You are on page 1of 24

Kelompok : Malvin 12.40.0025 Mia Oktarina 12.40.0026 Stella Olivia A.R. 12.40.0040 Hioe Peggy Liyla 12.40.

0043 Kinanti W. 12.40.0053

Apa kaitan kebudayaan dengan emosi yang ditimbulkan individu? Apa saja pengaruh kebudayaan terhadap emosi?

Mengetahui

konsep tentang budaya dan

emosi
Mengetahui

kaitan kebudayaan dengan emosi yang ditimbulkan individu pengaruh kebudayaan terhadap emosi

Mengetahui

PENGERTIAN EMOSI
Emosi adalah perasaan intens yang

ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi sama dengan respon neuropsikologis terhadap stimulus yang menimbulkan komponen- komponen yang terorganisasi.

PENGERTIAN EMOSI
Komponen-komponen tersebut meliputi perasaan subjektif, misalnya : perilaku ekspresif melalui wajah, suara dan gerakan non verbal Reaksi fisiologis misalnya meningkatnya denyut jantung, bernafas lebih cepat.

PENGERTIAN EMOSI
Emosi bersifat cepat (dapat berlangsung dalam

hitungan detik, menit). Emosi berbeda dari mood. Mood berlangsung lebih lama.berbeda dari mood. Mood berlangsung lebih lama. Emosi dasar manusia: marah, jijik, takut, senang, sedih, dan terkejut (Ekman,1992,1999) Emosi manusia lebih kompleks dari hewan. Bila hewan memiliki rasa takut, maka manusia lebih dari rasa takut seperti gugup.

Biologi emosi Semua emosi berasal dari sistem limbik otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Intensitas Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama.

Frekuesi dan durasi Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya. Rasionalitas dan emosi Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar.

Teori ini menyatakan bahwa pengalaman akan emosi merupakan hasil dari persepsi seseorang terhadap arousal fisiologis (pada sistem saraf otonomik) serta terhadap perilaku tampaknya (overt behaviour-nya) sendiri.

Teori Emosi : Teori James / Lange.

Arousal (gairah) otonomik terlampau lamban sehingga tak bisa dipakai untuk menjelaskan terjadinya perubahan dalam pengalaman emosional

Teori Emosi : Teori Cannon / Bard

Umumnya ditampilkan sebagai teori yang terfokus pada peran interpretasi kognitif. Teori ini melihat bahwa pengalamanpengalaman emosional tergantung pada interpretasi seseorang terhadap lingkungan dimana ia mengalami arousal.

Teori Emosi : Teori Schachter/Singer

Manusia secara universal lahir dengan emosi sama, namun budaya mempengaruhi sejumlah aspek emosi.
A. B. C.

Cultural Differences in Emotion Antecedents Cultural Differences in Emotion Appraisal Cultural Differences in Expressive Behavior: Display Rules

Jenis-jenis

anteseden (pengalaman masa lampau) yang sama secara umum membawa jenis emosi yang sama secara lintas budaya. Namun, perbedaan budaya tetap ada pada berbagai kejadian anteseden yang membawa emosi. Contoh :

Kematian pada satu budaya diartikan sebagai kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai, tetapi pada budaya lain diartikan sebagai kebahagiaan karena dipandang merupakan tujuan spiritual tertinggi.

Amerika

juga lebih mengatribusi penyebab kegembiraan, ketakutan, dan malu pada orang lain, sedangkan orang Jepang memandangnya sebagai kesempatan atau takdir.

Penelitian

Scherer (1997): Secara kolektif, ditemukan bahwa meskipun banyak proses penilaian (appraisal) yang tampaknya menjadi universal bagi manusia, namun ada ruang untuk beberapa perbedaan budaya, khususnya dalam dimensi penilaian yang berisi pernyataan relatif tentang budaya atau norma sosial seperti fairness dan moralitas.

The Original Display Rules:

Ekman & Friesen (1989) berpendapat bahwa ada banyak cara dimana display rules dapat memodifikasi ekspresi. Orang dapat: Mengungkapkan kurang dari perasaan yang sebenarnya (deamplification) Mengungkapkan lebih dari yang sebenarnya dirasakan (amplification) Tidak menunjukkan apapun (neutralization) Menunjukkan emosi tetapi dengan emosi yang lain dan disertai alasan (qualification) Menutup atau menyembunyikan perasaan dengan menunjukkan sesuatu yang lain (masking) Menunjukkan emosi saat dia benar-benar tidak merasakannya (simulation)

Tipe Budaya

Individual

Kolektif

Okay to express negative feelings less Self-Ingroup Relations Self-

Suppress expressions of negative feelings;

need to display positive


Ingroup Relations feelings

more pressure to
display positive feelings

Suppress negative feelings; okay to Self-Outgroup Relations express positive feelings as would toward ingroups

Encouraged to express negative feelings; suppress display positive feelings reserved for ingroups

The Concept of Emotion:


Brandt dan Boucher (1986) misalnya, mengkaji konsep depresi dalam delapan budaya yang berbeda. Yang dikaji termasuk bahasa Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Spanyol dan Sinhalese. Masingmasing bahasa tersebut memiliki kata untuk emosi, menunjukkan bahwa konsep emosi ada di berbagai budaya. Tapi tidak semua budaya yang ada di dunia memiliki konsep emosi.

The Categories of Emotion:


Banyak kata dalam bahasa Inggris yang tidak memiliki ekuivalen dalam budaya lain. Sebaliknya, sebagai contoh, kata emosi dalam budaya lain tidak memiliki ekuivalen bahasa Inggris yang tepat. Contoh : Dalam bahasa Jerman, misalnya ada kata schadenfreude yang berarti rasa senang yang timbul karena kesialan orang lain. Tidak ada terjemahan bahasa Inggris untuk kata ini.

The Location of Emotion:


Emosi dipahami secara berbeda : Di Amerika Serikat emosi dan perasaan inner ada pada heart. Bangsa Jepang mengidentifikasi emosi ada dalam hara (usus atau abdomen). Suku Cheowong di Malaysia, beranggapan di jantung. Suku Tahiti, sangat yakin jika emosi mereka bersumber di usus. Suku Ivaluk bersumber di inferash (our inside).

The Meaning of Emotion to People and to Behavior:


Emosi mengandung makna personal yang amat kental, barangkali karena psikologi Amerika memandang perasaan batin (inner feeling) yang subjektif sebagai karakteristik utama yang mendefisinikan emosi. Namun demikian, dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda. Misalnya, banyak budaya yang menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan tentang hubungan antar orang dan lingkungannya.

Cultural Constructionist Approaches to Emotion


Ada beberapa perbedaan penting antara penelitian psikologis tentang emosi lintasbudaya dengan kajian antropologis dan etnografis. satu perbedaan pentingnya adalah bahwa ahli psikologi biasanya mendefinisikan terlebih dahulu apa tercakup sebagai suatu emosi dan aspek mana dari definisi tersebut yang akan dikaji.

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada

seseorang atau sesuatu. Budaya dapat mempengaruhi perilaku ekspresif melalui cultural display rules, dan dapat mempengaruhi bagaimana kita menilai emosi melalui aturan decoding budaya. Cultural display rules: Aturan yang telah ditentukan secara budaya yang membentuk bagaimana emosi secara budaya yang membentuk bagaimana emosi universal diekspresikan. Decoding rules: Aturan yang membentuk interpretasi dan persepsi emosi terhadap emosi.

You might also like