You are on page 1of 154

MAKALAH KLIPING

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Di Susun Oleh : SAFIRA 04.11.34

DOSEN PEMBIMBING : NAZIFAH, SST

AKADEMI KEBIDANAN SALMA SIAK SRI INDRAPURA T.A. 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

ASUAHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA yang membahas tentang BAYI BARU LAHIR BERMASALAH DAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit pun hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,dorongan dan bimbingan orang tua,sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.oleh karna itu saya mengucapkan terima kasih kepada ibu NAZIFAH, SST selaku dosen pembimbing saya.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi asya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai ,Aminn.

Siak, 29 Oktober 2012

Ttd Siska andrianti 041137

SISTEMATIKA PENYUSUNAN

KATA PENGANTAR SISTEMATIKA PENYUSUNAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi 2.2. Bayi Baru Lahir Bermasalah 2.2.1. Bercak Mongol 2.2.2. Ikterus pada neonatus dan balita 2.2.3. Muntah 2.2.4. Gumoh 2.2.5. Oral Trush 2.2.6. Diaper Rash 2.2.7. Seborrhea 2.2.8. Bisulan 2.2.9. Miliariasis pada neonatus, bayi dan balita 2.2.10. Diare

2.2.11. Obstipasi/Konstipasi 2.2.12. Infeksi Pada Neonatus 2.3. Neonatus, Bayi Dan Anak Balita Dengan Penyakit Yang Lazim Terjadi 2.3.1. Penyakit Tropic Dan Infeksi 2.3.2. Morbili 2.3.3. Parotitis Epidemika 2.3.4. DBD 2.3.5. Pertusis 2.3.6. Tetanus 2.3.7. Diftery 2.3.8. Typus Abdomen 2.4. GASTROENTEROLOGI (ILMU TENTANG LAMBUNG DAN USUS) 2.4.1. Diare 2.4.2. Muntah 2.4.3. Sakit Perut 2.4.4. Konstipasi 2.5. Neurolog (Sistem Saraf) 2.5.1. kejang demam 2.5.2. maningitis ensefalitis 2.6. PULMONOLOGI (ILMU PARU-PARU) 2.6.1. TBC

2.6.2. Asma 2.6.3. Pneumonia 2.7. NEFROLOGI (PERKEMIHAN) 2.7.1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2.8. PENYAKIT GIZI 2.8.1. Obesitas 2.8.2. Kekurangan Energi Protein 2.8.3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) 2.8.4. Anemia Gizi Buruk 2.8.5. Kekurangan Vitamin A BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.

Tujuan asuhan pada bayi baru lahir ini adalah memberikan asuhan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat masih di ruang rawat serta mengajarkan orang tua dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan terjadi serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses kelahiran.

Asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, diberikan kepada bayi baru lahir dengan masalah-masalah bercak mongol, hemangioma, ikterus, muntah dan gumoh, oral trush, diaper rash, seborrhea, bisulan, milliariasis, diare, obstipasi, infeksi, serta bayi meninggal mendadak.

Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yang lazim terjadi saat ini telah dikembangkan suatu bentuk pengelolaan bayi dan anak balita yang mengalami sakit, yaitu manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Manajemen ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak serta kualitas pelayanan kesehatan anak. Bentuk pengelolaan ini dapat dilakukan dengan palayanan tingkat pertama, seperti unit rawat jalan, puskesmas, polindes, dan lain-lain. Pengelolaan ini bersifat terpadu, karena dilaksanakan secara bersama, meliputi manajemen anak, sakit, pemberian nutrisi, imunisasi, pencegahan penyakit dan promosi untuk tumbuh kembang anak.

1.2.

Rumusan Masalah 1. apa yang dimaksud dengan neonatus?

2. penyakit apa saja yang lazim terjadi pada neonatus? 3. bagaimana cara penanganan dan pengobatannya?

1.3. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan neonatus 2. untuk mengetahui jenis-jenis dan penyakit yang lazim terjadi pada neonatus. 3. untuk mengetahui cara penanganan dan pengobatan pada berbagai penyakit yang terjadi pada neonatus.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. DEFINISI

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehid2upan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonates.

2.2. BAYI BARU LAHIR BERMASALAH 2.2.1. Bercak mongol Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadangkadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.

Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar.Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.

Bintik Mongolia, daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua permukaan tubuh, termasuk pada ekstremitas.Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan bokong. Daerah pigmentasi ini terlihat pada bayi-bayi yang berasal dari Mediterania, Amerika Latin, Asia, Afrika, atau beberapa wilayah lain di dunia. Bercak-bercak ini lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap tanpa memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun.

Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan atau abu kebiruan yang ditemukan pada 90% bayi Amerika, Asia, Hispanik dan Afrika Amerika dan 10%nya terjadi pada bayi Kaukasia, khususnya keturunan Mediterania. Paling sering pada daerah punggung, bokong, tapi dapat pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam ukuran dan bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit tertentu. Kebanyakan akan memudar pada usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekasnya akan bertahan sampai dewasa.

Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam.Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Biasanya dimiliki pada 9 dari 10 anak berkulit hitam, keturunan Mediterania dan keturunan Indian dan sangat jarang terjadi pada bayi berambut pirang dan berwarna biru.

Bercak mongol merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung melanin, pigmen normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat coklat tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru. Selain itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis lainnya. Bercak mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain.

1.

Hemangioma adalah sekelompok pembuluh darah yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum dan ia muncul di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar, hemangioma bukanlah tumor. Tanda lahir ini dapat membesar dua kali ukuran semula, tetapi setelah itu ukurannya akan stabil, lalu warnanya menipis (tampak lebih muda), akhirnya menghilang dengan sendirinya. Kelainan pembuluh darah yang tidak berbahaya ini umumnya hanya timbul di satu tempat, seperti di wilayah leher atau kepala.Namun pada beberapa kasus (yang jarang terjadi) dapat pula timbul di beberapa bagian tubuh sekaligus. Hemangioma sendiri dikenal dalam berbagai bentuk: Strawberry Hemangioma, Cavernous Hemangioma, Salmon Patches

2. Mongolio spots

Tanda lahir yang tergolong normal dan tidak berbahaya ini dialami hampir semua bayi, terutama anak Asia Timur.Bercak mongol adalah terperangkapnya sel melanosit (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf. Bercak ini ada yang berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, mirip tanda lebam.Ukurannya bervariasi dari kecil atau dapat pula sangat besar.Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan

bahu.Bercak ini biasanya memudar pada tahun pertama walaupun sering juga menetap hingga dewasa.

2.

Bercak cafe au lait

Bintik berwarna cokelat muda atau tua seperti kopi susu. Bentuknya tidak teratur, mendatar pada kulit dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Lokasinya bisa terdapat di seluruh tubuh.Bila hanya satu bercak, umumnya tidak memerlukan penanganan khusus.Yang patut diwaspadai jika terdapat 5 atau lebih tanda lahir ini dengan diameter lebih dari 5 mm. Segera konsultasikan pada dokter karena kehadirannya bisa menjadi pertanda suatu penyakit genetik.

3.

Nevus congenital

Berupa tahi lalat di kepala atau di bagian badan yang muncul semenjak lahir. Ukurannya paling kecil sekitar 1 cm hingga lebih dari 20 cm. Berwarna kecokelatan sampai hitam dan sebagian ada yang berambut. Bila semakin membesar patut diwaspadai sebagai pertanda awal keganasan.Untuk itu segera konsultasikan pada dokter. Jenis tahi lalat lain adalah Nevus nevoselularis, Nevus Verukosus Epidermal, Nevus Sebaseus, Nevus Jaringan Ikat,

4.

5.

Akrosianosis Tanda lahir yang ditemui pada bagian jari tangan dan kaki ini terlihat di permukaan kulit berupa bercak kemerahan. Paling sering terjadi pada bayi perempuan. Bila dicermati, ketika bayi menangis atau sedang kedinginan, warna bercak kemerahan tersebut

akanberubah menjadi kebiruan dan tampak lebih jelas. Tanda lahir ini tergolong tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan.
2.2.2. IKTERUS PADA NEONATUS DAN BALITA

Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25% 50% pada bayi yang lahir cukup bulan.Tapi juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain. Selain pada bayi baru lahir ikterus juga dapat terjadi pada bayi dan balita.

Ikterus fisiologis

-Ikterus yang timbul pada hari ke dua dan ke tiga. -Tidak mempunyai dasar patologis. -Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan. -Tidak mempunyai potensi menjadi kern-icterus. -Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.

Ikterus patologis ialah

-Ikterus yang mempunyai dasar patologis. -Kadar bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubinemia.

Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis apabila sesudah pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang menjadi kern-icterus Yang sangat berbahaya pada ikterus ini adalah keadaan yang disebut Kernikterus.Kernikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak.Gejalanya antara lain: mata yang berputar, kesadaran menurun, tak mau

minum atau menghisap, ketegangan otot, leher kaku, dan akhirnya kejang, Pada umur yang lebih lanjut, bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan) otot, kejang, tuli, gangguan bicara dan keterbelakangan mental.

Hiperbillirubinemia Hiperbillirubinemia ialah suatu keadaan dimana kadar hiperbilirubinea mencapai suatu nilai yang mempunyai suatu potensi kern-ikterus apabila tidak ditanggulangi dengan baik. Sebagian besar hiperbillirubinea ini proses terjadinya mempunyai dasar patologik.

Mengatasi hiperbilirubinemia

Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi. Transfusi tukar darah.

Indikasi transfusi tukar darah


Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek 20 mg%. Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3 1 mg% per jam. Anemia yang berat pada bayi baru lahir dengan gejala gagal jantung. Kadar Hb tali pusat < 14 mg% dan uji Coombs direk positif.

Penyebab Ikterus Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah (hemolisis) yang berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya. 2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver. 3. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin. 4. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau kerusakan sel liver).

2.2.3. MUNTAH

Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya. Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi.Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan. Penyebab muntah Pada neonatus Organik

Gastrointestinal

Obstruksi : atresia esofagus

Non obstruksi : perforasi lambung

Ekstra gastrointestinal

Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra

Susunan syaraf pusat

Peningkatan tekanan intra cranial (TIK) Non organik Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral. Pada anak Organik

Gastrointestinal

Obstruksi : stenosis pylorus Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis

Luar gastrointestinal

Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis) uremia Non organik


Sama dengan neonatus Mabuk perjalanan Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)

Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan

2.2.4. GUMOH Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit. Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan Penyebab

Anak/bayi yang sudah kenyang Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam

lambung

Posisi botol yang tidak pas Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap Akibat kebanyakan makan Kegagalan mengeluarkan udara

2.2.5. ORAL TRUSH

Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit langit, pipi bagian dalam (Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000). Oral trush di sebabkan oleh jamur candida Albicans, karena kurangnya menjaga kebersihan mulut.Bisa juga disebabkan ibu yang menyusui terinfeksi jamur dapat menjadi sumber penularan candida. (lewat puting susu) atau ditularkan ibu melalui vagina pada saat persalinan (saat bayi baru lahir). Ditandai dengan adanya bercak putih pada mulut, terutama lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan, dan anak kadang-kadang menolak untuk minum Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit langit, pipi bagian dalam (Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000). Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.(Ummu Kautsar : 2010) Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut)

disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.(Ummu Kautsar : 2010)

2.2.6. DIAPER RASH

Diaper rash atau diaper dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan inflamasi akut yang terjadi pada daerah popok, lebih dikenal sebagai ruam popok pada bayi. Diaper rash adalah salah satu dari dermatitis yang umumnya terjadi pada bayi akibat dari pemakaian popok. Diaper rash umumnya bersifat self-limiting. Diaper rash sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti sehingga menimbulkan dermatitis iritan. Ruam popok merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi di mana kulit bayi menjadi perih, memerah, bersisik, dan nyeri bila disentuh.Ruam disebabkan karena iritasi kulit akibat popok kotor yang tidak segera diganti, alergi terhadap bahan popok, deterjen, sabun, atau tisu basah.Lapisan plastik kedap air pada popok sekali pakai (pospak) juga dapat menghambat sirkulasi udara sehingga menjadi lembab dan memunculkan adanya ruam dan jamur. Selain itu, ruam popok juga bisa disebabkan oleh perubahan kandungan feses (BAB) bayi akibat pemberian jenis bahan makanan baru. Apabila bayi mengalami diare, ruam popok yang dialami akan menjadi lebih parah. Ruam popok yang terjadi selama beberapa hari, walaupun tetap rutin diganti, bisa disebabkan oleh jamur

Candida albicans.Jenis ruam popok ini berwarna

kemerahan dan tidak begitu jelas, serta muncul bintikbintik merah di sekitar bagian utama ruamnya. Umumnya diawali di bagian-bagian

lipatan kulit bayi, kemudian meluas ke bagian depan dan

belakang tubuhnya. Pemberian antibiotik pada bayi atau ibu menyusui justru akan mengakibatkan infeksi jamur karena antibiotik akan membunuh bakteri baik yang mencegah tumbuhnya jamur Candida ini. Mencegah Terjadinya Ruam Popok Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah dengan menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering, serta secara rutin mengganti popok agar feses dan urin-nya tidak membuat iritasi kulit. Yang bisa dilakukan antara lain:
Ganti pospak bayi yang kotor atau

basah sesegera mungkin


Pada

waktu-waktu waktu pantat

tertentu

(di

antara bersihkan

ganti bayi

popok), dengan

mengalirkan air hangat


Yakinkan bahwa kulit bayi benar-

benar kering sebelum memakaikan popok kembali


Keringkan kulit bayi menggunakan

kain lembut dengan cara ditepuktepuk jangan digosok, karena akan semakin memperburuk iritasi
popok jangan terlalu ketat agar tidak

terjadi gesekan kulit yang bisa mengakibatkan iritasi

Bila Anda menggunakan cloth diapers,bilas beberapa kali ketika mencuci agar benar-benar bersih dari sisa sabun atau deterjen. Hindari menggunakan cairan pelembut pakaian.

Sejumlah pakar mengusulkan agar membiarkan bayi tanpa popok selama beberapa jam setiap harinya, agar kulit yang iritasi bisa kering dan bernapas. Hal ini mudah dilakukan jika Anda menempatkan bayi Anda pada boks dengan kain perlak tahan air atau pada handuk besar di atas lantai. Bayi yang kulitnya sensitif bisa diberikan krem atau salep popok tiap kali pengantian popok agar terlindung dari iritasi, namun tidak semua bayi membutuhkannya. Mengobati Ruam Popok Ruam popok biasanya akan hilang bila Anda lebih rajin mengganti popok kotor bayi Anda. Krem atau salep yang mengandung zinc oxide atau petroleumbisa membantu mengurangi perih dan melindungi dari kelembaban.Krem atau salep harus dilumurkan agak tebal pada kulit setiap kali mengganti popok. Ruam popok biasanya akan hilang dalam waktu 2 - 3 hari tanpa harus ke dokter, namun bisa juga lebih lama. Bila tetap muncul, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan memberikan obat sesuai dengan tipe ruamnya krem antijamur, krem antibiotik, atau krem yang mengandung steroid ringanselama beberapa hari sampai ruamnya hilang.

2.2.7. SEBORRHEA
Saborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.

Pada Bayi Dermatitis seborrheic, umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuhnya. "Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen." Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu saja, terutama yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap bahan-bahan yang bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala, maka akan timbul dermatitis seborrheic bahkan eksim. Bila dermatitis seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan di dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang kemerahan. Anak yang atopik umumnya lahir dari orang tua yang berbakat atopik. "Bila orang tua menderita alergi terhadap benda-benda tertentu, hal ini kemungkinan menurun pada anaknya,. Biasanya, anak yang atopik akan mengalami eksim dan mengalami kelainan di lipat-lipatan tubuh, seperti ketiak, selangkangan, lipatan leher, lipatan hidung, maupun di bagian tubuh lain yang memiliki rambut, seperti alis dan di sekitar kemaluan pada anak yang sudah puber. Hal ini terjadi karena kelenjar minyak selalu berada dalam satu unit dengan folikel rambut.Oleh karena yang paling banyak memiliki kelenjar minyak adalah kepala, maka gangguan pun sering terjadi di situ seperti dermatitis seborrheic dan ketombean.

Kelainan Kulit Kepala Seperti diungkapkan tadi, selepas dari masa bayi, maka dermatitis seborrheic segera menghilang karena hormon androgen yang berasal dari ibu sudah habis. Namun bila lewat usia ini masih juga muncul, berarti telah terjadi sesuatu yang tidak normal. Mungkin saja, sisik-sisik halus itu muncul karena adanya kelainan pada kulit kepala anak balita."Nah, pada usia balita penyebabnya belum bisa dipastikan.Salah satu dugaan kuat adalah tumbuhnya jamur, sehingga memicu peningkatan produksi kelenjar minyak yang lumayan pesat." Normalnya, kata Ari, setiap sebulan sel-sel kulit kepala yang sudah tua digantikan oleh selsel yang muda, sehingga jumlah serpihan kulit kepala yang lepas pun tidak banyak. Namun, sel kulit yang telah terkena jamur akan lebih cepat lepas. Bisa setiap lima hari sekali. Peningkatan produksi kelenjar kulit kepala umumnya disertai dengan rasa gatal, kerontokan rambut, rambut berbau tak enak, lebih berminyak, dan sukar diatur. Jadi, pada anak "ketombeannya" sedikit berbeda dari ketombe orang dewasa.Ketombe pada orang dewasa adalah kelainan-kelainan yang terjadi pada area yang berambut, yang terkait dengan aktivitas kelenjar kulit. Umumnya bila kelenjar kulit kepala berproduksi secara berlebihan, yang bisa saja terjadi tanpa adanya campur tangan jamur atau yang lainnya, akan timbul sisiksisik.

