You are on page 1of 17

Apa sih Penyakit Degeneratif itu?? Apa sih Penyakit Degeneratif itu??

Istilah penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan dan bukan lagi menjadi konsumsi para dokter. Pesatnya perkembangan penyakit tersebut telah mendorong masyarakat luas untuk memahami dampak yang ditimbulkannya. Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas, dislipidemia dan sebagainya. Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif memiliki korelasi yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang. Meskipun begitu faktor keturunan juga berperan cukup besar. Di Indonesia, penyakit degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Penyebab utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi, ujar Kasubdinas Sosial dan Info Kesehatan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, drg.Tini Suryani. Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk food di hampir seluruh sudut kota. Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah, katanya. Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Junk food hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Di kota-kota besar di Indonesia junk food dijual di berbagai pusat perbelanjaan dan pusat jajanan. Bahkan restoran jenis makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi ini sudah merambah kota-kota kecil di hampir seluruh pelosok tanah air. Di Jakarta, misalnya, tempat makan seperti ini bisa dijumpai di seluruh

sudut kota. Demikian juga di kota-kota sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Cibubur, masyarakat dimanjakan dengan mudahnya mendapatkan makanan serba instan bahkan gerai-gerai penjualan makanan cepat saji menawarkan jasa pesan antar. Pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Sebagai contoh, gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak dijual di pinggir jalan ini rasanya memang enak. Jajanan seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), bala-bala serta banyak yang lain dengan rasanya yang gurih, renyah, dan berharga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan. Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan gorengan adalah makanan yang memiliki risiko tinggi sebagai pemicu penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus, kardiovaskular, serta stroke. Dr. Rustika, peneliti Balitbang Departemen Kesehatan, dalam disertasi doktornya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan bahwa penyakit kardiovaskular saat ini telah menjadi pembunuh yang cukup signifikan. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan pembuluh darah dan jantung. Di Indonesia, penderita penyakit ini terus meningkat dan telah menjadi penyebab kematian urutan pertama untuk orang dengan usia di atas 40 tahun. Sedangkan di negara-negara kaya penyakit ini merupakan pembunuh utama. Meningkat Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit ini terus meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (National Household Health Survey) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian paling tinggi di tahun 1992, 1995, dan 2001, padahal pada tahun 1972 baru menempati urutan ke-11. Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah. Peningkatan ini diakibatkan oleh dampak modernisasi yang mengubah perilaku sebagian masyarakat Indonesia menjadi pengonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak. Lebih lanjut hasil penelitian Dr. Rustika menunjukkan bahwa dari 29,70

gram per hari asam lemak jenuh yang dikonsumsi oleh masyarakat, hanya 20% di antaranya atau 5,93 gram per hari yang berasal dari makanan nongorengan. Sementara 80% lainnya atau 23,77 gram per hari berasal dari makanan gorengan, setara dengan tiga potong jenis makanan gorengan lauk dan lima potong makanan selingan atau dua potong lauk dan delapan potong makanan selingan. Kebiasaan memakan makanan gorengan yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit degeneratif, ujar Rustika. Penyakit degeneratif yang tidak menular ini sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi permasalahan yang cukup serius bagi banyak negara di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa penyakit degeneratif ini telah menambah peliknya kondisi kesehatan sebagian negara di dunia, yang selama ini telah dihimpit permasalahan banyaknya kasus penyakit menular dan infeksi yang tergolong non degeneratif. Lembaga ini juga mengatakan bahwa banyak negara mengalami kerugian hingga miliaran dolar akibat penyakit degeneratif. Oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya. Masih menurut WHO, hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar. Jumlah terbesar kematian ada di negara-negara dengan pendapatan nasional rendah hingga tinggi. Dalam laporan itu disebutkan ada sembilan negara dengan korban terbesar. Negara-negara tersebut adalah Brasil, China, India, Inggris, Kanada, Nigeria, Pakistan, Rusia dan Tanzania. Seperti masalah kesehatan pada umumnya, penyakit degeneratif juga sangat mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan manusia. Sektor yang paling dipengaruhi adalah sektor ekonomi, karena penyakit ini sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Laporan terbaru WHO mengatakan bahwa pendapatan tiga negara yang memiliki penderita penyakit degeneratif terbesar yaitu China, India dan Rusia, hingga 10 tahun ke depan diperkirakan dapat mengalami kerugian

