You are on page 1of 13

GEJALA : Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut.

Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun. Atau bisa juga ditubuhnya menunjukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tapi akibat kondisi medis lain. Apabila seorang wanita mempunyai gejala dibawah ini dan merasa sangat khawatir,sebaiknya segera ke dokter. Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain : Ada benjolan yang keras di payudara Bentuk puting berubah ( bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk adanya benjolan-benjolan kecil Ada luka dipayudara yang sulit sembuh Payudara terasa panas, memerah dan bengkak Terasa sakit / nyeri ( bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus diwaspadai ) Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting Benjolan yang keras itu tidak bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada 1 payudara PENYEBAB KANKER PAYUDARA : Secara pasti belum diketahui, Hanya bisa ditandai pada wanita yang mempunyai factor resiko dibawah ini : Umur diatas 30 tahun ( sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara ) Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara ( sekarang ini juga tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena ) Punya riwayat tumor Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun Tidak menikah / tidak menyusui Melahirkan anak petama diatas usia 35 tahun Sering terkena radiasi ( Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat X-ray ) Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan Kegemukan Konsumsi alcohol berlebihan Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang Stress Faktor genetic ( BRCA1/BRCA2 ) BAGAIMANA MENDIAGNOSA KANKER PAYUDARA : Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain. Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi ( mengambil sedikit jaringan , untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh ahli patologi ) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis. Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika akan memutuskan test diagnostic : Usia dan kondisi medis pasien Type kanker Beratnya gejala Hasil test sebelumnya Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal ( suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara

wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini : IMAGING TEST : Diagnostic mammography. Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.

Ultrasound ( USG ) Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

MRI MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy. TEST DENGAN BEDAH Biopsi Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy, danalisa oleh ahli patologi ( dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit ) Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy ( FNAB, menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan ). Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil ) atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi

tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan stadium. Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.

Fine needle biopsy Sentinel node biopsy Surgical Biopsy ( biopsy dengan cara operasi ) mengambil sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).

lumpectomy biopsy Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening. Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat: Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade ( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati. Receptor Estrogen ( ER ) dan Receptor Progesteron ( PR ) test. Sel kanker payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ). Test HER2 neu.( C-erb2 ). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 ( positive atau negative ) maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri ) Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya. TEST DARAH Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara lain : Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah ) Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih ) JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang. SGOT & SGPT Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver TUMOR MARKER TEST Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30

TEST-TEST LAIN Test test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah : Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kirakira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal. Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan.Untuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CTscan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi. Positron Emission Tomography ( PET ) scan.Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik

BENJOLAN DI PAYUDARA, APAKAH ITU KANKER ?



Posted by: kankerpayudara on: April 20, 2008 In: artikel Comment!

Perubahan pada payudara terjadi hampir pada setiap wanita. Tapi sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Ini bisa jadi karena perubahan level hormone, yang normal terjadi pada wanita apabila usia bertambah. Wanita yang lebih muda, bisa jadi mempunyai kelenjar payudara lebih banyak, lebih padat dan tidak berlemak/gemuk, dibandingkan wanita yang usianya lebih tua, apalagi yang telah menapouse. Meskipun begitu, bisa juga perubahan yang terjadi pada payudara itu merupakan tanda-tanda dari kanker. Perubahan ( benjolan ) pada payudara yang bukan merupakan kanker disebut benign ( tumor, tapi bukan kanker ). Dalam siklus kehidupan wanita sering terjadi perubahan-perubahan pada payudaranya. Perubahan-perubahan yang bukan kanker itu diantaranya adalah : 1. LUMPINESS ( BENJOLAN ) Beberapa wanita mengalami beberapa jenis benjolan pada payudaranya, sebagian lebih terasa padat dibanding wanita lain, kadang juga terasa kenyal ketika di raba. Ini bisa jadi merupakan kelenjar pada jaringan payudara. 2. PERUBAHAN PADA PAYUDARA DIKARENAKAN MENSTRUASI Banyak wanita, yang pada payudaranya mengalami pembengkakan, terasa lembut dan agak sakit, yaitu pada waktu sebelum atau sedang menstruasi. Mungkin juga terasa ada satu atau beberapa benjolan didalamnya. Ini disebabkan oleh adanya cairan ekstra di payudara