2.2.8. BISULAN Furunkel atau bisuladalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Bisul adalah sejenis abses yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bisul dapat terjadi di semua jenis kulit baik anak kecil ataupun dewasa. Tetapi masalah bisul pada anak-anak lebih sering terjadi daripada orang dewasa. Ini dikarenakan pada anak-anak mereka lebih sering terkena debu dan kotoran di luar, pada saat bermain di lapangan, lumpur, dan tempat lainnya yang menyebabkan mereka lebih mudah terinfeksi dari bakteri-bakteri yang ada di luar sana apalagi saat mereka mempunyai luka di bagian tubuhnya, bakteri itu akan lebih mudah menyerang. Jika bisul yang tumbuh pada tubuh anak anda hanya sekali saja, anda tidak perlu khawatir, sebab itu tidak berbahaya. Kecuali jika bisul itu tumbuh terus menerus, maka anda perlu ke dokter untuk memeriksakan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik tertentu yang akan membunuh bakteri yang menyebabkan kuman. Tapi anda juga bisa membawa anak anda untuk menghentikan bakteri dengan cara terapi budaya bakteri. Budaya bakteri mungkin salah satu cara termudah untuk mendeteksi penyebab pasti bisul pada anak-anak. Anak-anak yang sedang terinfeksi virus, dapat terus-menerus tumbuh bisul karena mereka membawa kuman di dalam tubuh mereka. Fakta membuktikan, anak-anak membawa spora bakteri yang menyebabkan bisul di dalam tubuh berkaitan dengan transferensi genetik. Sejak mereka lahir, anak-anak yang terus menerus mengalami bisul benar-benar membawa bakteri pada permukaan kulit mereka atau di dalam usus mereka atau ketika usus mereka terluka. Ketika bakteri menemukan sebuah lubang di permukaan kulit, mereka masuk dan menyebarkan infeksi. Bisul biasanya sangat buruk untuk dilihat. Mereka penuh dengan nanah, yang akan dibuang bersama dengan darah ketika bisul akan matang. Sebagai orang tua, Anda

dianjurkan untuk berhati-hati ketika keluar nanah. Nanah sangat menular yang harus dibersihkan waktu ke waktu sehingga anda lebih baik menghindari kontak dengan kulit bagian tidak terpengaruh. Berbentuk

Furunkel (boil) Karbunkel (furunkel multipel)

Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga Penatalaksanaan

Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah Pemberian antibiotika sistemik

Jenis-jenis bisul

Bisul dapat juga disebabkan karena tersumbatnya kelenjar minyak, yang kemudian terinfeksi. Bisul seperti ini dinamakan akne kista, biasanya terjadi di kulit wajah para remaja.

Lain lagi dengan bisul yang disebut hidradenitis suppurativa, disebabkan oleh radang lokal kelenjar keringat. Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah, lokasinya di daerah ketiak atau pangkal paha.

Dan yang terakhir adalah bisul yang disebut kista pilonidal, biasanya terjadi di lipatan bokong. Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama, biasanya saat travelling lama, maka terbentuklah bisul ini.

Cara Menghilangkan Bisul pada Anak

Umumnya, resep dokter untuk bisul yang terus tumbuh pada anak-anak adalah antibiotik bernama Naseptin. Obat ini diambil berada dalam dosis terbatas sehingga tidak menimbulkan efek samping negatif apapun. Antibiotik ini harus dimakan 4 kali sehari sampai dengan 10 hari.

Anda harus lebih hati-hati saat memandikan anak anda, untuk menjaga anak-anak anda dari kuman. Hindari menggunakan bath up, lebih baik menggunakan shower atau dengan air yang mengalir. Disarankan menggunakan Cholrhexidine untuk lebih bersih. Walaupun anda diberi obat untuk membersihkan kepala anak anda yang diberi dari dokter, anda disarankan untuk tetap menggunakan Cholrhexidine selama 14 hari.

Menggunakan handuk sendiri untuk anak anda dan menggantinya setiap dua hari sekali. Bahkan untuk lebih baik lagi, setiap anggota keluarga harus menggunakan seperangkat handuk terpisah untuk membatasi penyebaran bakteri yang menginfeksi kulit dan menyebabkan bisul.

Meminta anak anda untuk tidak berusaha memecahkan bisul dengan kuku jari mereka. Karena jika itu terjadi, bisul akan menjadi infeksi dan apabila sampai keluar nanah dan mengenai aliran darah tubuh anak kita, maka akan terjadi keracunan darah.

Untuk menghindari penularan yang lebih lanjut, cuci daerah yang terinfeksi dengan sabun anti bakteri yang baik setiap keluar nanah. Anda juga bisa menutupi bisul dengan tapal (perban) yang baik.

Anda bisa membuat menu makanan yang baik untuk dikonsumsi anak anda. Sertakan sayuran yang mengandung banyak serat agar tidak sembelit dan sediakan jus segar setiap pagi hari untuk detoxsifikasi tubuh. HIndari makanan yang banyak mengandung minyak dan pastikan anak anda minum air putih tiap hari. Hal ini akan membantu dalam proses menyingkirkan zat-zat beracun yang terdapat di dalam tubuh anak Anda

Kompres dengan air panas selama 3-4 menit setiap hari untuk mengurangi rasa sakit pada bisul. Mandi dengan garam Epsom juga efektif untuk menghilangkan bisul pada anak anda. Anda bisa menggunakan kapas yang steril dan menghangatkannya di air panas sebelum diletakan diatas permukaan bisul, yang membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk peregangan.

2.2.9.

Miliariasis pada Neonatus , Bayi , dan Balita Miliariasisadalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. Faktor penyebab Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat Aktivitas yang berlebihan Setelah menderita demam atau panas Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum.

Bentuk miliariasis : 1. Miliaria kristalina

Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan

Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.

2.

Miliaria rubra Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih Staphylococcus juga diduga memiliki peranan Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%

3.

Miliaria profunda Timbul setelah miliaria rubra Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol

4.

Penatalaksanaan Perawatan kulit yang benar Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi

Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)

2.2.10. DIARE

Diareadalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999) Penyebab

Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk

Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi) Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein) Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA) Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)

Jenis diare

Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus

Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri

Tanda dan gejala

Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare

Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering

Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.

Pucat anus dan sekitarnya lecet Pengeluaran urin berkurang/tidak ada Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak

Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah

Komplikasi

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam) Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian Penurunan berat badan dan malnutrisi Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah) Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah) Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah) Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)

Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)

Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB

Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB

Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang 100 ml/kgBB

Penatalaksanaan

Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit Terapi rehidrasi Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan

Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses

Diarea epidemic Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.(Aziz,2006). Diare dapat juga didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. (Ramaiah,2002). Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. (Ngastiyah, 2003).

Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah : 1. Gangguan osmotic Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitisusu Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Patofisiologi Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguankeseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia). 2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah) 3. Hipoglikemia 4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2003).

Gambaran Klinis

Mula-mula bayi atau balita cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.Warna tinja makin lama berubah berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karenna sering defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorsi oleh usus selama diare. (Ngastiyah, 2003)

Diagnosis Diagnosi ditegakknan dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologi yaitu biakan feses, darah, dan likuor serebrospinalis.Namun pada tempat tempat yang endemis bila terdapat gejala klinis seperti gejala klinis seperti diare, panas, dan ikterus terapi yang terarah terhadap salmonelosis dapat dibenarkan.

Pengobatan Tahap pertama pengobatan ialah memberikan cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi dan asidosis.antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksisdan mudah menyebar secara hematogen.Antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksis dan mudah menyebar secara hematogen. Antibiotika harus sesuai dengan pemantauan resistensi kuman,pada saat ini obat yang efektif adalah Kloromisetin dengan dosis 50 mg/kg berat-badan, Sefalosporin generasi ketiga misalnya Sefatriaxone dan Amikasin. Kotrimoksaso, cukup efektif tetapi tidak dapat diberikan pada bayi kurang bulan, neonatus di bawah 2 minggu, dan yang menderita ikterus.

Prognosis Bila pengobatan terlambat maka angka kematian dapat mencapai 50%, karena kuman ini cepat menyebar menjadi sepsis.Setiap diare pada neonatus yang disertai dengan panas dan ikterus maka Salmoneolosis harus dipikirkan.

2.2.11.

