You are on page 1of 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA KELAS KATA DAN FRASA

Kelompok 4 Nama Kelompok Alan M G G Eka Safutri M Fanny Widiyatami Nur Mariyam Nurul Hikmah Poppy Amelia Widiastuti 123020 123020215 123020200 123020174 123020181 123020188 123020187

Kelas Kata, Frasa, Klausa dan Kalimat 1. Kelas Kata Kelas kata (jenis kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknadalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar, pemakai bahasa harus mengenal jenis dan fungsi kata. Kelas Kata Menurut Harimurti Kridalaksana, pembagian kelas dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Verba (Kata Kerja) Nomina (Kata Benda) Numeralia (Kata Bilangan) Interogativa (Kata Tanya) Artikula (Kata Sandang) Konjungsi (Kata Sambung) Interjeksi (Kata Seru) - Adjektiva (Kata Sifat), - Pronomina (Kata Ganti) - Adverbia (Kata Keterangan) - Demonstrativa (Kata Tunjuk), - Preposisi (Kata Depan) - Kategori Fatis

Fungsi kelas kata: 1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret, 2. Membentuk bermacam-macam struktur kalimat, 3. Memperjelas makna gagasan kalimat, 4. Membentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat, 5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain, 6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, pidato, dan diskusi, 7. Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima.

Verba

Berdasarkan bentuk kata (morfologis), verba dapat dibedakan menjadi: 1. Verba dasar (tanpa afiks), misalnya: makan, pergi, minum, duduk, dan tidur; 2. Verba turunan, a) Verba dasar + afiks (wajib) menduduki, mempelajari, menyanyi; b) Verba dasar + afiks (tidak wajib) (mem)baca, (men)dengar, (men)cuci; c) Verba dasar (terikat afiks) + mengungsi; afiks (wajib) bertemu, bersua,

reduplikasi atau bentuk ulang berjalan-jalan, minum-

minum, mengais-ngais; d) Majemuk cuci mata, naik haji, belai kasih. Berdasarkan banyaknya pembuktian (argumentasi), verba dapat dibedakan menjadi 1. Verba transitif disertai objek a. Monotransitif, misalnya: menyanyikan lagu, membacakan buku, melukiskan pemandangan; b. Verba bitransitif, misalnya: menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar; c. Verba ditransitif, misalnya: mengembangkan agrobisnis, pendidikan berteknologi tinggi. 2. Verba intransitive tidak menghendaki adanya objek. Berdasarkan perilaku sintkaksis yaitu sifat verba dalam hubungannya dengan kata lain dalam bentuk frasa (kelompok kata), klausa (anak kalimat), dan kalimat, dengan memperhatikan fungsi, jenis, dan perilaku dalam kalimat. Berdasarkan fungsi: 1) 2) verba sebagai objek verba sebagai subjek

3) 4)

verba sebagai pelengkap verba sebagai keterangan

Berdasarkan jenis dalam hubungan verba dengan nomina: 1) 2) 3) 4) Verba aktif subjek sebagai pelaku Verba pasif sebagai sasaran atau penderita Verba antiaktif tidak dapat dibentuk menjadi verba aktif Verba antipasif tidak dapat dibentuk menjadi pasif

- Adjektiva Adjektiva ditandai dengan dapat didampingkannya kata lebih, sangat, agak, dan paling. Berdasarkan bentuknya, adjektiva dibedakan menjadi: 1. Adjektiva dasar, misalnya: baik, adil, dan boros; 2. 3. Adjektiva turunan, misalnya: alami,baik-baik dan sungguh-sungguh; Adjektiva paduan kata (frasa) ada dua macam: a. subordinatif jika salah satu kata menerangkan kata lainnya, misalnya: panjang tangan, buta warna, murah hati; b. koordinatif setiap kata tidak saling menerangkan, misalnya: gemuk sehat , cantik jelita dan aman sentosa. Contoh: 1. Adjektiva dasar a. Kerja yang baik menghasilkan produk yang berkualitas. b. Pemimpin yang adil akan dihormati oleh semua orang. c. Karena boros, gaji sebulan habis dalam waktu dua minggu.

2. Adjektiva turunan

a. Bisnisnya berkembang secara alami. b. Ia bekerja sungguh-sungguh hingga mencapai target.

3. Adjektiva paduan kata (frasa) a. Subordinatif (bertingkat, salah satu kata menerangkan kata lainnya) - Orang buta warna tidak dapat melukis dengan sempurna. - Mereka makan siang di rumah makan. b. Koordinatif (gabungan kata atau frasa yang tidak saling menerangkan) - Bayi yang gemuk sehat jauh dari penyakit. - Gadis cantik jelita itu menjadi bunga di kampusnya.

