You are on page 1of 9

Ciri-Ciri Habitat dan Ekosistem di Air Tawar dan Air Laut - Ilmu Sains Biologi

Tue, 30/05/2006 - 9:22pm godam64 - A. Ciri Habitat Air Tawar 1. Variasi temperatur atau suhu rendah 2. Kadar garam atau salinitas rendah 3. Penetrasi dari cahaya matahari kurang 4. Terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar 5. Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai 6. Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat. 7. Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama. - B. Ciri Habitat Air Laut 1. Variasi temperatur atau suhu tinggi 2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi 3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi 4. Ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar 5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi 6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain 7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer. Informasi Tambahan : Binatang Air Tawar : - Ikan mas, ikan mujair, ikan nila, ikan bandeng, ikan cupang, ikan cere, ikan betok, ikan sepat, yuyu, katak, dan lain sebagainya. Binatang Air Laut : - Ikan tenggiri, ikan teri, cumi-cumi, sotong, gurita, teripang, kuda laut, kepiting, kerang hijau, dan banyak lagi lainnya.
http://organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_dan_air_laut_ilmu_sains_biologi

Ikan Tenggiri

Tenggiri laki/fajar

Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili: Scombridae Genus: Acanthocybium Spesies: A. solandri Nama binomial Acanthocybium solandri Tenggiri laki, tenggiri fajar, atau wahoo (Acanthocybium solandri) adalah ikan dari suku Scombridae yang ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Karena kecepatan dan kualitas dagingnya yang tinggi membuat ikan ini dijadikan hadiah permainan memancing. Di Hawaii, ikan ini dikenal sebagai ono, sedangkan di Karibia dan Amerika Tengah ikan ini dipanggil peto. Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya berwarna hijau-kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna biru gelap, warnanya akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar, dan taring di bagian bawah dan atas mulutnya terlihat lebih tajam daripada taring ikan mackerel Spanyol.

Seekor tenggiri laki yang ditangkap oleh nelayan di Bonaire, Antillen Belanda

Tengiri laki adalah ikan yang menghuni perairan tropika dan subtropika Indo-Pasifik. . Tenggiri adalah nama umum bagi sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Scomberomorus, suku Scombridae. Ikan ini merupakan kerabat dekat tuna, tongkol, madidihang,

makerel dan kembung. Tenggiri banyak disukai orang, diperdagangkan dalam bentuk segar, ikan kering, atau diolah menjadi kerupuk, siomay, dan lain-lain.
Tenggiri Rentang fosil: Thanetian hingga kini

Tenggiri Melayu Scomberomorus commerson Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Actinopterygii Perciformes Scombridae Scomberomorus Lacepde, 1801

Ikan tenggiri bertubuh memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya, telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII XXII jari-jari keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan (finlet). Tenggiri Melayu (Scomberomorus commerson), spesies yang terbesar, dapat mencapai panjang 220 cm, meski kebanyakan kurang dari 1 m saja. Tenggiri merupakan ikan pelagis yang kerap berenang menggerombol dalam kelompok kecil, tidak jauh dari pantai.

King Mackerel, tenggiri Amerika, seberat lk. 6 kg http://richocean.wordpress.com/ikan-laut/ikan-tenggiri/

Pesut
Pesut

Ukuran dibanding manusia Status konservasi

Rentan (IUCN) Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Chordata Mammalia Cetacea Delphinidae

Genus:

Orcaella

Spesies: O. brevirostris Nama binomial Orcaella brevirostris Owen in Gray, 1866[1]

Peta sebaran genus Orcaella Lihat: Irrawaddy Dolphin Geographic Range Map

Pesut atau lumba-lumba air tawar adalah spesies mamalia air yang menghuni wilayah perairan tawar di India, Indocina, Filipina dan Kalimantan.

Nama dan sejarah taksonomi


Tidak ada catatan fosil. Pesut pertama kali dideskripsikan oleh Sir Richard Owen tahun 1866 berdasarkan satu spesiemen yang ditemukan tahun 1852, di pelabuhan Vishakhapatnum di pantai timur India. Pesut adalah satalh satu spesies dari genus Orcaella. Kadang-kadang pesut terdaftar dalam beragam famili yang terdiri dari ia sendiri dan pada Monodontidae dan dalam Delphinapteridae. Sekarang ada persetujuan bahwa pesut termasuk famili Delphinidae. Secara genetis, pesut berhubungan dekat dengan paus pembunuh. Nama spesies brevirostris berasal dari bahasa Latin yang berarti berparuh pendek. Tahun 2005, analisis genetik menunjukkan bahwa lumba-lumba sirip pendek Australia merupakan spesies kedua dari genus Orcaella. Seluruh tubuh berwarna kelabu hingga biru tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat. Tidak ada pola yang khas. Sirip punggung kecil dan membulat di tengah punggung. Dahinya tinggi dan membulat; tidak bermoncong. Sirip tangan lebar membulat. Spesies di Kalimantan yang mirip adalah Porpoise tak bersirip, Neophocaena phocaenoides, mirip tapi tidak punya sirip punggung: lumba-lumba bungkuk, Sausa chinensis, lebih besar, moncong lebih panjang dan sirip punggung lebih besar.

