You are on page 1of 23

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/1-24

PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Pengertian persekutuan (Patnership) : Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiripendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota atau sekutu-sekutu firma. Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta meningkatkan laba. Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain: 1. umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi untuk melanjutkan usahanya tanpa perlu dilikuidasi, sedangkan umur suatu perseroaan terbatas dianggap tidak terbatas meskipun perubahan komposisi pemilikan perusahaan tidak mengakibatkan berakhirnya umur perseroan. 2. Perijinan pendirian persekutuan lebih mudah dibandingkan dengan pendirian Perseroan Terbatas yang membutuhkan prosedur yang lebih sulit dan lama.

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/2-24

3. Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan. 4. Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan. Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa. Ada beberapa karakteristik persekutuan menurut Drebin (1982) adalah sebagai berikut: 1. Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggotaanggota persekutuan yang lain. 2. Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian pula apabila ada anggota baru yang masuk. 3. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan. Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/3-24

kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta milik pribadinya. 4. Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas. 5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit), artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian. Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang: 1. Nama dan alamat persekutuan 2. Jenis usaha persekutuan 3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota 4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota 5. Perjanjian pembagian laba/rugi 6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan modal 7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan 8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/4-24

9. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebut 10. Prosedur likuidasi 11. Uraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan lebih rinci Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha bersama-sama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing anggota yang mendirikan firma dapat terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut: 1. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha (semua anggota baru) 2. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota yang belum memiliki usaha

Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum memiliki usaha, maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku firma yang baru. Jika setoran-setoran meliputi aktiva non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut harga pasar atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak dapat ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma tersebut. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pendirian firma yang didirikan oleh semua sekutu yang belum memiliki usaha, maka berikut ini diberikan contoh:

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/5-24

Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing anggota: Tuan Lang Kas Persediaan Perlengkapan Peralatan 15.000.000 35.000.000 100.000.000 80.000.000 5.000.000 65.000.000 Tuan Ling Tuan Lung 25.000.000 40.000.000 5.000.000 30.000.000

Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1 Januari 2001. Penyelesaian: Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing anggota adalah sebagai berikut: 1) Kas Perlengkapan Peralatan Modal Tuan Lang 2) Persediaan Perlengkapan Peralatan Modal Tuan Ling 3) Kas Persediaan 25.000.000 40.000.000 80.000.000 5.000.000 65.000.000 100.000.000 100.000.000 15.000.000 35.000.000 150.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/6-24

Perlengkapan Peralatan Modal Tuan Lung

5.000.000 30.000.000 100.000.000

Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma sebagai berikut: Firma Lang Ling Lung Neraca Awal Per 1 Januari 2001 Kas Persediaan Perlengkapan Peralatan Total Aktiva 125.000.000 120.000.000 25.000.000 130.000.000 400.000.000 Modal Lang Modal Ling Modal Lung Total Pasiva 150.000.000 150.000.000 100.000.000 400.000.000

Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya belum memikiki usaha. Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki usaha. 2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha. 3) Menyusun neraca awal firma.

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/7-24

Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu: 1) Melanjutkan buku perusahaan lama. 2) Membuka buku baru tersendiri. Ad 1) Melanjutkan buku perusahaan lama. Apabila persekutuan yang dibentuk melanjutkan pembukuan salah satu sekutunya, maka semua perkiraan sementara ditutup dan dilakukan penyesuaian kembali terhadap posisi keuangan agar dapat menyusun laporan keuangan pada saat dibentuknya persekutuan. Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2002, A, B, D dan I bersepakat untuk mendirikan firma yang bergerak dibidang perdagangan handphone. A adalah sekutu yang sebelumnya telah memiliki usaha sedangkan sekutu lainnya belum memiliki usaha. Neraca PD A yang disusun sesaat sebelum firma didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut: PD A Neraca Per 31 Des 2002 Kas Piutang Usaha Persediaan Perlengkapan Peralatan Total Aktiva 35.000.000 15.000.000 40.000.000 5.000.000 55.000.000 150.000.000 Total Pasiva 150.000.000 Hutang Usaha Wesel Bayar Modal A 30.000.000 50.000.000 70.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/8-24

Sedangkan sekutu-sekutu yang lainnya menyetorkan harta sebagai berikut : B Kas Persediaan Perlengkapan Peralatan 15.000.000 35.000.000 100.000.000 80.000.000 5.000.000 65.000.000 D I 25.000.000 40.000.000 5.000.000 30.000.000

Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut: 1. Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh A 2. Persediaan barang dagangan A dinilai kembali menjadi 45.000.000. 3. Wesel Bayar A akan dilunasi sendiri oleh A. 4. Peralatan milik A dinilai kembali dan diturunkan nilainya sebesar 10.000.000 5. Diberikan goodwill untuk A sebesar 20.000.000 6. Setoran dari sekutu lainnya telah sesuai dengan nilai pasarnya dan disepakati oleh para sekutu. 7. Firma yang didirikan diberi nama Firma ABDI. Diminta: 1) Buat jurnal yang diperlukan apabila pencatatannya menggunakan metode melanjutkan buku lama yaitu melanjutkan pembukuan A. 2) Susun neraca awal firma ABDI per 31 Desember 2002.

