You are on page 1of 17

UJIAN TENGAH SEMESTER CIVIC EDUCATION

DOSEN PEMBIMBING Dra.Hj.Sakila, M.Pd

PERAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Disusun oleh

ZULFAH
11015201317
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
2011

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Peran Agama dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang membantu penulis selama menyusun makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Civic Education, ibu Dra.Hj.Sakilah, M.Pd

Dengan segala kerendahan hati penulis mennyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 2 BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4 C. Tujuan ................................................................................................................................... 4 BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5 A. Agama ................................................................................................................................... 5 a. Pengertian Agama .......................................................................................................... 5 b. Aspek-Aspek Agama ...................................................................................................... 6 B. Karakter Bangsa .................................................................................................................... 8 a. Pengertian Karakter Bangsa ........................................................................................... 8 b. Pembentukan Karakter Bangsa dalam Suatu Negara ..................................................... 8 C. Peran Agama dalam Pembentukan Karakter Bangsa ............................................................ 9 a. Agama dalam Kehidupan Manusia ................................................................................. 9 b. Kedudukan Agama dalam Negara ................................................................................ 11 c. Peran Agama dalam Pembentuk Karakter Bangsa ....................................................... 13 BAB III. PENUTUP ........................................................................................................................ 15 A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 15 DAFTAR BACAAN ........................................................................................................................ 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Eksistensi agama dalam pembentukan karakter bangsa adalah objek yang menjadi perhatian utama dalam pembentukan karakter bangsa. Kehidupan beragama mempunyai pengaruh terhadap aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, ini dikarenakan kebutuhan manusia akan agama. Aspek kehidupan dalam beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap individu, ataupun masyarakat. Tetapi juga berinteraksi secara signifikan dengan aspek masyarakat atau bangsa lain. Ekspresi religius ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat. Berupa perilaku manusia, nila moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, plitik, pengobatan, sains teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan lain sebagainya.

Sungguh betapa besar kerugian bangsa kita, ketika terjadi konflik dan kerusuhan sosial yang bernuansa SARA ( Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) . Agama adalah suatu sistem keimanan atau keyakinan mengenai eksistensi ketuhanan yang dianngap sebagai sesuatu Yang Kekal. Selain itu, agama juga merupakan tuntunan, peraturanperaturan yang bertujuan agar umat manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia tidak menyimpang. Agama dengan ajaran dan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi pembentukan karakter bangsa.

Dengan mengetahui peran agama terhadap pembentukan karakter bangsa, kita dapat membentuk kepribadian masyarakat kita sebagai tampilan dari karakter bangsa yang lebih baik dan bermartabat.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari agama ? 2. Sebutkan aspek-aspek dari agama? 3. Apa pengertian karakter bangsa ? 4. Bagaimana pembentukan karakter bangsa dalam suatu Negara? 5. Apa peran agama dalam kehidupan manusia? 6. Bagaimana kedudukan agama dalam Negara? 7. Apa peran agama dalm pembentukan karakter bangsa?

C. Tujuan 1. Mengetahui peran agama dalam kehidupan manusia 2. Mengetahui kedudukan agama dalam Negara 3. Mengetahui dan mengerti peran agama dalam pembentukan karakter bangsa 4. Melengkapi tugas MID Semester pada mata kuliah Civic Education

BAB II PEMBAHASAN A. Agama a. Pengertian Agama Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta gama yang berarti "tradisi"1. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Agama adalah wahyu Tuhan dan interprestasi pemukanya yang mencakup atau mengarahkan segenap aspek budaya, sehingga agama melahirkan kebudayaan, bukannya sebaliknya kebudayaan melahirkan agama.

Agama merupakan ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung di dalam kitab suci yang turun - temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi mnusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan yang gaib tersebut.2

Dengan demikian, sebuah agama dapat dikatakan menyangkut beberapa hal pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya, yakni sebagai berikut :
1

Menurut kamus Sansekerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri gama: ...a traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work [...]; anything handed down and fixed by tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.) 2 Nata abuddin, 2004. Metodologi Study Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm.15.

1. Keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan mencipatakan alam dan seisinya. 2. Perlibatan yang merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas pengakuannya. 3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam semesta yang berkaitan dengan keyakinannya. b. Aspek aspek Agama Aspek agama ini mengandung berbagai hal dan para ahli berbeda pendapat mengenai apa saja aspek agama tersebut . Koentjaraningrat menyebut aspek aspek kehidupan beragama dengan komponen religi. Menurutnya ada lima komponen religi, yaitu: (1) emosi keagamaan, (2) system keyakinan, (3) system ritus dan upacara, (4) peralatan ritus dan upacara, dan (5) umat beragama. Dalam hal ini penulis lebih menitik beratkan pada aspek yang sesuai dengan pendapat Bustanuddin Agus dalam bukunya Agama dalam Kehidupan Beragam, (1) kepercayaan kepada yang gaib, (2) aspek sakral, (3) ritual, (4) umat beragama, dan (5) kebatinan3.

Berikut penjelasan lebih lanjut dari aspek diatas. a. Kepercayaan Kepada yang Gaib Kepercayaan kepada yang gaib yaitu kepercayaan akan adanya tuhan yang mengatur ala mini(super natural) atau alam metafisik. Dengan demikian agama dapat dikatakan prinsip hidup yang berdarsarkan kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. b. Sakral Secara bahasa sakral berarti suci. Dalam sebuah agama ada sesuatu yang di anggap suci atau sakral. Seperti dalam agama islam hal yang suci seperti kitab alquran, bulan ramadhan, kabah, dan lain-lain. c. Ritual Ritual ini adalah adanya cara perlakuan terhadap sesuatu yang dianggap sakral.
3

Bustanuddin Agus, 2006.Agama dalam Kehidupan Manusia.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hlm.60.

d. Umat Beragama Umat beragama adalah orang yang menganut agama tersebut. Dalam umat beragama ini ada yang dianggap sebagai pemuka agama. e. Kebatinan Kebatinan adalah rasa atau penghayatan ruhaniah dalam mengamalkan ajaran agama. Berdasarkan cara beragama, dapat dibagi menjadi empat aspek : 1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya. 2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara

beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya. 3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun. 4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari
7

Tuhannya

semisal

Nabi

atau

Rasul

sebelum

mereka

mengamalkan,

mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.

B. Karakter Bangsa a. Pengertian Karakter Bangsa Karakter bangsa merupakan system kepercayaan yang telah terpatri dalam sanubari bangsa, yang merupakan hasil perpaduan dari faktor endogen bangsa dan faktor eksogen berupa tantangan yang dihadapi oleh bangsa yang bersangkutan. Karena faktor endogen bangsa dan faktor eksogen yang dihadapi oleh masing-masing bangsa berbeda, maka merupakan suatu keniscayaan terbentuknya karakter bangsa4. Salah satu faktor pembentuk karakter bangsa itu adalah agama yang akan dibahas pada bab berikutnya. Dengan adanya karakter ini suatu bangsa bisa dikenal oleh bangsa yang lainnya. Baik buruknya karakter ini akan mempengaruhi citra suatu bangsa dan pada akhirnya akan menjadi penilaian bagi bangsa lainnya. b. Pembentukan Karakter Bangsa dalam Suatu Negara Suatu bangsa pasti memiliki karakter sehingga bangsa itu dikenal oleh bangsa lain. Selain itu karakter bangsa juga sangat penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa kedepannya. Apabila karakter bangsa ini bagus maka semakin mudah bagi suatu bangsa untuk maju. Karakter bangsa bertujuan agar bangsa yang bersangkutan mampu bersikap dan bertingkah laku dengan sepatutnya sehingga mampu mengantar bangsa menuju kesuksesan hidup. Kesuksesan hidup suatu bangsa tergantung bagaimana bangsa tersebut dapat membawa diri sesuai dengan cita-cita yang didambakannya, serta mampu untuk mengantisipasi secara tepat tantangan zaman.5

4 5

Teamblppkb.2005.Pembinaan Karakter Bangsa.(www.google.com) Teamblppkb.ibid

Dengan demikian karakter bangsa ini sangat penting demi suatu bangsa itu sendiri. Dengan penanaman karakter bangsa yang bagus maka suatu bangsa akan menjadi bangsa yang maju dan memiliki citra yang baik dimata bangsa-bangsa lain.