OBSTIPASI/ KONSTIPASI

Konstipasi/sembelitadalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras Obstipasi :obstruksi intestinal (konstipasi yang berat) Penyebab Faktor non organik

Kurang makanan yang tinggi serat Kurang cairan Obat/zat kimiawi Kelainan hormonal/metabolik Kelainan psikososial Perubahan mikroflora usus Perubahan/kurang exercise

Faktor organik

Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) Kelainan otot dasar panggul Kelainan persyarafan : M. Hirsprung Kelainan dalam rongga panggul Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus

Tanda dan gejala


Frekuensi BAB kurang dari normal Gelisah, cengeng, rewel Menyusu/makan/minum kurang Fese keras

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (feses rutin, khusus) Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma) Manometri USG

Penatalaksanaan

Banyak minum Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)

Latihan Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi ASI lebih baik dari susu formula Enema perotal/peranal Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi Perawatan kulit peranal

2.2.12. INFEKSI PADA NEONATUS

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik. Bayi baru lahir mendapat imunitas trans. Plasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga berasal dari ibu lain. Terhadap kuman yang disebut terakhir ini, bayi tidak mempunyai imunitas.

Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3 golongan, yaitu :

Infeksi Antenatal Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta.Di sini kuman itu melalui batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilikus dan masuk ke janin. Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalan ini ialah : o Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia, cytomegalic inclusion ; o Spirokaeta, yaitu treponema palidum ( lues ) ; o Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. Coli dan listeria monocytogenes. Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta. Fokus pada plasenta pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin mendapat tuberkulosis melalui inhalasi cairan amnion tersebut.

Infeksi Intranatal Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain. Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketubah

pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan lahirnya bayi lebih dari 12 jam ), mempunyai peranan penting terhadap timbulnya plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina. Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia kongenital selain itu infeksi dapat menyebabkan septisemia. Infeksi intranatal dapat juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina misalnya blenorea dan oral trush .

Infeksi Pascanatal Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi silang. Infeksi pasacanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini penting sekali karena mortalitas sekali karena mortalitas infeksi pascanatal ini sangat tinggi. Seringkali bayi mendapat infeksi dengan kuman yang sudah tahan terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.

INFEKSI/SEPSIS Sepsis adalah istilah bagi infeksi berat.Anak-anak tertentu berisiko besar mengalaminya.Sepsis disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam

tubuh.Namun, sepsis berbeda dari penyakit infeksi biasa.Infeksi biasa hanya menyerang daerah yang terkena infeksi.sepsis berarti bakteri penyebab infeksi ditemukan dalam peredaran darah. Ini mengakibatkan infeksi bisa terjadi di seluruh organ tubuh. Sepsis Neonatorium Sepsis neonatorium adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.Terjadi kurang dari 1% pada bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini 5x lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2x lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.Sepsis yang baru timbul dalam

waktu 4 hari atau lebih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).Penyebabnya adalah infeksi bakteri. Beberapa kasus sepsis pada bayi baru lahir yang disebut dengan sepsis neonatorum dapat disebabkan oleh faktor ibu. Mikroorganisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran, seperti perdarahan, demam atau infeksi pada ibu, ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan, dan proses persalinan yang lama. Risiko terjadinya sepsis meningkat pada kasus ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan atau infeksi pada ibu. Gejala Bayi Sepsis Gejala yang umum adalah bayi tampak lesu, tidak kuat mengisap ASI, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.Gejala lainnya adalah gangguan pernapasan, kejang, jaundice (sakit kuning), muntah, diare, perut kembung, kadang juga ditemukan bercak-bercak merah di kulit. Akibat Beragam gejala tersebut tergantung pada sumber infeksi dan penyebarannya.Misal, infeksi pada tali pusat (omfalitis) bisa menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak bisa menyebabkan koma, kejang, dan opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena.Infeksi pada persendian bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan, dan sendi yang terkena teraba hangat.Infeksi pada selaput perut (peritonitis) bisa menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah. Pengobatan Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan mikroskopis maupun pembiakan bakteri terhadap contoh darah, air kemih maupun cairan dari telinga dan lambung. Sedangkan pengobatannya dengan memberikan antibiotik (Injeksi Benzil Penisilin di kombinasikan dengan Injeksi Aminoglikosida dan Eritromisin) melalui infus. Pada kasus tertentu, mungkin perlu diberikan antibodi yang dimurnikan atau sel darah putih.

2.3. NEONATUS, BAYIDANANAKBALITADENGANPENYAKIT YANG LAZIMTERJADI

2.3.1. Penyakit tropic daninfeksi :

2.3.2. Morbili Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campakadalahsuatupenyakitinfeksi virus aktifmenular, ditandaiolehtigastadium 1. Stadium inkubasiataukataralsekitar 10-12 haridengansedikit, jikaada, tandatandaataugejala-gejala 2. Stadium prodromal denganenantem (bercakkoplik) padamukosabukaldan faring, demamringansampaisedang, semakinberat Stadium akhirataukonvalesendenganruammakuler yang munculberturutkonjungtivitisringan, koryza, danbatuk yang

turutpadaleherdanmuka, tubuh, lengandan kaki dandisertaiolehdemamtinggi. Campak jarang subklinis.Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di AmerikaSerikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi.

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola.

Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah\selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit.

Banyak kesamaanan taratanda-tanda biologis campak dan cacar memberikesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas.

Tanda-tandainiadalah 1. Ruamkhas 2. Tidakada reservoir binatang 3. Tidakadavektor 4. Kejadianmusimandenganmasabebaspenyakit 5. Virus latentidakdapatditularkan 6. Satuserotip 7. Vaksinefektif

2.3.3. PAROTITISEPIDEMIKA

a. Definisi. Gondongan adalah penyakit infeksi akut dan menular yang disebabkan oleh virus.Virus ini menyerang kelenjar air liur dimulut, terutama kelenjar parotis yang terletak pada tiap-tiaps isimu katepat dibawah dan didepan telinga.

b. Etiologi. Virus Mumps.

c. GambaranKlinis. Penyakitinilebihseringterjadipadaanak-anakdan orang mudausia 5-15 tahun. Gejalanyanyerisewaktumengunyakdanmenelan.Lebihterasalagibilameminumcaira nasamseperticukadan air jeruk. Pembengkakan yang nyeri dan terjadi pada sisi muka dan dibawah telinga. Kelenjar- kelenjar dibawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak. Penderita juga merasa demam,suhu tubuh dapat meningkat hingga 39,50C. komplikasi mungkin terjadi pada anak laki-laki pada umurbelasan tahun, nyeri pada perut danalat kelamin. Pada remaja perempuan nyeri akan terasa pada bagian payudara. Komplikasi serius terjadi jika virus gondongan menyerang otak, hal ini menyebabkan radang selaput otak ( meningitis). Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita, seperti persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika penderita bersin atau batuk.

2.3.4.

DBD

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

2.3.5. PERTUSIS

Pertusisadalahinfeksisaluranpernafasanyang disebabkanolehjenisbakteri yang

sangatmenularyang disebutBordetella batukrejanakhirnyabiasa

pertussis.Meskipunawalnyamenyerupaipilekbiasa, berubahlebihserius, terutamapadabayi. Dampakbatukrejan

palingmenularsebelumbatukdimulai.Hal

inimenyebarmelaluibatukataubersinolehseseorangdalamkontakdekat.Ingat, batukorangdarisegalausia, nenekdapatmemilikiPertusis.


Pertusisyang palingberatbagibayi, yang seringmenangkappenyakitdarianggotakeluargaataupengasuhlainnya.Lebihdariseparuhdaribayikur angdari1 tahunyang menderitapenyakittersebutharusdirawat di rumahsakit.Sekitar 1 1 dari

termasukorang

tua,

saudara,

dankakek-

dari5bayidenganPertusismendapatkan 100bayiakanmemilikikejang. Dalamkasus yang

pneumonia(infeksiparu-paru).Sekitar

jarangterjadi(1

dalam

100)

Pertusisdapatmematikan,

terutamapadabayikurangdari1 tahun. Gejalapertussisdapatberbedatergantungpadaberapa lamaAndaataujikaAndatelahdivaksinasi.Sebuahonsetbertahapdinginsepertigejala, makabatukpersistendengankekerasankejang(batukparoksismal) setsetelah1-2minggu. Bayidananakanakbiasbatukberulang kali sampaiudarahilangdariparu-

parumerekadanmerekadipaksauntukmenghirupdengansuarakeras"rejan".Inibatukyang ekstrimdapatmenyebabkanmuntahdankelelahan, namun, padabayi,

batukbiasbersifatringanatautidakada.Apnea, jedasingkat dipernapasananakjugadapatterjadi.

Umumnya,

gejalamemburukdariwaktukewaktudandapatberlangsung10mingguataulebih.

Gejalaumumnyalebihringanpadaremajadan orang dewasa, dananak-anakmungkintampaksehatdi antaraterbatuk-batuk.

