You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Uraian Materi Sistem sirkulasi merupakan sistem transport yang menyediakan O2 dan senyawa yang diabsorpsi dari tractus gastrointestinalis ke jaringan, mengembalikan CO2 ke paru-paru dan produk metabolisme lain ke ginjal, berfungsi dqaalam regulasi suhu badan serta distribusi hormone dan zat lain yang meregulasi fungsi sel. Darah (pembawa senyawa ini) dipompakan melalui sistem pembuluh darah tertutup dengan jantung, yang pada mamalia benar-benar 2 pompa dalam seri satu sama lain. Dari ventrikel kiri, darah dipompakan melalui arteria dan arteriola ke kapiler, tempat darah dalam keadaan seimbang dengan cairan interstisial. Kapiler mengalirkan melalui venula ke dalam vena dan kembali ke atrium kanan. Ini sirkulasi utama (sistemik). Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan, yang memompakannya melalui pembuluh darah paru sirkulasi kecil (pulmonalis) dan atrium kiri ke ventrikel kiri. Bagian jantung normalnya berdenyut dalam rangkaian teratur: kontraksi atrium (sistole atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistole ventrikel) dan selama diastole keempat ruang relaksasi. Denyut jantung berasal dari dalam sistem hantaran jantung dikhususkan dan menyebar melalui sistem ini ke semua bagian myocardium. Struktur yang membentuk sistem hantaran merupakan simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan atrium internodal, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan cabangnya serta sistem Purkinje. Berbagai bagian sistem hantaran dan pada keadaan abnormal, bagian myocardium, mampu melepaskan listrik spontan. Tetapi simpul SA normalnya paling cepat melepaskan listrik, depolarisasi menyebar darinya ke daerah lain sebelum ia melepaskan listrik spontan. Sehingga simpul SA merupakan pacujantung normal, kecepatan pelepasan listriknya menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA melewati lintasan atrium ke simpul