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/9-24

Penyelesaian: Ad. 1) Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan buku PD A adalah sebagai berikut : a) Mencatat penilaian kembali aktiva PD A dengan membuat jurnal sebagai berikut: Persediaan Barang Dagang Wesel Bayar Goodwill Peralatan Kas Modal A b) Mencatat Setoran Tuan B Kas Perlengkapan Peralatan Modal Tuan B c) Mencatat Setoran Tuan D Persediaan Perlengkapan Peralatan Modal Tuan D d) Mencatat Setoran Nyonya I Kas Persediaan 25.000.000 40.000.000 80.000.000 5.000.000 65.000.000 150.000.000 100.000.000 15.000.000 35.000.000 150.000.000 5.000.000 50.000.000 20.000.000 10.000.000 35.000.000 30.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/10-24

Perlengkapan Peralatan Modal Nyonya I

5.000.000 30.000.000 100.000.000

Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai berikut: Firma ABDI Neraca Per 31 Des 2002 Kas Piutang Usaha Persediaan Perlengkapan Peralatan Goodwill Total Aktiva 125.000.000 15.000.000 165.000.000 30.000.000 175.000.000 20.000.000 530.000.000 Total Pasiva 530.000.000 Hutang Usaha Modal A Modal B Modal D Modal I 30.000.000 100.000.000 150.000.000 150.000.000 100.000.000

Ad 2) Membuka buku baru tersendiri

Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penyesuaian dalam buku PD A sesuai dengan perjanjian dengan membuat jurnal sebagai berikut:

10

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/11-24

Persediaan Barang Dagang Wesel Bayar Goodwill Peralatan Kas Modal A

5.000.000 50.000.000 20.000.000 10.000.000 35.000.000 30.000.000

b) Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik Tuan A yaitu dengan membuat jurnal dalam buku PD A sebagai berikut: Hutang Usaha Modal Tuan A Piutang Usaha Persediaan Perlengkapan Peralatan 30.000.000 80.000.000 15.000.000 45.000.000 5.000.000 45.000.000

c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai berikut: Piutang Dagang Persediaan BD Perlengkapan Peralatan Goodwill Hutang Dagang Modal A 15.000.000 45.000.000 5.000.000 45.000.000 20.000.000 30.000.000 100.000.000

11

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/12-24

d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai berikut: Kas Perlengkapan Peralatan Modal B 100.000.000 15.000.000 35.000.000 150.000.000

e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb: Persediaan Perlengkapan Peralatan Modal D 80.000.000 5.000.000 65.000.000 150.000.000

f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb: Kas Persediaan Perlengkapan Peralatan Modal I 25.000.000 40.000.000 5.000.000 30.000.000 100.000.000

Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.

12

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/13-24

Masalah-masalah akuntansi yang khusus atas kegiatan persekutuan :

Karakteristik dan jumlah relatif hak pemilik dalam persekutuan. a. Hubungan kreditur-debitur antara perusahaan dan pemilik. Perlakuan akuntansi atas transaksi hutang piutang antara persekutuan dengan pemilik harus jelas. Bunga yang timbul harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba. b. Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk : Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendiri-sendiri dengan menggunakan Rekening Modal Pemilik yang digunakan untuk mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi. Rekening pribadi (Prive) pemilik, digunakan untuk mencatat pengambilan kas atau aktiva lainnya dalam jumlah tertentu sesuai perjanjian.

Pembagian Rugi/Laba Persekutuan


Contoh : Firma MI didirikan pada tanggal 31 Desember 2002 oleh M dan I. Pada saat pendirian disusun neraca awal sebagai berikut: Firma MI Neraca Per 31 Des 2002 Kas 125.000.000 Hutang Usaha 30.000.000

13

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/14-24

Piutang Usaha Persediaan Perlengkapan Peralatan Goodwill Total Aktiva

15.000.000 165.000.000 30.000.000 175.000.000 20.000.000 530.000.000

Modal M Modal I

200.000.000 300.000.000

Total Pasiva

530.000.000

Setelah didirikan, mutasi modal dan prive selama tahun 2003 dalam buku besar tampak sebagai berikut: Prive M Tgl 2003 1/5 450.000 450.000 Keterangan Debit Kredit Saldo

