You are on page 1of 15

Mata Kuliah : Parasitologi Semester Dosen : II (dua) : Dr.

Joseph Tuda

MALARIA
DI SUSUN
O L E H

Sartika Basri
0901069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH MANADO 2009

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Bapak Dosen Bapak Joseph Tuda mengenai penyakit Malaria. Tak lupa juga shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Saya sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu saya mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Assalamualaikum Wr, Wb.

Penyusun

Sartika Basri

Daftar Isi
Kata pengantar ............................................................................................... 1 Daftar isi ......................................................................................................... 2 BAB I. Pendahuluan ....................................................................................... 3 BAB II. Pembahasan ...................................................................................... A. Definisi malaria .................................................................................. 4 B. Jenis-jenis malaria .............................................................................. 5 C. Penularan dan penyebaran penyakit malaria ...................................... 5 D. Gejala atau tanda-tanda penyakit malaria ........................................... 6 E. Bahaya penyakit malaria ..................................................................... 6 F. Siklus hidup nyamuk Anopheles ......................................................... 7 G. Pencegahan malaria ............................................................................. 8 H. Penatalaksanaan malaria berat ............................................................ 9 I. Pengobatan terhadap komplikasi ......................................................... 10 BAB III. Penutup ............................................................................................ A. Kesimpulan ......................................................................................... 14 B. Saran ................................................................................................... 14

BAB I PENDAHULUAN
Malaria termasuk penyakit yang ikut bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tpi di beberapa bagian benua Afrika dan Asia Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti ebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995, diperirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria, 30 ribu diantaranya meninggal dunia. Morbiditas (angka kesakitan malaria sejak tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali terjadi peningkatan : dari 18 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk (2000). Peningkatan terjadi terutama di Jawa Tengah (Purworejo dan Banyumas) dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari 1.750 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 2.800 kasus per 100 ribu penduduk (2000) : tertinggi di NTT, yaitu 16.920 kasus per 100 ribu penduduk. Cepatnya pertumbuhan pendudu, migrasi, sanitasi yang buruk dan daerah yang terlalu padat, memudahkan penyebaran penyait ini. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan ontak antara nyamuk denagn manusia yang bermukim di daerah itu. Selain itu perubahan ilim, perubahan lingungan seperti penelantaran tambak, genangan air di bekas galian pasir juga penebangan hutan bakau, juga mempercepat penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya.

BAB II
4

PEMBAHASAN

A. Definisi Malaria Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis. Pada mulanya orang mengira penyakit malaria itu diakibatkan oleh keadaan udara rawa yang buruk dan malaria itu diambil dari pengertian tersebut (mal = jelek; aria = udara). Namun berdasarkan hasil penelitian dari Alphonse Laverans seorang sarjana Perancis, maka pengertian malaria lambata laun mulai sirna. Malaria merupakan penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat. Penyakit ini disebabkan oleh sekelompok parasit/protozoa yang disebut plasmodium. Plasmodium adalah parasit yang hidup dalam sel darah merah. Parasit merupakan organisme (makhluk hidup) yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus mendapatkan makanan dari organisme lain untuk hidup dan berkembang. Dan penularan vektor untuk parasit manusia adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium termasuk ke dalam kelas sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai cirri-ciri bersel satu (beruuran mirosopis) dan berkembang biak dengan perantara spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu : 1) Hidup sebagai parasit 2) Tidak mempunyai alat untuk bergerak 3) Pembiakan dengan pemebntukan spora 4) Tidak ada vakuola kontraktil Bila dilihta dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk ke dalam Haemosporodia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Mempunyai spora yang hidup di dalam darah 2) Jaringan parenkim pada burung dan mamalia

3) Tidak membuat spora yang resisten Seseorang dinyatakan positif menderita malaria jika di dalam darahnya ditemukan parasit plasmodium melalui pemeriksaan mikrosopis.

