Professional Documents
Culture Documents
FO-UGM-BI-07-13
Disusun Oleh:
FO-UGM-BI-07-13
FO-UGM-BI-07-13
B. Dasar Teori 1. Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan Menurut Suryowinoto (1991) (dalam Hendaryono dan Wijayani : 1994 ), kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kultur jaringan sering disebut juga perbanyakan tanaman secara in vitro, yaitu budidaya tanaman yang dilaksanakan dalam container, botol-botol dengan media khusus dan alat-alat yang serba steril Pelaksanaan teknis kultur jaringan berdasarkan teori sel oleh schleiden dan schwan yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, dari mana sel tersebut diambil apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Teknik kultur jaringan (kultur in vitro) mensyaratkan kondisi steril ruang, peralatan, bahan, maupun seluruh rangkaian kerjanya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan eksplan didalam kultur harus selalu dalam kondisi aseptis. Laboratorium yang baik untuk pekerjaan teknik kultur jaringan harus memenuhi kriteria aman, bersih, memiliki organisasi dan penataan yang sesuai. Tahapan-tahapan kerja di dalam laboratorium kultur jaringan dibagi dalam empat kelompok, yaitu :
FO-UGM-BI-07-13
1.
Persiapan
Dimulai dari penyiapan tanaman sebagai sumber eksplan yang ditanam di green house, kemudian menyiapkan alat alat, botol botol kultur dan pembuatan medium ( meracik, merebus dan membaginya kedalam botol botol sampai pada sterilisasi ) 2. Inokulasi
Meliputi sterilisasi, pengambilan atau pengirisan bagian tanaman yang akan dijadikan sebagai eksplan, kemudian menanamnya ke dalam / di atas medium buatan yang telah disediakan. 3. Pemeliharaan
Botol botol kultur diletakkan di rak rak pemeliharaan diruang inkubator sampai menjadi plantlet. 4. Aklimatisasi
Proses penyesuaian atau adaptasi plantlet dari kondisi heterotrof di dalam botol kultur menjadi autotrof yang dapat ditanam pada kondisi alamiahnya. Ruang laboratorium yang baik meliputi ruang persiapan, ruang transfer (inokulasi) / ruang steril, ruang kultur (inkobator dan ruang plantlet), ruang aklimatisasi. 2. Teknik Aseptis Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi aseptis, bebas dari jamur dan bakteri, dan jasad renik lain pada setiap tahapan kegiatannya. Hambatan utama keberhasilan pelaksanaan kultur jaringan adalah adanya kontaminasi yang timbul baik selama prosedur tersebut dikerjakan maupun selama kultur dipelihara didalam ruang inkubator.
FO-UGM-BI-07-13
Sebagaimana telah diuraikan pada pokok bahasan Laboratorium Kultur Jaringan, kegiatan aseptis dimulai di dalam ruang steril dan ruang ingkubasi/kultur, kegiatan utama yang dilakukan meliputi sterilisasi dan penanaman eksplan di atas atau di dalam medium kultur. Laboratorium sederhana setidaknya mempunyai dua ruangan tersebut, yang kebersihannya senantiasa harus diperhatikan. Ruang kerja yang kotor, akibat terlalu banyak orang yang lalu lalang di dalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi. Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang seranga-seranga kecil untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium kultur. Seranga-seranga kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri karena spora-spora jamur dan bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam botol kultur. Ruang kerja harus mudah dibersikan dan dilengkapi dengan AC sehingga senantiasa kering dan sejuk. Kegiatan sterilisasi medium dan alat-alat dikerjakan di ruang persiapan. Kebersihan dan organisasi laboratorium yang episien, ditunjang dengan petrralatan yang memadai, dapat menciptakan kondisi aseptis yang terkendali.