Prive I Tgl 2003 1/7 550.000 550.000 Keterangan Debit Kredit Saldo

Modal M Tgl 2003 Saldo Keterangan Debit Kredit Saldo 200.000.000

14

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/15-24

1/1 1 / 5 Investasi 1/11 Penarikan kembali Modal 50.000.000 100.000.000 300.000.000 250.000.000

Modal I Tgl 2003 1 / 1 Saldo 1/1 300.000.000 450.000.000 750.000.000 Keterangan Debit Kredit Saldo

Pada akhir periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, Firma ABDI memperoleh laba bersih sebesar Rp. 300.000.000. Pembagian Rugi-Laba persekutuan adalah sama jika tidak ada perjanjian, tetapi para sekutu dapat membuat perjanjian antara lain : 1) Dibagi sama Apabila disetujui Rugi-Laba dibagi sama maka jurnal untuk mencatat pembagian laba sebesar Rp. 300.000.000,- pada tahun 2003 adalah sbb : Ikhtisar R/L 300.000.000

15

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/16-24

Modal M Modal I

150.000.000 150.000.000

2) Apabila disetujui pembagian R/L dilakukan dengan perbandingan berikut M : I = 1:4 maka jurnal pembagian laba menjadi : Ikhtisar R/L Modal M Modal I 300.000.000 60.000.000 240.000.000

3) Apabila disetujui bahwa pembagian R/L dilakukan sesuai dengan perbandingan modal maka ada 3 kemungkinan antar lain : a) Sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnalnya : Ikhtisar R/L Modal M Modal I Perhitungan : Nama Sekutu M I Saldo modal Rasio Pembagian R/L awal tahun 200.000.000 300.000.000 500.000.000 200jt / 500jt = 40% 300jt / 500jt = 60% 100% 40% x 300.000.000 = 120.000.000 60% x 300.000.000 = 180.000.000 300.000.000 Hak atas laba 300.000.000 120.000.000 180.000.000

Dengan cara ini akan merugikan sekutu yang menyetorkan investasi tambahan sehingga biasanya para sekutu tidak bersedia untuk menambah investasinya.

16

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/17-24

b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir. Ikhtisar R/L Modal M Modal I Perhitungan : Nama Sekutu M I Saldo modal Akhir tahun 250.000.000 750.000.000 1.000.000.000 Rasio Pembagian R/L 250jt / 1.000jt = x 300.000.000 = 75.000.000 Hak atas R/L 300.000.000 75.000.000 225.000.000

750jt / 1.000jt = 3/4 x 300.000.000 = 225.000.000 1,00 300.000.000

c) Sesuai dengan modal rata-rata tahunan. Dengan cara ini modal para sekutu dihitung rata-rata dalam sebulan atau setahun sebanding dengan lamanya investasi. Semakin lama diinvestasikan maka modal ratarata akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya bila investasi dilakukan pada akhir periode akuntansi maka jangka waktu investasi untuk periode tersebut akan mendekati nol sehingga tidak akan diperhitungkan dalam modal rata-rata. Cara ini merupakan cara yang terbaik diantara cara pembagian laba/rugi sesuai dengan modal, namun akan lebih sulit untuk menghitung modal rata-rata bila penginvestasian dan penarikan kembali modal sering dilakukan. Ada beberapa cara untuk menghitung modal rata-rata tetapi akan disajikan satu cara saja dan jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut: Ikhtisar R/L Modal M 300.000.000 75.000.000

17

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/18-24

Modal I Perhitungan : Jk Nama Tgl. Muta Sekutu M si 1 Jan 1 Jun 1 Nov 50.000.000 Debit Kredit 200.000.000 200.000.000 100.000.000 300.000.000 250.000.000 Jumlah Mutasi Saldo

225.000.000

waktu Jml. Modal dlm. Tiap bag. 5 5 2 12 Jangka waktu ybs. 1.000.000.000 1.500.000.000 500.000.000

rata-rata

3.000.000.000 250.000.000

1 Jan

450.000.000 750.000.000

12 12

9.000.000.000 9.000.000.000 750.000.000 12.000.000.000 1.000.000.000

Pembagian laba Sekutu M I Rasio pembagian R/L 250 juta / 1.000 juta = 750 juta / 1.000 juta = Hak atas R/L 25% 25% x 300.000.000 = 75.000.000

75% 75% x 300.000.000 = 225.000.000 100% 300.000.000

d) Apabila pembagian R/L dilakukan dengan memperhitungan bunga modal untuk masing-masing sekutu, lalu sisanya dibagi berdasarkan perjanjian sebagai berikut:

