You are on page 1of 10

MAKALAH ILMU LOGIKA

Penalaran Induktif & Deduktif

Heru Dwi Setiawan ______ 11 Yudhi Mahendra _______ 11 Kiki Andre Efendi _______ 11 Imam Supriyadi ________ 11 Muhammad Harisul H. ___ 11 Neman _____________ 11 Vera Wati Zahro _______ 11 Rimala Nantiasari ______ 11 Catur Wulandari _______ 11

63211 001703 63211 001700 63211 001707 63201 001727 63201 001728 63201 001739 63211 001706 63211 001713 63201 001714

YAYASAN PENDIDIKAN PANCASILA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

STIA PEMBANGUNAN
Jalan Lumba-lumba No. 9 (0331) 486182- Fax. (0331) 424296 Jember

TERAKREDITASI

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. penulis telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang Ilmu Logika (Penalaran Induktif dan Deduktif). Saya sadar bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis mohon bantuan dari para pembaca, Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila ada kesalahan dalam penulisan, mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih.

Jember, 9 April 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 1.3. Tujuan Masalah ................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1. Penalaran Induktif .............................................................. 1. Generalisasi ................................................................... 2. Analogi .......................................................................... 3. Sebab Akibat ................................................................. 2.2. Penalaran Deduktif ............................................................. 1. Silogisme Kategorial ....................................................... 2. Silogisme Hipotesis ........................................................ 3. Silogisme Alternatif ......................................................... 4. Entimen ........................................................................ BAB III PENUTUP 1.1. Kesimpulan ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 6 7 2 2 3 3 3 4 4 5 5 1 1 1 i ii iii

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Penalaran juga suatu proses berpikir manusia untuk menghubung hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep/pengertian, proposisi/pernyataan. Penalaran bergerak dari hal-hal umum (universal) kepada hal khusus (partikular). Sebaliknya pada logika induktif, penalaran bergerak dari hal-hal khusus kepada yang umum (sebab mulai dengan hal penagalaman). Dengan demikian logika berhubungan erat dengan matematika (logika deduktif) dan logika statistika (logika induktif). 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam studi ini adalah : a. Definisi penalaran induktif b. Macam macam penalaran induktif dan contohnya c. Definisi penalaran deduktif d. Macam macam penalaran deduktif dan contohnya 1.3. Tujuan masalah Agar penulis Mengetahui apa yang membedakan antara penalaran induktif dengan penalaran deduktif dan bisa lebih memahami lagi dari macam macam penalaran dan menguasainya.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Penalaran induktif Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. Terdapat 2 jenis penalaran Induktif, yaitu : 1. Generalisasi Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Contoh : Dian Sastrowardoyo bintang iklan, dan dia berparas cantik. : Pia Nasution bintang iklan dan dia berparas cantik. Generalisasi : Semua bintang iklan berparas cantik. Jenis jenis generalisasi : Generalisasi Sempurna (Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif) Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki. Contoh: sensus penduduk Generalisasi tidak sempurna (Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif) Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana slim fit. 2

2. Analogi Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama. Jenis - jenis analogi : a. Analogi Induktif Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. Contoh analogi induktif : Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari. b. Analogi Deklaratif Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. contoh analogi deklaratif : deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.3. 3. Sebab Akibat Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau akibat sebab. 2.2. Penalaran Deduktif Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk

dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif: Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 4 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternative dan silogisme disjungtive. 1. Silogisme Kategorial Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu: Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus remis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Contoh: Contoh silogisme Kategorial: My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA Mn : Saya adalah mahasiswa K : Saya lulusan SLTA 2. Silogisme Hipotesis Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh : My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan. Mn : Makanan tidak ada. K : Jadi, Manusia akan Kelaparan.

3. Silogisme Alternatif Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh My : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta. Mn : Kakak saya berada di Bandung. K : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta. 4. Silogisme Disjungtive Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu: Silogisme disyungtif dalam arti sempit Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh: Heri jujur atau berbohong.(premis1) Ternyata Heri berbohong.(premis2) Ia tidak jujur (konklusi). Silogisme disjungtif dalam arti luas Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh: Hasan di rumah atau di pasar.(premis1) Ternyata tidak di rumah.(premis2) Hasan di pasar (konklusi). Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh: Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu. Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. 5

BAB III KESIMPULAN 3.1. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif. Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibatsebab. Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Daftar Pustaka http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=51 http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-proposisi/ http://yogaskusumah.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif-generalisasianalogi.html http://narara.wordpress.com/2011/04/15/penalaran-induktif/ http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktifbahasaindonesia/#ixzz1prFCIEvS http://klikbelajar.com/bebas/memahami-inti-dan-kata-dalam-membaca/ http://www.gudangmateri.com/2011/06/penalaran-deduktif-dan-induktif-dalam.html http://www.scribd.com/doc/56793554/7/Penalaran-Deduktif

You might also like