You are on page 1of 42

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga tugas kolektif yang berbentuk makalah IAD (ilmu alamiah dasar) materi bumi dalam alam semesta dapat terselesaikan tepat waktu, meskipun dengan berbagai macam halangan. Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi yang akan kami presentasikan dan merupakan implementasi dari program belajar aktif. Dengan tersusunnya makalah ini, kami dapat mengetahui dan memahami awal dari perkembangan IPA itu sendiri yang sangat koheren dengan kegiatan kita sehari-hari. Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan membawa dan memberi serta menambah wawasan kita mengenai IPA yang kemudian dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kesalahannya kekhilafan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah berikutnya.

Ciamis 20 Oktober 2012 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Ilmu alamia (I. A) sering disebut ilmu pengetahuan Alam (IPA) dan akhir-

akhir ini ada juga yang menyebut ilmu kealaman yang dalam bahasa inggris disebut Natural Science atau disingkat sclences dan dalam bahasaindonesia sudah lazim digunakan istilah Sains. I. A merupakan ilmu pengetahuan yang dikaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan perinsip. Ilmu Alamia Dasar (IAD) yang disebut juga dengan (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsepkonsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.

2.

Tujuan Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi dengan adanya makala ini dapat

memudahkan dan memahami konsep perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai terwujudnya metode ilmia yang merupakan ciri khusus IPA

BAB II PEMBAHASAN

A. PEMBENTUKAN TATA SURYA & ALAM SEMESTA Teori Asal Mula Alam Semesta Teori Letusan Hebat Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal sebagai kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang hampir seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal. Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat yang unik yang disebut letusan hebat. Teori letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang dalam galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929 Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per-detik.

Rupanya galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk internalnya selama waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara sendirisendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-bintang. Teori Keadaan Tetap Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi sempurna atau lengkap dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat. Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi. Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu hukum. Teori Terbentuknya Tata Surya Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari,

bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut: 1. Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796). Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari. Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan. 2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom. Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak

kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari. 3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal. Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planetplanet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi. 4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.

5. Teori Bintang Kembar Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planetplanet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari. 6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman. Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya. Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan. Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang seharusnya ada ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang. Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogenhelium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3) C. Teori Asal Mula Bumi Lima miliar tahun yang lalu,system tata surya kita tidak ada. Yang ada hanyalah awan debu dan gas yang secara perlahan berubah bentuk.sembilan planet, termasuk Bumi, dibentuk dari materi yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola salju, di dalam kabut. Mengenai teori sejarah asal terbentuknya bumi sebagai berikut; Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di pusat nebula matahari.

Matahari terbentuk di pusat awan ini. Sementara itu, gas dan bahan lain di bagian luarnya menggumpal. Bebatun kecil berubah menjadi lebih besar, membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet dengan diameter beberapa kilometre. Protoplanet saling bertumbuhan satu sama lain dan menggumpal hingga mencapai ukuran planet (memiliki diameter beberapa ribu kilometer). Hingga ratusan juta tahun, planet tersebut dibombardir secara kuat dan terus menerus oleh bebatuan lain. Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumitelah diselimuti oleh lautan larva yang berasal dari bebatuan yang terbakar dan luasnya mencapai beberapa kilometre. Secara perlahan, lautan larva tersebut mendingin membentuk kerak yang dihantam terus menerus oleh berbagai meteor dan komet. Planet muda kita juga mengalami aktifitas vulkanik yang melepaskan lapisan udara secara radikal, lapisan udara ini berbeda dengan lapisan udara saat ini. Keberadaan air dimungkinkan berassal dari kedalaman bumi atau dibawa dari angkasa oleh komet dan membentuk laut. Pada saat bersamaan, kerak bumi berupa menjadi benua. Kemunculan benua, laut, dan lapisan oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan molekul yang lebih kompleks, yang menuntun terciptanya fenomena yang luar biasa, yaitu kehidupan. Bahkan lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat cepat muncul dari laut, kurang dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta. Kehidupan memerlukan beberapa miliar tahun lagi ke daratan. Definisi Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali kita

mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa kuasa tuhan alam semesta ini. B. BUMI SEBAGAI PLANET Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang terdapat kehidupan dan merupakan tempat tinggal bagi manusia. Sebagai tempat tinggalnya, manusia berusaha untuk mengetahui seluk beluk tentang Bumi. 1. Sejarah Perkembangan Muka Bumi Pengetahuan terhadap bumi memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar,di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, sehingga magma dapat menerobos ke permukaan. Teori perkembangan muka bumi antara lain dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut. a. Alfred Lothar Wegener (1880-1930) Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran BenuaBenua pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapat dukungan. Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu mempunyai kesamaan. Keadaan ini telah

dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari

Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca. 2. Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut. a) Bentangan-bentangan sendirisendiri. b) Samudra Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan. c) Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, di dekat pantai barat Amerika Serikat. d) Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra. b. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969) Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural History Ohio State University, dan Whichita State University, membuktikan bahwa daerah Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan samudra dan benua-benua mengapung

badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar di planet bumi ini. 2. Karakteristik Pelapisan Bumi a. Pelapisan Bumi (Kerak Bumi) Kerak bumi adalah lapisan yang paling atas dan tipis (seperti kulit ari) yang disebut dengan litosfer. Lapisan kerak bumi itu terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua (ketebalan sekitar 40 km) dan kerak dasar samudra (ketebalan sekitar 10 km). Ketebalan kerak bumi di bawah benua adalah 30 kilometer, sedangkan di bawah samudra 5 hingga 7 kilometer. Kerak samudra berumur kurang dari 200 juta tahun, terbentuk oleh letusan gunung api sepanjang celah-celah bawah laut (disebut pematang tengah samudra) dengan material penyusun berupa batuan basal. Lapisan kerak bumi berumur 3,8 milyar tahun dan tersusun dari batuan granit ringan, sementara lapisan di bawahnya berupa batuan basal yang lebih rapat yang terbentuk melalui bermacam-macam proses. Batuan tertua dijumpai di masa Prakambrium sedangkan batuan yang lebih muda terbentuk selama zaman-zaman pembentukan gunung. Angin dan hujan menggerus kerak benua dan menciptakan pasir, debu, serta lumpur yang hanyut ke samudra sehingga terbentuk suatu lapisan sedimen yang sangat tebal sehingga menutup lapisan batuan basal, lava bantal, retas vertikal, dan gabro berbutir kasar. b. Dinamika Kerak Bumi Kerak bumi terpecah menjadi sekitar 12 lempeng yang saling bergerak mendatar. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar) tetapi berukuran kecil ada arah vertikal.

Pergeseran lempeng yang tidak sama mengakibatkan ada tiga jenis batas pertemuan antar lempeng, yaitu dua lempeng saling menjauh (divergentjunctions), dua lempeng saling bertubrukan (subduction zobes), dan dua lempeng saling berpapasan (transform fault). Berikut adalah penjelasan tentang teori pertemuan lempeng. 1) Dua Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Junctions) Peristiwa ini terjadi apabilaarah pergerakan lempeng (baiklempeng benua maupun lem-peng samudra) saling bertolakbelakang. Contoh perbatasandivergent lempeng samudra ada-lah punggungan samudra danperbatasan divergent lempengbenua adalah Lembah Retak Besar Afrika. Kejadian yang dijumpai di daerah divergent junction yaitu : a) Aktivitas vulkanisme laut; b) Aktivitas gempa.; c) Perenggangan lempeng yang disertai dengan tumbukan di kedua tepi lempeng; d) Pembentukan tanggul dasar samudra (mid ocean ridge). 2) Dua Lempeng Saling Menumbuk (Subduction zone) Lempeng dasar samudra yang lebih tipis didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan kaku. Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat pergesekan dua lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang dinamakan batuan bancuh atau mlange. Bongkahan lempeng benua yang hancur akibat pergesekan akan menambah campuran bancuh tersebut. Di sepanjang zone subduction bermunculan puncak gunung api dan sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat. Di daerah tumbukan dua lempeng terjadi beberapa fenomena, yaitu : a) lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua, b) terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu, c) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan, d) terdapat aktivitas vulkanisme,

