You are on page 1of 14

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel adalah materi terkecil penyusun makhluk hidup.

Sifat terpenting sel ialah kemampuan untuk tumbuh dan membelah diri yang menghasilkan molekul-molekul seluler baru dan memperbanyak dirinya, dengan demikian proses bagaimana cara atau mekanisme pewarisan sifat pada mahluk hidup ditentukan pada sel dan bagian-bagiannya. Hal ini sesuai dengan teori sel dari Rudolf Virchow yang menyatakan bahwa setiap sel berasal dari sel yang sudah ada. Pada makhluk hidup uniseluler, proses perkembang biakan terjadi dengan proses pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dari empat sel menjadi delapan dan seterusnya. Pada makhluk hidup multiseluler, pembelahan sel akan berakibat pada bertambahnya sel-sel tubuh. Maka dari itu terjadilah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga terjadi pada sel kelamin atau sel gamet. Setelah dewasa sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah dan membentuk sel-sel kelamin. Dalam hal ini, seorang laki-laki akan menghasilkan sperma di dalam testis sedangkan wanita akan menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pada makhluk hidup, sel penyusun tubuh terdiri atas berikut; 1. Sel somatis (sel tubuh) yang dapat memperbanyak diri melalui pembelahan yang berlangsung secara mitosis. 2. Sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma dan ovum yang dapat diproduksi melalui pembelahan yang berlangsung secara meiosis.

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan menulis makalah ini yaitu memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing, menambah pengetahuan tentang

pembelahan sel secara tidak langsung dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. 1.3 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan mitosis? Fase apa saja yang terjadi saat mitosis? Apa yang dimaksud dengan meiosis? Fase apa saja yang terjadi saat meiosis?

II PEMBAHASAN 2.1 Mitosis Mitosis ialah proses pembelahan inti sel yang diikuti oleh pembelahan sel ibu menjadi dua sel anak. Mitosis berati threads yang memliki arti munculnya benang atau kehadiran kromosom ketika sel siap membelah (Anynomus, 2008). Pioner dari proses pembelahan mitosis ini adalah Walther Flemming yang mengamati subtansi inti sel yang diberinama kromatin. Beliau memperhatikan bahwa kromatin dalam sel tidak memperlihatkan penampakan yang sama di setiap sel (OConnor, 2008). Pada proses mitosis ada bagian yang sangat berperan yaitu Mitotic apparatus atau perlengkapan mitosis yang meliputi bangunan sebagai aster dan kumparan di sekeliling sentriole. Mitotic apparatus mempunyai struktur yang halus, walaupun strukturnya hanya dapat diamati menggunakan mikroskop elektron. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis. Tahap tahap dari mitosis adalah : a. Profase Profase yang merupakan fase pertama miosis terjadi setelah selesainya proses dari interfase. Selama profase kromosom sel, yang sudah diduplikasi pada fase S, tampak memadat dan tampak lebih ratusan bahkan ribuan kali lebih tebal dibanding saat interfase. Hal ini karena setiap duplikat kromosom terdiri atas dua sister kromatid identik yang bergabung

dalam titik sentromer. Sehingga strukturnya kini terlihat seperti huruf X ketika diamati dibawah microskop. Beberapa DNA pengikat protein mengkatalisasi proses pemadatan, termasuk kohesi dan kondensi. Kohesi membentuk cincin-cincin yang mengikat sister kromatid tetap bersama, sementara kohesi membentuk cincin-cincin yang mengikat dan membentuk kromosom menjadi bentuk yang lebih padat. Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kromosom , yaitu benang-benang rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan 2 kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua kromatid tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar (sister chromatid), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer pada lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menyempit, tampak lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2 lengan. Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel) yang berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah mendorong dua sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya, sentrosom saling menjauh. Pada umumnya fase ini berlangsung selama 1,5 jam yang merupakan waktu yang terpanjang diantara tahap-tahap yang lain. b. Prometafase Sebelum memasuki metafase sel memasuki prometafase dimana selama prometafase selubung nucleus mulai terfragmentasi. Mikrotubula pada gelondong sekarang dapat memasuki nucleus dan berinteraksi dengan kromosom, yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubula memanjang dari setiap kutub kearah pertengahan sel. Masing-masing dari kedua kromatid yang berasal dari satu kromosom sekarang memiliki struktur khusus yang disebut kinetokor yang terletak di daerah sentomer. Sebagian mikrotubula melekat di kinetokor, interaksi ini menyebabkan kromosom mulai melakukan gerakan yang tersentak-sentak.