C. Peran Agama Dalam Pembentukan Karakter Bangsa a. Agama dalam Kehidupan Manusia Siapapun orangnya, rakyat biasa atau pembesar, dan apapun agamanya pasti tidak terlepas dari yang namanya aturan. Tiap agama menuntut kepada setiap penganutnya untuk selalu berada dalam aturan agama yang dianutnya. Karena itu, agama memberikan batasan dan mengatur kehidupan penganutnya. Seseorang yang dalam kesehariannya tidak di batasi dengan adanya aturan, niscaya hidupnya bagaikan kapas yang tertiup angin. Dalam arti, hidup orang tersebut tidak mempunyai arahan yang jelas.

Menurut Hafidz Abdurrahman dalam bukunya Islam Politik Dan Spiritual menyatakan bahwa manusia adalah hewan, sama dengan hewan yang lain. Jika hewan yang lain mempunyai kebutuhan jasmani dan naluri, maka manusia juga demikian. Bedanya manusia diberi akal, sedangkan hewan yang lain tidak. Mengenai bukti-bukti bahwa manusia mempunyai akal, sedangkan hewan yang lain tidak, nampak dari perbedaan yang terdapat pada kehidupan masing-masing hewan tersebut.

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak. Sehingga jika kita ingin melihat lebih jauh implikasi dari akhlak yang baik adalah seseorang akan lebih mengetahui betapa pentingnya akan adanya aturan dalam agama, yang sebenarnya adanya aturan dapat memberikan batasan mana yang harus dikerjakan dan yang harus ditinggalkan.

Karenanya, ketika seorang Muslim yang ingin menikah lagi, yang memang menurut Islam sendiri itu di perbolehkan namun yang pasti dibalik itu semua tidak
9

terlepas dari aturan yang adil. Menurut Dr Ahmad Satori, adil itu mempunyai tiga makna: adil materi, adil hati, adil jatah.

Namun, dari sudut pandang agama Kristen sebagaimana diungkapkan Rachmat T. Manullang (Pengamat Sosial Keagamaan) hanya menganut paham Monogami, kalaupun dalam perjanjian lama ada Nabi-nabi yang melakukan Poligami itu bukan karena kehendak Allah (Baca: Alah) tetapi karena kekerasan hati manusia itu sendiri. Memang, selain menjadi identitas diri, agama juga memberikan kepada setiap penganutnya ajaran-ajaran, baik yang berhubungan dengan Sang Pencipta ataupun sesama makhluk hidup. Sehingga apapun pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang baik yang beragama Islam atau Non-Islam, itu semua tidak terlepas dari aturan agama.

Oleh sebab itu, ketika seseorang menyadari akan adanya aturan dalam kehidupan kesehariannya, ia pasti akan mengatur (mengkonsep) akan kegiatan sebelum melakukannya. Dan yang pasti hasil antara orang yang sebelumnya mengatur berbeda dengan sebelumnya tidak mengatur (mengkonsep). Disinilah peran penting agama dalam memberikan aturan kepada para penganutnya, yang jelas-jelas dalam Islam sendiri ketika seseorang ingin bahagia dunia dan akhirat haruslah mengikuti aturanaturan yang ada pada Al-Quran dan Al-Hadist.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang seseorang menyimpang dari aturan agama. Dan ia hanya mengabiskan waktunya hanya dengan mengadakan kegiatankegiatan yang mungkin jauh dari nilai-nilai kebaikan. Dan mungkin juga selama ini seseorang ataupun diri kita sendiri, menganggap aturan adalah sesuatu yang dapat menghalangi keinginan kita dalam bertindak. Lihat saja ketika sepasang insan yang ingin melakukan hubungan suami istri yang sah, pastinya ia terikat dengan adanya tali perkawinan. Namun masalahnya adalah, bagaimana jika seseorang tidak ingin lagi mengikuti aturan agama.

