You are on page 1of 6

Anda Mahasiswa semester 1,2,3 dan 4, Jika Ia, saya yakin tugas membuatmakalah adalah hal keseharian yang

harus kalian lakukan dan kerjakan. Apalagi anda termasuk dalam jurusan Ilmu Sosial, seperti Pendidikan IPS Sejarah, IPS Geografi, Ilmu Pendidikan, dan FISIP. Membuat Makalah tidak hanya untuk kalangan Mahasiswa saja, Anak SMA pun pasti tidak terlepas dari Tugas Makalah, ya kan.

Terkadang mungkin teman-teman bingung, seperti apa contoh makalah itu, bagaimana bentuk formatnya, tata cara penulisannya, dan lain sebagainya. Di sini saya mencoba untuk sedikit memberi bantuan kepada rekan-rekan sebuah contoh makalah. Semoga dapat membantu.

MAKALAH TENTANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar

Belakang

Menurut Mujiono (1994:31) dalam proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal.

Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru sebagai subyek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.

Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan umumnya siswa berpikir dari halhal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika, adalah dengan menggunakan media pendidikan dan alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual anak SD yang

masih dalam tahap operasi konkret, maka siswa SD dapat menerima konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda benda konkret.

Untuk membantu hal tersebut dilakukan manipulasi-manipulasi obyek yang digunakan untuk belajar matematika yang lazim disebut alat peraga. Ketrampilan berhitung merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Dengan adanya media pendidikan atau alat peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. B. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu permasalahan yang dihadapi yakni seberapa pentingkah penggunaan alat peraga dalam meningkatan hasil belajar matematika melalui proses C. belajar Tujuan mengajar. Penulisan

Karena begitu pentingnya peninjauan terhadap peningkatan kualitas pendidikan sebagai aset di masa depan. Pendidikan memiliki peran penting yang menjadi tonggak dasar kemajuan suatu bangsa. Karena begitu pentingnya pendidikan maka perlu suatu terobosan dalam melakukan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga dalam membelajarkan materi matematikan.

Melihat begitu urgennya

dan dalam memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan

Matematika maka tulisan ini dibuat. Tujuan utamanya adalah agar penulis secara pribadi dan calon guru pada umumnya mampu memahami pentingnya alat peraga dalam menanamkan konsep matematika. Tentu harapannya adalah implementasi dari suatu ilmu yang akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

Belajar menurut Sudjana (1989:28) adalah proses ditandai dengan adanya perbuahanperubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek individu.

Belajar adalah suatu proses aktif, dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungan. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa, karena tujuan akan menuntut dalam belajar. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau tuntunan dari buku pelajaran. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis. Belajar berhasil apabila pelajar telah sanggup mentrasferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.

Faktor-faktor dalam pembelajaran antara lain udara, cuaca, waktu, tempat dan gedung, alat-alat, buku dan sebagainya. Semua faktor yang termasuk golongan ini perlu dilengkapi dan diatur mengingat situasi dan kondisi tempat.

Motivasi adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun sikap. Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas bila motornya tidak ada maka aktivitastidak akan terjadi. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu Belajar matematika yang adalah belajar tentang konsep-konsep yang dan struktur serta sendiri. struktur

matematika

terdapat

dalam materi-materi

dipelajari

menjalankan

hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu, bila yang dipelajari merupakan pola yang terstruktur. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar matematika mempunyai empat aspek yaitu fakta, konsep, prinsip dan skill.

Fakta adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh : simbol, angka, notasi. Konsep adalah ide abstrak yang dimungkinkan untuk mengelompokkan benda-benda Konsep 1) 2) 3) Internalisasi Verbalisasi Nama. artinya Contoh sebagai pola (obyek) memiliki pengembangan dan kemampuan nama adalah atau konsep ke dalam tiga pola mental contoh dimensi yang atau bukan yaitu memberikan konsep konsep pada panjang, pada contoh. : kita

untuk

merasakan

menggunakan mendefinisikan yang persegi, antara memberikan persegi

tersebut. tersebut. lingkaran. konsep-konsep

mengetahui

tersebut. Prinsip

hubungan

fungsional

konsep-konsep,

prinsip-prinsip

pokok disebut teorema yang disajikan dalam bentuk rumus. Contoh prinsip adalah penjumlahan dua bilangan real adalah komutatif, dua garis lurus yang tidak sejajar dan

terletak dalam suatu bidang datar akan berpotongan di satu titik. Skill (keterampilan) adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur dalam menyelesaikan masalah atau suatu kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Contoh dari skill adalah kemampuan dapat menyelesaikan materi pengukuran luas daerah persegi dan persegi panjang.

Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan sekolah. Menurut Depdiknas (2004) tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar 1) dan menengah adalah sebagai berikut.

Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.

kehidupan dan di dunia yang selalu berkambang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran 2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematila dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari., dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dan penerepan di SD matematika. berikut.

Menurut 1) 2) 3) 4)

Depdiknas

(2004)

tujuan

pengajaran

matematika

sebagai

Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan alat dalam kehidupan sehari-hari). Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Menengah Pertama (SMP). Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Dari uraian di atas dapat

sebagai matematika. Sekolah

disimpulkan bahwa siswa-siswa SD setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, jujur, cermat, dan cara berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan dalam mempelajari ilmu-ilmu lain. Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda. Demikian pula dalam

memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang

berbeda. Suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata menuju ke dunia abstrak dengan memanipulasi benda-benda nyata dapat digunakan sebagai perantaranya. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam, sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindakan.

Alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya sebagai a. berikut. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran Anak senang, terangsang, kemudian tertarik dan bersikap positif terhadap

matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. b. c. d. pembelajaran tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami matematika. dan mengerti.

Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat. model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Alat peraga dapat mengatasi beberapa masalah pengajaran dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Akan tetapi ini sama dengan syarat kita untuk dapat memilih dan menggunakannya.

BAB III KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga pada proses pembelajaran Matematika sangat berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa SD. Alat peraga tersebut akan mempermudah siswa dalam mengkonversi dari memahami matematika secara konkret menuju pemahaman yang abstrak

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Depdiknas. Sistem Hamalik, Hudojo. Mujiono. Purwanto, Ruseffendi. Sardiman.

2004. 2004.

Kurikulum Garis-Garis tentang

Pendidikan Besar Program

Dasar.

Jakarta dan

Depdiknas Pada Dirjen. Tarsito. Depdikbud. Depdikbud. Rosdakarya. Terbuka. Rajawali Press.

Pengajaran SD.

Penilaian

Semester O. 1988. 1993.

Satuan dan

Pendidikan Kesulitan

Jakarta:

Depdiknas Bandung:

Metode

Belajar.

Belajar Belajar 1997. dan

Mengajar Pembelajaran.

Matematika. Jakarta :

Jakarta: Dirjen : : Dikti

1994.

Ngalim. 1997. 1992.

Psikologi

Pendidikan. 3.

Bandung Jakarta

Remaja

Pendidikan Interaksi

Matematika Motivasi

Uniersitas Jakarta:

dan

Belajar

Mengajar.

Sudjana,

N.

1989.

Cara

Siswa

Aktif

dalam Penelitian

Proses

Belajar

Mengajar,

Bandung: Band

Lembaga

IKIP

Contoh Makalah di atas dibuat oleh sahabat seperjuangan di kampus Hijau Universitas Lampung, Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2007, Saudara Iswan Waluyo. Semoga dapat bermanfaat, Terimakasih.

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/08/contoh-makalah.html

You might also like