C. Metafase Setelah profase berakhir metafase dimulai, kromosom berjajar sepanjangekautor sel. Setiap kromosom setidaknya tersambung dengan dua mikrotubul melekat pada kinetokor, masing-masing mikrotubbul terikat pada sentriol di dua kutub berlawanan. Pada kondisi ini tekanan didalam sel menjadi seimbang, dan kromosom tidak lagi bergerak-gerak. Setelah benang gelendong (mikrotubul) berkembang lengkap dan tiga jenis mikrotubulus telah muncul. Mikrotubul kinetokor yang melekat dari kutub setriol ke kintokor; mikrotubul interpolar yang memanjang dari setiab kutub ke equator, hingga hampir mencapai kutub berlawanan, dan mikrotubul astral memanjang dari kutub ke membran dinding sel. Ringkasnya metafase terlihat pada kondisi dimana masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase

d. Anafase Tahap anafase ini dimulai ketika pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisah, yang akhirnya melepaskan kromatid bersaudara bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan. Enzym yang memecah kohesi yang mengikat sister kromatid selama profase juga membantu pelepasan sister kromatid. Setelah berpisah setiap kromatid sekarang dianggap sebagai kromosom lengkap. Perubahan panjang mikrotubul yang terus memendek menyebabkan mekanisme pergerakan kromatid ke arah kutub berlawanan oleh memendeknya mikrotubuloa kinetokornya. Karena mikrotubula kinetokor melekat pada sentromer, oleh karena itu sentromer tertarik terlebih dahulu. Mikrotubul astral juga memendek mengakibatkan penarikan antar kutub yang semakin menjauh dan mendekati dinding sel. Pada saat yang bersamaan mikrotubul interpolar saling memendek memberikan gaya

tambahan untuk mendorong kromosom ke kutub berlawanan. Pada akhir anafase ini kedua kutub sel memiliki koleksi kromosom yang ekuivalen dan lengkap.

e. Telofase dan Sitokinesis Telofase dimulai saat kromatid sampai di masing-masing kutub sel, benang mikrotubul menghilang, dan selubung lapisan inti mulai tampak terlihat disekitar kedua set kromosom. Fosforilasi dan defosforilasi lamina di ujung sel memberikan formasi membran inti dilingkari setiap kelompok baru set kromosom yang kini menjadi kurang tergulung rapat . Sitokinesis merupakan proses dimana sel asal benar-benar terpisah menjadi dua sel anak. Selama akhir mitosis muncul lekukan membran di sekitar ekuator sel. Posisi lekukan dipengaruhi oleh mirotubul astral dan interpolar. Lekukan menjadi makin dalam oleh adanya aksi kontraksi filamen aktin dan miosin yang membuat sel semakin membela hingga menghasilkan dua sel anak dengan ukuran yang seimbang.

2.2 Meiosis Meiosis merupakan proses pembelahan sel yang terjadi antara sel-sel kelamin dari organisme yang mengadakan reproduksi secara generatif atau seksual. Meiosis pertama kali dikemukakan oleh Oscar Hertwig lilmuwan zoologist Jerman yang menemukan sistem fertilisasi pada sea urchins. Dia mengemukakan peran dari inti sel selama pewarisan dan pengurangan jumlak kromosom melalui proses meiosis pada tahun 1876. Meiosis berasal dari kata meioun yang artinya menjadikan kecil. Hal ini mengacu pada jumlah kromosom yang dihasilkan pada sel anak berkurang setengahnya selama proses meiosis. Perbedaan dengan mitosis tersebut terjadi karena pada proses meiosis terdapat 1 kali replikasi DNA yang diikuti oleh 2 kali pembelahan sel. Pada meiosis ini juga terjadi proses

rekombinasi gen yang tidak ada pada mitosis. Hasil dari meiosis ialah sel gamet yang masing-masing berbeda genetiknya (OConnor, 2008). Berdasarkan tahap-tahap yang berlangsung, meiosis dibagi menjadi dua bagia, ialah meiosis I dan meiosis II. Meiosis I Meiosis merupakan proses yang lambat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan mitosis. Proses terlama terjadi pada profase I, dimana pasangan kromosom homolog bersama-sama membentuk pasangan bivalent yang dinamakan tetrad karena terdiri atas 4 kromatid. Para ilmuwan membagi profase I dalam beberpaa segmen berdasarkan penampilan kromosom, yaitu fase: leptoten, zygotene, pakiten, pakiten dan diploten. Fase-fase pada Meiosis I:

1. Profase I : Kromatin berkondensasi (menebal) membentuk kromatid.Tahap ini terdiri atas lima subfase yaitu a) Leptoten : kromosom berduplikasi membentuk 2 kromatid b) Zigoten : terbentuk sinapsis antardua kromosom homolog c) Pakiten : terbentuk tetrad d) Diploten : terbentuk lipatan antarlengan kromosom yang disebut kiasma, juga ada kemungkinan terjadi crossing over (pindah silang). Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja, sehingga mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. e) Diakenesis : sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.