Pertusis biasadisebutbatukrejan (play / hu pkf / atau / Hwu pkf /) adalahpenyakitbakteri yang sangatmenular yang disebabkanolehBordetella pertussis. Di beberapanegara, penyakitinidisebutbatuk 100 hari 'ataubatuk 100 hari.

Gejalaawalnyaringan,

dankemudianberkembangmenjadibatukakut, "whoop" suarapadabayidananak-anak

yang yang

menghasilkansenamabernadatinggi

terinfeksiketikamerekamenghirupudarasetelahbatuk. Tahapbatukberlangsungsekitarenamminggusebelummereda. Pencegahandenganvaksinasiadalahkepentinganutamakarenapengobatanadalahsedikitm anfaatkepada orangterinfeksi.Namun,

antibioticmempersingkatdurasimenulardandengandemikiandianjurkan.Diperkirakanbahwap enyakitsaatinimempengaruhi 48,5juta orang per tahun, mengakibatkanhampir 295.000 kematian. Tanda-tandaklasikdaripertussisadalahbatukparoksismal, danmuntahsetelahbatuk.The batukdaripertussistelahdidokumentasikanmenyebabkanpendarahansubconjunctival, patahtulangrusuk, inkontinensia, hernia, pasca-batukpingsan, mantra whoop inspirasi,

dandiseksiarterivertebralis.Jikaadamuntahsetelah

batukrejanatausuarainspirasipadabatuk, kemungkinanbahwapenyakitinipertussishamperdua kali lipat. Di sisilain, tidakadanyabatukparoksismalatau emesis

posttussivemembuatnyahamperseparuhlebihmungkin. Masainkubasibiasanyatujuhsampaisepuluhharipadabayiatauanak-anak, setelahituadagejalapernafasanbiasanyaringan, inidikenalsebagaitahap batukklasikberkembangmenjaditakterkendalicocok, batukringan, bersin, ataupilek.Hal

catarrhal.Setelahsatusampaiduaminggu, masing-masingdengan lima

sampaisepuluhbatukkuat, diikutidengansuarabernadatinggi "whoop" padaanak-anakmuda, atausuaraterengah-engahpadaanak-anak sebagaipasienberjuanguntukbernapas di kemudian yang (stadium paroxysmal). lebihtua, cocok tertawa,

dapatterjadipadamerekasendiriataudapatdipicuolehmenguap,

peregangan,

makanatauberteriak, merekabiasanyaterjadidalamkelompok,denganbeberapa episode setiap jam sekitar jam. Tahapinibiasanyaberlangsungduasampaidelapanminggu, ataukadang-kadanglebih yang paroxysms

lama.Sebuahtransisibertahapkemudianterjadiketahappenyembuhan, biasanyaberlangsungsatuhinggaduaminggu.Tahapiniditandaiolehpenurunan daribatuk, baikdalamfrekuensidankeparahan, danpenghentianmuntah.

2.3.6.

Tetanus Penyakit tetanus merupakan penyakit infeksi berbahaya karena memengaruhi kerja

sistem saraf dan otot.Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, serta rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung.Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas, dan paha.Infeksi tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani yang memproduksi toksin tetanospasmin. Toksin ini akan mengganggu aktivitas sistem saraf. Infeksi tetanus terjadi karena luka.Luka sekecil apapun dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri tetanus.Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya. Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman Clostridium tetani.Kuman Clostridium tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang dengan pesat dalam lingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.Kuman ini membentuk sporaspora yang berbentuk batang, dengan ujung bulat seperti tongkat penabuh drum (drum stick).Spora tersebut bila tidak terpajan sinar matahari dapat hidup berbulan-bulan bahkan beberapa tahun seperti di dalam tanah. Spora inipun dapat merupakan flora usus normal dari kuda, sapi, domba, anjing, kucing, tikus, ayam dan manusia,. Sifat lain dari spora ini adalah tahan dalam air mendidih selama 4 jam, tetapi mati bila dipanaskan selama 20 menit pada suhu 121 derajat Celcius (dengan autoklaf) Tetanus merupakan proses akibat toksin, bukan bersifat infeksi ataupun inflamasi dan disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman anaerob gram-positif berbentuk batang yang membentuk spora. Clostridium tetani ditemukan hampir di setiap tempat. Kuman ini memasuki tubuh lewat : Luka tusuk Cedera remuk luka bakar Luka yang terkontaminasi feses, tanah atau debris Infeksi gigi Pembedahan elektif Ulkus iskemik perifer

Benda yang menembus dan tertanam Penyuntikan dan instrumen medik untuk abortus ilegal yang terkontaminasi

Etiologi Penyebab penyakit ini ialah Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerobic dan mengeluarkan eksotoksin yang neorotropik.

Epidemiologi Clostridium tetani terdapat di tanah dan traktus digestivus manusia serta hewan.Kuman ini dapat membuat spora yang tahan lama dan dapat berkembang baik dalam luka yang kotor atau jaringan nekrotik yang mempunyai suasana anaerobic. Pada bayi penyakit ini di tularkan biasanya melalui tali pusat, yaitu karena pemotongan dengan alat yang tidak steril. Selain itu, infeksi dapat juga melalui pemakaian obat,bubuk,atau daun-daunan yang digunakan dalam perawatan tali pusat. Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia dan Negara-negara lain yang sedang berkembang.Mortalitasnya sangat tinggi karena biasanya baru mendapat pertolongan bila keadaan bayi sudah gawat.Penanganan yang sempurna memegang peranan penting dalam menurunkan angka mortalitas.Angka kematian tetanus neonatorum di rumah sakit besar di Indonesia dapat mencapai 80%.Tingginya angka kematian ini sangat bervariasi dan sangat tergantung pada saat pengobatan di mulai serta pada fasilitas dan tenaga perawatan yang ada di rumah sakit.

Patologi Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak, pada sum-sum tulang belakang, dan terutama pada nukleus motorik.Kematian di sebabkan oleh asfiksia akibat spasmus laring pada kejang yang lama. Selain itu kematian dapat di sebabkan oleh pengaruh langsung pada pusat pernafasan dan peredaran darah. Sebab kematian yang lain ialah pneumonia aspirasi dan sepsis. Kedua sebab terakhir ini mungkin sekali merupaka sebab utama kematian tetanus neonatorum di Indonesia

Gambaran klinik Masa inkubasi biasanya 3 sampai 10 hari.Gejala permulaan ialah kesulitan minum karena terjadinya trismus.Mulut mencucu seperti ikan (karpermond), sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik.Kemudian dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang umum.Leher menjadi kaku dan dapat terjadi opistotonus.Dinding abdomen kaku, mengeras dan kalu terdapat kejang otot pernafasan, dapat terjadi sianosis.Suhu dapat

meningkat.Naiknya suhu ini mempunyai prognosis yang tidak baik.

Diagnosis Diagnosis mengakakunya tetanus otot-otot neonatorum merupakan tidak susah. Trismus, gejala utama tetanus kejang umum neonatorum. dan

Kejang

mengkakunya otot-otot dapat pula di temukan misalnya pada kernicterus, hipokalsemia, meningitis, trauma, trauma lahir, dan lain-lain. Gejala trismus biasanya hanya tetanus terdapat pada tetanus.

Pengobatan Pengobatan terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang, mengikat toksin yang masih beredar, dan pemberian antibiotika terhadap infeksi.

Perawatan 1) Bayi sebaiknya di rawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman. Sebaiknya disediakan 1 orang perawat untuk seorang bayi.Bayi harus di rawat di tempat yang tenang dengan penerangan dikurangi agar rangsangan bayi bagi timbulnya kejang kurang. 2) 3) Saluran pernafasan di jaga agar selalu bersih. Harus bersedia zat asam. Zat asam di berikan kalu terdapat sianosis, atau serangan apnea, dan pada waktu ada kejang. 4) Pemberian makanan harus hati-hati dengan memakai pipa yang di buat dari polietilen atau karet

5)

Kalau pemberian makanan per os tidak mungkin, maka di beri makanan atau cairan intravena Mengatasi kejang

Kejang dapat diatasi dengan mengurangi rangsangan aatu pemberian obat anti kejang.Obat yang dapat dipakai ialah kombinasi Fenobarbital dan Largaktil. Fenobarbital dapat di beriakan mula-mula 30 sampai 60mg parenteral, kemudian dilanjutkan per os dengan dosis maksimum 10mg per hari. Largaktil dapat diberikan bersama nominal, mulamula 7,5mg parenteral, kemudian diteruskan dengan dosis 6x2,5mg setiap harinya. Kombinasi yang lain adalah nominal dan diazepam dan dosis setengah mg/kg berat badan. Obat anti kejang yang lain adalah kloralhidrat yang diberikan lewat rectum.

