You are on page 1of 6

UTS MATERIAL NUKLIR

Pemisahan Zirkonium-Hafnium Metode Extractive Distillation

Disusun oleh Nina Fauziah (36010) Havid Viqri M.R. (36036) Dwi Febriani (36364) Prodi : Teknik Nuklir

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Pendahuluan

Zirkonium merupakan salah satu material penting dalam industri nuklir. Zirkonium biasanya digunakan sebagai material utama dari kelongsong bahan bakar nuklir dan struktur penyusun teras reaktor. Di alam, zirkonium berikatan dengan berbagai material, salah satu di antaranya adalah hafnium (1 - 3 %). Material ini memiliki beberapa sifat unggul,yaitu tampang lintang absorpsi neutron yang rendah,tahan terhadap suhu tinggi,sifat mekanik yang kuat,dan ketahanan terhadap korosi.Sehingga tidak heran jika material ini sangat dibutuhkan keberadaannya dalam teras reaktor. Sementara itu, hafnium memiliki tampang lintang absorpsi neutron yang relatif besar. Sebagai perbandingan, untuk neutron thermal, tampang lintang absorpsi zirkonium dan hafnium masing-masing adalah 1.8 x 10-29 m2 dan 1.05 x 10-26 m2. Dengan demikian, penting dilakukan pemurnian zirkonium dari hafnium untuk mengurangi fenomena penyerapan neutron yang tidak diinginkan di dalam teras reaktor. Nuclear Reactor Grade untuk Zirkonium Berikut ini adalah spesifikasi nuclear reactor grade untuk zirkonium sponge. Tabel I Spesifikasi nuclear reactor grade untuk zirkonium sponge

Dari table di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi maksimum hafnium untuk nuclear reactor grade pada zirconium sponge adalah 0,01 %. Pemisahan Zirkonium-Hafnium Proses pemisahan zirkonium dari pengotornya untuk keperluan nuclear grade dapat dilakukan beberapa cara yakni, fractional distillation, ion exchange, chromathography extraction, dan fractional Crystallization. Dalam industri pemurnian zirkonium saat ini, metode yang banyak dipakai adalah fractional distillation jenis Extractive Distillation. Metode Extractive Distillation ini banyak dipakai karena keunggulannya, yaitu : Dapat digunakan untuk produksi dalam jumlah besar

Dapat dilangsungkan proses produksi secara kontinyu Extractive Distillation Extractive distillation adalah jenis distilasi pada zat yang campuran yang memiliki titik didih tinggi, dan non-volatile relatif terhadap yang lain. Proses ini membutuhkan pelarut yang tidak membentuk formasi azeotropes dengan komponen lain dalam campurannya. Dalam industri, distilator ekstraktif biasanya digunakan untuk memisahkan material azeotropic, material dengan rentang titik didih yang pendek serta material yang bersifat non-volatile relatif. Extractive distillation dapat bekerja karena pelarutnya dipilih secara khusus sehingga memiliki interaksi yang berbeda pada tiap komponen dari campuran aslinya, dengan demikian dapat mengubah volatilitas relatifnya. Karena interaksi-interaksi tersebut banyak Gambar 1: Skema Extractive terjadi pada fase liquid, maka pelarutnya Distillation ditambahkan secara kontinyu dari sekitar daerah atas kolom distilasi sehingga sebagian besar fasenya berupa cairan pada tiap stage distilator. Campuran yang akan dipisahkan (feed) ditambahkan melalui jalur lain yang berada di antara bagian atas dan bawah kolom distilasi. Pada kolom extrakstif, komponen yang memiliki volatilitas tertinggi atau titik didih terrendah akan terbentuk di bagian atas kolom distilasi yang secara relatif sebagai distilat murni. Komponen lain akan meninggalkan kolom distilasi bersama dengan pelarutnya melalui bagian bawah dari kolom distilasi. Pemisahan Ziqrconium-Hafnium Menggunakan Metode Extractive Distillation Evaluasi kritis proses pada tekanan tinggi mengindikasikan banyak permasalahan, mulai dari temperatur kritis dan titik leleh dari ZrCl4, yakni 505oC dan 437oC . Pada rentang yang rendah ini maka sangat perlu untuk mengatur suhu yang tepat serta batas tekanan yang tepat pula agar dapat terbentuk fase liquid. Jika ZrCl4 bisa dikonversi ke fase liquid pada tekanan atmosfer, maka proses distilasi fraksi untuk mengambil HfCl4 dari Zr(Hf)Cl4 secara kontinyu dan efisien dapat dibuat. Fase liquid ini telah diproduksi dengan menggunakan lelehan garam nonvolatile. lelehan garam ini dapat melarutkan ZrCl4 dalam jumlah yang cukup besar pada kondisi suhu dan tekanan yang sesuai. Larutan seperti ini dapat melangsungkan pemisahan HfCl4 dari ZrCl4 pada suhu dibawah 673 K dan pada tekanan 1 atm. Proses distilasi digambarkan pada Gambar 2. Pada mulanya Zr(Hf)Cl4 mentah berupa padatan diuapkan terlebih dahulu menggunakan evaporator pada rentang suhu 200C hingga 550C tergantung pelarutnya, dan pada tekanan 0,5 kPa 150 kPa. Selanjtunya uap Zr(hf)cl4 tersebut dimasukkan secara kontinyu ke dalam kolom distilasi pada rentang suhu 400oC 550oC melalui aliran umpan yang ditandai dengan garis abu-abu. Pada saat yang bersamaan, terlihat pada garis jingga, pelarut ekstraksi berupa lelehan garam yang terdiri atas alkali metal chloride dan acid metal chloride. Yang umum digunakan adalah nAlCl3 dan pNaCl dengan perbandingan antara n dan p adalah 1,04<n/p<1,10. Kemudian garam leleh tersebut dialirkan dari bagian atas distilator menuju ke bagian bawah distilator melalui sebuah pompa sehingga arah alirannya berlawanan dengan arah aliran Zr(Hf)Cl4. Di dalam kolom distilasi, Uap