C. Metode Penanaman pada kultur jaringan 1. Alat Laminar Air Flow Botol Pinset Api spiritus Alkohol 70 % inkubator
FO-UGM-BI-07-13
3. Cara Kerja Peralatan, medium dan rangkaian kerja dalam kondisi aseptis Tangan laboran dicuci dengan sabun antiseptik dan dibilas dengan air hingga bersih kemudian disterilkan dengan alkohol 70 %.
-
Setelah berada di dalam ruangan steril, ataupun pada saat berada di depan laminar air flow cabinet, diusahakan tidak menyentuh daerahdaerah yang telah disterilkan.
Planlet dikeluarkan dengan pinset yang telah disterilkan terlebih dahulu dan ditempatkan ke petridis.
FO-UGM-BI-07-13
Beberapa peralatan yang ditunjukan dalam praktikum kultur jaringan tanaman antara lain :
1. pH Meter (merk : Martini Mi 151)
Fungsi : alat ini berfungsi untuk mengukur pH dan suhu suatu medium atau larutan. Prinsip kerja alat ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi dan sangat mahal terutama pada bagian sensornya sehingga dalam pengoperasiannya, perlu kehati hatian dan mengikuti tahapan prosedur penggunaan ( SOP ). Untuk menaikkan pH medium ditambahkan larutan KOH, dan untuk menurunkan pH medium ditambahkan HCl. Biasanya, ditambahkan juga larutan buffer (penyangg ) supaya tidak terjadi naik dan turunya pH larutan maupun medium secara drastis.
Fungsi : alat ini berfungsi dengan untuk menggojok dengan pemanas. Dengan menggunakan listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor selain berfungsi sebagai penggojok. Labu erlenmeyer yang berisi larutan dan bahan kimia yang akan dilarutkan diletakkan diatas alat ini. Batang pengaduk magnet (kira-kira panjang 3 cm, 1 buah) dimasukkan kedalamnya sehingga akan bergerak memutar dan karena mengandung magnet menyebabkan berputarnya hanya pada dasar erlenmeyer saja. Sehingga bahan kimia didalamnya dapat larut dengan baik.
FO-UGM-BI-07-13
Prinsip operasional :
- Kabel inkubator dihubungkan ke sumber listrik berikut hidupkan
inkubator dengan memutar tombol dari posisi mati (0) ke posisi hidup ( i )
- Pengatur suhu : tekan tombol 0C, suhu diatur sesuai dengan yang
diinginkan. Tekan tombol (+) untuk menaikkan suhu, sebaliknya tekan tombol () untuk menurunkan suhu. Apabila suhu sudah sesuai sesuai dengan yang diinginkan, tekan sekali lagi tombol 0C.
- Pintu inkubator dibuka dengan menggeser gagang pintu (handler)
kekanan (atas) lalu tarik ke luar, kemudian buka pintu kaca bagian dalam. - Peralatan dan bahan yang akan diinkubasikan pada rak dimasukkan dan disusun. - Tutup rapat pintu kaca bagian dalam dengan menekan ujung pinggir pintu bagian tengah hingga berbunyi klik.
- Pengoperasian inkubator diakhiri dengan memutar tombol on (i)
kekiri hingga posisi off (0). - Kabel inkubator dilepas dari sumber listrik. 4. Timbangan analitik Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu zat yang kecil agar mendapatkan keakuratan data yang lebih baik. 5. Timbangan semi analitik Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu zat dengan sempel yang lebih besar dari timbangan analitik.
FO-UGM-BI-07-13
6.