18

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/19-24

Bunga modal ditentukan 6% dari modal rata-rata, kemudian sisanya dibagi sesuai dengan rasio M : I = 1 : 2. Ikhtisar R/L Modal M Modal I 300.000.000 95.000.000 205.000.000

Perhitungan pembagian laba/rugi M Bunga modal Sisa laba 15.000.000 80.000.000 95.000.000 I 45.000.000 160.000.000 205.000.000 Jumlah 60.000.000 240.000.000 300.000.000

e) Mula-mula diberikan gaji kepada sekutu yang aktif, sisa dibagi sesuai perjanjian. Misalnya gaji para sekutu M dan I untuk setiap bulan maisng-masing 1.000.000 dan 500.000, bila ada sisa maka dibagi dua. Jurnal : Ikhtisar R/L Modal M Modal I Perhitungan pembagian laba/rugi M Gaji pemilik 12.000.000 I 6.000.000 Jumlah 18.000.000 300.000.000 153.000.000 147.000.000

19

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/20-24

Sisa laba

141.000.000 153.000.000

141.000.000. 147.000.000

282.000.000 300.000.000

f) Apabila pembagian R/L disetujui sbb: Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata. Untuk M sebagai sekutu yang memimpin diberikan bonus sebesar 20% dari laba setelah dikurangi bonus. Sisa laba dibagi dengan perbandingan M : I = 3 : 2. Jurnal Ikhtisar R/L Modal M Modal I Perhitungan B = 20% (300.000.000 B) B = 60.000.000 0,2B B + 0,2B = 60.000.000 1,2B = 60.000.000 Perhitungan Pembagian R/L Keterangan Bunga Modal Bonus Sisa laba Total M 15.000.000 50.000.000 76.000.000 141.000.000 I 45.000.000 114.000.000 159.000.000 Jumlah 60.000.000 50.000.000 190.000.000 300.000.000 B = 50.000.000 300.000.000 141.000.000 159.000.000

Masalah Gaji Pemilik dan bunga modal :

20

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/21-24

Secara teoritis gaji pemilik dan bunga modal merupakan biaya, bukan pembagian laba Secara akuntansi bukan merupakan biaya, karena ditentukan sepihak jadi tidak abjektif. Dapat diakui sebagai biaya bila bisaditaksir dan bunga atas pinjaman yang sebenarnya bukan investasi. Dapat diakui sebagai biya bila gaji sesuai dengan jasa kepada perusahaan, dan bunga perhitungan dari pinjaman pemilik bukan dari nilai investasi. Bagi manajemen dapat diperlakukan sebagai biaya usaha pada periode yang bersangkutan asal dijelaskan dalam perjanjian. Gaji Pemilik dan Bunga Modal diatas jumlah Laba bersih :

Bila Laba, laba tersebut dikurangi gaji dan bunga, sisanya dibagi sesuai perjanjian. Contoh: berdasarkan soal firma MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-masing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta laba setelah 1 tahun beroperasi adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb: Diberikan gaji kepada M dan I masing-masing Rp. 1.000.000,- per bulan dan Rp. 500.000,- per bulan. Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata. Sisanya dibagi sesuai dua.

Jurnal Ikhtisar R/L Modal M Modal I Perhitungan Pembagian laba sebesar Rp. 10.000.000,30.000.000 3.000.000 27.000.000

21

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/22-24

M Gaji Bunga modal Sisa laba 12.000.000 15.000.000 (24.000.000) 3.000.000

I 6.000.000 45.000.000 (24.000.000) 27.000.000

Jumlah 18.000.000 60.000.000 (48.000.000) 30.000.000

Bila Rugi, kerugian tersebut ditambah gaji dan bunga, atas seluruh kerugian dibebankan ke masing-masing anggota sesuai perjanjian. Contoh: berdasarkan soal persekutuan MI yang modal rata-ratanya M dan I masingmasing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta rugi setelah 1 tahun beroperasi adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb: a) Diberikan gaji kepada M Rp. 1.000.000 per bulan dan kapada I Rp.500.000 per bln. b) Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata. c) Sisanya dibagi sesuai Rasio dua.

Jurnal Modal M Modal I Ikhtisar R/L Perhitungan Pembagian rugi sebesar Rp. 30.000.000,Keterangan Gaji Bunga modal Sisa laba M 12.000.000 15.000.000 (54.000.000) I 6.000.000 45.000.000 (54.000.000) Jumlah 18.000.000 60.000.000 (108.000.000) 27.000.000 3.000.000 30.000.000

22

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/23-24

Total

(27.000.000)

(3.000.000)

(30.000.000)

23

You might also like