa pundakmu itu ? Jawab anak muda itu : Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya. Lalu anak muda itu bertanya: Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua? Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, lingkungan yang kondusif untuk iman kita. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)." (QS. At Taubah, 9 : 119)

Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak. (HR. Bukhari) Ibnul Qayyim mengisahkan, Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangkaprasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang .Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang sholeh, dapat kembali membangkitkan semangat keimanan sehingga kita pun dapat menularkan nuansa kebaikan kepada lingkungan sekitar kita. Kelima, harta yang halal. Harta yang halal. yang terpenting dalam Islam kualitas harta, bukan kuantitas harta. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. Kamu berdoa sudah bagus, kata Nabi SAW, Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya. Keenam, semangat untuk memahami agama. Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng hidup kan hatinya, hati yang hidup adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, umur yang barokah. Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Umur yang dalam kesehariannya selama 24 jam adalah menjadi nilai ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah SWT. Inilah semangat hidup orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah. Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Qolbun Syakirun
Jumat, 13 Juli 2012, 19:26 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Bismilahirahmannirahiim, Qolbun syakirun dapat diartikan dengan Hati yang selalu bersyukur. Secara pemahaman luas bisa kita artikan selalu menerima dengan rasa bersyukur apapun yg telah Allah SWT berikan kepada kita dengan ikhlas. Ada baiknya sebelum berlanjut kita bahas terlebih dahulu makna & definisi qolbu. Hati dinamakan Qolbun karena cepat dan dahsyatnya mengalami pergolakan atau

berbolak-balik dan senantiasa terombang-ambing. Dalam hal ini Rosul SAW bersabda ; Innama summayal qolbu min taqolubihi, innama ma tsalu qolbi kama tsali risyatin muallaqoti fii ashli syajaroti yuqollabuhar-royhu thohron libthn "Sesungguhnya dinamakan qolbun karena gampang berbolak-balik. Sesungguhnya perumpamaan hati adalah seperti bulu yang tergantung di atas pohon yang dapat di bolak-balikkan hembusan air, ke kiri dan ke kanan". (HR. Ahmad: 4/408 dan dalam Shohih Jami': 2365). Di dalam riwayat lain disebutkan: Ma tsalu qolbi kama tsali risyatin bil ardhi fulati yuqollabuhar-royhu thohron libathn "Perumpamaan hati seperti bulu yang ada di tanah lapang yang di bolak-balikan oleh angin, ke kiri maupun ke kanan". (HR. Ibnu Abi 'Ashim dalam kitab Sunnah:227 dan isnadnya Shohih). Sedangkan kata syukur terambil dari mashdar kata kerja syakaro yasykurusyukron. kata syakaro dapat diartikan membuka sehingga ia merupakan lawan dari kata kafaro/kufur yang berarti menutup atau melupakan nikmat dan menutup-nutupinya. Jadi, membuka atau menampakkan nikmat Allah SWT antara lain di dalam bentuk memberi sebahagian dari nikmat itu kepada orang lain, sedangkan menutupinya adalah dengan bersifat kikir. Dari pengertian tersebut maka syakaro yasykuru- syukron dapat juga diartikan mengandung makna antara lain pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu. Pertama, pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh, yakni merasa ridho dan puas sekalipun hanya sedikit. Kedua, kepenuhan dan ketabahan, seperti pohon yang tumbuh subur. kata syukur mengisyaratkan, Siapa yang merasa puas dengan yang sedikit maka ia akan memperoleh sesuatu yang banyak, lebat, dan subur. Al-Asfahani menyatakan bahwa kata syukur mengandung arti gambaran di dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan. Dan dalam konteks Qolbun syakirun, pribadi atau hati yang selalu bersyukur, maka kita perlulah memahami salahsatunya ayat "Qod 'aflahal mu'minun" : sesungguhnya beruntunglah org2 yg beriman (Al muminun 23;1). Mengapa beruntung?. Karena setiap peristiwa apapun itu yg ditimpakan oleh Allah terhadap hambanya yang beriman adalah sebuah keberuntungan bagi dirinya. Apapun bentuknya. Tetapi kuncinya tentu jika hambanya ikhlas. Ikhlas dalam artian memurnikan. Yaitu muklisina lahud din: memurnikan keta'atan kepadaNYA dalam melaksanakan perintah dan larangan Alloh SWT dalam kesehariannya. Ilustrasinya jika dia ditimpakan kesenangan, org yg beriman akan ikhlas & bersyukur dengan memuji Alloh. Seraya berdoa serta membagikan ridzki atau kesenangan atau nikmatnya kepada hamba lainnya. "Wa ammal bi ni'mati