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

AV, melalui simpul ini ke berkas His dan melalui cabang berkas His melalui sistem Purkinje ke otot ventrikel. Dalam jantung manusia yang normal, tiap denyutan berasal dari dalam simpul SA (irama sinus normal = normal sinus rhythm). Denyut jantung sekitar 70 kali semenit saat istirahat frekuensi melambat (bradikardia) selama tidur dan dipercepat (takikardia) oleh emosi, gerak badan, demam, dan banyak rangsangan lain. Dalam individu muda sehat yang bernafas pada frekuensi normal, maka frekuensi jantung bervariasi sesuai pernapasan: ia dipercepat selama insiparasi dan melambat selama ekspirasi , terutama jika kedalaman pernapasan meningkat. Aritmia sinus merupakan fenomena normal. Kontraksi menghasilkan perubahan berurutan dalam tekanan serta aliran di dalam ruang jantung dan pembuluh darah. Harus dicatat bahwa istilah tekanan sistolik di dalam sistem ventrikel menunjukkan tekanan puncak yang dicapai selama sitole, bukan tekanan rata-rata: juga tekanan diastolik menunjukkan tekanan terendah selama diastole. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Metode Mengukur Tekanan Darah Jika suatu kanula dimasukkan kedalam arteri, maka tekanan arteri dapat diukur langsung dengan manometer air raksa atau ukuran strain dengan kalibrasi yang cocok dan suatu osiograf yang disusun untuk menulis langsung pada lajur kertas bergerak. Bila suatu arteri diikat mati diluar titik kanula yang dipasang, maka tekanan akhir direkam. Aliran dalam arteri dihentikan dan semua tenaga kinetik aliran diubah ke tenaga tekanan. Jika (penggantinya) suatu tabung T dipasang ke dalam pembuluh darah dan tekanan diukur dalam lengan sisi tabung, pada keadaan tekanan turun karena tahanan dapat diabaikan, maka tekanan samping direkam kurang dari tekanan akhir oleh tenaga kinetik aliran. Ini karena didalam tabung atau pembuluh darah, tenaga total jumlah tenaga kinetik aliran tetap (prinsip Bernoulli). Penting diperhatikan bahwa tekanan akan turun dalam segmen sistem arteri manapun karena tahanan dan karena perubahan potensial ke tenaga kinetik. Tekanan yang turun karena tenaga hilang dalam mengatasi tahanan bersifat tak reversibel, karena tenaga menghilang sebagai panas; tetapi penurunan tekanan karena perubahan potensial ke tenaga kinetik sewaktu suatu pembuluh darah menyempit dibalikkan, bila pembuluh darah melebar lagi.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Prinsip Bernoulli juga mempunyai penerapan bermakna dalam patofisiologi. Menurut prinsip ini, lebih besar kecepatan aliran didalam pembuluh darah, maka lebih kecil tekanan lateral yang mendistensikan dindingnya. Bila suatu pembuluh darah menyempit, maka kecepatan aliran dalam bagian yang menyempit meningkat dan tekanan yang mendistensikan menurun. Sehingga bila suatu pembuluh darah disempitkan oleh suatu proses patologi seperti plak arteriosklerotik, maka tekanan lateral pada konstriksi menurun dan penyempitan cenderung mempertahankan diri sendiri. Metode Auskultasi Tekanan darah arteri dalam manusia rutin diukur oleh metode auskultasi. Manset yang dapat dikendalikan (manset Riva-Rocci) dilekatkan ke manometer air raksa (sfigmomanometer) yang dibalutkan sekeliling lengan dan stetoskop ditempatkan diatas arteria brachialis pada siku. Manset ini dikembangkan sampai tekanan dalamnya tepat diatas tekanan sistolik yang diperkirakan di dalam arteria brachialis. Arteri ini ditutup dengan manset dan tidak ada bunyi yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian direndahkan pelan-pelan pada titik tekanan sistolik di dalam arteri tepat melebihi tekanan manset, maka semburan darah lewat bersama tiap denyut jantung dan secara serentak dengan tiap denyut, serta terdengar bunyi mengetok di bawah manset. Tekanan manset saat bunyi pertama terdengar merupakan tegangan sistolik. Karena tekanan manset direndahkan lebih lanjut, maka bunyi menjadi lebih keras, lalu redup dan berkurang, dan akhirnya dalam kebanyakan individu ia menghilang. Ini bunyi Korotkow. Bila pengukuran tekanan darah langsung dan tak langsung dilakukan serentak, maka tekanan diastolik dalam dewasa istirahat berkorelasi terbaik dengan tekanan saat bunyi hilang. Tetapi pada dewasa setelah gerak badan dan pada anak, tekanan diastolik berkorelasi terbaik dengan tekanan saat bunyi menjadi meredup.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Metode Palpasi Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan mengembangkan manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan saat denyut radialis dapat diraba pertama kali. Karena kesulitan menentukan dengan tepat kapan denyut pertama teraba, maka tekanan yang didapat dengan metode palpasi ini biasanya 2-5 mmHg lebih besar daripada yang diukur oleh metode auskultasi. Bijaksana membentuk kebiasaan mempalpasi denyut radialis sementara mengembangkan manset tekanan darah selama pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi. Bila tekanan manset direndahkan, maka bunyi Korotkow kadangkadang hilang pada tekanan tepat diatas tekanan diastolik, lalu muncul kembali pada tekanan lebih rendah (celah auskultasi). Jika manset dikembangkan sampai denyut radialis hilang, maka pemeriksa dapat memastikan bahwa tekanan manset diatas tekanan sistolik, sehingga nilai tekanan rendah palsu akan dihindari. KEJADIAN MEKANIK SIKLUS JANTUNG Kejadian dalam akhir diastole Akhir diastole, katup mitral dan tricuspid di antara atrium dan ventrikel di antara atrium dan ventrikel terbuka serta katup aorta dan pulmonalis tertutup. Darah mengalir ke dalam jantung selama diatole, yang mengisi atrium dan ventrikel. Kecepatan pengisian menurun sewaktu ventrikel terdistensi dan terutama bila frekuensi jantung lambat maka cuspis katup atrioventricularis (AV) menyimpang ke arah posisi menutup. Tekanan dalam ventrikel tetap rendah.