10

Dan jika kita ingin melihat sejarah raja-raja terdahulu yang mengabaikan akan adanya aturan agama, seperti Firaun yang tidak mau menyembah kepada Allah SWT. Dan justru ia malah menganggap dirinya sebagai Tuhan yang merasa paling kuat, paling berkuasa atau Qorun dimana ia juga menganggap harta yang dimilikinya adalah hasil dari usahanya sendiri yang katanya Tuhan tidak ikut campur. Tetapi akhirnya ia juga harus merasakan dahsyatnya azab dari Allah yang dalam meninggalnya jauh dari kewajaran.

Mengenai masalah aturan, aturan juga sangat berpengaruh ketika seseorang berada dalam suatu organisasi. Dimana setiap ketua sampai kepada anggotanya dibutuhkan visi dan misi yang sama, sehingga organisasi yang di kelolanya mempunyai tujuan (arahan) yang jelas.

Namun suatu organisasi bisa saja mengalami kegagalan, jika salah satu dari anggotanya tidak dapat menjalani aturan yang ada dengan baik. Hingga dapat dikatakan, betapa pentingnya aturan dalam kehidupan. Karenanya disadari atau tidak, mau atau tidak memang setiap seseorang harus siap untuk diatur dalam agamanya. Dan yakinlah agama yang kita anut mengatur kepada penganutnya untuk kebaikan diri kita sebagai penganut agama yang sejati.

b. Kedudukan Agama dalam Negara Suatu kedaulatan yang dapat dikatakan negara harus memiliki beberapa unsurunsur yang terdiri dari rakyat, wilayah, pemerintah, penguasa, dan mendapatkan pengakuan dari negara lain. Rakyat merupakan komponen yang yang menduduki suatu daerah tertentu. Apabila dalam suatu wilayah tidak mempunyai rakyat artinya wilayah tersebut belum dapat dikatakan negara, karena rakyat merupakan salah satu syarat untuk membentuk suatu negara. Negara sudah pasti memiliki bentuk sistem

11

pemerintahan yang secara umum terbagi dalam dua bentuk sistem : Negara kesatuan (Unitarianisme) dan Negara serikat (Federasi).

Rakyat sebagai personil dari suatu negara pada umumnya memiliki kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari kepercayaan ini melahirkan kepercayaan yang berbeda-beda yang diproklamirkan di dalam bermacam-macam agama. Agama adalah suatu sistem keimanan atau keyakinan mengenai eksistensi ketuhanan yang dianngap sebagai sesuatu Yang Kekal. Selain itu, agama juga merupakan tuntunan, peraturanperaturan yang bertujuan agar umat manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia tidak menyimpang.

Hubungan antara agama dan negara sering kali menimbulkan perdebatan berbagai pihak yang disebabkan oleh pandangan yang sangat dominan yang berpendapat bahwa agama tidak mempunyai unsur-unsur politik dan apabila terdapat agama yang membawahi suatu negara itu hanya sebagai wadah untuk menyebarkan ajaran agama tersebut dan kekeuasaan bukan komponen dari agama. Dengan kata lain, kekeuasaan politik diibaratkan sebagai jalur untuk mobilitas agama itu sendiri. Politik hanya sebatas tempat untuk menyampaikan tujuan dari agama.