intrusi, dan ektrusi, e) merupakan daerah hiposentrum gempa baik dangkal maupun dalam yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik dan gelombang tsunami, f) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng, dan g) timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange. Contoh fenomena yang diakibatkan oleh tumbukan dua lempeng, antara lain Palung Jawa (sebelah Selatan Pulau Jawa), Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. 3) Dua Lempeng Saling Berpapasan/Pergeseran Mendatar Di daerah seperti itu terda-pat aktivitas vulkanisme yanglemah dan gempa yang tidakkuat. Gejala pergeseran itu tam-pak pada tanggul dasar samudrayang tidak berkesinambungan,melainkan terputus-putus. 3. Pengukuran Umur bumi Asal usul tentang planet termasuk di dalamnya adalah Bumi telah di terangkan di atas. Selanjutnya manusia berusaha untuk mengetahui tentang umur bumi. Beberapa teori yang dikemukakan untuk mengetahui umur bumi adalah sebagai berikut. a. Teori Kadar Garam Menurut teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut. Mula-mula laut merupakan air tawar, dengan adanya sirkulasi air maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa garam-garaman. Keadaan semacam ini berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan diketahuinya kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam saat ini yaitu 320 maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk kurang lebih 1000 juta tahun yang lalu. b. Teori Sedimen Teori ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan

sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen, bumi terbentuk kurang lebih 500 juta tahun yang lalu. c. Teori Termal Menurut teori termal pengukuran umur bumi didasarkan pada suhu bumi. Mula-mula bumi merupakan batuan yang sangat panas dan lama kelaamaan mendingin. Diketahuinya massa dan suhu bumi sekarang, ahli fisika Elfin dari Inggris memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi dingin memerlukan waktu kurang lebih 20.000 juta tahun. d. Teori Radioktif Pengukuran umur bumi menurut teori radioaktif di dasarkan pada peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dengan memerhatikan perbandingan antara kadar unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka dapat diukur umur suatu batuan. Berdasarkan teori ini diperkirakan umur bumi adalah 5 sampai 7 ribu juta tahun. 4. Keadaan Bumi Selain pengukuran umur bumi para ahli juga melalukan penelitian tentang keadaan bumi sebagai berikut. 1) Garis tengah bumi pada kutub 12.714 Km, di khatulistiwa 12.757 km, sedangkan jari-jari bumi 6.378 km. 2) Keliling khatulistiwa adalah 40.000 km. 3) Jarak dari matahari, jarak terjauh 152 km, terdekat 147 km, dan jarak rata-rata 149 km. 4) Kecepatan berputar mengelilingi matahari sebesar 106.200 km/jam. 5) Kecepatan melepaskan diri dari gravitasi bumi adalah 40.500 km/jam. 6) Massanya 6600 juta ton. 7) Panjang tahun 365 hari 5 jam 48 menit. 8) Panjang hari 23 jam 56 menit. 1

9) Sudut kemiringan 23 2. 10) Berat jenis 5.41 jika dibanding dengan air. 11) Jarak bumi ke bulan 384.550 km. 12) Umur bumi 4700 juta tahun.

5. Struktur Bumi . Bumi yang kita tempati diselimuti oleh gas yang disebut dengan atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer dan pada bagian bumi yang padat terdiri atas kulit bumi dan centrosfer. a. Atmosfer, merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi atau dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan udara. Tebal atmosfer sekitar 48.000 km dihitung dari permukaan air laut. b. Hidrosfer, merupakan lapisan air yang ada di bumi. Hidrosfer meliputi lautan, danau, sungai, dan es yang terdapat di kutub. Hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap atmosfer karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan hujan dan kembali ke laut dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. c. Kulit bumi, tebalnya kurang lebih 32 km, merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa daratan sebagai tempat tinggal manusia. Di bawah kulit bumi terdapat inti bumi dan centrosfer. Intibumi (core) terbagi menjadi 2, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti bumi dalam (Inner core). 1) Inti Bumi Luar (Outer Core)

Inti bumi luar terdapat pada kedalaman 2.900 . 5.100 km terdiri atas besi dan sejumlah Silia, Sulfur dan oksigen. Massa jenis lapisan ini sekitar 8, 9. 2)Inti Bumi Dalam (Inner Core) Inti bumi dalam terdapat pada kedalaman 5.100 . 6371 km yang terdiri atas besi padat (solid iron). Massa jenis lapisan ini sekitar 9,6. Mantel (Centrosfer) letaknya pada kedalaman 400 km, terdiri atas 3 bagian. 1) Bagian Atas Dicirikan oleh sebaran gelombang gempa rendah, terutama gelombang S. Terletak pada kedalaman 400 . 450 km.Tersusun oleh susunan batuan Eklogit, Pridotit yang kaya akan mineral-mineral Mg, Ca, Na, Silikat, dan Na. 2) Bagian Tengah Dicirikan dengan landasan kecepatan gelombang gempa yang tinggi. Terletak pada kedalaman 450.1000 km. Kaya akan silikat besi padat, Mg, Ca, silikat, dan oksida besi.