Rabbika fahaddist" : dan terhadap nikmat Tuhan-MU, maka hendaklah kamu sebarkan. (Ad Dhuha : 11). Karena itu Alloh pun akan menambah rezekinya bagi orang-orang yg bersyukur. Seperti dinyatakan dalam surah Ibrahim ayat 7 ; "Wa iz ta'azzana rabbukum la'in syakartum la'azi dannakum wa la'in kafartum inna 'azabi lasyadid" : dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azab KU sangatlah pedih." Dan jika Alloh menimpakan musibah kpdnya, maka merekapun bersimpuh, berdoa memohon kepadaNYA agar musibah tersebut menjadi penghapus dosa2nya, serta menjadikan mereka hamba-hamba yang selalu mengingat Allah. Karena beruntunglah orang-orang yang selalu mengingat Alloh. "Qod 'aflahaman tazakka, wa dzakaros ma Rabbihi fa sholla": "sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri(dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia Shalat atau berdoa." (Al 'Ala:14-15). Dalam hadist dinyatakan bahwa : Rasullullah bersabda "janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan krn dlm setiap musibah yg menimpa seorg muslim terdapat penghapusan dosa bahkan bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya." hadist yang diriwayatkan imam Muslim (shahih muslim no.4673) Karena itulah beruntunglah setiap orang-orang yang mempunyai hati yang selalu bersyukur. Musibah sekecil apapun jika kita ikhlas menerimanya, InsyaAllah akan menjadi penghapus dosa-dosa kita. Kesedihan dan kesenangan adalah ujian, apapun yang kita alami didunia ini adalah ujian. Tinggal siapa dari kita yang ikhlas menghadapi semua ujian ini, dengan tetap beramal sholeh, berbuat kebaikan terhadap sesama dan selalu mengedepankan hati yang bersyukur. "Alladzi kholaqol mauta wal hayyaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalla: yang menjadikan mati dan hidup, agar supaya DIA menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. (Al Mulk ; 2) Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik disisi ALLOH adalah yang mengamalkannya. Subhanakallohuma wabihamdika, asyahadu laillahaila anta, wa astagfiruka wa atubu ilaik.U Billahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ustaz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient) Twitter: @erickyusuf

Tahajud Call
Rabu, 27 Juni 2012, 11:37 WIB
blog.uns.ac.id

Shalat khusyuk (ilustrasi). REPUBLIKA.CO.ID, Istilah ini saya pinjam dari kang Ayi dan sohib-sohib kelompok tahajud call bandung, yang Alhamdulillah pernah mengikuti training iHAQi pada waktu yang lalu. Pada saat itu saya sangat terkesima dengan niat dan upaya dari para sahabat tahajud call yang dengan istiqomah mengajak anggotanya untuk selalu qiyam atau berdiri di tengah malam menegakkan shalat. Dan pada saat itu perasaan kita seperti sedang melaksanakan shalat malam bersama ribuan sahabat tahajud call di seluruh pelosok di Bandung ujar kang Ayi. Subhanallah. Salam dan barakalloh untuk seluruh sahabat tahajud call. Jika kita bahas, sholat malam sangat tinggi kedudukannya di sisi Allah SWT. Sebagaimana ayat, Dan pada sebahagian malam bershalat tahajudlah kamu sebagai suatui badah tambahan bagimu, mudah-mudahan TuhanMU mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al Isra, 17 : 79) Terdapat beberapa keutamaan sholat malam. Di antaranya: Pertama, dapat mengangkat derajat hamba mencapai kedudukan yang terpuji, sebagaimana ayat di atas. ..Mudah-mudahan TuhanMU mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Kedua, sholat malam merupakan sholatnya orang-orang yang shaleh. Dinyatakan