Sistole atrium Kontraksi atrium mendorong sejumlah darah tambahan ke dalam ventrikel, tetapi sekitar 70% pengisian ventrikel timbul secara pasif selama diatole. Kontraksi otot atrium yang mengelilingi ostium venae cavae dan vena pulmonalis menyempitkan ostiumnya serta inersia darah yang bergerak ke arah jantung

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

cenderung menjaga darah di dalamnya; tetapi ada sejumlah regurgitasi darah ke dalam vena selama systole atrium. Sistole ventrikel Saat mulai sistole ventrikel, valva (AV) mitral dan trikuspid menutup. Otot ventrikel mula-mula memendek relatif kecil, tetapi tekanan intraventrikel meningkat tajam karena miokardium menekan darah didalam ventrikel. Bila katup aorta dan pulmonalis terbuka, maka fase penyemburan (ejeksi) ventrikel dimulai. Ejeksi mula-mula cepat, yang pelan-pelan menurun dengan berlanjutnya sistole. Tekanan intraventrikel meningkat ke maksimum dan kemudian agak menurun sebelum sistole ventrikel berakhir. Awal diastole Setelah otot ventrikel berkontraksi penuh, maka tekanan ventrikel yang telah turun, turun lebih cepat. Ini masa protodiastole. Ia berlangsung sekitar 0,04 detik. Ia berakhir bila momentum darah yang diseburkan teratasi serta katup aorta dan pulmonalis menutup, yang menyebabkan vibrasi sepintas dalam darah dan dinding pembuluh darah. Setelah katup menutup, tekanan kontinu turun cepat selama masa relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir bila tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium dan katup AV membuka, yang memungkinkan ventrikel terisi. Pengisian cepat pada permulaan, kemudian melambat setelah mendekati kontraksi jantung berikutnya. Tekanan atrium kontinu meningkat setelah akhir sistole ventrikel sampai katup AV membuka, kemudian turun dan secara lambat meningkat lagi sampai sistole atrium berikutnya.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Detak jantung Umur Bayi baru lahir Anak kecil yang lebih tua Dewasa Denyut per menit 130 100 60-101

Ketika istirahat, rata-rata denyut jantung manusia dewasa sekitar 70 bpm (laki-laki) dan 75 bpm (wanita); tetapi, ini bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain dan dapat menjadi lebih rendah pada endurance athletes. Denyut jantung bayi itu sekitar 130-150 bpm, denyut jantung anak-anak adalah 100-130 bpm, denyut jantung anak-anak yang lebih tua sekitar 90-110 bpm, dan dewasa sekitar 60-100 bpm. Denyut nadi adalah metode yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan denyut jantung. Metode ini mungkin tidak akurat pada kasus cardiac output yang lemah, seperti yang terjadi pada beberapa penderita arrhythmias, dimana kecepatan denyut jantung mungkin lebih tinggi daripada kecepatan denyut nadi. Mendengarkan denyut jantung menggunakan stetoskop, sebuah proses yang dikenal sebagai ausculatation, adalah metode pengukuran kecepatan denyut jantung yang lebih akurat. Denyut nadi (yang mana pada kebanyakan orang itu mirip kecepatan denyut jantungnya) dapat diukur pada titik manapun pada tubuh dimana getaran pada arteri dikirimkan ke permukaan sering ketika itu ditekan melawan sebuah struktur yang berbaring di bawah seperti tulang. Beberapa tempat yang diraba pada umumnya adalah 1. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan kurang umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam dan sulit untuk meraba

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

2. Leher (pembuluh nadi kepala), 3. Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial) 4. Kunci paha, 5. Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri) 6. Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis). 7. Di belakang lutut (popliteal arteri) 8. Diatas Perut (Abdominal aorta) 9. Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi mungkin untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop.