- Nomina Nomina ditandai dengan tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, tetapi dapat dinegatifkan dengan kata bukan: tidak kekasih seharusnya bukan kekasih. Nomina dapat dibedakan: 1. Berdasarkan bentuknya: (a) nomina dasar: rumah, orang, burung, dan sebagainya. (b) nomina turunan: KePerPePeng-an Peng-an : kekasih, kehendak : pertanda, persegi : petinju, petani : pengawas, pengacara : tulisan, bacaan : penganiayaan, pengawasan

Per-an Ke-an

: perastuan, perdamaian : kemerdekaan, kesatuan

2. Berdasarkan subkategori: a. nomina bernyawa (kerbau, sapi, manusia) dan tidak bernyawa (bunga, rumah); b. nomina terbilang (lima orang mahasiswa, tiga ekor kuda); dan tak terbilang (air laut, awan).

Promina Promina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain,

berfungsi untuk mengganti nomina. Ada tiga macam Promina, yaitu: 1. Promina persona adalah Promina yang mengacu kepada orang. - Persona pertama tunggal saya, aku, daku, -ku dan persona jamak kami; - Persona kedua tunggal engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu, - Persona jamak kalian,kamu sekalian, anda seklaian; - Persona ketiga tunggal ia, dia, beliau, -nya. 2. Promina penunjuk - Promina penunjuk umum ialah, ini, itu, dan anu; - Promina penunjuk tempat sini, sana, situ. 3. Promina penanya adalah Promina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan. Dari segi makna, ada tiga jenis yaitu: (a) orang siapa, (b) barang apa menghasilkan turunan mengapa, kenapa, dengan apa; (c) pilihan mana menghasilkan turunan di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, dan bilamana.

Promina berfungsi untuk menggantikan nomina. Nomina yang digantiakan disebut anteseden. Berdasarkan hubunagnnya dengan nomina, Promina dibadakan atas: 1. Promina intelektual dalam hubungan teks yang sama. - Rudi sahabat saya. Pekerjaanya mengajar di SMU Negeri 1 Jakarta (bersifat anaforis, yaitu penunjukkan kembali kepada suatu anteseden dengan pengulangan atau substitusi gramatikal, -nyamerupakan anafora, Rudi sahabat saya merupakan anteseden). 2. Pronomina ekstratekdual dalam hubungan teks yang berbeda. - Saya yang mengerjakannya. - Itu telah lama kutunggu. Itu dan nya bersifat anaforis yaitu, penunjuk kembali kepada suatu anteseden dengan pengulangan atau substitusi gramatikal, Itu yang telah lama ku-tunggu, merupakan anaphora, dan Saya yang mengerjakannya. Merupakan anteseden. Berdasarkan refrensinya Promina dibedakan atas: 1. Promina takrif (pemberitahuan, pernyataan, penentuan, batasan) mengacu kepada bentuk persona formal tertentu, misalnya, Promina pertama tunggal saya, aku, kami, ia, mereka. Contoh, Pesawat itu baik.Ia selalu menolongku. 2. Promina taktarif (tidak mengacu kepada bentuk persona atau benda tertentu), misalnya: beberapa, berbagai, segenap.

Numeralia Numeralia dapat diklasifikasikanberdasarkan subkategori:

1. numeralia takrif (tertentu):

a. numeralia pokok ditandai dengan jawaban berapa? Satu, dua, tiga, dst. b. numeralia tingkat ditandai dengan jawaban Yang ke berapa? c. numeralia kolektif ditandai dengan satuan bilangan, misalnya: lusin, kodi, meter. 2. Numeralia tak takrif (tak tentu), misalnya: beberapa, berbagai, segenap.

Adverbia Adverbia adalah kata yang member keterangan pada verba, adjektiva,

nomina predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat, adverbial dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau proposisi. Berdasarkan bentuknya, adverbial

mempunyai, 1. Bentuk tunggal (monomofermis) : sangat, hanya, lebih, segera, agak, dan akan. Misalnya : a. Orang itu sangat bijaksana. b. Ia hanya membaca satu buku, bukan dua.

2. Bentuk jamak (polimofermis) : belum tentu, benar-benar, jangan-jangan, kerap kali, lebih-lebih, mau tidak mau, mula-mula. Misalnya: a. Mereka belum tentu pergi pada hari ini. b. Mereka benar-benar mendatangi perpustakaan kampus.

- Interogativa Interogativa berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh pembicara atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya. Contoh: apa, siapa, berapa, mana, yang mana, mengapa, dan kapan. a. Berapa uang yang kau perlukan?

b. Yang mana rumah orang itu? - Demonstrativa Demonstrative berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam atau di luar wacana. Sesuatu tersebut disebut anteseden. Contoh: ini, itu, di sini, di situ, berikut, dan begitu. a. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita. b. Bukti ini merupakan indicator bahwa orang itu berniat baik.