3) Bagian Bawah Dicirikan dengan kenaikan kecepatan rambat gelombang gempa selaras dengan bertambahnya kedalaman. Terletak pada kedalaman 1000 . 2900 km. Terdiri atas Oksida besi padat, Mg, dan SiO 6. Unsur Materi Bumi Materi bumi terdiri atas benda padat, cair,gas, dan materi padat berupa batuan. Secara skematik komposisi hancuran bahan padat bumi berdasar ukurannya adalah sebagai berikut. Berdasarkan skema di atas dapat dikatakan bahwa penyusun bumi yang dianggap paling kecil adalah unsur atau elemen. 7. Rotasi Bumi Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada poros ( sumbunya). Dalam sekali putaran bumi memerlukan waktu 24 jam, dan arah perputarannya dari barat ke timur. a. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berotasi 1) Percobaan Berzenberg dan Reich (1802) Percobaan yang dilakukan oleh Berzenberg dan Reich adalah menjatuhkan peluru-peluru logam dari ketinggian tertentu, yaitu dari menara setinggi 110 m. Ternyata peluru-peluru tersebut tidak pernah bisa jatuh tepat di titik yang tegak lurus, tetapi arah jatuhnya selalu melenceng ke arah timur. Hal ini membuktikan bahwa bumi selalu berputar, karena kalau bumi itu diam, maka peluru-peluru tersebut pasti jatuhnya tepat di bawah titik jatuhnya. 2)Percobaan Ayunan Foucault (1852) Pada tahun 1852 Seorang ilmuwan dari Prancis bernama Foucault melakukan percobaan di kota Paris. Percobaan tersebut dengan menggunakan sebuah bandul besi yang sangat berat, digantungkan pada tali yang panjangnya lebih dari 60 m, dan dikaitkan pada langit-langit kupel di sebuah gedung Pantheon di kota Paris (49 LU).

Mula-mula bandul besar ditarik ke samping, kemudian dilepaskan dan dibiarkan berayun. Gerak ayunan dari bandul dapat diteliti dan dicatat, karena ada sebuah pin yang diletakkan di bagian bawah bandul. Pin tersebut akan membuat goresan-goresan kecil pada pasir halus yang diletakkan di dalam bak di bawah bandul tersebut sewaktu bandul berayun. Setelah beberapa saat dapat terlihat dengan jelas, bahwa bidang ayunan bandul tersebut bergeser membuat putaran dengan arah yang sama dengan arah gerak jarum jam. Hal ini menandakan bahwa bumi yang berada di bawah bandul berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak jarum jam. b. Akibat Rotasi Bumi Beberapa kejadian penting sebagai akibat dari rotasi bumi adalah sebagai berikut. a) Peredaran semu harian benda-benda langit, yaitu pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada benda-benda langit dan matahari. b) c) Peristiwa siang dan malam. Perbedaan waktu, terdapat perbedaan daerah waktu di dunia berdasarkan letak garis lintang dan garis bujurnya. Tiap 1jarak dua garis meredian yang berurutan, waktunya berbeda 4 menit, atau tiap 15 berbeda 1 jam. Perbedaan arah angin pasat. Bentuk bumi yang pepat. Perbedaan besarnya gaya gravitasi bumi.

2. Revolusi Bumi Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa: Bumi berputar mengelilingi sumbunya sekali putaran dalam sehari.

Bumi bergerak mengelilingi matahari sekali dalam setahun. Sesuai dengan pendapat Copernicus, maka bumi di samping berputar mengelilingi sumbunya sekali sehari, juga berputar mengelilingi matahari atau yang disebut dengan revolusi. a. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berevolusi Bumi berevolusi dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan oleh para ahli, sebagai berikut. 1) Aberasi (Sesatan Cahaya) Orang melihat sebuah bintang S melalui sebuah teropong O, jika teropong diam maka bintang Sakan tampak gambarnya di titik B, tetapi kenyatanya tidak demikian. Orang yang melihat dengan arah OS, bintang tersebut tidak terlihat di B (dengan arah SOB), melainkan melenceng ke sampingnya yaitu di titik B.. Hal ini menunjukkan bahwa teropong tersebut tidak diam, tetapi bergerak mengikuti bumi. Bersamaan dengan berjalannya cahaya dari titik O sampai B, teropong berpindah tempat atau berubah arahnya, berakibat cahaya tidak lagi jatuh di titik B, melainkan di samping titik B.. Dapat dilihat bintang tidak lagi dalam arah OS, tetapi dalam arah OS.. Bintang seolah-olah bergeser dengan arah yang sama dengan gerakan itu. Gejala ini disebut sesatan cahaya, atau aberasi cahaya. 2) Parallaxis (Beda Lihat) Parallaxis adalah sudut dengan seluruh jari-jari lintasan bumi dilihat dari sebuah bintang. Sudut akan semakin kecil jika jarak bintang semakin jauh dari matahari. Bintang-bintang di langit mempunyai jarak yang sangat jauh dari bumi, menyebabkan sudut parallaxis bintang-bintang pun sangat kecil. b. Akibat Revolusi Bumi