Pemberian antitoksin Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat diberi A.T.S (anti tetanus serum) dengan dosis 10.000 satuan setiap hari selama 2 hari.

Pemberian antibiotika Untuk mengatasi infeksi dapat digunakan pinisilin 200.000 satuan tiap hari dan diteruskan sampai 3 hari sesudah panas turun

Pencegahan Pencegahan yang paling baik ialah pemotongan dan perawatan tali pusat yang baik, harus digunakan bahan-bahan dan alat-alat yang steril. Pemberian vaksinasi dengan suntikan toksoit pada ibu hamil dalam triwulan terakhir dapat memberi proteksi pada bayi

2.3.7.

Diftery Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun

Corynebacterium diphtheriae.Lebih sering menyerang anak-anak.Penyebabnya adalah bakteri Corynebacterium diphtheriae.Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan tenggorokan.Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung. Dasar Kelainan : Eksotoksin Corynebacterium diphtheriae dan pseudo membran yang menutup saluran napas.

I. Diagnosis Masa inkubasi : 1-10 hari A. Keluhan pokok - Demam - Malese - Suara parau - Keluar secret hidung mulai cair sampai kental B. Tanda penting - Pseudomembran keabu-abuan pada farings dan sekitarnya - Sekret hidung - Suhu badan tinggi - Takikardi - Kongesti vaskuler - Obstruksi saluran napas

2.3.8.

Typus abdomen

2.4. GASTROENTEROLOGI (ILMU TENTANG LAMBUNG dan USUS)


2.4.1. DIARE

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Diare dapat juga didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan.

Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah : 1. Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.

2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

2. Gangguan motilitisusus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia) 2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah) 3. Hipoglikemia 4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2003).

Gambaran Klinis Mula-mula bayi atau balita cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.Warna tinja makin lama berubah berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karenna sering defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorsi oleh usus selama diare. (Ngastiyah, 2003)

Diagnosis Diagnosi ditegakknan dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologi yaitu biakan feses, darah, dan likuor serebrospinalis.Namun pada tempat tempat yang endemis bila terdapat gejala klinis seperti gejala klinis seperti diare, panas, dan ikterus terapi yang terarah terhadap salmonelosis dapat dibenarkan. Pengobatan Tahap pertama pengobatan ialah memberikan cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi dan asidosis.antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksisdan mudah menyebar secara hematogen.Antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksis dan mudah menyebar secara hematogen. Antibiotika harus sesuai dengan pemantauan resistensi kuman,pada saat ini obat yang efektif adalah Kloromisetin dengan dosis 50 mg/kg berat-badan, Sefalosporin generasi ketiga misalnya Sefatriaxone dan Amikasin. Kotrimoksaso, cukup efektif tetapi tidak dapat diberikan pada bayi kurang bulan, neonatus di bawah 2 minggu, dan yang menderita ikterus.

Prognosis Bila pengobatan terlambat maka angka kematian dapat mencapai 50%, karena kuman ini cepat menyebar menjadi sepsis.Setiap diare pada neonatus yang disertai dengan panas dan ikterus maka Salmoneolosis harus dipikirkan. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis.

Etiologi 1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida. 2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anakanak) Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi. Penyebab

Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus. Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi. Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi. Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus. Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.

Gejala Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Tanda-tanda dehidrasi lainnya: 1. 2. 3. 4. 5. penurunan berat badan. penurunan frekuensi berkemih warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel) menangis tanpa air mata.

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih. Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.

Penatalaksanaan

Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas. ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.

Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan .Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

2.4.2.

MUNTAH

Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya. Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi.Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan. Penyebab muntah Pada neonatus Organik

Gastrointestinal

Obstruksi : atresia esofagus

Non obstruksi : perforasi lambung

Ekstra gastrointestinal

Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra

Susunan syaraf pusat

Peningkatan tekanan intra cranial (TIK) Non organik Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral. Pada anak Organik

Gastrointestinal

Obstruksi : stenosis pylorus Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis

Luar gastrointestinal

Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis) uremia Non organik


Sama dengan neonatus Mabuk perjalanan Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)

Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan

Perlu anamnesa yang teliti :


Pola pemberian makan Berat badan lahir Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi Disertai diare, batuk atau panas Terjadi sebelum/sesudah makan Menyemprot/proyektil atau tidak

Sifat muntah

Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum)

Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.

Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus

Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain.Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba memasukan kateter kedalam lambung.Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia. Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tandatanda muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL).

Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah


Muntah hijau (gangguan pada empedu) Muntah proyektil (menyemprot) Muntah persisten Muntah bercampur darah Muntah disertai penurunan berat badan

Komplikasi

Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan (syok) Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.

Penatalaksanaan

Utamakan penyebabnya Berikan suasana tenang dan nyaman Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati Kaji sifat muntah Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter) Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin digunakan) :

o o o o o o o

Metoklopramid Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral) Anti histamin Prometazin Kolinergik Klorpromazin 5-HT-reseptor antagonis

Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang berwenang

2.4.3.

SAKIT PERUT

Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin Penyebab

Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui

hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil

Bayi yang minum susu formula dengan botol

Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan angin masuk melalui pinggiran dot Penatalaksanaan
o o o o o o

Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola) Bayi minum susu formula dengan dot : Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar) Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkan Tidak diberi empeng Menyendawakan bayi setelah minum Minum air hangat Beri minyak kayu putih, minyak telon pada daerah perut
KONSTIPASI

2.4.4.

Konstipasi/sembelitadalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras Obstipasi :obstruksi intestinal (konstipasi yang berat) Penyebab Faktor non organik

Kurang makanan yang tinggi serat Kurang cairan Obat/zat kimiawi Kelainan hormonal/metabolik Kelainan psikososial Perubahan mikroflora usus Perubahan/kurang exercise

Faktor organik

Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) Kelainan otot dasar panggul Kelainan persyarafan : M. Hirsprung Kelainan dalam rongga panggul Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus

Tanda dan gejala


Frekuensi BAB kurang dari normal Gelisah, cengeng, rewel Menyusu/makan/minum kurang Fese keras

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (feses rutin, khusus) Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma) Manometri USG

Penatalaksanaan

Banyak minum Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah) Latihan Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi ASI lebih baik dari susu formula Enema perotal/peranal Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi

2.5. NEUROLOG (SISTEM SARAF) 2.5.1. Kejang Demam Kejang terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak.Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step. Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah

bervariasi.Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38 C pun sudah bisa membuatnya kejang.Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39 C atau lebih. Ciri Ciri Kejang Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam. Di antaranya: * kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejangkejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas * gigi terkatup * muntah * tak jarang si anak berhenti napas sejenak. * pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. * pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

Kejang Tanpa Demam Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam. Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis).Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil.Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran

kemih.Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam.Juga banyak terjadi pada anak-anak. Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita.Bahkan juga bayi baru lahir. Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksiinfeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil. Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah).Dengan demikian, tidak demam pun, juga bisa kejang. Bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang.Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan.Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.

Penyebab Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan, penjabarannya satu per satu di bawah ini. Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang. Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia). Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan

metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan. Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.

Penatalaksanaan Penatalaksaan kejang meliputi : 1. Penanganan saat kejang * Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 0,5 mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. Turunkan demam : Anti Piretika :Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari. Kompres ; suhu >39 C dengan air hangat, suhu > 38 C dengan air biasa. Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya. Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah. 2. Pencegahan Kejang Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam. Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.

Kejang demam atau febrile convulsion terjadi pada sekitar 4% populasi anak dengan rentang usia 6 bulan dan maksimal 5 tahun. Gejalanya bisa membuat orang tua cemas meskipun sebetulnya tidak berbahaya.Yang perlu diwaspadai adalah selama kejang berlangsung, ada kemungkinan anak mengalami cedera karena terjatuh atau tersedak makanan atau ludahnya sendiri. Gejala dari kejang demam antara lain :

Demam tinggi atau kenaikan suhu tiba-tiba Kejang selama beberapa detik sampai beberapa menit biasanya di bawah 15 menit, dengan kekakuan otot menyeluruh, lidah atau pipi tergigit, rahang atau gigi tertutup rapat

Pingsan Mengeluarkan air seni atau tinja diluar kesadaran Gangguan pernapasan dan kulit kebiruan Setelah kejang anak kembali sadar, kemudian biasanya merasa mengantuk, tertidur, tidak ingat apa yang telah terjadi, atau linglung

Orang tua sebaiknya tetap tenang dan mengawasi anaknya.Untuk mencegah terjadinya cedera, sebaiknya anak dibaringkan di lantai atau tanah, singkirkan benda-benda yang bisa melukai.Jangan menahan atau menggendong anak selama kejang

berlangsung.Agar tidak tersedak, baringkan anak dalam posisi miring atau telungkup. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak karena bisa melukai dan menyumbat pernapasan. Jika kejang berlangsung lama lebih dari 15 menit, anak harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat.Untuk mengatasi demam bisa diberikan obat penurun panas.