hingga ratusan miliar dolar. Ini baru dari empat jenis penyakit saja, yaitu stroke, jantung, kanker dan diabetes. WHO Lebih lanjut menyatakan sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia saat ini menderita kegemukan, suatu keadaan yang bisa memicu berbagai penyakit degeneratif. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015. Bermacam-macam pendekatan diajukan oleh berbagai kalangan. Dua di antaranya adalah mengusulkan pengurangan penggunaan garam pada berbagai makanan olahan yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan olahan serta pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap produk rokok. Dapat Dicegah Salah satu penyakit degeneratif yang banyak menimpa adalah diabetes militus. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif non infeksi yang bersifat menahun akibat tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit diabetes sangat berbahaya karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya seperti jantung, ginjal dan kebutaan. Dr. Joko Triharto -seorang dokter ahli penyakit dalam- dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa diagnosis penyakit secara dini adalah cara terbaik untuk menghindari penyakit diabetes melitus yang berkepanjangan. 30% penyebab penyakit diabetes melitus adalah faktor keturunan. Penderita berusia 15 tahun ke atas sekitar 1,2-2,3% dan angka ini cenderung meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, kata Dr. Joko. Seperti juga para ahli lainnya, ia juga mengatakan ada tiga cara pencegahan penyakit yang masuk kelompok degeneratif ini. Ketiga cara itu adalah melakukan pola makan yang baik yaitu tidak makan makanan berlemak seperti junk food serta makanan berkolesterol lainnya, melakukan olahraga teratur, serta tidak merokok. Untuk kelompok dengan risiko tinggi yaitu orang dengan usia di atas 45 tahun, memiliki orang tua yang mengidap penyakit diabetes, serta memiliki berat badan berlebih, ketiga cara di atas harus ditambah dengan pemeriksaan kesehatan secara

teratur. Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan cara meminimalkan faktorfaktor risiko penyebabnya. Faktor-faktor risiko ini sebenarnya telah diketahui secara luas oleh hampir semua kalangan masyarakat. Faktorfaktor risiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi rokok. Ketiga faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan kebiasaan makan masyarakat, ke arah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga (sedentary). Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyebab penyakit degeneratif. Organisasi kesehatan dunia melaporkan, sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia menderita kegemukan, dan diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi lebih dari 1,5 miliar hingga tahun 2015, jika tidak ada upaya penanggulangan segera. Banyak kalangan menawarkan pendekatan yang solutif terhadap hal ini, di antaranya dengan melakukan pengurangan penggunaan garam pada makanan olahan, mengembangkan pola makanan sekolah, dan penerapan pajak tembakau. Cara-cara tersebut ternyata tidak hanya efektif dan efisien, namun juga menguntungkan bagi pemerintah.

JAKARTA: Penyakit degenatif yang kini jenisnya mencapai 50 macam di dunia dinilai perlu diwaspadai, menyusul angka kematian yang kian meningkat. Penyakit tersebut belakangan ini sudah merambah ke penderita berusia 40 tahun. Padahal, dulu penyakit degeneratif bisa disebut sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan dan menyerang orang di atas usia 50 tahun. Penyakit ini a.l. diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, alzheimer, kanker, dan parkinson. Menurut Frederik S. Waworuntu, master of science in holistic health dan ahli naturopathy, penyakit degeneratif, fungsi atau struktur dari jaringan atau organ yang terkena mengalami perubahan lebih buruk dari waktu ke waktu. Faktor-faktor penyebab penyakit degeneratif sudah banyak dimiliki oleh masyarakat usia produktif (30-40 tahun). Pencetusnya a.l. karena keturunan, lingkungan, mutasi gen, usia tua, pola makan dan gaya hidup. Selain itu, kumpulan efek gaya hidup, termasuk stres, perkembangan industri makanan dan minuman, polusi udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama bertahun-tahun, berkembang menjadi penyakit peradaban. "Faktor makanan dan gaya hidup sering dituding sebagai penyebab tingginya kasus penyakit degeneratif di Indonesia," ujar Frederik hari ini Jumat, 16 Maret 2012. National Academy of Sciences dan lembaga lainnya memperkirakan bahwa faktor gizi bertanggung jawab untuk 60% kasus kanker pada wanita, dan sisanya pada laki-laki.