Artikula Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba pasif. Contoh: si, sang, sri, para, kaum, dan umat. a. Si Kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu. b. Sang penyelamat akan datang saat kita perlukan.

- Preposisi Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbentuk frasa atau kelompok kata. 1. Preposisi dasar: di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain - Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hokum dan keadilan. 2. Preposisi turunan: di antara, di atas, ke dalam, kepada, dan lain-lain. - Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah menjadi juara selama dua tahun. - Konjungsi Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Konjungsi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Konjungsi intrakalimat: agar, atau, dan, hingga, sedang, sehingga, serta, supaya, tetapi, dan sebagainya. a. Ia belajar hingga larut malam. b. Mereka bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan citacitanya. 2. Konjungsi ekstrakalimat: jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian, walaupun demikian, akibatnya, tambahan pula, dan sebagainya. a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh tetangga di sekitar rumahnya. b. Kualitas pendidikan kita tertinggal dari Negara maju. Oleh sebab itu, kita harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini. - Fatis Fatis berfungsi untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan. Jenis kata ini lazim digunakan dalam bidang dialog atau wawancara. Misalnya: ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah. a. Kita memilikin kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita menjadi produk baru selera dunia. b. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu. - Interjeksi Interjeksi berfungsi untuk mengungkapan perasaan, terdiri atas dua jenis: 1. Bentuk dasar: aduh, eh, idih, ih, wah, dan sebagainya. a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu. b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini.

2. Bentuk turunan: alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan sebagainya. a. Alhamdulillah, ekonomi Negara kita berangsur-angsur membaik. b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris. 2. Frasa Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng,sangat enak, sudah lama sekali, dan dewan perwakilan rakyat. Klausa adalah kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi kalimat, mislanya: mereka bicara, dosen mengajar, mereka bertanya, dan mereka tidak puas. Frasa dapat dibeda-bedakan berdasarkan kelas katanya , yaitu: - frasa ferbal, - frasa adjektival, - frasa nominal, - frasa pronomi-nal, - frasa adverbial, Perhatikan contoh-contoh sebagai berikut: Frasa Verbal Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja, terdiri atas 3 macam, yaitu: 1. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiri atas a. Pewatas belakang, misalnya: - Ia bekerja keras sepanjang hari. - frasa numeralia, - frasa koordinativa koordina-tif, - frasa demonstrativa koordinatif, - frasa preposisional koordinatif.

- Orang itu berjalan cepat setiap pagi. - Siswa itu menulis kembali pekerjaan rumahnya. b. Pewatas depan, misalnya: - Mereka dapat mengajukan kredit di BRI. - Mereka akan mendengarkan lagu kebangsaan. - Kami pasti menyukai pekerjaan itu. 2. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata penghubung dan atau atau. a. Mereka menangis dan meratapi nasibnya. b. Kita pergi atau menunggu ayah. 3. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, misalnya: a. Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal modern. b. Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir. c. mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah maju. - Frasa Adjektval Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti: agak,dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat. agak baik harus baik

akan tenang amat pandai belum baik dapat palsu

kurang pandai lebih baik paling tinggi selalu rajin

Frasa adjektival mempunyai tiga jenis: 1. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah nian, hebat benar; 2. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman tentram,makmur dan sejahtera, aman sentausa; 3. Frasa adjektival apositif, misalnya: a. Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang lemah. Frasa apositif bersifat memberiakan keterangan tambahan Bima tokoh ksatria yang tampan merupakan unsur utama kalimat gagah perkasa merupakan keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam kalimat berikut ini. b. Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna. c. Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh universitas. - Frasa Nominal Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya: buku dua buah, teman seorang, telur beberapa butir.

1.

Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil,

hari Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan bulan pertama. 2. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan kewajiban, sandang oangan, dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur. 3. Frasa nominal apositif - Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di universitasnya. - Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah. - Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan sambutaqn dalam acara itu. - Frasa Adverbial Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis ini: agak besra, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih. - Frasa Pronomial Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis: 1. modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua, dan mereka itu. 2. koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta saya dan dia,

3. apositif: a. Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi. b. Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

Frassa Numerialia

Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu 1. Modifikasi - Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. - Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung dua juta rupiah. 2. Koordinaasi - Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu. - Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.

Frasa Interogativa Koordinatif

Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya. 1. Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat. 2. Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan penanda predikat.

Frasa Demonstrativa Koordinatif

Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.

- Saya bekerja di sana atau sini sama saja. - Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.

Frasa Proposisional Koordinatif

Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan. - Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam jam. - Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

Daftar Pustaka Sumber : http://www.ayobukasaja.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-xnone-x_22.html

You might also like