2.5.2. MENINGITIS ENSEFALITIS

Semua

kasusbedah

sarafpenanganandi

klinikini.Karena

keterbatasanunit

peralatandiagnostikpada saat itumakapelayananbedah sarafmendapatbeberapa kendala. Layananmeliputi: BawaanKasus hidrosefalus, craniosynostosis, meningoceledantulang belakangbifida. Tumor

Semuaotaktumordan tumortulang belakangyangdidiagnosisdariangiografi. Trauma Semua kasustraumatulang belakangdan kepala Infeksi Semuabentukmeningitis, ensefalitisdan jugamyelitis Degenerasi Prevalensi/Risiko: Kotoran manusiadanhewanyangpenuhbakteridan virusyang

berpotensidapatmenimbulkanEnsefalitisdanMeningitis.

Gejala: Sakit kepala, demam, dan kakuleher. Gejala yang lebihseriusmungkin termasukkejang, pingsan, koma, mengantuk, sensitivitasterhadap cahaya, dan

merasamengerikan. Apa:Ensefalitisadalahpembengkakanotak danmeningitisadalahpembengkakanpada

meninges, membrandi sekitarsaraf tulang belakangdan otak. Mereka adalahkondisi yang sangatberbahaya dandapatmenyebabkan kematian, terutama denganmeningitisbakteri.

2.6. PULMONOLOGI (ILMU PARU-PARU) 2.6.1. TBC Tuberculosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering mempengaruhi paru-paru, meskipun dalam kasus ketiga organ serangan lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia.Jika dirawat dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi TB akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Pada tahun 1992 WHO telah menyatakan TB Darurat Global. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa ada 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB menurut WHO regional dan jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yang merupakan 33% dari semua kasus di dunia. Indonesia menduduki peringkat terburuk ketiga di dunia untuk jumlah penderita TB.Setiap tahun sampai 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tuberkulosis tetap menjadi infeksi penyakit saluran pernapasan yang paling umum di Indonesia. Penundaan dalam diagnosis dan pengobatan non-kepatuhan dalam memiliki dampak yang besar karena pasien TB akan menularkan penyakit ke lingkungan, sehingga jumlah penderita meningkat. Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama bahwa setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah akan melanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien mencari pengobatan atau drop out pengobatan berjalan tidak teratur, kedua hal ini berakibat fatal pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR (multi obat resistensi), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam perawatan sehingga pasien diharapkan mencari pengobatan disiplin setiap waktu untuk pengentasan tuberkulosis di Indonesia.

24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari Tuberkulosis" dengan alasan pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai penyebab tuberkulosis yang ditemukan. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis

kompleks.Mikobakteri termasuk dalam keluarga Mycobacteriaceae dan termasuk dalam urutan Actinomycetales.Mycobacterium tuberculosis kompleks termasuk M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.Dari beberapa kompleks, M. tuberculosis adalah spesies yang paling penting dan paling sering ditemui. M.tuberculosis berbentuk batang, ukur panjang dan lebar 3 5, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerobik.Pewarnaan mikobakteri bisa seperti bakteri lainnya, misalnya dengan pewarnaan Gram.Namun, setelah mikobakteri yang diwarnai dengan pewarnaan gram, warna tidak dapat dihapus dengan asam.Oleh karena itu, disebut sebagai BTA Basil mikobakteri atau smear. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Dalam dinding sel mikobakteri, dan lemak yang terkait dengan bawah peptidoglikan arabinogalaktan.Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, beberapa molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, membuat M. tuberculosis dapat bertahan hidup di makrofaga tersebut.

2.6.2 ASMA GANGGUAN PERNAPASAN / respiratory distress syndrome (RDS) Penyakit saluran pernapasan adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling sering pada anak terutama pada bayi RDS adalah perkembangan yang immature pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disease. RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnea (>60 x/menit), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik. Sindrom gawat nafas pada neonatus (SGNN) atau respiratory distress syndrome (RDS), merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperapnea.

Etiologi penyebab gangguan pernafasan pada bayi baru lahir antara lain: Obstruksi jalan nafas Penyakit parenkim paru-paru Kelainan perkembangan organ Kelainan susunan saraf pusat, asidosis metabolic, asfiksia

Patofisiologi Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan.Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi dan kehamilan kembar.Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi

hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantung, penurunan aliran darah ke paru, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis.

Manifestasi klinik Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA.(Stark, 1986).Syndrom ini berhubungan dengan kerusakan awal paru-paru yang terjadi di membran kapiler alveolar.Adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan akibat masuknya cairan ke dalam ruang interstitial yang dipengaruhi oleh aktifitas surfaktan, akibatnya terjadi tanda-tanda atelektasis.Cairan juga masuk dalam alveoli dan mengakibatkan oedema paru. Plasma dan sel darah merah keluar dari kapiler-kapiler yang rusak, oleh karena itu mungkin perdarahan merupakan manifestasi patologi yang umum.

2.6.3. PNEUMONIA Radang paru-paru merupakan suatu infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan pendukung paru lainnya, yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur Pada bayi yang baru lahir ciri-ciri radang paru-paru yang sering dijumpai berupa sesak nafas dan merintih. Bisa juga terjadi sesak nafas hebat, retraksi (penarikan dinding

dada) sebagai usaha tambahan untuk menghirup oksigen, merintih, terkadang disertai dengan biru (sianosis) di sekitar bibir dan ujung-ujung jari Radang paru-paru pada si kecil bisa saja disertai muntah.Namun, muntah yang terjadi adalah akibat batuknya yang terus menerus terjadi. Menurut dr. Fahrul, sebenarnya batuk adalah reflek pertahanan tubuh di saluran pernafasan kita untuk mengatasi rasa tidak nyaman.

Kalau batuknya sering, isi perutnya bisa keluar semua, kan?Makanya bisa muntah.Namun, muntah sendiri bukanlah sebuah gejala dari radang paru-paru.

2.7. NEFROLOGI (PERKEMIHAN) 2.7.1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit yang sering ditemukan pada anak, di samping infeksi saluran cerna.ISK merupakan penyakit penting pada anak, karena menyebabkan gejala tidak menyenangkan pada anak. Bila tidak ditanggulangi secara serius, ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan tindakan cuci darah atau cangkok ginjal.Karena itu, perlu mengenal ISK sedini mungkin agar dapat ditata laksana dengan adekuat untuk menghindari akibat yang lebih buruk. ISK dapat mengenai semua orang, mulai bayi baru lahir sampai dengan orang dewasa, baik laki-laki maupun

perempuan. ISK lebih sering dtemukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan dengan dewasa. Pada bayi sampai umur tiga bulan, ISK lebih sering pada laki-laki daripada perempuan, tetapi selanjutnya lebih sering pada perempuan daripada laki-laki. ISK terjadi sebagai akibat masuknya kuman ke dalam saluran kemih. Biasanya kuman berasal dari tinja atau dubur, masuk ke saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal. Kuman dapat juga masuk ke saluran kemih melalui aliran darah dari tempat lain yang melebar, terdapat sumbatan saluran kemih, kandung kemih yang membesar dan lain-lain. Sama seperti penyakit infeksi lainnya, ISK akan lebih mudah terjadi pada anak dengan gizi buruk atau sistem kekebalan tubuh anak rendah. Anak yang mengalami sembelit atau sering menahan-nahan air kemih (kencing) pun dapat berisiko terkena ISK.

Ada tiga hal yang penting yang biasa dilakukan jika pasien sudah didiagnosis sebagaii ISK, yaitu pertama, memberantas infeksi: kedua, mendeteksi, mencegah, dan mengobati infeksi berulang dan ketiga mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih serta menanggulanginya jika ada Untuk memberantas infeksi, diberikan obat pembunuh kuman (antimikroba atau antibiotik) selama 7-10 hari. Sedapat mungkin obat pembunuh kuman ini diberikan sesuai dengan hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan air kemih. Untuk mendeteksi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan air kemih secara berkala, dan kalau terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai. Untuk mendeteksi kelainan

anatomi dan fungsional saluran kemih, biasanya dokter melakukan pemeriksaan fisik yang lebih teliti dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan

pencitraan/radiologis seperti USG atau pemeriksaan rontgen terhadap ginjal dan saluran kemih. Jika ditemukan

kelainan pada saluran kemih, maka tata laksana selanjutnya disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan apakah

memerlukan tindakan pembedahan atau tidak.

2.8. PENYAKIT GIZI Masalah gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti rendahnya tingkat

pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya masalah-masalah gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku. Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada balita, maka perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi taman gizi.