Denyut arteri Darah yang dipaksa ke dalam aorta selama systole tidak hanya menggerakkan darah di dalam pembuluh darah ke depan, tetapi juga menyebabkan gelombang tekanan yang berjalan sepanjang arteri. Gelombang tekanan memperluas dinding arteri sewaktu ia berjalan dan perluasan ini dapat dipalpasi sebagai denyut. Denyut ini diraba dalam arteria radialis pada pergelangan tangan sekitar 0,1 detik setelah puncak ejeksi sistolik ke dalam aorta. Dengan bertambahnya usia, arteri menjadi lebih kaku dan gelombang denyut bergerak lebih cepat. Kekuatan denyut ditentukan oleh tekanan nadi dan memberikan sedikit hubungan dengan tekanan rata-rata. Denyutan lemah (seperti benang) dalam syok. Ia kuat sewaktu isi sekuncup besar, mis. selama gerak badan atau setelah pemberian histamin. Bila tekanan nadi tinggi, maka gelombang denyut bisa cukup besar untuk diraba atau terdengar oleh individu (palpitasi, jantung memukul). Bila katup aorta inkompeten (insufisiensi aorta), maka denyut sangat kuat , dan tenaga ejeksi sistolik bisa cukup untuk membuat anggukan kepala di tiap denyut jantung. Denyut dalam insufisiensi aorta dinamai denyut collapsing, Corigan,atau water-hammer.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Takikan (notch) dikrotik (suatu osilasi kecil pada fase penurunan gelombang denyutan yang disebabkan oleh mulainya vibrasi sewaktu katup aorta menutup keras terlihat jika gelombang tekanan direkam, tetapi tak teraba pada pergelangan tangan. Juga ada takikan dikrotik pada kurva tekanan arteria pulmonalis karena penutupan kaatup pulmonalis. Bunyi jantung Normalnya dua bunyi terdengar melalui stetoskop selama tiap siklus jantung. Yang pertama lub rendah yang agak memanjang (bunyi pertama), yang disebabkan oleh mulainya vibrasi olehpenutupan mendadap katup mitral dan trikuspid pada awal sistole ventrikel. Yang kedua dup bernada tinggi yang lebih singkat (bunyi kedua), yang disebabkan oleh vibrasi yang disertai dengan penutupan katup aorta dan pulmonalis tepat setelah akhir sistole ventrikel. Bunyi ketiga bernada rendah yang lunak terdengar sekitar sepertiga jalan melalui diastole dalam banyak individu muda normal. Ia bersamaan dengan masa pengisian ventrikel yang cepat dan mungkin karena vibrasi dimulai oleh aliran masuk darah. Bunyi keempat kadang-kadang dapat terdengar segera sebelum bunyi pertama sewaktu tekanan tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku dalam pengisian ventrikel dan jarang terdengar dalam dewasa normal.

Efek berbagai keadaan atas curah jantung Perkiraan presentase perubahan diperlihatkan dalam tanda kurung Tak ada perlakuan Keadaan atau Faktor Tidur Perubahan sedang sedang dalam suhu Meningkat lingkungan Ansietas dan kegembiraan (50-100%) Makan (30%) Gerak badan (sampai 700%)

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Suhu lingkungan tinggi Kehamilan Epinephrine Menurun Histamin Duduk atau berdiri dari posisi berbaring (20-30%) Aritmia cepat Penyakit jantung 1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1 1.2.2 Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 10

BAB II METODE KERJA 2.1. Sarana Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : stopwatch spygnomomanometer (tensimeter) stethoscope bangku metronom

2.2. Cara Kerja A. Memeriksa Denyut Nadi Manusia coba (MC) berbaring terlentang tenang 2-3 menit di meja Periksalah denyut nadi Arteri radialis dextra dengan ujung jari II-IIIperiksa / tempat tidur dengan kedua lengan diletakkan di samping tubuh. IV yang diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain, longitudinal di atas Arteri radialis tersebut. Catat frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur atau tidak). B. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palapasi Manusia coba berbaring terlentang, lengan yang hendak diukur tekanan Pasanglah manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau terlalu Raba dan rasakan denyut Arteri radialis dextra. Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk darahnya (lengan kanan) di samping tubuh. longgar), sekitar 3 cm diatas fossa cubiti.

mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 11

Pada suatu saat denyut Arteri radialis dextra menghilang (tak teraba). Teruslah memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut Arteri radialis dextra tadi mulai menghilang. Keluarkan udara dari manset secara pelanm dan berkesinambungan (dengamn memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam). Catat tinggi air raksa pada manometer dimana denyut Arteri radialis teraba kembali. Ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi. C. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi Manusia coba tetap berbaring terlentang dengan manset tetap Tentukan letak Arteri Brachialis dextra secara palpasi pada fossa Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di samping tubuh. cubiti, letakkan difragma stetoskop di atas Arteri brachialis dextra tersebut. untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset. Anda akan mendengar suara bising Arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Pada suatu saat suara bising tesebut akan menghilang (tak terdengar). Teruslah memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi daripada titik dimana suara bising Arteri brachialis dextra tadi mulai menghilang. Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan, maka anda akan mendengar suara-suara Korotkoff I-IV. Tekanan udara dimana terdengar Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi, sedangkan tekanan dimana terdengar Korotkoff IV atau V menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 12

D. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 1). Biarkan MC 1 berbaring telentang selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut,

kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Biarkan MC 1 duduk tenang selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut,

kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Biarkan MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut,

kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Bila dalam pengukuran selama tiga kali berturut-turut terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit. E. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah Siapkan alat-alat yang digunakan. Alat-alat yang digunakan meliputi stopwatch, sphygnomomanometer (tensimeter), stethoscope, bangku dan metronom. Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 2). Biarkan MC 2 duduk tenang selama 3 menit.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 13

Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 2 tiga kali berturut-turut, kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya.

Kemudian MC 2 melakukan latihan fisik yaitu step test (naik turun bangku) selama 2 menit yang dipandu oleh irama metronom dengan frekuensi 40 ketukan per menit.

MC 2 diminta untuk segera duduk, kemudian segera ukur denyut nadi dan tekanan darahnya. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir. Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya dilakukan sekali saja.

Teruskan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan interval waktu 2 menit sampai menit ke 7.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 14

BAB III HASIL PENELITIAN

Denyut Nadi ( Permenit ) 93 93 94

Tekanan Darah ( Palpasi ) 80 90 90

Tekanan Darah ( Auskultasi ) 100/60 100/80 100/78

Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Posisi Tubuh Denyut Nadi 72 Berbaring Telentang 74 72 Mean = 72,6 88 Duduk 82 85 Mean = 85 85 Berdiri 86 88 Mean = 86,3 Tekanan Sistolik ( Auskultasi ) 90 100 96 Mean = 95, 33 90 90 92 Mean = 90, 67 110 108 102 Mean = 106,67 Tekanan Diastolik ( Auskultasi ) 70 70 60 Mean = 66,67 60 60 64 Mean = 61,33 60 68 70 Mean = 66

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 15

Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
120 100 80 60 40 20 0 Berbaring Telentang Duduk Posisi Tubuh Berdiri Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

Data Pengaruh Aktivitas Fisik Dengan Denyut Nadi dan Tekanan Darah Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik ( Auskultasi ) 110 110 108 Mean = 109,3 112 110 104 104 Tekanan Diastolik ( Auskultasi ) 80 78 80 Mean = 79,3 90 88 92 86

70 Pra Latihan 72 70 Mean = 70,67 P A S Menit ke 3 93 92 88 C Menit ke 5 A Menit ke - 7 Menit ke 1 94

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 16

120 100 80 Denyut Nadi 60 40 20 0 pra latihan menit ke - 1 menit ke - 5 menit ke - 7 Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 17