Beberapa kejadian penting sebagai akibat dari revolusi bumi adalah sebagai berikut. 1) Pergeseran matahari antara garis balik utara dengan garis balik selatan.

2) Perubahan lamanya siang dan malam. 3) Adanya pergantian musim. 4) Peredaran semu tahunan matahari. 5) Adanya zodiak dan rasi-rasi bintang. 6) Adanya perhitungan tarikh matahari. C.STRUKTUR BUMI

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan

bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer. 2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan

bawah lapisan kerak bumi.

merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC. 3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun

utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola

dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC. Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat. A. ATMOSFER Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi

terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara,

sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan

volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air. Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air.

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain : 1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada

siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. 2. 3. 4. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi Menyediakan okisgen dan karbon dioksida. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia. Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi. Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu : a. Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 19 km

pada daerah ekuator.

Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan

bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 12 km. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu : Lapisan Udara DasarTebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah. Lapisan Udara BawahLapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 8 km. Di dalam

lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubahubah. Lapisan Udara TropopouseMerupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai - 80o C pada musim panas dan antara - 57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang

menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es). b. Stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan ionosfer. ada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini

merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :

Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara 50o C sampai -55o C.Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu - 50o C sampai + 50o C. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.c. Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi

antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah 110o C . d. Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh

karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu : 1. Lapisan Udara E Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar - 70o C sampai +50o C . 2. Lapisan udara F

Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON. Lapisan udara atomPada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C .

e. Ekosfer atau atmosfer luar Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,

kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Ozon Dalam AtmosferOzon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk

mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air. Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara. Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.

Ozon memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat mengalami dekomposisi. Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer. Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi. Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.

Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning. B. HIDROSFER Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah

perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan. Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya. Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi organismeorganisme di laut. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.

1.

Samudera-samudera dan laut-laut Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila

di lihat dari luar bumi, terlihat seperti bulatan air. Tubir samudera yang paling dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di

permukaan bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km. Pada dasarnya yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi sebagian besar permukaan bumi. Secara langsung maupun tidak, laut sangat berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi. Berat jenis air laut adalah 1,027, disebabkan oleh larutan garam-garamair laut rata-rata mempunyai kandungan garam dan berbagai jenis mineral dengan konsentrasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan air sungai atau danau, yaitu sekitar 35%. Hal inilah yang mengakibatkan organisme laut memiliki struktur tubuh maupun kondisi fisiologis yang sangat berbeda dengan organisme yang hidup di air tawar. Besarnya kadar bagi masing-masing garam di laut adalah sebagai berikut : NaCl 77,76%, MgCl2 10,88%, MgSO4 4,74%, CaSO4 3,60%, K2SO4 2,64%, CaCO3 0,34%, MgBr20,22% dari sejumlah garam yang ada di dalam air laut. Garam-garam ini terlarut dalam air sungai. Air hujan yang jatuh di daratan meresap ke dalam tanah dan ke dalam lapisan-lapisan di bawahnya, melarutkan garam-garam yang dapat dilarutkan dan semua ini diangkut sebagai larutan yang amat encer yang mengalir ke laut. Kemudian air diuapkan, melalui peredarannya lagi dan garam tinggal di samudera. Pada dasarnya, kandungan garam kapur yang dilarutkan oleh air hujan sangat besar, akan tetapi kandungan garam kapur di laut amat sedikit. Hal ini dikarenakan jasad-jasad laut membutuhkan banyak garam kapur untuk menyusun tubuhnya. Laut terasing, yaitu laut yang berhubungan dengan laut terbuka yang belum putus, mengandung lebih banyak garam daripada laut terbuka. Laut