yang dikarenakan adanya perubahan normal dari hormone. Dokter, biasanya akan menyarankan untuk kembali lagi satu atau dua bulan lagi, untuk memantau apakah benjolan itu akan hilang dengan sendirinya, ( karena apabila itu ada hubungannya dengan masa menstruasi, maka begitu menstruasi selesai, benjolan akan hilang ).atau akan tetap ada dan bahkan mungkin ada menunjukkan suatu perubahan. Dan ini yang membutuhkan penanganan khusus. 3. SINGLE LUMPS ( BENJOLAN TUNGGAL ) Sebuah benjolan bisa terjadi kapan saja, dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Tapi kebanyakan benjolan bukanlah kanker. Bagi dokter akan selalu diperiksa benjolan itu secara hati-hati. Mungkin akan disarankan untuk menjalani test mammography untuk meyakinkan bahwa itu memang bukan kanker. Dan selalu control ke dokter secara rutin apabila sudah ada benjolan dipayudara. Bisa saja benjolan yang terdahulu hanya tumor biasa, tapi apabila ada tumbuh benjolan baru, bisa jadi itu bukan tumor biasa, tapi merupakan salah satu jenis kanker. 4. PUTING MENGELUARKAN CAIRAN Sebenarnya puting mengeluarkan cairan itu bisa dikatakan umum pada wanita. Cairan yang keluar itu bisa dalam warna dan bentuk yang berbeda. Sebagai contoh, ini bisa dikarenakan pil anti hamil,atau obat-obatan lain seperti misalnya obat-obat penenang, ataupun infeksi-infeksi tertentu. Namun begitu cairan yang keluar dari payudara, tetap harus diwaspadai, terutama bagi wanita yang sedang menuju atau telah lewat masa menapouse. Karena bisa jadi itu merupakan pertanda dari kanker. Untuk itu segeralah ke dokter, apalagi bila cairaan itu berubah warna dan tekstur. Dokter, akan mengambil sample dari cairan itu untuk di selidiki di laboratorium. 5. MASTITIS Selama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi yang disebut mastitis. Ini terjadi apabila saluran air susu tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan / pembengkakan, terasa hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan kadang air susu perlu dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan pengobatan biasa belum berhasil. 6. AKIBAT PERUBAHAN LEVEL HORMON Perubahan hormone bisa menyebabkan payudara terasa lembut, padat bahkan kadang terasa lebih menonjol dari sebelumnya. Akibat bertambahnya usia, perubahan pada payudara bisa saja terjadi. Diantaranya : - Intraductal papiloma Ini seperti jerawat, tumbuhnya di puting. Biasanya akan diambil melalui operasi kecil yang tidak akan merubah penampilan dari payudara

- Mammary duct ectasia Sejalan dengan masa menapouse, saluran air susu dibawah puting bisa membengkak dan tersumbat. Ini akan terasa sakit dan puting akan mengeluarkan cairan. Masalah ini akan diobati dengan antibiotic, kompres hangat, bahkan kadang harus dioperasi untuk menghilangkan saluran air susu tersebut. Apabila pasien sedang menggunakan terapi hormone seperti misalnya hormone replacement therapy ( HRT ), pil anti hamil, atau suntikan. Harus diinformasikan ke dokter yang merawatnya, karena akan mempengaruhi hasil mammogram. Karena terapi hormone akan menyebabkan payudara menjadi lebih padat, yang menyebabkan dokter agak kesulitan dalam membaca hasil mammography. Ketika wanita mengalami menapouse, level hormonnya akan menurun, dan kelenjar payudara akan berkurang kepadatannya, lebih berlemak / gemuk. Pada saat ini, mungkin wanita akan merasa bahwa keluhannya seperti adanya benjolan, sakit, atau cairan yang keluar dari putting akan menghilang. Dan pada masa inipun hasil pemeriksaan mammography akan mudah terbaca. MAMMOGRAM Adalah penting bagi wanita selalu mengontrol payudaranya dan melakukan mammography satu hingga dua tahun sekali terutama yang telah berusia 40 tahun, agar bisa cepat diketahui apabila ada perubahan bentuk. GAMBAR MAMMOGRAPHY PADA PASIEN :

GAMBAR HASIL MAMMOGRAPHY :