B. Jenis-jenis malaria Penyakit ini memiliki empat jenis dan masing-masing disebakan oleh spesies parasit yang berbeda. Jenis-jenis dari malaria itu adalah : Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan oleh plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu selama infeksi). Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, yang disebabkan oleh plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalannya ke ota, menyebabkan oma, mengigau dan kematian. Malaria kuartana yang disebabkan oleh plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada malaria tertiana atau tropika. Gejala pertama biasanya terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infesi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap 3 hari. Malari yang paling jarang ditemukan adalah yang disebabkan oleh plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana. C. Penularan dan Penyebaran Penyait Malaria 1. Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang yang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyait malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamu, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang yang sehat yan digigit nyamuk tersebut. 2. jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu : Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara di daerah pantai. Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan. 6

Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perebunan, kehutanan dan penggunungan.

3. penularan yang lain adalah melalui transfusi darah. Namun emunginannya sangat kecil. Pada masa inubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati. Beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, sehingga menyebabkan demam. D. Gejala atau Tanda-tanda Penyakit Malaria 1. dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar selama 15 menit hingga satu jam. 2. dingin yang diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita menjadi lemah kulitnya menjadi kemerahan dan mengigau. Demam akan berakhir setelah bebrapa jam. 3. penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya kurang meyakinkan. E. Bahaya Penyakit Malaria a. Rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si pemderita. b. Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat beraktifitas seperti biasa. c. Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi. d. Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi, sehingga bisa menyebabkan kebodohan. F. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon dalam jaringan dalam sel hati (ekso eritrositer). Setelah organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka,

sel hati pecah akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit (stadium eritrositer), mulai bentuk tropozoit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. Merozoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk dihisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada di dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit tapi tertanam di jaringan hati disebut Hipnosoit., bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stress atau perubahan iklim (musim hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali. Misalnya 1/2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P. Vivax/Ovale dan sembuh setelah diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamu malaria, dan dia mengalami kelelahan/stress, maka gejala malaria muncul kembali. Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung yang mengakibatkan terjadinya malaria ber/komplikasi, sedangkan P. Vivax, P.Ovale dan P.Malariae tidak merusak organ tersebut. G. Pencegahan Malaria Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghinadri gigitan nyamu dengan cara :

1) Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu berinsektisida. 2) Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent). 3) Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya. 4) Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. 5) Usahakan letak tempat tinggal jauh dari kandang ternak. 6) Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar. 7) Membersihan tempat nyamuk hinggap/beristirahat dan memberantas sarang nyamuk. 8) Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap. Kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air. 9) Menyemprot rumah dengan DDT. 10) Membunuh jentik nyamuk dengan cara menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik. 11) Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berembang biak di rawa payau sepanjang pantai. Pencegahan dengan obat. Obat yang biasa digunakan adalah klorokuin difosfat, karena obat ini efektif terhadap semua jenis parasit malaria. Aturan pemakainnya adalah : Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi dan 4 minggu setelah kembali. Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal, dosis klorouin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).

Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin dosis tunggal 600 mg jika daerah itu plasmodium falciparum sudah resisten terhadap klorokuin ditambahkan primakuin sebanyak tiga tablet. H. Penatalaksanaan Malaria Berat Selalu lakukan pemeriksaan secara legartis, yang terdiri dari : Anamnesis secara lengkap (allo dan/ auto anamnesis bila memungkinkan). Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan laboratorium : parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal dan lain-lain untuk menduung/menyingkirkan diagnosis/komplikasi lain, misal : punksi lumbal, foto thoraks, dll. Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai 3 komponen penting yaitu terapi spesifik dengan kemoterapi anti malaria, dan terapi supportif (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik). Sejak 1638, malaria sudah ditangani dengan menggunakan batng pohon cinchona yang dikenal sebagai kina uang sebenarmya beracun, untuk menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Pada 1930, ahli obat-obatan Jerman berhasil menemukan atabrine (quinacrinehydrochloride) yang pada saat itu lebih efektif daripada quninine, dan kadar racunnya lebih rendah. Seja akhir perang dunia kedua, kloroquin dianggap lebh mampu menangkal ddan menyembuhkan demam rimba secara total dan lebih efektif menekan jenis-jenis malaria tanpa perlu digunkan secara terus-menerus, dibandingkan atabrine atau quinine. Obat itu juga mengandung kadar racun paling rendah daripada obat-obatan terdahulu. Tapi baru-baru ini, strain Plasmodium Falciparum, organisme yang menyebabkan malaria tropika memperlihatkan adanya daya tahan terhadap klorouin serta obat anti malaria sintetik lainnya. Strain jenis iniditemukan terutama di Vietnam, di semenanjung Malaysia, Afrika dan Amerika Selatan. Kina juga semakin kurang efektif terhadap strain plasmodium falciparum. Seiring dengan munculnya strain parasita yang kebal terhadap obat-obatan itu, fakta bahwa beberapa jenis nyamuk

10

pemabawa (anopheles) telah memiliki daya tahan terhadap insektisida seperti DDT, telah mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit malaria di beberapa negara tropis. Sebagai akibatnya, kasus penyakit malaria juga mengalami peningkatan pada para turis dari Amerika dan Eropa Barat yang datang ke Asia dan Amerika Tengah dan juga diantara pengungsi-pengungsi dari daerah itu. Para tuei yang datanag ke tempat yang dijangkiti penyait malaria yang tengah menyebar, dapat diberikan obat anti malaria seperti profilaksis (obat pencegah). Obat-obat pencegah malaria seringkali tetap digunakan hingga beberapa minggu setelah kembali dari bepergian. Mefloquine telah dibuktikan effektif terhadap strain malaria yang kebal terhadap klorokuin, baik sebagai pengobtan ataupun sebagai pencegahan. Tapi obat itu saat ini sednag diselidiki, apakah dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Suatu kombinasi dari sulfadoksine dan piremetamine digunakan untuk pencegahan di daerah-daerah yang terjangkit malaria yang telah kebal terhadap klorokuin. Sementara itu, proguanil digunakan hanya sebagai pencegahan. Saat ini, para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria. Beberapa vaksin yang dinilai masih memenuhi syarat, ini sednag diuji coba klinis untuk keamanan dari kefektifan dengan menggunakan sukarelawan. Sementara itu, ahli lainnya sedang berupaya untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum. Penyelidikan pun sedang dilakukan untuk menemukan sejumlah obat dengan bahan dasar artemisin yang digunakan ahli obat-obatan China untuk menyembuhkan demam. Bahan itu terbuti efektif terhadap palsmodium falciparum, tapi masih sangat sulit untuk diperbanya jumlahnya.

Pengobatan Terhadap Komplikasi Pada setiap penderita malaria berat, maka tindakan yang dilakukan di pusesmas sebelum dirujuk adalah :