Tengah memiliki kadar garam lebih tinggi daripada Laut Antlantik; Laut Hitam

kadar garamnya lebih tinggi daripda Laut Tengah. Laut Kaspi dan Laut Mati memiliki kadar garam yang lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan pada laut yang terasing kadar garamnya tidak dialirkan lagi ke tempat lain seperti halnya laut terbuka.Selain mengandung garam, air laut juga mengandung gas, terutama CO2 yang terdapat di laut 27 kali lipat lebih banyak daripada di hawa udara. Karenanya, samudera dianggap sebagai suatu pengatur kadar CO2 udara. Wilayah laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : Berdasarkan letaknya, terbagi menjadi laut tepi yang terletak di antara tepi benua dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya laut Jepang yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang memisahkannya dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di antara dua benua, misalnya Laut Karibia yang t erletak di antara Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan, seperti Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut Kaspia.Berdasarkan proses terjadinya, terbagi menjadi laut transgresi yang terjadi karena naiknya permukaan laut; laut ingresi yang terjadi karena turunnya daratan akibat proses patahan; serta laut regresi yang terjadi karena turunnya permukaan laut.Berdasarkan

kedalamannya, terbagi menjadi zona litoralyang merupakan wilayah laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut; zona neritik yang terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman 200 meter; zona batial yang terletak pada kedalaman antara 200 2.000 meter di bawah permukaan laut serta zona abisal yang merupakan wilayah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut.2. Sungai

Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi. Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :

Sebagai sarana transportasi.Sebagai sumber air irigasi.Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.Sebagai prasarana oleh raga.Sebagai tempat budidaya perikanan.3. Danau Danau adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi : Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan. 3. Rawa Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air (drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi : a. b. c. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.

4. Air Tanah Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan

yang meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu : Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas yang disebut

geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya dengan aktivitas vulkanisme.

C. LITHOSFER Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 100 km. Lithosfer

merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua. Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme. Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut. Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1.

Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan

alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit

di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua. b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan

di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra 2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang

tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km Batuan Pembentuk Lithosfer Semua batuan pada mulanya dari magma yang keluar melalui puncak gunung berapi. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku, yang dalam ribuan tahun dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan

temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf. a. Batuan beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil. pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi : 1. Batuan Beku Dalam ; adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah Berdasarkan tempat

permukaan bumi, pada kedalaman 15 50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat serta 2. Batuan Beku Gang, terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum

sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna. 3. Batuan Beku Luar, hdala batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.

Magma yang keluar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan Sangat cepat sehingga tidak menghasilkan cristal batuan. Contohnya riolit dan basalt. b. Batuan Sedimen Batuan redimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan endapan. Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok.

Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral c. Batuan Malihan (Batuan Metamorf) Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat serta waktu yang lama. Contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah. D. Biosfer Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua

mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh. Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah

semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat

kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.

Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Salah satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula

pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu : a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah

Sumatera, Kalimantan dan Irian. b. Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan

Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi. E. Astenosfer Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng tektonik, yang

menjadi tempat bergeraknya lempeng benua. F. MesosferMesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan

berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K (18oC hingga 73oC). Antara lapisan Mesosfer dengan lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause . D.BENUA DAN SAMUDRA 1. Proses terbentuknya Benua

Benua adalah daratan yang luas sehingga bagian tengah benua tersebut tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Dibumi ada 5 benua (panca benua) yang didiami manusia, yaitu Benua Asia, Australia, Afrika, Eropa, Amerika. Sebetulnya masih ada satu benua lagi di belahan bumi selatan yang terwujud kawasan es. Yaitu benua antartika. Akan tetapi benua itu tidak dapat ditempati manusia. Luas enam benua di permukaan bumi

No

Nama Benua

Luas (KM2)

Keterangan hampir

1.2.3.4. AsiaAmerikaEropaAfrika 51.053.81742.188.56810.507.63030.290.000 Luas 5. 6. Australiadan Baru Antartika Selandia 8.945.000 15.500.000

sepertiga daratan duniaTerbesar kedua setelah

benuaasiaTerluas KeempatTerluas ketiga Benua tertua di Dunia Belum dihuni

manusia karena diselimuti abadi salju

2. Posisi Benua a). Benua Asia Benua asiamembentang mulai dari sebelah barat, yaitu Afrika dan Eropa hingga samudra pasifik disebelah timur. Secara astronomis benua asiaberada pada 840 LU 110 LS dan 250 BT 1710 BB.