2. Metafase 1 Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan. 3. Anafase I Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda. 4. Telofase I Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (sister cromatid) yang terhubung melalui sentromer. Meiosis II Sel anak memasuki proses meiosis II tanpa melewati fase interfase untuk replikasi DNA terlebih dahulu. Meiosis II berfungsi seperti mitosis tetapi dengan menurnkan jumlah kromosom menjadi setengahnya. Sehingga akhir dari meiosis II adalah terbentuknya 4 sel anak haploid yang mengadung satu copy tunggal kromosom. Rangkuman singkat fase-fase pada Meiosis II adalah: 1. Profase II: Benang benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom; kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi; dinding inti menghilang dan sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan dan benang gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan. 2. Metafase II:

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya. 3. Anafase II: Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. 4. Telofase II:
Khromatid berkumpul pada kutubnya masing-masing dan menjadi khromosom. Inti hanya memiliki setengah pasang jumlah kromatid, maka disebut haploid. Hasil dari pembelahan meiosis II adalah spermatid yang selanjutnya mengalami perubahan bentuk menjadi spermatozoon, sedang oosit II akan menjadi ovum dewasa

III KESIMPULAN Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Mitosis terdiri dari , profase, prometafase, metafase, anafase, telofase dan Sitokinesis. Meiosis merupakan proses pembelahan sel yang terjadi antara sel-sel kelamin dari organisme yang mengadakan reproduksi secara generatif atau seksual. Meiosis terdiri dari sekali duplikasi kromosom yang diikuti oleh dua kali pembelahan, hingga pada akhirnya dihasilkan sel-sel haploid. Berdasarkan tahap-tahap yang berlangsung, meiosis dibagi menjadi dua bagian, meiosis I dan meiosis II. Meiosis I terdiri Profase I, Prometafase I, Metafase I, Anafase I, Telofase I. Meiosis II terdiri dari Profase II ,Metafase II, Anafase II, dan Telofase II.

Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Mitosis dan Meiosis

MITOSIS pengertian: satu tipe proses pembelahan sel dimana jumlah kromosom berkurang setenghanya dikarenakan pemisahan kromosom homolog pada sel diploid. hanya sel kelamin: gamet hasil pembelahan: betina /sel telur atau gamet jantan/ sel sperma

MEIOSIS proses pembelahan sel nonsexual dimana sel membagi mejadi dua copy sel anak yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel asal

sel somatis atau selain sel kelamin

hasil & jumlah sel anak: tahapan:

4 sel anak haploid

2 sel anak diploid

tahapan meiosis adalah: interfase, profase i, metafase i, anafase i, telofase i, profase ii, tahapan mitosis adalah: interfase, profase, metafase, anafase, dan

metafase ii, anafase ii dan telofase telofase ii. ditemukan oleh: tipe reproduksi: komposisi genetik: sitokinesis: Oscar Hertwig Sexual Berbeda terjadi di telofase i & telohpase ii jumlah pembagian: 2 Walther Flemming asexual identik

terjadi di telofase

1 tidak reproduksi selular &

pasangan homolog: Ya fungsi: reproduksi seksual

pertumbuhan dan perbaikan tubuh

jumlah kromosom: kariokinesis: crossing over: terjadinya rekombinasi: pemisahan

berkurang setengah terjadi pada interfase i pelekatan kromososm

tetap sama terjadi pada in interfase tidak terjadi

Ya

tidak

sentromer berpisah tidak

sentromer berpisah pada

sentromer:

terjadi di anafase i, tapi pada anafase ii

anafase

DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A. Campbell, Jane B. Reece, & Lawrence G. Mitchell, 2002, Biologi, Erlangga, Jakarta

DR. Subowo, MSc., Ph.D, 1989, BIOLOGI SEL, Elstar Offset, Bandung http://zaifbio.wordpress.com/2012/03/29/pembelahan-sel/ diakses pada tanggal 155 September 2012, pada pukul 15.11

MAKALAH GENETIKA MITOSIS DAN MEIOSIS

Oleh : Yudis Tira A W Kelas : B 200110110080

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012

You might also like