PENANGANAN GIZI BURUK


Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Menurut Prof. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau

monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya. Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

2.8.1. Obesitas Obesitas kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari. Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal. Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan henti napas waktu tidur. Dan yang lebih seram lagi, kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese. Penyebab Obesitas Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik). Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh. Ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh membuat berat badan bertambah. Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2 -3 kali lebih tinggi pada individu dengan riwayat keluarga obesitas Obesitas atau kegemukan bukan saja melanda orang dewasa. Statistik menunjukkan bahwa di banyak negeri, obesitas juga melanda anak-anak sampai taraf yang memprihatinkan. Kurangnya pengetahuan orang-tua atau pandangan yang mengatakan anak bertubuh gemuk atau gendut adalah anak yang sehat dan menggemaskan dapat memperparah kondisi ini. Mengapa obesitas atau kelebihan berat badan berbahaya? Lalu bagaimana mengatasinya?

Penyebab Obesitas

Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:

Faktor genetik

Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.

2.8.2. Kekurangan Energi Protein Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG.Menurut Supariasa ( 2000) Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. Defisiensi kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan

karena masukan protein tidak cukup bernilai biologis baik. Anak balita

merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi Pada anak-anak KEP dapat rentan dan

menghambat terhadap

pertumbuhan, penyakit infeksi

mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2003).Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein.(Sediaoetomo, 1999), masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain.Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak, sehingga

disebut juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorial (Sediaoetomo, 1999). Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagalmensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik (Nelson, 1999), faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain. Kurang energi protein dijumpai dalam tiga bentuk yaitu marasmus, kwashiorkor dan bentuk campuran marasmic-kwashiorkor.Bentuk marasmus terjadi karena kekurangan energi terutama kekurangan energi / kalori, sedangkan kwashiorkor terutama oleh karena kekurangan zat protein Manifestasi Klinik. Bukti klinik malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis, atau iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan udem atau pembengkakan. Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan energi protein menurut standar pelayanan medik RSUP Dr. Sardjito (2000) adalah gejala klinik yang selalu ada, gejala klinis yang biasanya ada dan gejala klinis yang kadang-kadang ada. Kwashiorkor. 1. Gejala klinis yang selalu ada Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis

kwashiorkor) karena hipoalbuminemia Pertumbuhan terlambat Cengeng, apatis Berkurangnya jaringan lemak sub kutan

2. Gejala klinis yang biasanya ada Perubahan rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit,

kemerahan karena gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut idak ada Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis) Moon-face

Anemia. (30 gejala klinis yang kadang-kadang ada. Flaky-paint rash,

hepatomegali (karena infiltrasi lemak), gejala defisiensi vitamin yang menyertai, gejala/tanda penyakit infeksi yang menyertai

Marasmus. 1. Gejala klinis yang selalu ada Pertumbuhan yang sangat lambat Lemak subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit

anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit Jaringan otot mengecil Tidak ada edema, BB

Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka bulat, rambut tipis, kulit pecah, mengelupas dan terlihat sengsara. Secara langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya konsumsi energi protein, juga mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.

Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya

2.8.3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

Gangguan

Akibat

Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala atau kelainan karena yang tubuh ditimbulkan menderita secara

kekurangan

iodium

terus menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996). Makin banyak tingkat kekurangan iodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988). Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar iodium rendah. Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).

Faktor Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain : Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994). Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian

iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan

prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994). Faktor Geografis dan Non Geografis

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997). Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh. Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992). Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

2.8.4. Anemia Gizi Buruk Anemia gizi pada balita dan anak akan berdampak pada peningkatan kesakitan dan kematian, perkembangan otak, fisik, motorik, mental dan kecerdasan juga terhambat, daya tangkap belajar menurun dan interaksi sosial berkurang. Menurut Rachmi, anemia gizi besi disebabkan oleh hubungan timbal balik antara kecukupan zat besi dan protein dengan infeksi penyakit khususnya kecacingan. "Upaya penanggulangan anemia gizi besi jangka pendek, yaitu pemerintah memberikan suplemen zat besi berupa tablet tambah darah dan penanggulangan kecacingan," katanya. Sedangkan, dalam jangka panjang, upaya penanggulangan anemia gizi diupayakan melalui peningkatan pola hidup sehat dan bersih dengan penerapan norma keluarga sadar gizi dan pola hidup bersih dan sehat. Rachmi memberikan contoh, pemerintah provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur (Jatim) telah mengembangkan kegiatan penanggulangan anemia gizi dengan bekerjasama dunia usaha dan masyarakat. Dia menambahkan, dalam mengembangkan suplemen zat besi diupayakan agar jangan hanya menggantungkan satu merek produk tertentu, tetapi bisa menggunakan produk lain yang ada.

Selain itu, pemerintah akan meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja petugas pelaksana program penanggulangan anemia gizi dan ketersediaan suplemen zat besi di lapangan. Penyebab AGB Anemia zat besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti kanker, ginjal dan penyakit hati. Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih cepat karena berusaha mengkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi juga bisa menyebabkan menurunya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi. Kelompok Rentan AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil menderita AGB. Ibu hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi

cukup tinggi diperluka semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar. Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan jantung dapat menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan AGB. Menurut Soedjatmiko, anak yang sejak balita mengalami anemia ini tak bisa diobati lagi. Sedangkan bagi anak yang terkena pada usia sekolah, masih bisa diobati dengan memberikan suplemen zat besi.? Prinsipnya, harus ada perubahan pola makan yang sehat,?

2.8.5. Kekurangan Vitamin A Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.

Akibat kekurangan Vitamin A Kurang Vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah pengungsian dapat menyebabkan mereka rentan terhadap berbagai penyakti infeksi, sehingga mudah sakit. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita KVA, karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.

Cara Mencegah KVA

Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal dari hewan (susu, daging ayam, hati, telur) atau dari sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning (mangga, pepaya)

Dalam keadaan darurat, dimana makanan sumber alami menjadi sangat terbatas, suplementasi kapsul vitamin A menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadp penyakit.

Cara Mendapatkan Kapsul Vitamin A Vitamin A dosis tinggi, baik yang biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis diposyandu

Dosis kapsul Vitamin A untuk Bayi dan Anak Sebagai upaya pencegahan di daerah bencana, satu kapsul vitamin A biru dengan dosis 100.000 IU diberikan kepada seluruh bayi berusia 6-11 bulan, kapsul vitmain A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU untuk seluruh balita usia 12-59 bulan, dan anak usia 5-12 tahun.

Kapsul vitamin A dosis tinggi aman diberikan dengan jarak minimal satu bulan. Walaupun demikian, bila ternyata anak mengkonsumsi kapsul vitamin A dengan selang waktu kurang dari satu bulan, biasanya tidak akan terjadi keracunan pada anak. Jika ditemukan anak mengkonsumsi lebih dari satu kapsul dalam kurun waktu satu bulan, segera laporkan pada petugas kesehatan.

BAB III PENUTUP

3.1. Latar Belakang Pada asuhan bayi baru lahir bermasalah perlu ketelitian dan kesabaran sehingga dalam pelayanan kesehatan bayi dan anak balita tercapai. Sekarang telah dikembangkan suatu pengelolaan pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan anak. Dalam hal ini dibentuk puskesmas, polindes, dan lain sebagainya. Guna untuk memudahkan dalam pelayanan kesehatan anak. Sehingga angka kematian anak menurun. Dalam makalah ini beberapa penyakit di derita oleh neonatus, bayi dan anak balita yang sering terjadi untuk kita ketahui agar kita sebagai tenaga kesehatan bisa memahami penyakit-penyakit yang di derita oleh neonatus, bayi dan anak balita. Begitu juga komplikasi dari penyakit-penyakit tersebut dan pengobatan atau terapi yang harus diberikan pada bayi, dan anak balita yang mengalami penyakit tersebut. Dalam hal ini kita sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan yang luas dan kita lebih mengetahui tentang bayi dan anak balita diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan tersebut.

3.2. Saran Pembuatan makalah ini agar kita sebagai pembaca bisa memahami tentang bayi baru lahir bermasalah dan penyakit-penyakit yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan anak balita sehingga kita bisa memberikan pelayanan kesehata yang tepat dan memberi pengobatan atau terapi yang sesuai dengan penyakit yang diderita oleh neonatus, bayi dan anak balita.

DAFTAR PUSTAKA

A.H.Markum.1991.Ilmu Kesehatan Anak, FKUI.Jakarta. Depkes RI.2006.Manajemen Terpadu Balita Sakit. Depkes RI,Jakarta.

Hidayat, AAA.2005.Pengantar Keperawatan Anak 1.Salemba Medika,Jakarta.

Kosim, MS, dkk.2003.Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit.IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI,Jakarta.

PPKC.2004.Modul Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan.PPKC,Jakarta.

Saifudin, AB.,dkk.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.JNPKKR-POGI-YBPSP,Jakarta.

You might also like