Dalam agama apapun tidak terdapat suatu sistem politik yang baku. Pada dasarnya, setiap agama memberikan kebebasan kepada umatnya untuk menganut sistem pemerintahan apapun yang penting dalam suatu pemerintahan tersebut memberikan jaminan kepada warga negaranya berupa hak dan kewajiban serta persamaan dihadapan hukum yang berlaku di negara tersebut, dan pelaksanaan segala

12

urusan negara disajikan atas dasar musyawarah dengan berlandaskan nilai-nilai keagamaan.

Hubungan agama dan negara dapat diklasifikasikan kedalam tiga pandangan: integralistik, simbiotik, dan sekularistik.

c. Peran Agama dalam Pembentuk Karakter Bangsa

Eksistensi agama dalam pembentukan karakter bangsa adalah objek yang menjadi perhatian utama dalam pembentukan karakter bangsa. Kehidupan beragama mempunyai pengaruh terhadap aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, ini dikarenakan kebutuhan manusia akan agama. Aspek kehidupan dalam beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap individu, ataupun masyarakat. Tetapi juga berinteraksi secara signifikan dengan aspek masyarakat atau bangsa lain. Ekspresi religius ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat. Berupa perilaku manusia, nila moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, plitik, pengobatan, sains teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan lain sebagainya.

Karakter bangsa bertujuan agar bangsa yang bersangkutan mampu bersikap dan bertingkah laku dengan sepatutnya sehingga mampu mengantar bangsa menuju kesuksesan hidup. Kesuksesan hidup suatu bangsa tergantung bagaimana bangsa tersebut dapat membawa diri sesuai dengan cita-cita yang didambakannya, serta mampu untuk mengantisipasi secara tepat tantangan zaman

Agama dengan ajaran dan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi pembentukan karakter bangsa. Bangsa yang menurut Otto Bauer adalah kelompok manusia yang mempnyai persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib. maka masyarakat itu membangun karakternya dengan agama sehingga terbentuklah

13

manusia yang berkarakter dan pada akhirnya membentuk organisasi bangsa yang berkarakter pula.

Dari sanalah karakter bangsa tersebut bisa di bentuk dengan baik apabila masyarakatnya benar-benar menjalankan ajaran agama dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab karakter bangsa bisa terbentuk karena adanya karakter yang terbangun dalam masyarakat. Jadi karakter masyarakat inilah yang akan membentuk karakter bangsa.

14

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Eksistensi agama dalam pembentukan karakter bangsa adalah objek yang menjadi perhatian utama dalam pembentukan karakter bangsa. Kehidupan beragama mempunyai pengaruh terhadap aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, ini dikarenakan kebutuhan manusia akan agama. Aspek kehidupan dalam beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap individu, ataupun masyarakat. Tetapi juga berinteraksi secara signifikan dengan aspek masyarakat atau bangsa lain Agama dengan ajaran dan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi pembentukan karakter bangsa.

15

DAFTAR BACAAN

Agus, Bustanuddin.2006.Agama dalam Kehidupan Manusia.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Andaiyani. 2010. Pengertian Agama Menurut Para Ahli. (http://id.shvoong.com), download, 07 Mei 2011. Azra, Azyumardi.2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.Jakarta: PT Prenada Media. Ishaq. 2007. Agama dalam Kehidupan Manusia. (http://BlogpadaWordPrees.com/Thecampus),download, 07 Mei 2011. Nata, Abuddin.2004. Metodologi Studi Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Out Your mind. 2009. Kedudukan Agama dalam Negara. (http://dim2mas.blogspot.com), download, 07 Mei 2011. Teamblppkb.2005. Pembinaan Karakter Bangsa. (www.google.com), download, 07 Mei 2011 Wakhudin.2006.Agama Pembentuk Karakter Bangsa. (www.pikiran-rakyat.co.id), download, 07 Mei 2011. Wikipedia. 2011. Agama. (http://id.wikipedia.org), download, 07 Mei 2011. ________ . 2011. Bangsa. (http://id.wikipedia.org), download, 07 Mei 2011.

16

You might also like