Timbangan kasar dengan presisi yang rendah. Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu sempel yang kasar dengan
presisi rendah 7. Rak- rak penyimpanan bahan bahan kimia Berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat laboratorium agar tidak berhambur atau berserakan di dalam ruangan 8. Autoclave Pada laboratorium kultur jaringan terdapat tiga tipe autoclave yakni autoclave tipe lama, programmable, dan portable. Fungsi : untuk sterilisasi alat dan medium kultur jaringan. Prinsip kerja :dipanaskan pada temperatur 21oC dengan menggunakan gas dan tekanan uap air sebesar 15 dengan lama waktu 11-15 menit. autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak freezer cooker, sebab alat ini merupakan ebuah bejana yang dapat diisi air dan ditutup rapat. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang dapat keluar karena bejana ditutup rapat shg tekanana di dalam autoklaf naik sampai menjadi normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100oC. Tekanan perlu diatur sampai mencapai 15 shg pada tekanan ini mikrobia akan mati. 9. Mikroskop Inverted Fluorescent Berfungsi untuk melihat sempel yang sangat kecil dengan pembesaran sesuai yang diinginkan. 10. Entkas
FO-UGM-BI-07-13
Fungsi: Fungsinya hampir sama dengan laminar airflow cabinet.Ruang kerja di dalamnya, disterilisasi dengan formalin tablet yang diletakkan di cawan porselen dan diletakkan di sudut sudut ruangan.keunggulan entkas lari laminar airflow adalah harganya sangat murah. Kelemahan Enkas adalah kadang kadang dindingnya bocor dan mudah terkontaminasi. 11. Elektroforesis Untuk memisahkan populasi campuran fragmen DNA dan RNA dengan panjang, untuk memperkirakan ukuran fragmen DNA dan RNA atau untuk memisahkan protein oleh muatan. Salah satu contoh elektroforesis gel adalah elektroforesis agarosa. Pada elektroforesis agarosa terdapat sejumlah buffer yang dapat digunakan. 12. Laminair Air Flow Alat ini diletakkan di ruang steril, dengan dinding yang dilengkapi porselen sehingga mudah disterilkan dengan menyemprot atau menggosokkan alkohol. Sterelisasi LAF dapat dengan cara meletakkan steril 0,4 % atau dengan formalin tablet didalamnya dengan meletakkannya di petridis. Tetapi biasanya digunakan alkohol 70 %. Prinsip kerja alat ini dengan mengalirkan arus udara dari blower yang laminair kedalam almari penabur melalui HEPA filter dengan ukuran mess 0,22 0,24 . Bakteri dan jamur akan tertahan oleh saringan ini sehingga udara yang masuk kedalam LAF sudah steril dan membuat ruangan menjadi steril. LAF ini juga dilengkapi dengan lampu uv yang selalu dinyalakan apabila tidak dipakai. bila dipakai maka lampu uv harus dimatikan karena bila tidak dimatikan dapat membahayakan kesehatan terutama merusak retina mata dan kulit.
FO-UGM-BI-07-13
b. Teknik Aseptis Sebagaimana telah diuraikan pada pokok bahasan Laboratorium Kultur Jaringan, kegiatan aseptis dimulai di dalam ruang steril dan ruang ingkubasi/kultur, kegiatan utama yang dilakukan meliputi sterilisasi dan penanaman eksplan di atas atau di dalam medium kultur. Laboratorium sederhana setidaknya mempunyai dua ruangan tersebut, yang kebersihannya senantiasa harus diperhatikan. Ruang kerja yang kotor, akibat terlalu banyak orang yang lalu lalang di dalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi. Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang serangaseranga kecil untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium kultur. Seranga-seranga kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri karena sporaspora jamur dan bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam botol kultur. Ruang kerja harus mudah dibersikan dan dilengkapi dengan AC sehingga senantiasa kering dan sejuk. Kegiatan sterilisasi medium dan alat-alat dikerjakan di ruang persiapan. Kebersihan dan organisasi laboratorium yang episien, ditunjang dengan petrralatan yang memadai, dapat menciptakan kondisi aseptis yang terkendali.
2. Pembahasan a. Pralatan Praktikum Dari penjelasan dan pengamatan yang dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi bahwa dalam melaksanakan praktikum yang perlu diperhatikan adalah persiapan ruangan, dan peralatan yang akan digunakan di dalam Laboratorium Bioteknologi.