11

Tindakan Umum ( di tingkat Puskesmas) : persiapkan penderita malaria berat untuk dirujuk ke rumah sakit/fasilitas pelayanan yang lebih tinggi, dengan cara jaga jalan nafas dan mulut untuk menghindari terjadinya asfiksia, bila diperlukan beri oksigen (O2). Perbaiki keadaan umum penderita (beri cairan dan perawatan umum). Monitoring tanda=tanda vital antara lain : kedaan umum, kesadaran, pernafasan, tekanan darah, suhu dan nadi tiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui perkembangannya). Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan SD tebal. Penilaian sesuai kriteria diagnostik mikroskopik. Bila hipotensi, tidurkan dalam posisi Trendenlenburg dan diawasi terus tensi, warna kulit dan suhu, dan laporkan ke dokter segera. Kasus dirujuk ke rumah sakit bila kondisi memburuk. Buat/isi status penderita yang berisi catatan mengenai : identitas penderita, riwayat perjalana penyakit, riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (bila tersedia), diagnosis kerja, diagnosis banding, tndakan & pengobatan, dll yang dianggap perlu (misal : bila keluarga penderita menolak untuk diruujuk maka harus menandatangani surat pernyataan yang disediakan untuk itu). Catatan vital sign disatukan kedalam status penderita. Pengobatan simptomatik ; pemberian antipiretik untuk mencegah hipertemia : parasetamol 15 mg/kgBB/x, beri setiap 4 jam dan lakukan juga kompres hangat. Bila kejang, beri antikonvulsan : Dewasa Diazepam 5-10 mg IV (secara perlahan jangan lebih dari 5 mg/meit kemudian bila masih kejang. Jangan diberikan lebih dari 100 mg/24 jam. Bila tidak tersedia Diazepam, sebagai alternatif dapat dipakai Phenobarbital 100 mg I/x (dewasa* diberikan 2x sehari). Pemberian obat anti malaria spsifik : kina intra vena (injeksi) masih merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk malaria berat. Kemasan gram kina HCl 25% injeksi, 1 ampul berisi 500 mg/2ml. Pemberian anti pra rujukan (di puskesmas) : apabila tidak memungkinkan pemberian kina perdrip maka dapat diberikan dosis I Kini antipirin 10 mg/KgBB IM (dosis tunggal).

Cara pemberian :

12

Kina HCl 25 % (perdrip), dosis 10 mg/KgBB atau 1 ampul (isi 2 ml = 500 mh) dilarutkan dalam 500 ml dextrose in saline diberikan selama 8 jam dengan kecepatan konstan 2 ml/menit, diulang dengan cairan yang sama stiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat. Bila penderita sudah dapat minum, Kina HCl diganti dengan Kina tablet/per oral dengan dosis 10 mg/KgBB/x dosis, pemberian 3x sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian infus perdrip yang pertama). Catatan : kina tidak boleh diberikan secara bolous intra vena, karena dapat menyebabkan kadar dalam plasma sangat tinggi dengan akibat tosisitas pada jantung dan kematian. Bila karena berbagai alasan Kina tidak dapat diberikan melalui infus, maka dapat diberikan IM dengan dosis yang sama pada paha bagian depan masingmasin dosis pada setiap paha (jangan diberikan pada boong). Bila memungkinkan untuk pemakain IM, kina diencerkan dengan normal saline untuk mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml. Apabila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian 48 jam kina parenteral, maka dosis maintenans kina diturunkan 1/3 nya dan lakuakan pemeriksaan parasitologi serta evaluasi klinik harus dilakukan. Total dosis kina yang diperlukan : Hari 0 : 30 mg/KgBB Hari I : 30 mg/KgBB Hari II dan berikutnya : 15-20 mg/Kg Dosis maksimum dewasa : 2000 mg/hari Hindari sikap badan tegak pada pasien akut selama terapi kina untuk menghindari hipotensi postural berat. Bila tidak memungkinkan dirujuk, maka penanganannya : lanjutkan penatalaksanaan sesuai protap umum Rumah Sakit (seperti telah diuraikan diatas ) yaitu : Pengobatan spesifik dengan obat anti malaria. Pengobatan supportif/penunjang (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik. Ditambah pengobatan terhadap komplikasi.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 13

Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh sekelompok parasit atau protozoa yang disebut plasmodium. B. Saran Untuk mencegah terjadinya malaria, dapat dilakukan : Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu berinsektisida. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent). Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi dan 4 minggu setelah kembali Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal, dosis klorouin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).

DAFTAR PUSTAKA
Pdfdatabase.com/index.php?q=pengobatan=malaria http://paduwa.wordpress.com/2007/11/28/memerangi-malaria-di-papua/ 14

ziadinor.wordpress.com/.../mengenal-malaria-dan-cara-pencegahan/ pedoman pengobatan dasar di Puskesmas berdasarkan gejala, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001

15

You might also like