Mammogram gunanya adalah sebagai screening dan juga sebagai alat diagnosa. Screening, untuk menemukan perubahan pada payudara, apabila wanita sendiri tidak merasakan adanya perubahan apa-apa. Sebagai alat diagnosa, apabila dokter mencurigai adanya suatu perubahan pada payudara, maka pasien mungkin memerlukan diagnostic mammogram. Yang berarti sinar x-Ray harus lbh banyak, agar memperoleh gambaran yg jelas. APA YANG BISA DIPERLIHATKAN DARI MAMMOGRAM 1. KISTA Bentuk - benjolan berisi cairan . - biasanya bukan kanker - hampir terjadi pada Wanita usia 35 50 th - Sering terjadi pada ke-dua payudara - beberapa terlalu kecil sehingga sukar Untuk diraba Rekomendasi dokter Dokter akan mengamati kista ini untuk beberapa kali atau menggunakan fine needle aspiration untuk mengangkat cairan dari dalam kista. USG bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah kista tersebut berisi cairan atau solid. 2. FIBROADENOMA ( FAM ) Bentuk - Keras, bulat, tumor yang tumbuh. Penyebabnya karena sering makan yg. berlemak - Terasa seperti karet,mudah berpindah-pindah - Biasanya terasa sakit - Biasanya sering terjadi pada remaja dan wanita muda - Penampakan dalam mammogram, benjolan yang membulat halus dengan batas yang jelas - Akan membesar pada saat wanita hamil atau menyusui Rekomendasi dokter Kadang didiagnosa dengan biopsy ( fine needle aspiration ) Apabila terlihat tidak normal, maka dokter akan menyarankan untuk diambil saja. 3.MACROCALCIFICATION

Bentuk - Dalam mammogram akan terlihat sebagai endapan kalsium yang besar. - Biasanya karena usia - Biasanya bukan kanker - Tapi apabila mereka mengumpul dengan cara / bentuk tertentu, bisa jadi itu pertanda kanker. Rekomendasi dokter Akan dilakukan mammogram ulang pada area tersebut, dan biopsy mungkin juga digunakan untuk mendukung diagnosa. 4. LUMP /BENJOLAN ( MASSA ) Bentuk - Mungkin berbentuk bulat dan halus - Mungkin dikarenakan perubahan hormone - Tepi benjolan yang berbentuk tak beraturan bisa jadi merupakan pertanda kanker Rekomendasi dokter Akan dilakukan mammogram atau USG pada area tersebut untuk mengetahui apakah benjolan itu solid atau mengandung cairan, dan biopsy mungkin juga digunakan untuk mendukung diagnosa. 4. MICROCALCIFICATION Bentuk - Terlihat dalam mammogram sebagai bintik kecil kalsium disuatu area dimana terjadi pembelahan sel yang cepat - Apabila merupakan suatu kumpulan yang berubah dengan pola tertentu, kemungkinan kumpulan itu bisa merupakan pertanda kanker Rekomendasi dokter Mammogram lagi pada area tersebut, untuk melihat lebih detail. Kemungkinan akan dilakukan biopsi untuk menentukan diagnosa

STADIUM DAN GRADE DALAM KANKER PAYUDARA



Posted by: kankerpayudara on: Desember 22, 2007 In: artikel Comment!

Tulisan ini disarikan dan diterjemahkan dari website ASCO foundation dan website CANADIAN CANCER SOCIETY Stadium dalam kanker, adalah untuk menggambarkan kondisi kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Dokter menggunakan test-test untuk menentukan stadium dari kanker. Jadi stadium belum bisa ditentukan apabila test-test itu belum komplit / selesai. Dengan mengetahui stadium, ini adalah salah satu cara yang membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok untuk pasien. Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker adalah system TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan stadium kanker. Yaitu : 1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T, Tumor )

2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar getah bening disekitarnya? ( N, Node ) 3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )

STADIUM 0 : Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara. STADIUM I Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening

STADIUM IIa : Pasien pada kondisi ini : Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes ) Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ). Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

STADIUM IIB : Pasien pada kondisi ini : 1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm. 2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak. 3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.

STADIUM III A : Pasien pada kondisi ini : Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. .

STADIUM III B : Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Atau

didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

STADIUM IIIC : Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening dibawah tulang selangka ).

STADIUM IV : Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu : Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.

GRADE Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy dipelajari dibawah microscope. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang. Berikut adalah Grade dalam kanker payudara : GRADE 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang, biasanya tidak menyebar. GRADE 2 : Ini adalah grade tingkat sedang GRADE 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya menyebar.

Kanker payudara biasanya tumor epitel asal duktus atau lobular. Fitur berikut adalah penting dalam menentukan suatu program pengobatan untuk setiap tumor payudara:

Ukuran Status margin bedah Ada atau tidak adanya reseptor estrogen dan reseptor progesteron Nuklir dan histologis kelas DNA konten S-fase fraksi Vascular invasi

Tumor necrosis Jumlah komponen intraductal Sebuah studi oleh Kabos et al menemukan bahwa reseptor estrogen negatif, reseptor progesteron negatif, cytokeratin 5 subpopulasi positif ditemukan pada tumor luminal banyak adalah tahan terhadap endokrin standar dan kemoterapi. Dengan demikian, senyawa yang menargetkan sel-sel ini diperlukan untuk membantu meningkatkan hasil pada kanker payudara luminal [1].