FO-UGM-BI-07-13
Persiapan ruangan Ruang persiapan; Ruangan ini dipergunakan sebagai tempat untuk mempersiapkan eksplan, medium, dan alat-alat. Ruang persiapan biasanya dibagi menjadi beberapa ruangan kecil yang dipergunakan untuk menyimpan medium dan alat-alat yang sudah steril. Peralatan yang diletakkan di ruangan persiapan terdiri atas ;
1. Oven. 2. Magnetic stirrer dengan atau tanpa pemanas. 3. Alat-alat gelas setandar. -
Labu takar berbagai ukuran. Pipet pasteur. Erlenmeyer berbagai ukuran. Gelas piala. Pengaduk gelas. Wadah kultur : botol, tabung reaksi, cawan petri. Lemari alat-alat gelas. Alat untuk mencuci. Rak pengering. Alat diseksi : spatula, pisau, sekalpel, pinset, gunting, cutter. Barrer berbagai ukuran. Blender.
FO-UGM-BI-07-13
Bidistilling water. Agar dispenser. Kompor gas. Autoclave. Lampu bunsen dengan kaki tiga. Kereta (cart) untuk memindahkan alat-alat dan media ke ruang lain.
-
Grawth chamber, praperlakuan dingin pada tanaman berbunga, khususnya yang akan dipergunakan untuk kultur mikrospora. Ruang Timbang; ruangan ini dipergunakan untuk tempat menyimpan
bahan-bahan kimia, medium, dan mempersiapkan medium kultur. Persiapan media kultur meliputi penimbangan bahan kimia, medium, pengenceran, larutan stok, membagi-bagi dalam botol kultur dan sterilisasi. Ruang penimbangan berhubungan langsung dengan ruang persiapan. Peralatannya terdiri dari :
1. Timbangan analitik. 2. Lemari es dan freezer untuk menyimpan larutan stok. 3. Hot plate mengnetik sterrer. 4. Bunsen dengan kaki tiga. 5. pH meter. 6. lemari bahan kimia dan alat-alat (aluminum fail, kertas timbang, kertas
FO-UGM-BI-07-13
8. blender/homogenizer.
Ruang Stok; dipergunakan untuk menyimpan alat-alat steril dan medium yang sudah jadi (steril). Di dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan, sebelum penanaman eksplan maupun subkultur dilakukan, medium kultur harus sudah disiapkan minimum tiga hari sebelum dipergunakan. Alat-alat yang terdapat di ruangan ini meliputi:
1. Kereta dorong. 2. Rak untuk meletakkan medium steril. 3. Oven untuk menyimpan alat-alat steril.
Ruang steril/transper merupakan ruangan dimana semua kegiatan aseptis dimulai. Kegiatan yang dilakukan meliputi sterilisasi, isolasi bagian tanaman, dan penanaman eksplan dalam medium. Ruangan ini dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut:
1. Naminar air flowcabinet. 2. Disektingmicroscope. 3. Cart yang selalu disemprot dengan alkohol 70 %. 4. Alat-alat diseleksi ; scalpel, pinset, spatula, gunting, dan jarum.
5. 6. 7. 8. 9.
Milipore filter. Syrink Hand sprayer untuk alkohol Tempat alkohol Bunsen buner/ lampu alkohol/bacticinerator
FO-UGM-BI-07-13
10. Meja beralas kaca/formika dengan laci untuk menyimpan alat-alat steril, kapas, dan alkohol. 11. Entkas 12. Timbangan kecil 13. Elektrofusion 14. Vacum pump 15. Centrifuge, untuk proses isolasi protoplas Ruang inkubasi/kultur merupakan ruang besar dengan kemungkinan perluasan bila diperlukan harus diperhatikan dan sedapat mungkin dihindari, terlalu banyaknya keluar masuk orang-orang yang tidak berkepentingan. Alatalat yang diperlukan di dalam ruang kultur adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Rak kultur 3-4 tingkat dengan lampu fluoerescend. Timer untuk mengatur lama suhu ruang. AC untuk mengukur suhu ruangan Binoculer Tangga aluminuim untuk melihat kultur jaringan
Ruang Mikroskop, ruangan ini digunakan untuk pengamatan dan analisa selama kultur berjalan, reaksi suatu kultur dalam media perlakuan sering di ikuti sejak awal inisiasi. Alat yang terdapat di ruangan ini adalah: 1. 2. Inverted microscope Stereoscope
FO-UGM-BI-07-13
3. 4. 5. 6.
