You are on page 1of 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 30 UUD 1945

Disusun oleh: Nama : NPM : No. Absen : Kelas : Mata Kuliah : Pembimbing : Neige Devi Samyono 55412277 A2 1IA05 Pendidikan Kewarganegaraan Ir. Moesadin Malik M.Si

PROGRAM STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan hidayah dan inayah-Nya sehingga Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Hak dan Kewajiban ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun saya merasa makalah ini masih jauh dari sempurna. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Hak dan Kewajiban ini disusun untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan materi yang diberikan oleh pembimbing. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Hak dan Kewajiban ini berisi tentang definisidefinisi materi yang diulas dari beberapa tokoh kenegaraan, serta dilengkapi dengan beberapa materi penunjang pokok bahasan. Saya menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak atas dukungan dan dorongannya sehingga Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Hak dan Kewajiban ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih disampaikan terutama kepada Dosen Pembimbing Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Gunadarma, Ir. Moesadin Malik M.Si. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, saya sepenuhnya menyadari akan kekurangankekurangan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, saya menghargai setinggitingginya atas saran dan kritik dari para pembaca, demi sempurnanya Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Hak dan Kewajiban ini.

Depok, 15 Oktober 2012

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iv v Pengertian Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban Pasal 30 Pandangan Ideologi 1 6 10

I. II. III.

PUSTAKA ACUAN 14

PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN


Menurut arti harfiahnya, Hak adalah: Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada diri kita sendiri. Sedangkan arti dari Kewajiban sendiri, adalah: Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Beberapa definisi dari ahli: o Prof. Dr. Notonegoro Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melalui oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Menurut pengertian tersebut, individu maupun kelompok ataupun elemen lainnya, jika menerima hak hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi harus pihak yang menerimannya lah yang melakukan itu. Dari pengertian yang lain, hak bisa berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada kita sendiri contohnya hak mendapatkan pengajaran. Dalam hak mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sendiri. Kalau memang menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan senantiasa belajar atau sekolah atau mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu tidak penting pasti tidak akan melakukan hal itu.

o Menurut Soerjono Soekanto Hak dibedakan menjadi 4 : 1. Hak searah, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak menagih atau melunasi prestasi. 2. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari : i. Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada warga hak asasi;

ii.

Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan.

iii. iv.

Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak; Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten.

Hak dalam bahasa Belanda disebut Subjectief recht, sedangkan objectief recht artinya Hukum. 3. Hak Mutlak (absolut), ialah memberikan kekuasaan atau wewenang kepada yang bersangkutan untuk bertindak, dipertahankan dan dihormati oleh orang lain. i. ii. Hak asasi manusia; Hak publik, misal hak atas kemerdekaan atau kedaulatan, hak negara memungut pajak; iii. Hak keperdataan, hak menuntut kerugian, hak kekuasaan orang tua, hak perwalian, hak pengampuan, hak kebendaan dan hak imateriel. 4. Hak relatif (nisbi), ialahmemberikan hak kekuasaan atau wewenang kepada orang tertentu untuk menuntut kepada orang kain tertentu untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, dan menyerahkan sesuatu. i. ii. iii. Hak publik relatif, hak untuk memungut pajak atas pihak tertentu; Hak keluarga relatif, hak suami istri; Hak kekayaan relatif, hak dalam hukum perikatan atau perjanjian misal jual-beli.

o Menurut Salmond, Di dalam hak terdapat 4 pengertian :

1. Dalam arti sempit, hak berpasangan dengan kewajiban i. Hak yang melekat pada seseorang sebagai pemilik;

ii.

Hak yang tertuju kepada orang lain sebagai pemegang kewajiban antara hak dan kewajiban berkorelatif;

iii.

Hak dapat berisikan untuk kewajiban kepada pihak lain agar melakukan perbuatan (comission) atau tidak melakukan

(omission) suatu perbuatan; iv. Hak dapat memiliki objek yang timbul dari comission dan omission; v. Hak memiliki titel, ialah suatu peristiwa yang menjadi dasar sehingga hak itu melekat pada pemiliknya. 2. Kemerdekaan, hak memberikan kemerdekaan kepada seseorang untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh hukum namun tidak untuk menggangu, melanggar, menyalahgunakan sehingga melanggar hak orang lain, dan pembebasan dari hak orang lain. 3. Kekuasaan, hak yang diberikan untuk, melalui jalan dan cara hukum, untuk mengubah hak-hak, kewajiban-kewajiban, pertanggungjawaban atau lain-lain dalam hubungan hukum. 4. Kekebalan atau imunitas, hak untuk dibebaskan dari kekuasaan hukum orang lain.