Zr(Hf)Cl4 yang masuk dari aliran umpan akan menuju bagian atas kolom distilasi dan bertemu dengan larutan garam potasium cholroaluminate (NaCl, AlCl3) dengan volatilitas yang rendah. Kemudian dari uap tersebut akan melakukan pertukaran dengan pelarut yang turun, sehingga terbentuk uap yang akan bergerak naik ke atas kolom distilator yang diperkaya dengan HfCl4, sedangkan cairan yang bergerak turun ke bagian bawah distilator kehilangan HfCl4. Uap yang kaya akan hafnium ini kemudian melewati absorber. Aliran ini ditunjukkan dengan garis warna merah pada Gambar 2. Fungsi dari absorber adalah : 1. Mensaturasikan pelarut dan menjaga suhunya pada kisaran 300C sampai 350C. 2. Melepaskan fraksi material yang tidak ditahan oleh pelarut (tidak diinginkan).

Gambar 2. Skema proses Extractive Distillation zirkonium-hafnium Kemudian sebuah kolom penjebak digunakan untuk menangkap residu alumunium sehingga hanya tersisa HfCl4 murni yang kemudian diteruskan pada kondenser dan diperoleh hasil akhir HfCl4. Pada bagian bawah, sebuah boiler atau pemanas bersuhu 500C, terisi dengan larutan yang kaya akan Zrcl4, yang ditunjukkan oleh garis kuning. Kemudian aliran larutan ini dilanjutkan pada kolom pemisahan. Dalam kolom ini terdapat gas inert yiatu nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk memisahkan ZrCl4 yang sudah diperkaya, dari pelarutnya. Terlihat pada Gambar 2 dengan garis warna biru muda bahwa nitrogen mengalir dengan arah aliran yang berbeda dari aliran larutan ZrCl4 sehingga uap dari ZrCl4 akan tertekan ke bagian atas terpisah dari pelarutnya. Uap ZrCl4 ini kemudian dialirkan menuju kolom penjebakan aluminium untuk menangkap residu AlCl3 yang mungkin masih ada. Setelah melalui kolom penjebakkan Al ini, selanjutnya

uap murni ZrCl4 tersebut dialirkan menuju kondenser untuk didinginkan dan hasil ZrCl4 dapat diperoleh pada keluaran kondenser ZrCl4. Arah aliran ini ditunjukkan pada Gambar 2 dengan garis biru tua. Sedangkan pelarut akan turun menuju sebuah tangki sebelum pompa, untuk kemudian disirkulasikan kembali untuk melanjutkan siklus. Diagram Mc Cabe dan Thiele (Larian 1959) dapat digunakan untuk menentukan jumlah stage yang dibutuhkan untuk memproduksi ZrCl4 dengan kadar Hf<0,01% di bagian bawah distilator dan HfCl4 dengan kadar Zr<1% di aliran produk tambahan di bagian atas distilator. Dengan volatilitas tetrachlloride 1,7 dari rentang suhu operasi, maka untuk mendapatkan kemurnian zirconim skala nuclear grade secara teoritis dibutuhkan 50 stage pada kolom distilasi. Salah satu kelebihan dari proses distilasi ekstraktif zirkonium ini adalah dapat memberikan produk tambahan berupa HfCl4. Jika diinginkan produk tambahan berupa HfCl4 dengan kemurnian cukup tinggi maka membutuhkan reflux ratio yang tinggi. Untuk memenuhi tujuan ini, maka dapat ditambahkan sebuah tangki kecil yang disebut reflux melt tank untuk mencampur produk tambahan yakni HfCl4 dengan garam pelarut dalam jumlah kecil untuk membentuk lelehan eutectic. Lelehan eutectic ini dialirkan kembali dari atas kolom distilasi. Jika dilakukan penambahan campuran eutectic antara garam pelarut dengan produk tambahan HfCl4 maka dibutuhkan pengurangan garam pelarut pada aliran buangan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesetimbangan jumlah garam pelarut dalam aliran proses. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, di India sudah pernah dilakukan studi serta penyusunan proposal untuk pembuatan distilator ekstraktif untuk pemurnian zirkonium nuclear grade dengan spesifikasi : Tabel 2. Spesifikasi Sistem Distilator Ekstraktif Pemurnian Zirkonium (India) Jumlah Stage 30 Stage Jarak Tiap Stage 100 mm Diameter Stage 150 mm Fabrikator Inconel 600 peralatan Lelehan garam 200 kg Kelemahan Metode Extractive Distillation Metode Extractive Distillation ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : Untuk memisahkan hafnium dari zirkonium dibutuhkan pasokan energi dalam jumlah besar karena menggunakan distilator pada suhu yang cukup tinggi dan tekanan tertentu. Dibutuhkan komponen yang tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan.

Sumber http://en.wikipedia.org/wiki/Extractive_distillation diakses 25 Oktober 2012 http://chersources.com/Extrctive_Distillation:An_In-Depth_look diakses 25 Oktober 2012 Mallikarjunan, R., Sehra, J.R., 1989. Pyrometallurgical Process for the separation of hafnium from zirkonium. Bull. Mater. Sci., Vol 12 : India. Paten nomor : US 7.708.962 B2, 4 Mei 2010

You might also like