b. Teknik Aseptis Dari praktikum yang dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa plantlet yang ditanam dalam botol sub kultur pada 7 hari kemudian, terkena kontaminasi bakteri. Plantet yang ditanam oleh kelompok terakhir yaitu kelompok 3 dan kelompok 5 terkontaminasi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dianalisis ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga plantlet tersebut terkontaminasi bakteri.
Kebersihan ruangan harus senantiasa diperhatikan, keberhasilan penanaman plantlet juga dipengaruhi oleh kebersihan ruangan. Terkontaminasinya penanaman plantlet dipengaruhi oleh steril atau tidaknya ruangan, karena steril tidaknya ruangan dipengaruhi oleh tidak adanya seseorang yang lalu lalang di ruang tersebut dan terpenuhinya semua ketentuan sterilisasi ruangan. Berdasarkan Praktek yang dilakukan kelompok terakhir yaitu kelompok 3 dan kelompok 5, banyak orang yang lalu lalang didalam ruangan yang mengakibatkan ruangan tidak steril. Ruang kerja yang kotor akibat terlalu banyak orang yang lalu lalang di
FO-UGM-BI-07-13
dalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi. Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang seranga-seranga kecil untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium kultur. Seranga-seranga kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri karena spora-spora jamur dan bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam botol kultur.
2.
Sterilisasi medium dan alat-alat Selain sterilisasi ruangan, sterilisasi alat juga sangat penting
dilakukan karena alat yang terkontaminasi secara otomatis akan mempengaruhi penanaman plantlet. Untuk sterilisasi alat-alat praktikum dilkukan dengan mngikuti petunjuk penggunaan seperti media yang mengandung bahan-bahan yang tahan panas sterilisasinya dilakukan dengan pemanasan basah, menggunakan alat Autoclave bekerjanya dengan tekanan uap. Beberapa komponen medium ada yang tidak stabil kalau kena panas yang tinggi, misalnya GA3, Ca-panthothenate dan thiamin-HCL harus disterilkan dengan ultar filtrasi pada suhu ruangan (250). Ruangan yang steril dan alat yang steril masih belum cukup untuk menghindari terkontaminasinya penanaman plantle jika sterilisasi eksplan tidak dilakukan dengan benar maka kemungkinan terkontaminasi juga akan terjadi. 3. Sterilisasi eksplan Bahan pensteril yang umum digunakan untuk sterilisasi eksplen adalah calcium hypochlorite, sodium hypochlorite, sublumat/mercuric chloride (HgCI2), alkohol dsb. Konsentrasi dan lama waktu sterilisasi sangat berpariasi tergantung dari jenis eksplan dan tempat tumbunya. Semua bahan-bahan pensteril adalah toksik terhadap eksplan, sehingga perlu dilakukan pencucian yang berulang-ulang agar semua bahan
FO-UGM-BI-07-13
pensteril yang menempel dapat tercuci. Dengan demikian salah satu penyebab terjadinya kontaminasi juga dipengaruhi oleh steril tidaknya eksplan.
di perhatikan adalah ketelitian peneliti dalam menggunakan alat-alat laboratorium, alat yang digunakan harus tepat dan kesalahan acak.