Sebuah studi oleh Lowery et al menemukan bahwa reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) mungkin penting dalam penyebab kanker interval dan mungkin merupakan sasaran terapi mungkin. Temuan juga menunjukkan bahwa perbedaan biologis antara interval dan kanker layar-terdeteksi lebih didefinisikan pada wanita yang lebih tua. Penelitian tambahan diperlukan mengkonfirmasi temuan ini dan untuk menyelidiki penanda baru untuk mengkarakterisasi kanker interval, yang mungkin lebih menguntungkan. [2]

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kanker Payudara, serta Kanker Payudara HER2.

Histologis kelas Histologis kelas adalah prediktor terbaik dari prognosis penyakit pada karsinoma in situ, tetapi tergantung pada sistem penilaian yang digunakan, seperti Van Nuys klasifikasi (grade tinggi, lowgrade komedo, kelas rendah noncomedo). Gradasi karsinoma invasif juga penting sebagai indikator prognostik, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan prognosis yang lebih buruk. Kelas I tumor yang berhubungan dengan tingkat kelangsungan hidup 10-tahun 85%, namun angka kelangsungan hidup turun menjadi 45% untuk tumor grade III. Kriteria mikroskopis untuk grading yang ditunjukkan pada Tabel 1, di bawah ini.

Tabel 1. Grading Sistem di Kanker Payudara Invasif (Bloom dan Richardson Modified) (Tabel Buka di jendela baru)

Skor 123 A. tubuler pembentukan> 75% 10-75% <10% B. mitosis hitungan per bidang daya tinggi (mikroskop-dan lapangan-dependent) <07-12 Juli> 12 C. Nuklir ukuran dan pleomorfisme Near yang normal

Sedikit variasi

Sedikit diperbesar

Sedang variasi

Nyata diperbesar

Ditandai variasi

Grade I kanker jika total skor (A + B + C) adalah 3-5 Grade II kanker jika total skor (A + B + C) adalah 6 atau 7 Kelas III kanker jika total skor (A + B + C) adalah 8 atau 9

Breast cancers usually are epithelial tumors of ductal or lobular origin. The following features are all important in deciding on a course of treatment for any breast tumor: Size Status of surgical margin Presence or absence of estrogen receptors and progesterone receptors Nuclear and histologic grade DNA content S-phase fraction Vascular invasion Tumor necrosis Quantity of intraductal component A study by Kabos et al found that estrogen receptor negative, progesterone receptor negative, cytokeratin 5 positive subpopulation found in many luminal tumors is resistant to standard endocrine and chemotherapies. Thus, compounds that target these cells are required to help improve outcome in luminal breast cancers.[1] A study by Lowery et al found that epidermal growth factor receptor (EGFR) may be important in the etiology of interval cancer and may represent a possible therapeutic target. The findings also suggested that biological differences between interval and screen-detected cancers are more defined in older women. Additional studies are needed confirm this finding and to investigate novel markers for characterizing interval cancers, which may be more beneficial.[2] For more information, see Breast Cancer, as well as HER2 Breast Cancer.

Histologic grade
Histologic grade is the best predictor of disease prognosis in carcinoma in situ, but it is dependent on the grading system used, such as the Van Nuys classification (high-grade, low-grade comedo, lowgrade noncomedo). The grading of invasive carcinoma is also important as a prognostic indicator, with higher grades indicating a worse prognosis. Grade I tumors are associated with a 10-year survival rate of 85%, but the survival rate falls to 45% for grade III tumors. Microscopic criteria for grading are shown in Table 1, below. Table 1. Grading System in Invasive Breast Cancer (Modified Bloom and Richardson) (Open Table in a new window)
Score

A. Tubule formation

>75%

10-75%

< 10%

B. Mitotic count per high-power field (microscope- and field-dependent)

<7

7-12

>12

C. Nuclear size and pleomorphism

Near normal

Slightly enlarged

Markedly enlarged

Little variation

Moderate variation

Marked variation

Grade I cancer if the total score (A + B + C) is 3-5

Grade II cancer if the total score (A + B + C) is 6 or 7

Grade III cancer if the total score (A + B + C) is 8 or 9

You might also like