You are on page 1of 19

PEMERIKSAAN COD PENGERTIAN

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut : C6H12O6 + 4Cr2O7 2- + 32 H+

6CO2 + 22H2O + Cr3+ + Cr6+

Prinsip pemeriksaan COD


Penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan REAKSI : 2 KC8H3O4+ 10 K2Cr2O7+ 41 H2SO4 16 CO2+ 46 H2O + 10 Cr2(SO4)3+ 11 K2SO4

Komposisi dan fungsi pereaksi terdiri dari: K2Cr2O7 sebagai pengoksidasi zat-zat organic dalam satu Liter sampel air H2SO4 Pekat AgSO4 sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi HgSO4 untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada di dalam air limbah Ferro ammonium sulfat (FAS) untuk menetrasi sisa refluks K2Cr2O7 Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang dioksidasi oleh K2Cr2O7

PENANGANAN SAMPLE

Persiapan Contoh uji Homogenkan contoh uji:contoh uji di haluskan dengan blender bila mengandung padatan tersuspensi Pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera di uji, contoh uji di awetkan dengan menambahkan H2SO4 pekat sampai pH lebih kecil dari 2 dan di simpan dalam pendingin pada temperature 40C20C dengan waktu simpan yang di rekomendasikan 7 hari

METODE PEMERIKSAAN
a. Metode Pemeriksaan dengan Reflux Metode pengukuran COD ini sedikit lebih kompleks karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi (APHA, 1989, Umaly dan Cuvin, 1988). Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya sampel air karena pemanasan. b. Metode Pemeriksaan Tanpa Reflux (Titrasi di Laboratorium) Pemeriksaan parameter COD dilakukan dengan menggunakan oksidator potasium dikromat yang berkadar asam tinggi dan dipertahankan pada temperatur tertentu. Penambahan oksidator ini menjadikan proses oksidasi bahan organik menjadi air dan CO2. Setelah pemanasan, sisa dikromat diukur. Pengukuran dilakukan dengan cara titrasi, oksigen yang ekuifalen dengan dikromat inilah yang menyatakan COD dalam satuan ppm.

CARA PEMERIKSAAN 1. Metode : Titrimetri

Alat Alat: - alat refluks - batu didih - pemanas listrik - pipet tetes

CARA KERJA:

Pindahkan 0,4 gram HgSO4 ke dalam gelas refluks. Masukan 5/6 batu didih. Tambahkan 20 ml air sample Tambahkan 10 ml K2CrO7 Masukan 30 ml Ag2SO4 dan 5 ml H2SO4. Alirkan air pendingin pd kondensator dan letakan gelas refluks dibawah kondensator Nyalakan pemanas dan refluk larutan selama 2 jam. Biarkan gelas refluk dingin dulu, bilaslah kondensator dengan air suling kira kira 25 50ml Lepaskan gelas refluks dari kondensator, dingin larutan kemudian encerkan larutan yang di refluks sampai 2X jumlah larutan dalam gelas refluks denga air suling. Tambahkan air suling sebanyak 150-200 ml. Dinginkan sampai suhu ruangan. Tambahkan 3-4 tetes indicator ferroin. Titrasi dengan FAS sampai warna hijau biru menjadi coklat-merah. Buat Blangko dengan 20 ml air suling yang mengandung reagen yang ditambahkan pada larutan sampel. Refluks dengan cara sama. Untuk mendapatkan hasil yang teliti, dibuat duplikat untuk setiap sampel

PERHITUNGAN: COD(mg/L O2)

=(A-B)xN FAS x BE O xP V Sample

Keterangan : A = ml FAS Untuk titrasi blanko B = ml FAS untuk titrasi sample N = Normalitas FAS 0,1 BE O2 = 8 P = Pengenceran V = Volume sample

2. Metode: spektrometrik
Alat alat: Mikro Buret ukuran 5 mL(terkalibrasi) Tabung Refulk Kromat Tertutup (sejenis tabung kultur) Thermoreactor/heating block(terkalibrasi) Neraca analitis (terkalibrasi) Alat alat ukur gelas lainya(terkalibrasi) Spektrofotometer sinar tampak (terkalibrasi)

CARA KERJA : Proses digestion 1. Pipet volume contoh uji atau larutan kerja,tambahkan digestion solution dan tambahkan larutan pereaksi asam sulfat yang memadai ke dalam tabung atau ampul 2. Tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen 3. Letakkan tabung pada pemanas yang telah di panaskan pada suhu 150C lakukan refluks selama 2 jam

Pembuatan kurva kalibrasi Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut : 1. Hidupkan alat dan optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian COD. Atur panjang gelombangnya pada 446 nm dan 660 nm 2. Ukur masing - masing larutan kerja kemudian catat dan plotkan terhadap kadar COD

3. Buat kurva kalibrasi dan tentukan persamaan garis lurusnya


4. Jika koefisien korelasi regresi linier (r)<0,0995,periksa kondisi alat dan ulangi langkah di atas hingga di peroleh nilai koefisien (r)>0.0995

Pengukuran sampel
1. Dinginkan perlahan lahan contoh yang sudah di refluks sampai suhu ruangan untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas

2. Biarkan suspense mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar benar jernih.
3. Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang (660 nm) 4. Hitung kadar COD berdasrkan persamaan linier kurva kalibrasi 5. Lakukan analisa duplo

Perhitungan : Nilai COD sebagai mg O2/L Kadar COD (mg O2/L)=Cxf Keterangan : C : nilai COD contoh uji, dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L) F : faktor pengenceran Masukan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang di peroleh dari kalibrasi

Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva kalibrasi

catatan
1. Cr2O72- kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. 2. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan kenaikan Cr3+ pada panjang gelombang 600 nm. 3. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi, lakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. 4. Untuk nilai KOK lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O72- pada panjang gelombang 420 nm.

PERMASALAHAN DALAM ANALISIS NILAI COD


Kemampuan Oksidasi Refluks Kromat metode refluks kromat ini dapat mengoksidasi senyawa senyawa organic alifatis sebesar 95 100% misalnya senyawa karbohidrat. Gangguan ion klorida ion klorida ikut teroksidasi dalam refluks- kromat menjadi gas klorida seperti reaksi di bawah ini Cr2O7-2+ 6Cl- + 14 H+ 3 Cl2 + 2Cr+3 + 7 H2O Solusi: tambahkan HgSO4 sebanyak 10 : 1. Hanya berlaku untuk kadar ion klorida kurang dari 2000 mg/L

. Gangguan Ion Nitrit Ion nitrit (NO2) akan teroksidasi oleh dikromat membentuk ion nitrat.

Solusi: tambahan asam sulfamat (H2NSO2H) ke dalam contoh air yang akan dianalisis dengan perbandingan 10 : 1 yaitu 10 mg/L asam sulfamat untuk 1 mg/L NO2

KESIMPULAN
COD: jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai akan teroksidasi. Prinsip pengukuran COD penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan

Metode pemeriksaan COD pada umumnya dilakukan dengan 2 cara. Sebelumnya sampel bisa melalui metode refluk atau tanpa refluk, kemudian dilanjutkan ke metode: 1. Metode spektrometrik 2. Metode titrimetri metode titrimetri dengan larutan FAS dan indikator Feroin

Ion klorida dan nitrit merupakan ion yang ikut teroksidasi oleh kromat sehingga harus diantisipasi. HgSO4 ditambahkan untuk mencegah gangguan ion klorida. Biasanya untuk mencegah gangguan ion nitrit ini diperlukan penambahan asam sulfamat (H2NSO2H) ke dalam contoh air yang akan dianalisis.

You might also like