2. Di dalam kultur jaringan pertumbuhan eksplen harus dalam lingkungan aseptik
dan terkendali. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa setiap tahapan dalam pelaksanaannya harus dilakukan di dalam laboratorium dengan melakukan sterilisasi ruangan, medium dan alat-alat, serta eksplan. 3. Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
FO-UGM-BI-07-13
4. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat. 5. Pengukuran dengan menggunakan mikro pipet sebaiknya menyesuaikan dengan ukuran sampel yang akan diambil agar tingkat keakurasian data lebih tinggi.
FO-UGM-BI-07-13
DAFTAR PUSTAKA
Anonimyus. 2012.Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan dan Teknis Aseptis. Laboratorium Kultur Jaringan. UGM : Yogyakarta. Hendrayana dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius : Yogyakarta Michael dan Edwin. 2007. Plant Propagation by Tissue Culture 3rd Edition Volume 1. Springer: Natherland Reece Mitchel dan Campbell jilid 2.2002. Biologi. Erlangga : Jakarta Yudiarti, Turrini. Dkk.2004. Petunjuk Praktikum Biologi. Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
FO-UGM-BI-07-13
LAMPIRAN Gambar Alat-alat dalam Ruangan Laboratorium Bioteknologi RUANG TIMBANGAN No Nama Alat Laboratorium
Timbangan Analitik
Keterangan, Fungsi, Spesifikasi dan Merk Fungsi : Digunakan untuk menimbang bahan dalam bentuk serbuk atau padatan. Spesifikasi: Kapasitas 10-210 gr. Ketelitian hingga empat angka di belakang koma. Merk/Type : ANDGR-200
1.
Timbangan
2.
Timbangan
3.
FO-UGM-BI-07-13
pH Meter
Fungsi : Digunkan untuk pH yang terlarut dalam air Spesifikasi: pH 0-14 ppm
4.
Merk/Type : MARTINI
Hot Plate
5.
Spesifikasi: Heat : 1 - 9 Stir : 1 9 Merk/Type : Glass firm, pi pump Bunsen Fungsi : Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses. Spesifikasi: Merk/Type : pyrex
6.
FO-UGM-BI-07-13
Spesifikasi: Merk/Type : -
7.
Kaki Tiga
RUNGA PERSIAPAN microwave Fungsi : Untuk memanaskan bahan atau larutan Spesifikasi: 1. Merk/Type : PANASONIC
FO-UGM-BI-07-13
Magnetic stirrer
2.
Merk/Type : -
Botol Timbang
3.
Fungsi :Berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama bahan cair dan pasta serta bahan yang bersifat higroskopis. botol ini harus selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi penguapan pada zat kimia tertentu. Spesifikasi: Merk/Type : -
Sumber: hr.wikipedia.org
Gelas arloji
3.
Fungsi :Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, Tempat saat menimbang bahan kimia, Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator Spesifikasi: Merk/Type : -
Sumber: hr.wikipedia.org
FO-UGM-BI-07-13
Labu Takar
Fungsi :Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. Tidak dapat dipanaskan. Spesifikasi: Terdapat dalam berbagai ukuran. Merk/Type : Pyrex.
4.
Erlenmeyer
5.
Fungsi : Sebagai wadah larutan, tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif). Dan tidak untuk dipanaskan. Biasa digunakan untuk titrasi. Spesifikasi: Terdapat dalam beberapa ukuran
Sumber: hr.wikipedia.org
Merk/Type : Pyrex Baker glass Fungsi : Sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisa kimia kualitatif dan untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri. Spesifikasi: Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai 5 Liter Merk/Type : Herma dan pyrex Pipet tetes Fungsi : digunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Spesifikasi: Berupa pipa kecil terbuat dari 7. kaca,ujung bawahnya meruncing dan ujung atasnya ditutupi karet.
Sumber: hr.wikipedia.org
6.
Sumber: hr.wikipedia.org
Merk/Type : Pyrex
Batang pengaduk
BORANG
FO-UGM-BI-07-13
Fungsi : Berfungsi menghomogenkan larutan secara manual, dapat digunakan dalam keadaan panas.