dalam sebuah hadits, Semoga Allah menjadikan kalian dapat melaksanakan sholat seperti sholat yang dilaksanakan oleh orang-orang yang sholeh. Mereka melaksanakan sholat pada malam hari dan berpuasa pada siang hari. Mereka tidak termasuk bagian dari penguasa dan orang-orang yang durjana. (HR. Bukhari) Ketiga, merupakan shalat sunnah utama setelah sholat fardhu. Rasulullah SAW bersabda, Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah sholat yang dilakukan di keheningan malam. (HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasai) Keempat, sebagai sarana melebur dan mencegah dosa serta mencegah penyakit. Sebagaimana Rasulullah SAW menyatakan, Hendaklah kalian menjalankan sholat malam karena ia merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Ia merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah, pelebur keburukan, pencegah dosa dan pengusir penyakit. (HR. Ath Thabrani dan Al Hakim) Kelima, sholat malam membangkitkan semangat beramal kebaikan keesokan harinya. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Setan suka memasang pada ujung kepala seorang dari kamu bila mana dia tidur tiga ikatan tali. Pada setiap tali tertulis kalimat Bagimu malam yang panjang maka tidurlah. Bila dia bangun dan berdzikir kepada Allah lepaslah satu ikatan; bila dia berwudhu lepaslah satu ikatan dan bila dia mendirikan sholat lepaslah satu ikatan. Maka jadilah dia orang yang semangat dan memiliki jiwa yang bersih. Bila tidak (melakukan yang tadi) maka dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shaleh). Keenam, sholat malam adalah salah satu jalan menuju syurga. Dari Abu Hurairah, aku berkata, Ya Rasulullah beritahu aku sesuatu yang bila aku melakukannya atau mengerjakannya aku masuk surga. Beliau bersabda, Sebarkanlah salam, berilah (orang lain) makan, jalin hubungan rahiim (silaturahiim), tegakkanlah shalat pada waktu malam sementara manusia sedangtidur, pasti kamu masuk surga. Itulah beberapa di antara fadilah atau keutamaan sholat malam, namun untuk melaksanakannya dibutuhkan kemauan yang kuat dan niat yang tulus. Tetapi betapapun beratnya semoga kita semua dapat menunaikannya sebagaimana orangorang shaleh yang selalu mendawamkan sholat malam, dan semoga kita termasuk golongan orang-orang yang tersenyum ketika malam datang, karena Insya Allah kita akan berdiri nanti menegakkan shalat malam bersama sahabat-sahabat tahajud kita di seluruh pelosok dunia ditemani bulan dan bintang serta penduduk malam. Barakallah. Aamiin Yaa Rabbal aalamiin.

Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Syariat Puasa Ramadhan


Jumat, 20 Juli 2012, 13:17 WIB

ilustrasi Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA Sebelum mewajibkan puasa Ramadhan bagi kaum Muslimin tahun ke-2 hijriyah, Allah SWT telah mensyariatkan puasa kepada para nabi terdahulu. Menurut Ibnu Jarir Al-Thabari, syariat puasa pertama diterima oleh Nabi Nuh AS setelah beliau dan kaumnya diselamatkan oleh Allah SWT dari banjir bandang. Nabi Daud AS melanjutkan tradisi puasa dengan cara sehari puasa dan sehari berbuka. Dalam pernyataannya Dawud AS berkata, Adapun hari yang aku berpuasa di dalamnya adalah untuk mengingat kaum fakir, sedangkan hari yang aku berbuka untuk mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT. Pernyataan Dawud AS tersebut ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, Sebaik-baiknya puasa adalah puasa Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka. (HR. Muslim). Nabi Musa AS kemudian mewarisi tradisi berpuasa. Menurut para ahli tafsir,

Musa dan kaum Yahudi telah melaksanakan puasa selama 40 hari (QS. Al Baqarah: 40). Salah satunya jatuh pada tanggal 10 bulan Muharram yang dimaksudkan sebagai ungkapan syukur atas kemenangan yang diberikan oleh Allah SWT dari kejaran Firaun. Puasa 10 Muharram ini dikerjakan oleh kaum Yahudi Madinah dan Rasul SAW menegaskan umat Islam lebih berhak berpuasa 10 Muharram dari pada kaum Yahudi karena hubungan keagamaan memiliki kaitan yang lebih erat dibandingkan dengan hubungan kesukuan. Untuk membedakannya, Rasul SAW kemudian mensyariatkan puasa sunah tanggal 9 dan 10 Muharram, selain untuk membedakan puasa kaum Yahudi, juga ungkapan simbolik kemenangan kebenaran atas kebatilan. Ibunda Nabi Isa AS juga melakukan puasa yang berbeda dengan para pendahulunya, yaitu dengan tidak berbicara kepada siapa pun. Allah SWT berfirman, Maka jika kamu melihat seorang manusia, katakanlah: Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Mahapemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. (QS. Maryam: 26). Keempat riwayat di atas merupakan sejarah puasa agama samawi yang menjadi rujukan disyariatkannya puasa dalam Islam. Adapun puasa agama ardhi (agama buatan manusia), kendati sama sekali bukan rujukan namun mereka juga telah melakukan puasa dengan model yang berbeda-beda. Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, Rasul SAW telah memerintahkan kaum Muslimin puasa Hari Asyura tanggal 9 dan 10 Muharram. Namun begitu perintah puasa Ramadhan tiba, puasa Asyura yang sejatinya ditambah satu hari oleh Rasul SAW menjadi puasa sunah. Tingginya tingkat kesulitan dalam melaksanakan puasa menjadikan syariat ini turun belakangan setelah perintah haji, shalat dan zakat. Wajar jika kemudian ayat-ayat tentang puasa Ramadhan turun secara berangsung-angsur: Pertama, perintah wajib puasa Ramadhan dengan pilihan. (QS. Al-Baqarah: 183-184). Kaum Muslimin boleh memilih berpuasa atau tidak berpuasa, namun mereka yang berpuasa lebih utama dan yang tidak berpuasa diharuskan membayar fidyah. Kedua, kewajiban berpuasa secara menyeluruh kepada kaum Muslimin, dengan pengecualian bagi orang-orang yang sakit dan bepergian serta manula yang tidak kuat lagi berpuasa (QS. Al-Baqarah: 185). Awal mulanya kaum Muslimin berpuasa sekitar 22 jam karena setelah berbuka mereka langsung berpuasa kembali setelah shalat Isya. Namun, setelah sahabat Umar bin Khathab mengungkapkan kejadian mempergauli istrinya pada satu malam Ramadhan kepada Rasul SAW, turunlah QS Al Baqarah: 187 yang