BAB IV PEMBAHASAN A. Memeriksa Denyut Nadi Setelah manusia coba 1 (MC 1) berbaring terlentang selama 2-3 menit, di meja periksa dan diukur denyut nadinya sebanyak 3x didapatkan data yaitu 93 / menit, 93 / menit, 94 / menit yang dirata rata hasilnya adalah 93,3 / menit dan iramanya tidak terlalu teratur. B. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi Setelah manusia coba 1 diukur tekanan darahnya menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi. C. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi Setelah manusia coba 1 diukur tekanan darahnya sebanyak 3x didapatkan data yaitu 100/60; 100/80; 100/78 yang dirata rata hasilnya adalah 100/72,67 yang menunjukkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik D. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Pada tahap ini, kami mengukur perubahan denyut nadi dan tekanan darah terhadap posisi tubuh . Seharusnya saat posisi duduk, denyut nadi dan tekanan darahnya lebih tinggi daripada saat berbaring terlentang. Pada saat duduk, denyut nadi lebih tinggi karena ada pengaruh gravitasi dan aliran darah lebih lancar sehingga denyut nadi lebih cepat. Pada percobaan kelompok kami, denyut nadi pada saat duduk ( 85 ) memang lebih cepat daripada saat berbaring terlentang ( 72,6 ) tetapi tekanan darah pada saat duduk ( 90,6/61,3 ) malah lebih rendah daripada saat berbaring terlentang (95,33/66,67) ini dimungkinkan karena kurang tepatnya praktikan dalam mendengarkan bunyi sebanyak 3x didapatkan data yaitu 80, 90 , 90 yang dirata rata hasilnya adalah 86,67 yang

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 18

korotkow dan masih ada pengaruh terhadap posisi sebelumnya . Pada saat duduk, jantung harus memompa dengan lebih kuat karena jantung harus memompa darah melewati pundak dan turun ke tangan sehingga tekanannya lebih tinggi. Pada saat posisi berdiri tekanan dan denyut nadi pada MC 2 yang diukur oleh kelompok kami memang lebih besar daripada saat duduk dan berbaring terlentang. Karena saat berdiri posisi jantung lebih tinggi daripada saat duduk maupun berbaring terlentang sehingga aliran darah lebih lancar lagi dan harus memompa darah lebih kuat ke atas karena adanya pengaruh gravitasi. E. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Pada tahap ini, sebelum melakukan latihan fisik, denyut nadi dan tekann darah MC 3 diukur terlebih dahulu dan didapat data yaitu denyut nadi 70,67 dan tekanan darah 109,3/79,3. Kemudian MC 3 melalukan latihan fisik berupa naik turun bangku selama 2 menit dengan 20kali/ menit. 1 menit setelah melakukan fisik diukur kembali denyut nadi dan tekanan darahnya dan hasilnya denyut nadi 94 dan tekanan darah 112/90. Terlihat bahwa keduanya lebih tinggi daripada pralatihan karena selama latihan fisik, tubuh memerlukan energi sehingga konsumsi oksigen juga meningkat untuk menghasilkan ATP lebih banyak dan jantung memompa darah lebih banyak. Sehingga tekanan darah dan denyut nadi lebih tinggi. Menit ke -3 setelah latihan denyut nadi 93 dan tekanan darah 110/88. Menit ke -5 setelah latihan denyut nadi 92 dan tekanan darah 104/92. Menit ke -7 setelah latihan denyut nadu 88 dan tekanan darah 104/86. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat istirahat jantung perlahan-lahan kembali bekerja normal karena otot sudah tidak berkontraksi dan tidak memerlukan energi sehingga konsumsi oksigen berkurang.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 19

BAB V KESIMPULAN 1. Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi.

Tekanan darah dan denyut nadi paling tinggi pada saat posisi berdiri dan paling rendah pada saat posisi berbaring terlentang, hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi. 2. Latihan fisik mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, pada saat latihan fisik, tubuh memerlukan oksigen lebih banyak untuk menghasilkan energi oleh karena itu jantung memompa darah lebih banyak sehingga tekanan darah dan denyut nadi menjadi lebih tinggi, setelah beristirahat, jantung perlahan lahan kembali bekerja normal ini ditunjukkan oleh tekanan darah dan denyut nadi yang semakin mendekati angka normal.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 20

DAFTAR PUSTAKA www.answers.com www.wikipedia.org Fox, Ira Stuart.1999.Human Physiology sixth edition.WCB/McGraw-Hill : Toronto. Ganong,WF. 2001. Review of Medical Physiology 14th edition. Appleton & Lange A Simon & Schuster Co., Los Altos, Californian.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 21

You might also like