Sumber: hr.wikipedia.org
8. Blender
Spesifikasi: Terbuat dari bahan kaca Merk/Type : Fungsi : Digunakan untuk menghacurkan bahan
Sumber: hr.wikipedia.org
Cawan Petri
Fungsi : Alat ini digunakan untuk kultur mikroorganisme dengan media tertentu dan untuk menumbuhkan biji-bijian. Spesifikasi: Mempunyai beberapa macam ukuran / diameter. Merk/Type : Anumbra
10.
Sumber: hr.wikipedia.org
Tabung Reaksi
Ket : Terbuat dari gelas & dapat dipanaskan. Fungsi : Digunakan untuk mereaksikan zat-zat
11.
Spatula
BORANG
FO-UGM-BI-07-13
Fungsi : Digunakan sebagai alat bantu mengambil bahan padat atau kristal. Spesifikasi: Terbuat dari bahan logam atau plastik Merk/Type : Sumber: Lab Biokimia UGM
12.
13.
Fungsi : Digunakan untuk memotong bagian kultur jaringan yang diambil dari induknya dan untuk mengiris bahan eksplan yang akan ditanam. Dan Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau menanam eksplan. Spesifikasi: Merk/Type : -
Corong
14.
Fungsi :Digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas. Spesifikasi: Terbuat dari kaca, yang memiliki diameter 75 mm Merk/Type : -
Sumber: hr.wikipedia.org
Borer
15.
FO-UGM-BI-07-13
16.
Spesifikasi: Merk/Type : -
Fungsi : Untuk menyimpan sampel yangsedang Lemari pengering dikering anginkan. Spesifikasi: Merk/Type : -
17.
Agar dispenser
Fungsi : Spesifikasi: -
18.
Merk/Type : -
Kompor Gas
19.
Merk/Type : -
FO-UGM-BI-07-13
Autoclave I
20.
Merk/Type : TOMI
Autoclave II
Fungsi : Untuk sterilisasi medium dan alat. Spesifikasi: Merk/Type : OSK 6500
21.
Ruang Steril/Transfer Laminar air 22. Fungsi :Digunakan untuk Tempat untuk
FO-UGM-BI-07-13
Fungsi : Digunakan untuk Tempat untuk melakukan pekerjaan aseptik Spesifikasi: Merk/Type : GELMAN SCIENCES
Mikroskop I
Fungsi : Digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tidak kasat mata
24.
Mikroskop II
Spesifikasi: Merk/Type : NIKON DIAPHAT 300 Fungsi : Digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tidak kasat mata Spesifikasi: Merk/Type : NIKON
25.
Fungsi : Digunakan untuk amenyemprotkan tangan sagar tetap steril Spesifikasi: Merk/Type : Spectronic & thermo spectronik
26.
Milipore filter
Fungsi : Digunakan untuk menyaring bakteri dan spora-spora jamur yang dapat menggang biakan
27.
FO-UGM-BI-07-13
Hot Plate
Fungsi :Untuk memanaskan dan mengaduk larutan. (mangnetik stir yang berfungsi mengaduk larutan).
Srink
Fungsi : Digunakan untuk mengambil larutan stok dalam pembuatan mediaatau untuk memadukan larutan/enzim dalam
37.
pekerjaan isolasi protoplas. Spesifikasi: 10ml Merk/Type : Vortex Fungsi : Untuk menghomogenkan larutan Spesifikasi: -
38.
Merk/Type : Thermolin
FO-UGM-BI-07-13
Entks
39.
Merk/Type : -
Incubator
40.
Spesifikasi: Merk/Type : ESCO Sentrifuge Fungsi : Untuk memisahkan senyawa atau larutan berdasarkan berat molekul 41. Spesifikasi: Merk/Type : MPW
Persiapan Aseptis
42
FO-UGM-BI-07-13