menegaskan halalnya hubungan suami-istri di malam Ramadhan dan ketegasan batas waktu puasa yang dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari. Inilah syariat puasa dalam Islam yang menyempurnakan tradisi puasa seluruh agama samawi yang ada sebelumnya.

Cara Rasulullah Sambut Ramadhan


Senin, 16 Juli 2012, 06:06 WIB

Ilustrasi Berita Terkait Mampir ke Taman Surga Pohon Rindang Sedekah Empat Karakter Manusia dalam Alquran Rintihan Istighfar Rukun Kebahagiaan Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA Adalah Rasul SAW yang mempersiapkan diri betul menyambut kedatangan setiap bulan Ramadhan. Persiapan Rasul tersebut bukan hanya bersifat jasmani, melainkan paduan jasmani dan rohani mengingat puasa sebagaimana ibadah yang lain adalah paduan ibadah jasmani dan rohani, di samping ibadah yang paling berat di antara ibadah wajib (fardu) lainnya. Oleh sebab itu, ia disyariatkan paling akhir di antara ibadah wajib lainnya. Persiapan jasmani tersebut dilakukan oleh Rasul SAW melalui puasa SeninKamis dan puasa hari-hari putih (tanggal 13,14 dan 15) setiap bulan sejak bulan

syawal hingga Syaban. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa puasa Senin dan Kamis. Dikatakan kepada beliau, Wahai Rasul, engkau senantiasa puasa Senin dan Kamis. Beliau menjawab, Sesungguhnya pada setiap hari Senin dan Kamis Allah SWT mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Allah berfirman, Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai. (HR. Ibnu Majah). Dalam kaitannya dengan puasa tiga hari setiap bulan, Rasul SAW bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA, Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa setiap bulan, maka puasalah tanggal 13,14 dan 15. (HR. Tirmidzi). Sedangkan persiapan rohani dilakukan oleh Rasul SAW melalui pembiasaan shalat tahajud setiap malam serta zikir setiap waktu dan kesempatan. Bahkan, shalat tahajud yang hukumnya sunah bagi kaum Muslimin menjadi wajib bagi pribadi Rasul SAW. Diriwayatkan oleh Aisyah RA yang bertanya kepada Rasul SAW mengenai pembiasaan ssalat tahajud, padahal dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah SWT, Rasul SAW menjawab dengan nada yang sangat indah, Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur? Memasuki bulan Syaban, Rasul SAW meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah puasa, qiyamul lail, zikir dan amal salehnya. Peningkatan tersebut dikarenakan semakin dekatnya bulan Ramadhan yang akan menjadi puncak aktifitas kesalehan dan spiritualitas seorang Muslim. Jika biasanya dalam sebulan Rasul SAW berpuasa rata-rata 11 hari, maka di bulan Syaban ini beliau berpuasa hampir sebulan penuh. Dikisahkan oleh Aisyah RA bahwasanya, Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Syaban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Syaban. (HR. Bukhari-Muslim). Dalam riwayat Usama bin Zayed RA dikatakan, Aku bertanya kepada Rasul, Wahai Rasulullah, Aku tidak melihatmu banyak berpuasa seperti di bulan Syaban? Beliau menjawab, Syaban adalah bulan yang dilupakan manusia, letaknya antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan tersebut amal manusia diangkat (ke langit) oleh Allah SWT dan aku menyukai pada saat amal diangkat aku dalam keadaan berpuasa. (HR. An-Nasai). Syaban adalah bulan penutup rangkaian puasa sunah bagi Rasulullah SAW

sebelum berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Jika Rasul telah mempersiapkan penyambutan Ramadhan dengan berpuasa minimal 11 hari di luar Syaban dan 20-an hari di bulan Syaban, berarti untuk menyambut Ramadhan Rasulullah SAW telah berpuasa paling sedikitnya 130 hari atau sepertiga lebih dari jumlah hari dalam setahun. Maka, hanya persiapan yang baiklah yang akan mendapat hasil yang baik, dan demikian pula sebaliknya. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk mempersiapkan diri di bulan Syaban sehingga memperoleh hasil yang maksimal di akhir Ramadhan.

