You are on page 1of 5

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS A. Analisis 4.1.

Teknik Penyimpanan Data (Data Logging) Data-data hasil pengukuran selama durasi tertentu (tergantung pada pengaturan yang telah dilakukan) akan disimpan pada sebuah penyimpan elektronis yang lazim disebut sebagai memori. Data yang tersimpan pada memori merupakan data digital yang mengandung konsep pembacaan logika 0 dan 1 dan dimanifestasikan dalam banyak cara operasional (misal, pengisian/pengosongan muatan, pemisahan/peleburan sel avalanche, dan lain-lain). Adapun teknik penyimpanan data pada memori terdapat beberapa kriteria dasar yaitu: b) Lebar data yang akan disimpan Selain nilai selang waktu penyimpanan, yang mempengaruhi kapasitas terpakai dari memori adalah lebar data yang akan disimpan. Semakin kecil jumlah data maka semakin hemat pula pemakaian ruang memorinya, dan semakin besar jumlah datanya maka semakin boros pula pemakaian ruang memorinya.
2byte Bulan (Month) 2byte Tanggal (Date) 2byte Tahun (Year) 2byte Jam (Hour) 2byte Menit (Minute) 4byte Hasil Ukur (Value)

Gambar 4.1. Format data tersimpan Dengan mengetahui lebar data yang akan disimpan dan selang waktu penyimpanan yang digunakan maka juga akan diketahui berapa lama memori akan penuh (overload), yaitu dengan perhitungan sebagai berikut: Jika menggunakan IC memori AT24C1128 sebanyak 3 buah, maka: Kapasitas = 128000 3 = 48000 byte 8 bit (1)

Jika lebar data yang digunakan sebesar 14 byte, maka:

11

Kesempatan penyimpanan =

48000 byte = 3428 kali penyimpanan 14 byte

(2)

Jika selang waktu penyimpanan yang digunakan adalah tiap 1 jam, maka: Memori penuh dalam = 3428 jam = 143 hari 24 jam (3)

Dari contoh perhitungan tersebut akan diketahui waktu pemakaian ruang memori berdasarkan lebar data dan selang waktu pengukurannya yang bisa dijadikan pertimbangan dalam melakukan teknik penyimpanan data. c) Pola penyimpanan data pada memori Untuk lebih efektif dan irit dalam melakukan penyimpanan memori, selain melakukan penyempitan panjang data dan pembesaran nilai selang waktu penyimpanan, pola penyimpanan data pada memori harus diperhatikan pula.
Indeks=1 Indeks=2 Indeks=3 Indeks=n

Data-1

Data-2

Data-3

...

Data-n

Gambar 4.2. Pola penyimpanan data 4.2. Sensor tinggi muka air jenis resistansi Terdapat banyak sekali sensor untuk mengukur tinggi muka air (level sensor) seperti ultrasonik, incremental encoder, absolute encoder dan pressure censor. Akan tetapi sensor-sensor tersebut harganya mahal dan tidak dijual luas. Terdapat sebuah sensor yang harganya relatif murah serta banyak dijumpai di pasar yaitu menggunakan komponen resistansi. Sensor berbasis resistansi ini berupa resistor variabel dalam bentuk potensiometer dengan jenis wire wound resistor.

12

Gambar 4.3. Bentuk fisik potensiometer jenis wire wound Bahan dari potensio jenis wire wound adalah belitan kawat dengan resistansi yang linier terhadap panjang bentangan kawat. Saat difungsikan sebagai sensor pengukur tinggi muka air (level censor), potensiometer wire wound dikonfigurasikan sebagai pembagi terhadap tegangan yang tetap, akan tetapi memiliki bentuk keluaran berupa tegangan yang variabel sebanding dengan perubahan resistansi yang terjadi. Besar tegangan keluaran memiliki korelasi linier terhadap kenaikan atau penurunan tinggi muka air yang terjadi. Ketelitian pengukuran dari sensor tergantung pada konfigurasi mekanis dan elektris, misal jika menginginkan pengukuran variasi tinggi muka air tiap 1 cm maka konfigurasi mekanis sensor harus bisa menghasilkan tegangan keluaran sensor pada tiap variasi 1 cm yang bisa dideteksi oleh sistem elektronis sebagai data satu satuan ukur yaitu 1 cm pula.

Gambar 4.4. Potensiometer pembagi tegangan Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4, potensiometer pembagi pada dasarnya memiliki 2 bagian resistor variabel. Perubahan yang terjadi pada nilai dari

13

2 buah resistor tersebut akan mengakibatkan perubahan tegangan keluarannya (VL) dari tegangan masukan tetapnya (VS), bisa dilihat pada kaidah berikut: VL = R2 Vs R1 + R 2 (4)

dengan: VL adalah tegangan keluaran sensor yang sebanding dengan tinggi muka air, VS adalah tegangan acuan tetap, R1 & R2 adalah resistansi belitan kawat. 4.3. Pengolah data berbasis pengendali mikro (mikrokontroller) Mikrokontroller adalah suatu komponen semikonduktor yang didalamnya sudah terdapat suatu sistem mikroprosesor seperti: ALU, ROM, RAM, dan Port I/O. Untuk membentuk suatu sistem komputer yang utuh, sebuah mikroprosesor harus ditambah dengan beberapa piranti lainnya yang mendukung. B. Sintesis Pada dasarnya sistem pemantauan (telemetri) dan penyimpanan data tinggi muka air DAS yang akan dilaksanakan dalam karya tulis ini mempunyai konfigurasi penyusun seperti yang ditunjukkan pada blok diagram berikut ini.

Sensor TMA Pengendali Utama Antarmuka Serial

Penampil Data

Penyimpan Data

Catu Daya

Gambar4.5. Blok diagram sistem telemetri permukaan air

14

Seperti yang terlihat pada blok diagram sistem, pengendali utama merupakan jantung sistem yang akan menerima dan mengolah data secara cepat dan berurutan dari perangkat disekelilingnya dan akan mengirimkan data secara cepat pula menuju perangkat yang lain sebagai wujud pengendalian baik terbuka maupun tertutup. Proses perancangan sangat diperlukan dalam pembuatan suatu alat, khususnya dalam perancangan elektronika. Proses perencanaan juga bermanfaat untuk memulai suatu pekerjaan dengan tujuan agar alat yang dihasilkan nanti sesuai dengan yang diharapkan, pemilihan komponen-komponen elektronika yang tepat dan untuk menekan kesalahan (error) dalam proses pembuatan. Agar rancangan yang dibuat nantinya dapat bekerja dengan optimal maka sebelumnya harus dipelajari terlebih dahulu prinsip kerja dari alat yang akan dibuat dan yang tidak kalah pentingnya adalah komponen-komponen yang akan digunakan dalam pembuatan alat tersebut, karena hal ini juga akan berkaitan dengan biaya, efisiensi waktu dan tentunya penampilan dari alat yang telah dihasilkan. Berikut ini adalah blok diagram dari rancang bangun suatu sistem telemetri permukaan air pada DAS.

You might also like