Menurutnya, masyarakat Indonesia belakangan ini mengonsumsi gula secara berlebihan. Gula mengandung banyak kalori. Selain itu, produk karbohidrat olahan seperti tepung yang warna putih, lebih cepat melepas kalori. "Hal itu berdampak pada penambahan jumlah orang yang kelebihan kalori," ujarnya. Dia menjelaskan asupan kalori harian manusia, yaitu rata-rata 100% lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan manusia. Adapun, bersepeda sejauh 20 km baru bisa membakar 350 kalori. (spr)

Cegah Penyakit Degeneratif dengan Hemaviton Cardio dan Glucare Penulis : Annisa Indri Lestari CETAK KIRIM DIGG FACEBOOK

MI/Retno Hemawati MENURUT Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020 jumlah penyakit degeneratif di negara berkembang akan meningkat hingga 137 persen. Penyakit degeneratif yang dimaksud adalah penyakit jantung, stroke dan diabetes yang diakibatkan karena kebiasaan merokok, diet tidak sehat, mengonsumsi alkohol dan jarang berolahraga.

Karena alasan itulah, PT Tempo Scan Pacific Tbk meluncurkan produk terbaru suplemen antidegeneratif melalui brand hemaviton."Kami berupaya menekan laju peningkatan penyakit degeneratif dengan memproduksi suplemen anti-degeneratif yaitu hemaviton cardio dan hemaviton glucare. Harganya terjangkau dan dijual bebas tanpa resep dokter," terang Managing Director Pharma Consumer Health Tempo Scan Pacific, Tbk Aviaska D Respati, Rabu (18/7) di Jakarta. Masing-masing suplemen tersebut memiliki manfaat tersendiri. Seperti Hemaviton Cardio yang menjadi suplemen multivitamin diperkaya Phytosterol untuk membantu menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat yaitu LDL dan mengurangi risiko penyakit jantung. Sedangkan hemaviton GluCare sebagai suplemen dilengkapi Chromium Nicotinate guna meningkatkan sensitivitas jaringan tubuh terhadap insulin agar tubuh dapat menyerap gula darah dan memanfaatkannya menjadi energi. Dengan begitu kadar gula dalam darah berkurang dan menurunkan risiko penyakit diabetes melitus. (*/OL-06)

PENYAKIT DEGENERATIF Penyakit degenerative adalah penyakit yang timbul akibat kemunduran fungsi sel Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsisel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Sedikitnya ada 50 yang termasuk penyakitdegenerative diantaranya adalah diabetes melitus , stroke , jantung koroner , kardiovaskular , obesitas , dislipidemia dan sebagainya.Penyakit degenerative terjadi karena adanya proses penuaan , biasanya terjadi saat usia bertambah tua.Tetapi saat ini penyakit degenerative dapat terjadi pada orang yang umurnya lebih muda. Terutama diIndonesia , penyakit degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan muda dan di perkotaan. Penyebabutamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi. Perubahan gaya hidup inidapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk food di hampirseluruh sudut kota. Junk food

adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah.Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh ( saturated fat ) , garam dan gula , serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Junk food hampir tidakmengandung protein , vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh.Masih menurut WHO , hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematianhampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakitpembunuh manusia terbesar