Mampir ke Taman Surga


Sabtu, 14 Juli 2012, 19:09 WIB
blogspot.com

Ilustrasi Berita Terkait Pohon Rindang Sedekah Empat Karakter Manusia dalam Alquran Rintihan Istighfar Rukun Kebahagiaan Keutamaan Sya'ban Oleh: A Ilyas Ismail Dalam satu perjalanan, Nabi SAW mengingatkan para sahabat agar berhenti atau mampir apabila melewati taman surga (riyadh al-jannah). Mereka bertanya, Apakah taman surga itu? Jawab Nabi, Majalis al-Dzikr (majelis-majelis zikir). (HR Tirmidzi dan Ahmad dari Anas ibn Malik).

Majelis zikir itu, dalam riwayat lain, disebut majelis ilmu. Riwayat lainnya menyebut masjid. Masjid atau majelis zikir disebut taman surga dalam kisah di atas, dapat dipahami dalam beberapa makna. Pertama, bagi kaum beriman, masjid tak ubahnya taman, yaitu tempat yang indah dan nyaman. Kita harus rajin ke masjid agar kita memperoleh kesegaran dan kebugaran, tidak saja fisik, tetapi terutama mental dan spiritual. Kedua, Nabi SAW wanti-wanti agar dalam melakukan perjalanan (al-safar), kaum beriman tidak lupa berhenti dan mampir di masjid, untuk shalat dan zikir kepada Allah. Pada masa kita sekarang, peringatan Nabi ini sungguh penting, karena banyak orang dalam perjalanan hanya berhenti di rest area untuk makan dan minum. Sebagian besar mereka lupa untuk berhenti di taman surga atau masjid. Ketiga, orang yang rajin ke masjid dan berzikir, sesungguhnya ia sedang membangun rumah dan tamannya sendiri yang indah di surga. Maka, kaum beriman diseru agar banyak berzikir. Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab: 41). Zikir itu bermakna mengingat Allah atau menyadari kehadiran-Nya. Orang menyadari kehadiran Allah akan terbebas dari penyakit kehampaan spiritual yang membuatnya terjaga dan terpelihara dari dosa dan maksiat. Di sinilah makna paling penting dari zikir, sampai-sampai Imam Al-Qusyairi dalam Risalat Al-Qusyairiyah menyebutnya sebagai jalan paling prinsip menuju Tuhan. Bahkan, bagi Qusyairi, tak bisa dibayangkan seseorang bisa sampai (ma`rifah) kepada Allah tanpa zikir secara terus-menerus (wa la yashil ahadun ila Allah illa bi dawam al-dzikr). Zikir sebagai proses mempertinggi kesadaran tentang kehadiran Allah, bisa dilakukan secara lisan (al-dzikr bi al-Lisan) dan secara rohani atau spiritual (aldzikr bi al-Qalb). Para sufi, termasuk Qusyairi, memahami zikir secara lisan hanya sebagai alat untuk menggugah agar mampu berzikir lahir dan batin sepanjang waktu. Kemampuan zikir lahir dan batin tanpa putus ini (istidamat al-dzikr) disebut oleh Nabi SAW sebagai perbuatan paling utama, yaitu tatkala seorang hamba terus berzikir sampai mengembuskan napasnya yang terakhir, sedangkan lidahnya basah (komat-kamit) karena zikir dan mengingat Allah. (HR Thabrani dari Mu`adz ibn Jabal). Kesadaran spiritual (zikir) itu, menurut Ghazali, berpusat di hati (kalbu). Bagi Ghazali, hati menjadi alat untuk mengenal Allah (al-`alim bi Allah), yang mendekatkan diri (al-mutaqarrib), yang bekerja (al-`amil), yang berjalan (al-sa`i),

dan yang menyaksikan rahasia kebesaran Allah melalui terbukanya tirai kegaiban (al-mukasyif bi-ma `inda Allah).