o Menurut Curzon Hak dikelompokan menjadi 5, yaitu : 1. Hak sempurna, misal dapat dilaksanakan dan dipaksakan melalui hukum, dan hak tidak sempurna, misal hak yang dibatasi oleh daluwarsa; 2. Hak utama, hak yang diperluas oleh hak-hak lain, hak tambahan, melengkapi hak utama; 3. Hak publik, ada pada masyarakat, negara dan hak perdata, ada pada seseorang. 4. Hak positif, menuntut dilakukannya perbuatan, hak negatif agar tidak melakukan;

5. Hak milik, berakaitan dengan barang dan hak pribadi berkaitan dengan kedudukan seseorang;

Kewajiban dikelompokan menjadi 5, yaitu :

1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak dan nisbi melibatkan hak di lain pihak; 2. Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata; 3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak melakukan sesuatu; 4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari bidang hukum tertentu, perjanjian; 5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum perdata.

Jadi, Hak dan kewajiban yang tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945, adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada

keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

HAK DAN KEWAJIBAN DI DALAM PASAL 30


Dari definisi-definisi yang telah dijabarkan, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat seseorang yang melakukan kewajibannya dengan baik pasti menuntut hak yang baik pula, begitu pula sebaliknya kedua hal tersebut sama hal nya seperti sisi mata uang logam yang selalu terkait dan tak terpisahkan. Sedang pengertian hak dan kewajiban di dalam pasal 30 UUD 1945 disebutkan bahwa tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Usaha untuk mempertahankan keamanan Negara tersebut dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat yang dilakukan oleh TNI

(Tentara Nasional Indonesia) dan pihak Kepolisian yang berperan sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung, Jadi di dalam pasal ini untuk mempertahankan keamanan Negara tidaklah hanya di bebankan kepada para aparat penegak hukum tetapi masyarakatpun harus ikut terlibat di dalamnya, karena tanpa ada nya timbal balik untuk saling menjaga Negara Indonesia ini tidaklah akan aman begitu saja. Di dalam setiap pasal terdapat beberapa penjabaran yang sering dituangkan ke dalam ayat-ayat pasal, untuk pasal 30 UUD 1945 ini terdapat 5 ayat penjabaran diantaranya : Ayat (1): Menyebutkan tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa seluruh masyarakat baik dari kalangan penegak hukum maupun rakyat biasa tanpa terkecuali mereka memiliki hak serta kewajiban untuk membela dan mempertahankan keamanan Negara, meskipun cara yang mereka pakai berbeda-beda, seperti halnya pada kasus Malaysia dengan Indonesia yang sering terjadi akhir-akhir ini, pembajakan kebudayaan serta masalah persengketaan tanah dan masih banyak lagi, dengan munculnya masalah-masalah tersebut disinilah hak dan kewajiban masing-masing individu dituntut. Untuk aparat penegak hukum dengan adanya hal tesebut mungkin mereka menunjukkan kewajibannya dengan lebih memperketat keamanan dan mengesahkan apa yang menjadi milik bangsanya agar tidak dibajak lagi, namun berbeda

dengan rakyat biasa yang mungkin hanya bisa menggunakan hak dan kewajibannya mempertahankan keamanan Negara nya dengan cara berdemo kepada pemerintah. Ayat (2): Menyebutkan usaha pertahanan dan keamanan rakyat. Untuk menyebutkan usahausaha yang dilakukan masyarakat untuk pertahanan dan keamanan rakyat sangatlah banyak namun jika diberi contoh seperti halnya masalah Malaysia dengan Indonesia dimana rakyat Malaysia memasuki kawasan laut territorial Indonesia tanpa izin, untuk mempertahankan kawasan laut tersebut rakyat Indonesia harus mengorbankan beberapa aparat penegak hukum kawasan laut tersebut untuk di evakuasi ke Malaysia hanya demi mempertahankan apa yang menjadi hak bangsa Indonesia. Ayat (3): Menyebutkan tugas TNI sebagai mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. TNI terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.

Diantara tugas-tugas TNI secara umum adalah : a. Mengatasi pemberontakan bersenjata b. Mengatasi aksi terorisme c. Mengamankan wilayah perbatasan d. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis e. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri f. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya g. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta h. Membantu tugas pemerintahan di daerah

Ayat (4) menyebut tugas Polri sebagai melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum.

Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan.

Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Pengaturan tentang sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg) itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun adanya ke-sistem-an yang baik dan benar. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara : a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. b. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. c. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti : a. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling) b. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri c. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn d. Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorba demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.

Beberapa jenis / macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan Negara a. Terorisme Internasional dan Nasional. b. Aksi kekerasan yang berbau SARA. c. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa. d. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru. e. Kejahatan dan gangguan lintas negara. f. Pengrusakan lingkungan.

PANDANGAN IDEOLOGIS ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN


1. Idiologi Negara RI

Berdasarkan pertanyaan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas dari idiologi yang dianut oleh sistem kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah Pancasila. Tentu saja Pancasila sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku, termsuk segala mekanisme pemerintahan pemerintahan. Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai penggali dijelaskan bahwa Pancasila telah mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak terlepas pada revolusi melawan imperialisme di bumi nusantara untuk menyatakan kemerdekaan, Pancasila sebagai filsafat cita-cita dan harapan segenap bagsa Indonesia. Bahkan pada sila ke tiga disebutkan Persatuan Indonesia . Hal inilah yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki semangat bersatu dari beragam suku bangsa yang berbeda. Perbedaan itu lenyap ketika mereka menyadari arti persamaan sebagai bangsa Indonesia. Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkangkan pada sumpah pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa persatuan. Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukan negara Indonesia didirikan atas pondasi persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu disatukan atas nama persatruan. Dengan demikian bersarkan teori yang dinyatakan Geovanni Gentle (Syahrian:2003) bahwa negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara nasionalis.

2. Kewajiban Nasionalisme

Menurut Gentle melalui idealisme murni yang terpengaruh dialektika Hegel, pada dasarnya individu memiliki kehendak atau ego. Pada tataran subjektif individu mengenal

hubungan antara manusia yang satu dan lainnya. Setelah individu mecapai tahapan roh objektif, maka terciptalah komunitas. Melalui komunitas beragam ego individu melebur menjadi sejarah, kebudayaan, bangsa atau peradaban. Inilah yang disebut kesadaran mutlak individu. Didasarkan tujuan kehidupan bersama dibentuklah negara. Beragam kepentingan individu dengan meninjau pada teori Gentle, tentu melebur menjadi kepentingan bersama. Negara tidak mungkin memberikan kepuasan atas setiap kepentingn individu dan beragam kehendak yang saling bersebragan. Maka demi tujuan utama dibentuknya suatu negara harus terdapat otoritas negara menentukan pilihan atas beragam kehendak.Dan melalui negara kepentingan-kepentingan individu telah melebur menjadi kepentingan bersama. Negara ibarat masa depan nasib bersama. Kepentingan individu adalah kepentingan egois yang menitik beratkan pada kebutuhan pribadi. Tidak mungkin tanpa ototritas yag kuat sebuah negara mampu mnetukan pilihan yang terbaik bagi masa depan suatu bangsa. Bila masih terdapat kepentingan-kepentingan egoisme tentu pembelotan dari tujuan dibentuknya negara. Pada kondisi yang seperti ini harus terdapat persamaan persepsi atas seluruh warga negara. Warga negara harus rela memberikan loyalitasnya kepada negara diatas kepentingan pribadi. Karena negara memiliki nilai-nilai kearifan sebagai pelayan, pelindung dan pengayom bangsanya.

3. Hak Warga Sebagai warga negara yang baik harus memahami bahwa segala kehendak warga negara yang melebur dalam lembaga negara adalah kehendak rakyat. Kehendak yang dimulai dari kehendak individu, berinteraksi dengan konsekuensi identitas mahluk sosial. Maka terbentuklah nilai komunalitas yang disebut kesadaran objektif, hingga merambah pada kesadaran mutlak. Artinya hak individu tidak diperbolehkan egois mempengaruhi kepentingan tatanan hidup bersama atas kepentingan pribadi. Hal ini adalah kenyataan yang tak dapat diingkari.

Termasuk pada kenyataan kebijakan pemerintah adalah hasil representasi kepentingankepentingan yang berjalan melalui tatanan sehingga diambil keputusan terbaik. Bukan saja terbatas kepentingan individu, akan tetapi hasil dari kepentingan banyak individu yang terakumulasi hubungan mahluk sosial.(Gentile:1928).

PUSTAKA ACUAN
http://njanksouljah.blogspot.com/2012/06/hak-dan-kewajiban-menurut-para-ahli.html http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/ http://silviwahyuni.wordpress.com/2010/10/17/makalah-makna-hak-kewajiban-serta-isuperpecahan/

You might also like