Mengenal Penyakit DEGENERATIF dan Cara Pencegahannya

Istilah penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan dan bukan lagi menjadi konsumsi para dokter. Penyakit degeneratif biasa disebut juga sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan. Pesatnya perkembangan penyakit tersebut telah mendorong masyarakat luas untuk memahami dampak yang ditimbulkannya. Menurut WHO, hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar. Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas, dislipidemia dan sebagainya. Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif mempunyai kaitan cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang. Meskipun faktor keturunan juga berperan cukup besar. Faktor gizi atau makanan memiliki peranan yang cukup besar untuk memicu terjadinya penyakit degeneratif,terutama Jenis

makanan yang mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. dengan munculnya tempat-tempat makan junk food hampir di seluruh sudut kota yang menyediakan jasa pelayanan cepat saji dan menawarkan jasa pesan antar secara otomatis merubah gaya hidup masyarakat ke dalam kebiasaan makan makanan yang berlemak dan rendah serat .Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah," Junk food hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh dan memiliki kadar kolesterol tinggi.

Pola makan makanan yang serba instan saat ini sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Sebagai contoh, gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak dijual di pinggir jalan ini rasanya memang enak. Jajanan seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), bala-bala serta banyak yang lain dengan rasanya yang gurih, renyah, dan berharga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan. WHO Lebih lanjut menyatakan sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia saat ini menderita kegemukan, suatu keadaan yang bisa memicu berbagai penyakit degeneratif. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015. Bermacam-macam pendekatan diajukan oleh berbagai kalangan. Dua di antaranya adalah mengusulkan pengurangan penggunaan

garam pada berbagai makanan olahan yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan olahan serta pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap produk rokok. Salah satu penyakit degeneratif yang banyak menimpa adalah diabetes militus. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif non infeksi yang bersifat menahun akibat tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit diabetes sangat berbahaya karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya seperti jantung, ginjal dan kebutaan. Dr. Joko Triharto -seorang dokter ahli penyakit dalam- dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa diagnosis penyakit secara dini adalah cara terbaik untuk menghindari penyakit diabetes melitus yang berkepanjangan. Seperti juga para ahli lainnya, ia juga mengatakan ada tiga cara pencegahan penyakit yang masuk kelompok degeneratif ini. Ketiga cara itu adalah melakukan pola makan yang baik yaitu tidak makan makanan berlemak seperti junk food serta makanan berkolesterol lainnya, melakukan olahraga teratur, serta tidak merokok Berikut 13 tips yang dapat kita lakukan agar terhindar dari penyakit degeneratif: 1. Makanlah aneka ragam makanan/4(empat) sehat 5(lima) sempurna Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung sumber zat tenaga atau energi, dimana kecukupan

energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang normal. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam hidangan di Indonesia seperti nasi, jagung, ubi atau sagu. Energi yang berasal dari makanan digunakan untuk aktivitas di dalam tubuh dan aktivitas di luar tubuh . Aktivitas dalam tubuh misalnya kerja jantung, proses metabolisme sel, proses pencernaan dan sebagainya. Sedangkan aktivitas di luar tubuh seperti jalan, bekerja dan sebagainya. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak Konsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu mengkonsumsi lemak atau minyak perlu dibatasi 1/4 dari kecukupan energi atau jika dalam bentuk minyak antara 2 - 4 sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari, cukup makan 2 - 4 jenis makanan yang berminyak atau berlemak (Depkes,1995). 5. Gunakan garam beryodium Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida, sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). 6. Makanlah makanan sumber zat besi Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat besi yang baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari makanan nabati (nonheme-iron). 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap, mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kasih saying ibu dan bayinya. 8. Biasakan makan pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau diproses dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme. Dianjurkan minum sekurangkurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko penyakit ginjal. 10.Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. 11.Hindari minum minuman beralkohol Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan. 12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. 13.Bacalah label pada makanan yang dikemas

Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. (Don/TimBJ/HumasLambar, Dikutip:Dari berbagai sumber).

You might also like