Empat Karakter Manusia dalam Alquran


Rabu, 11 Juli 2012, 14:00 WIB
readquranbook.com

Ilustrasi Berita Terkait Rintihan Istighfar Rukun Kebahagiaan Keutamaan Sya'ban Sakralitas Lembaga Perkawinan Takwa sebagai Hiasan Hidup Oleh: Ina Salma Febriani Allah telah menggambarkan proses penciptaan manusia secara rinci dalam QS AlMukminun ayat 12-14, yang dijelaskan pula dalam ilmu sains. Dalam sains, manusia adalah makhluk yang tubuhnya terdiri dari selyakni bagian terkecil dari makhluk hidup. Jaringan sekumpulan sel-sel yang serupa bentuk, besar dan pekerjaannya yang terikat menjadi satu disebut organ. Tubuh manusia pun terdiri dari sistem, yakni sistem otot (muskularis), sistem syaraf (neruosa), sistem kelenjar (endokrin), sistem pencernaan (digestivus), sistem metabolisme, sistem cairan tubuh dan darah, sistem jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), sistem pernafasan (respiratorius), sistem perkemihan

(urinarius), sistem reproduksi, sistem kulit (integument) dan sistem pengindraan. Tiap-tiap jenis sel secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Misalnya, sel darah merah berjumlah 25 triliun mentransfer oksigen dari paruparu ke jaringan. Terdapat 50 triliun sel yang lain dan jumlah sel dalam tubuh diperkirakan 75 triliun. Umur kehidupan sel berbeda-beda misalnya leukosit granular yang dapat hidup selama manusia hidup. Sedangkan eritrosit hanya mampu hidup sampai 14 hari. Disamping kedahsyatan penciptaan manusia dan struktur yang ada dalam tubuhnya, manusia juga dianugerahi beberapa karakter buruk yang jika tidak diobati, maka akan merugikan manusia itu sendiri. Beberapa karakter buruk manusia yang disebut dalam Alquran adalah: Pertama, mengeluh dan kikir. "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." (QS. Al-Maarij: 19). Disadari maupun tidak, mengeluh adalah sifat dasar manusia yang timbul saat ia tertimpa masalah atau dalam kesempitan. Sedangkan kikir yang dalam bahasa Arab disebut bakhil, secara detail Allah uraikan dalam QS. Al-Israa: 100. ... Dan adalah manusia itu sangat kikir. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW menganjurkan agar kita selalu berdoa, Allahumma inni audzubika minal bukhli (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir). Kedua, lemah. Dalam Alquran, Allah mendeskripsikan dua kelemahan manusia, yaitu lemah secara fisik dan lemah (dalam melawan) hawa nafsu buruk. Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah... (QS. Ar-Rum: 54). Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. An-Nisaa: 28). Menurut Syekh Nawawi Al-Bantany, tafsir lemah dalam Surah An-Nisaa itu adalah lemah dalam melawan hawa nafsu. Ketiga, zalim dan bodoh. ... sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS. Al-Ahzab: 72). Kezaliman dan kebodohan manusia dalam ayat di atas disebabkan karena rusak dan kotornya bumi, karena pertumpahan darah dan ulah manusia itu sendiri yang tidak merawat bumi dan seisinya sesuai dengan ketentuan Allah. Keempat, tidak adil. Berlaku adil adalah tindakan yang terkadang kurang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kaum Madyan yang tidak berlaku adil, akhirnya diazab oleh Allah, seperti dalam firman-Nya, Dan Syu'aib berkata, Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. (QS. Hud: 85).

Betapa pun sulitnya menghindari tabiat yang sudah Allah lekatkan dalam diri manusia, dengan bertobat dan terus berdoa kepada-Nya, niscaya Allah meminimalkan karakter buruk tersebut dari dalam diri kita. Serta memenuhi hati kita dengan cahaya iman dan hidayah untuk semangat dalam beribadah. Amin. Redaktur: Chairul Akhmad

akwa sebagai Hiasan Hidup


Selasa, 03 Juli 2012, 15:44 WIB
alifmusic.net

Takwa (ilustrasi). Berita Terkait Rintihan Istighfar Rukun Kebahagiaan Keutamaan Sya'ban Sakralitas Lembaga Perkawinan Oleh: KH Didin Hafidhuddin MS Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan ketakwaan kepada Allah, maka ia akan hidup dengan penuh keyakinan dan kekuatan. Ia pun akan berjalan di muka bumi ini dengan penuh ketenangan dan kedamaian. (HR. Abu Nuaim dari Ali bin Abi Thalib). Setiap orang, terlebih lagi seorang Muslim, pasti akan selalu mendambakan ketenangan dan kedamaian dalam hidupnya, apa pun posisi, jabatan, kedudukan, profesi, dan keahliannya.