Batas sebelah barat benuaAsiaadalah benua Eropa dan pegunungan ural. Danau laut Kaspia, laut hitam, selat Bosporus, selat dardanello, laut tengah, terusansuez, dan laut merah. Di sebelah timur. Benua Asia dibatasi oleh selat bering dan samudra Arktik dan Samudra Hindia. b). Benua Amerika Secara astronomis, benua Amerika terletak antara 840 LU 560 LS dan 150 BT 1790 BB. Secara geografis batas benua Amerika adalah samudra Arktik (Laut Es). Laut Greenland, dan laut beaufort di utara. Di sebelah timur dibatasi oleh samudra Atlantik dengan beberapa palung, yaitu Labrador,Amerika Utara,Brazil, dan Palung Argentia. Disebelah Selatan berbatasan dengan samudra Pasifik dan Palung Pasifik tenggara. Sedangkan di sebelah barat dipisahkan oleh selat bering yang sempit dengan benuaAsia. c). Benua Afrika Benua Afrika mempunyai luas 30.290.000 km2. secara astronomis, benua Afrika terletak pada 350LU 340 LS dan 170 BT 520 BB. Benua Afrika dilalui oleh garis katulistiwa (ekuator) yang hampir membagi benua ini menjadi bagian utara dan bagian selatan yang sama besarnya. Benua ini juga dilalui oleh garis Meridian (garis bujur 00). Selain itu, benua Afrika dilalui garis 23,50 LU (Garis balik utara) dan garis 23,50 LS (Garis Balik Selatan). Benua Afrika disatukan dengan Benua Asia oleh terusanSuez. Sedangkan selatGibraltardan laut tengah (laut mediterania) memisahkan benua Afrika dengan benua Eropa. Batas sebalah timur adalah laut merah dan samudra Hindia, sedangkan sebelah barat dan selatan adalah samudra Atlantik. d). Benua Eropa Benua Eropa berbatasan dengan Samudra Arktik (Laut Es) di sebelah utara, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan samudra Atlantik. Disebelah timur, wilayah ini berbatasan dengan benua Asia (Pegunungan Ural, Laut Kaspia, pegunungan Kaukasus, laut Hitam, dan selat Bosporus). Secara astronomis benua

Eropa berada pada antara 3600 LU 800 LS dan 600 BT 100 BB. Luas keseluruhan benua Eropa adalah 10.507. 630 KM2. e). BenuaAustralia Australia ditemukan oleh Penjelajah Belanda William Janze yang mendarat pada tahun 1606, sedangkan pada tahun 1770 James Cook menyatakan pesisir timur Australia sebagai wilayah Inggris dan memberi nama New South Wales. Penduduk asli adalah suku Aborigin, dilihat dari bentuk alam keadaan iklim posisi Lintang 110 LS 470 LS menyebabkan benua Australia terbagi menjadi dua zona iklim, yaitu antara 110 LS dan 230 LS merpakan wilayah iklim tropis serta 23,50dan 470 merupakan iklim sedang. Bahasa pergaulan sehari-hari sebagai bahasa nasional ialah bahasa Inggris, sedangkan penduduk asli menggunakan bahasa daerah yang dinamakan bahasa Aborigin f). Benua Antartika Benua Antartika sering pula disebut kutub Selatan, wilayah kutub selatan secara langsung berbatasan dengan laut Ross / laut Amundsen dan laut weddel. Beberapa daerah yang tinggi dikawasan kutub selatan diantaranya pegunungan Ellsworth, pegunungan Forrestal, pengunungan Quen maus dan pegunungan ross.

3. Karakteristik samudra a). Karakteristik Samudra Pasifik Samudra pasifik merupakan samudra terluas dan terdalam di dunia. Samudra ini menutuipi 1/3 bagian permukaan bumi. Di peta, samudra pasifik dilalui oleh garis bujur (meridian) 1800 yang menjadi bta penanggalan Internasional dan batas belahan bumi antara bujur barat (BB) dan Bujur Timur (BT). Dibagian timur, samudra pasifik dikelilingi oleh pegunungan muda dunia (Pegunungan Andes) yang membentang di benua Amerika bagian barat, yaitu bagian dari jalur Sirkum Pasifik. Selain itu, di wilayah samudra pasifik yang sangat luas banyak bertebaran pulau-pulau dan kepulauan, terutama disebelah barat dan selatan. b). Karakteristik Samudra Atlantik