Dalam berbagai bahasa Orcaella brevirostris (nama Latin) adalah: Inggris: Irrawaddy dolphin, Dialek lokal Chilika: Baslnyya Magaratau Bhuasuni Magar (lumba-lumba penghasil minyak), Oriya: Khem dan Khera[2], Perancis: Orcelle, Spanyol: Delfn del Irrawaddy, Jerman: Irrawadi Delphin, Burma: Labai, Indonesia: Pesut, Melayu: Lumbalumba, Khmer: Phsout, Lao: Phaka and Filipino: Lampasut. Dalam Thai, salah satu namanya adalah pa loma hooa baht, karena kepalanya yang membundar dianggap menyerupai mangkuk rahib Budhha, hooa baht. Deskripsi Penampilan pesut mirip dengan beluga, meski lebih berkerabat dengan orka. Spesies ini mempunyai melon (jaringan berlemak dan berminyak di kepala). Moncongnya tidak khas. Sirip punggung yang terletak dua pertiga posterior di punggung, pendek, tumpul, dan segitiga. Sirip tangan panjang dan lebar. Secara keseluruhan ia berwarna cerah, namun lebih putih di bawah tubuh daripada di punggung. Pesut dewasa beratnya lebih dari 130 kg dan panjangnya 2,3 m psaat dewasa. Panjang maksimum yang tercatat adalah jantan 2,75 m dari Thailand. Perkembangbiakan Lumba-lumba ini dianggap mencapai kedewasaan seksual pada 7 sampai 9 tahun. Di belahan bumi utara, perkawinan dilaporkan berlangsung pada bulan Desember sampai Juni. Masa hamilnya 14 bulan, melahirkan seekor anak setiap 2 hingga 3 tahun. Saat lahir panjangnya 1 m dan beratnya 10 kg. Anak itu disapih setelah berumur dua tahun. Umur pesut dapat mencapai 30 tahun.

Sepat
Sepat

Sepat rawa, Trichogaster trichopterus dari Prembun, Tambak, Banyumas Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia

Filum: Kelas: Ordo:

Chordata Actinopterygii Perciformes

Upaordo: Anabantoidei Famili: Osphronemidae

Upafamili: Luciocephalinae Genus: Trichogaster Bloch & Schneider, 1801 Spesies lihat pada tek

Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias. Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang terkadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi.

Taksonomi
Sepat semula digolongkan ke dalam suku Belontiidae, bersama cupang dan kerabatnya. Akan tetapi sekarang suku ini telah digabungkan ke dalam suku Osphronemidae, yang juga mencakup gurami dan sepat kerdil (Colisa). Marga Trichogaster berkerabat dekat dengan marga Colisa; anggota kedua marga ini sama-sama memiliki sirip perut berupa cambuk. Namun marga Trichogaster memiliki sirip punggung yang relatif lebih pendek, dan individu dewasanya berukuran jauh lebih besar daripada Colisa.

Sebagaimana kerabat-kerabat dekatnya, yakni tambakan, betok, gurami, dan cupang, sepat tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempattempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.

Jenis-jenisnya
Baik FishBase maupun Integrated Taxonomic Information System (ITIS) mendaftar empat spesies berikut ke dalam genus Trichogaster:

Trichogaster leerii (Bleeker, 1852); sepat mutiara Trichogaster microlepis (Gnther, 1861); Trichogaster pectoralis (Regan, 1910); sepat siam Trichogaster trichopterus (Pallas, 1770); sepat rawa

Satu jenis lagi dalam daftar FishBase, Trichogaster chuna (Hamilton, 1822), dimasukkan ITIS ke dalam marga Colisa sebagai Colisa chuna.

Kegunaan
Ikan sepat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain. Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan. Karena kegunaannya itu, sepat, terutama dari jenis T. pectoralis dan T. trichopterus, banyak diintroduksi ke mana-mana sebagai ikan konsumsi. Dan sebagai akibat kemampuan adaptasinya yang tinggi, ikan-ikan itu segera meliar dan berbiak di perairan bebas. Introduksi T. pectoralis ke Danau Tempe di Sulawesi tahun 1937 sedemikian berhasilnya, sehingga dua tahun kemudian ikan ini telah mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe.

Mujair

Mujair, Oreochromis mossambicus

Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili: Cichlidae Genus: Oreochromis Spesies: O. mossambicus Mujair adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai mujair untuk mengenang sang penemu. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut Java tilapia. Ikan berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari. Kebiasaan Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun. Mujair juga sangat peridi. Ikan ini mulai berbiak pada umur sekitar 3 bulan, dan setelah itu dapat berbiak setiap 1 bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah dibuahi akan dierami dalam mulut induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu hingga menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun mulut ini tetap menjadi tempat perlindungan anak-anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya. Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan. Tidak mengherankan apabila ikan ini dianggap invasif dan menimbulkan berbagai masalah baru di perairan yang didatanginya, seperti halnya di Singapura, dan di California Selatan, Amerika Serikat. Tidak luput pula adalah berbagai waduk dan danau-danau di Indonesia yang ditanami ikan ini, seperti misalnya Danau Lindu di Sulawesi Tengah.

You might also like