Tentu yang di maksud dengan ketenangan dan kedamaian ini, bukanlah dalam arti yang pasif, tidak pernah berhadapan dengan problematika kehidupan. Mustahil ada orang yang tidak punya masalah. Sebab, berhadapan dengan masalah dan tantangan merupakan sunatullah dalam kehidupan (sunnatullah fil hayah). Bahkan, dalam perspektif Alquran, kesuksesan dan keberhasilan (kemudahan) itu hanyalah akan diraih ketika seseorang mampu mengatasi kesulitan/tantangan dan memecahkannya dengan sebaik-baiknya. Sadarilah bahwa sesungguhnya kesulitan dan kemudahan ibarat dua sisi pada satu koin (mata uang) yang kedua-duanya tidak bisa dipisahkan. Perhatikan firmanNya dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sabda Rasulullah SAW tersebut di atas menjelaskan bahwa keyakinan, kekuatan, ketenangan, dan kedamaian dalam mengatasi berbagai macam masalah kehidupan hanyalah akan diraih manakala takwa dijadikan sebagai hiasan hidup. Dalam pengertian hati-hati di dalam ucapan ataupun tindakan, di samping kepatuhan kepada ketentuan Allah SWT. Dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah menyatakan bahwa sebaikbaiknya orang yang ada di antara umat manusia adalah orang yang paling bertakwa. Dalam ayat lainnya Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudahmudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-Araf: 26). Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu memikirkan apa yang akan diucapkan dan dilakukannya tidak sembarangan dan tidak asal-asalan. Tidak ada niat sama sekali untuk melakukan kejahatan yang merugikan orang lain, terlebih lagi merugikan masyarakat dan bangsa secara luas. Orang yang menjadikan takwa sebagai hiasan hidupnya tidak mungkin mengkhianati jabatannya dengan memanfaatkannya untuk kepentingan diri, keluarga, dan kelompok nya. Karena, jabatan diyakininya sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, bangsa, dan terutama kepada Allah SWT. Dan apabila hal ini sudah masuk ke dalam struktur berpikir dan bertindak seseorang, ia akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian yang sesungguhnya di dunia ini dan insya Allah di akhirat nanti. Wallahualam bish shawwab. Redaktur: Chairul Akhmad

Untuk apa Hidup?


Selasa, 17 Juli 2012, 07:00 WIB
blogspot

Nabi Muhammad SAW Berita Terkait Jalan Tolak Bala Siapa Orang Tertenang itu? Jadilah Orang Berilmu Keutamaan Sholat Jumat Tirulah Lebah Orang yang berbahagia adalah orang yang faham untuk apa hidup di dunia ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuan hidup hanya mencari Ridho Allah (QS 98:5) Peranan hidup sebagai kholifah (QS 2:30) Tugas hidup mengabdi pada Allah (QS 51:56) Pedoman hidup adalah Alqur'an (QS 2;2) Teladan hidup adalah nabi Muhammad saw (QS 33:21) Sahabat hidup adalah orang-orang beriman (QS49:10) Alat hidup adalah harta, tahta dan semua potensi (QS 28:77) Musuh hidup adalah syetan (QS 36:60).

"Sesungguhnya kehidupan di dunia ini adalah kesenangan sementara, dan Sesungguhnya kehidupan akhirat adalah "daarul qoroor" rumah selama-lamanya" (QS 40:39).

SubhanAllah, kini sudah jelas untuk apa hidup sesaat ini, sahabatku, "Semoga Allah menancapkan kekuatan iman di hati kita dan kesenangan taat di tengah glamor godaan dunia ini... Aamiin". Redaktur: Slamet Riyanto Simaklah Kalam Allah ini dengan iman, Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?" Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39 : 9). Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS 58 :11). Rasulullah bersabda, "Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah), "Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan Syurga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridho kepada pencari ilmu agama. Sesungguhnya seorang alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad). SubhanAllah, inilah yang selalu membuat kita senang belajar dan belajar, Insya Allah... Aamiin". Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarkatuh Aku tidak akan pernah bosan mengajak diriku dan kalian semua sahabat mukmin pengunjung Republika Online untuk terus perbanyak doa, mohon ampunan kepada Allah. Sahabatku, baca doa taubat dengan penghayatan lalu aminkan, "Ya Allah pujian untuk Mu seluas langit dan bumi, hanya Engkau terpuji Ya Allah, hamba berterimakasih pada-Mu yang telah memberi kesempatan hamba bertaubat, ya Allah sampaikan sholawat dan salam untuk Rasul-Mu yang mulia, keluarga, dan para sahabat yang menyertainya. Ya Rabbana kami telah menzholimi diri kami dengan banyak berbuat maksiat, kalau Engkau tidak ampuni dan rahmati kami, niscaya kami termasuk mahluk-Mu yang celaka, Ya Allah tidak ada sesuatupun tersembunyi dimatamu, alangkah malunya hamba, alangkah hinanya hamba, alangkah kotornya hamba, rasanya tidak pantas menyebut Nama-Mu yang suci lagi mulia, sementara hamba ini penuh dengan lumuran dosa, tetapi Engkau dengan rahmat-Mu masih memberi

kesempatan hamba untuk bertaubat. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim maha pengasih Maha penyayang Maha menerima taubat, terimalah taubat hamba, ampunilah seluruh dosa hamba, maafkan seluruh kesalahan hamba, hijrahkan hamba menjadi hamba-Mu yang sungguh-sungguh takut pada-Mu dan takut dahsyatnya hari pembalasan... sungguh-sungguh taat pada-Mu... sungguh-sungguh memperbaiki diri... sungguh-sungguh tidak maksiat lagi... Ya Allah, hamba ingin bahagia selama-lamanya di akhiat... ya Allah, kabulkan doa hamba...aamiin.