Samudra Atlantik merupakan samudra yang berada di belahan bumi bagian barat. Samudra Atlantik di kelilingi oleh benua-benua besar, yaitu Benua Afrika, terutama berbatasan dengan benua Afrika bagian barat, benua Eropa bagian barat (Teluk Biscaye, Kepulauan Inggris, dan Pulau Inandia) dan bagian utara (Pulau Islandia dan tanah Hijau). Benua Amerika bagian timur laut (Pulau Bahin, Semenanjung Melville) dan bagian selatan terdapat di pulau Gergia selatan, laut scotia, dan benua Antartika.

c). Karakteristik Samudra Hindia Samudra Hindia disebut juga samudraIndonesia. Di sekeliling samudra Hindia banyak bertebaran daratan, berupa benua-benua besar, seperti

benuaAustralia, benua Afrika (bagian timur) dan benuaAsia(Bagian Selatan). Selain benua terdapat pulau dan kepulauan, yaitu kepulauan Maladewa, Kepulauan Nicobar, Kepulauan Andaman, Pulau Mauritius, dan pulau Reunion. Di bagian selatan samudra Hindia terdapat benua Antartika di kutub Selatan. d). Karakteristik Samudra Artktik. Samudra Artktik merupakan lautan yang tertutup es dan berada di kutub Utara. Disekitarnya, terdapat benuaAsia(bagian utara) Rusia, benua Eropa bagian utara. Benua Amerika ( bagian utara), laut Beufort, Tantung Barrow, pulau Wrangel, Kepulauan Svedrup, teluk Machenzie, Teluk Amunzen, laut Siberia timur, laut Barents, laut Norwegia, laut putih, tanah Hijau (Greenland), dan pulau Islandia

BAB III PENUTUP

Kesimpulan; a. Pembentukan tata surya dan alam semesta alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan satelit-satelit. b. Bumi sebagai planet. Bumi adalah planet berbentuk bulat dengan sedikit pepat di ekuator (khatulistiwa). Diameternya rata-rata adalah 12.742 km, dengan diameter ekuator 43 km lebih besar dari diameter Kutub Utara ke Kutub Selatan. Titik tertinggi di Bumi terletak di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan titik terendah adalah di Mariana Trench (10.911 m di bawah permukaan laut. C. Struktur Bumi Bumi memiliki lapisan-lapisan yang terdiri dari Inti Bumi, terletak di pusat Bumi dan berdiameter sekitar 7.000 km dan mantle (lapisan mantel), yakni lapisan yang mengelilingi inti dengan ketebalan 2.900 km. Lapisan mantel Bumi merupakan pengisi 83% volume Bumi. Kulit bumi, yaitu lapisan tipis yang ada di permukaan Bumi dan mempunyai ketebalan dari 0 hingga 40 km. Kulit Bumi terdiri dari lapisan tipis batuan dengan padatan silikat yang ada di bagian luarnya. D. Pembentukan benua dan samudra Benua & samudra adalah hamparan daratan yang sangat luas yang pada bagian tengahnya bersifat kering karena tidak mendapat pengaruh dari angin laut yan basah dan lembab.

DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Ismail al-Jawisy, Muhammad, Maha Besar Allah Atas Semua Ciptaan-Nya, Jogjakarta: Garailmu, 2009. Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Tjasyono HK, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: Rosda, 2009. Endarto, Danang, Pengantar Kosmografi, cet. I, Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, 2005. Maskufa, Ilmu Falaq, cet. I, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. Fredette Claude Lefleur, Nathalie, penerjemah; Understanding The Universe, Jackues Fortin, 2006. Hendro Setyanto,

http://hbis.wordpress.com/2009/10/07/teori-tata-surya-dan-teori-big-bang/tata surya-2/ http://id.merbabu.com/artikel/terbentuknya_bumi.html (tanggal akses : 19 Maret 2011) http://yudi81.wordpress.com/2009/01/16/sejarah-bumi-sejak-superkontinenpangaea-hingga-saat-ini/ (tanggal akses : 19 Maret 2011) http://en.wikipedia.org/wiki/Laurasia (tanggal akses : 19 Maret 2011) http://en.wikipedia.org/wiki/Gondwana (tanggal akses : 19 Maret 2011)

You might also like