Cara Pandang Seseorang Tergantung Isi Hatinya


Rabu, 04 Juli 2012, 00:01 WIB
toptenz.net

Mata/ilustrasi Berita Terkait Seperti Inilah Shalatnya Rasulullah Inilah Doa Pembersih Dosa Lelah Penuh Berkah Diamnya Orang Mukmin Hidup Adalah Pilihan Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarkaatuhu Sahabatku, Sikap perbuatan dan bicara seseorang tergantung cara pandang orang itu, dan cara pandang orang itu tergantung apa isi hatinya. Jia isi hatinya baik, cara pandangnya baik dan bicaranya baik dan sikapnyapun

baik, seperti hamba Allah yang bertaqwa selalu bicara baik, jujur, santun, tegas, pandai, rendah hati dan istiqomah (QS 4:9) Bandingkan dengan orang yang hatinya buruk, pikirannya buruk sangka, mulutnya mudah dusta dan caci maki, sikapnya angkuh. Karena itu sahabatku, isilah hati dengan "Arroja" Rasa rindu kepada Allah dan syurganya dan "Alkhouf" rasa takut kepada Allah dan nerakanya, buahnya kesenangan ibadah, semangat amal sholeh dan kemulian akhlak, subhanAllah bahagianya hidup ini, sahabatku.

Diamnya Orang Mukmin


Kamis, 28 Juni 2012, 09:53 WIB

Kesungguhan berdoa (Ilustrasi) Berita Terkait Hidup Adalah Pilihan Sumpah Palsu Jangan Tunda, Bertaubatlah Bagaimana Menerangi Gelapnya Alam Kubur? Kiat Membangkitkan Anak Masuk Pesantren "Sahabatku, diamnya orang mukmin adalah zikir, tafakur, dan muhasabah, kalaupun bicara, bicaranya santun, mulia dan dakwah, hatinya "husnodzdzon" baik sangka dan doa, melihat suami istri berjalan, ia doakan semoga rumah tangganya sakinah, melihat orangtuanya, ia doakan semoga husnul khotimah, melihat anak-anak ia doakan semoga menjadi anak-anak sholeh sholehah, melihat pemimpinnya, ia doakan semoga menjadi pemimpin amanah, melihat faqir miskin setelah ikhtiarnya menolong, ia doakan semoga Allah hiasi dengan kesabaran dan

Allah balas kesabarannya dengan ridho dan syurga-NYA, mendengar dirinya dipergunjing, ia balas dengan doa kasih sayang semoga Allah memaafkannya, melihat yang berbeda dengan keyakinan, ia doakan semoga hidayah Allah untuk nya. Sahabat pengunjung Republika Online... Sungguh dunia ini menjadi "Taman Syurga" bagi hamba yang sungguh-sungguh taat, berdoa dan baik sangka... Aamiin".

Jangan Tunda, Bertaubatlah


Sabtu, 23 Juni 2012, 19:00 WIB

Mengaji Berita Terkait Bagaimana Menerangi Gelapnya Alam Kubur? Kiat Membangkitkan Anak Masuk Pesantren Mata yang Diberkahi Allah Iman Adalah Amal Inilah Tips Agar Semangat Tahajjud Ala Ustaz Arifin Ilham Simaklah Kalam Allah duhai sahabatku yang beriman kepada Allah "Hai hamba-hamba yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, janganlah kalian putus asa mohon rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa-dosamu, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang (QS 39:53). Simak lagi Kalam Allah, "Hai manusia, jika dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit, kemudian

engkau sangat menyesal atas dosa-dosamu, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku dengan sungguh-sungguh, niscaya akan Ku ampuni seluruh dosadosamu selama engkau tidak mempersekutukan-Ku". (Hadist Qudsi, Turmudzi).

SubhanAllah rahmat Allah lebih besar dan tidak sebanding dengan dosa-dosa kita, Allah lebih mengutamakan rahmat-Nya dari murka-Nya, Allah terlalu sayang pada kita. Jangan tunda lagi sahabatku segeralah bertaubat mumpung masih ada sisa umur !...

You might also like