You are on page 1of 17

MOMEN, KEMIRINGAN DAN KURTOSIS 1. MOMEN Misalkan diberikan variable x dengan harga-harga: x1, x2, ., xn.

Jika A = sebuah bilangan tetap dan r = 0, 1, 2, ., n, maka momen ke-r sekitar A, disingkat mr, didefinisikan oleh hubungan: (1) Untuk A = 0 didapat momen ke-r sekitar nol atau disingkat momen ke-r: (2) Dari rumus (2), maka untuk r = 1 didapat rata-rata x , Jika A = x kita peroleh momen ke-r sekitar rata-rata, biasa disingkat dengan mr. Jadi didapat: (3) ... Untuk r = 2, rumus (3) memberikan varians s2. Untuk membedakan apakah momen itu untuk sampel atau untuk populasi, maka dipakai simbul: mr dan mr untuk momen sampel dan r dan r untuk momen populasi. Jadi, mr dan mr adalah statistik sedangkan r dan r merupakan parameter. Jika data telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, maka rumus-rumus di atas berturut-turut berbentuk: (4) ..

(5) ..

(6) .

dengan n = fi, xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan xi. Dengan menggunakan cara sandi, rumus 4 menjadi: (7) dengan, p = panjang kelas interval, Dari hubungan: ci = variable sandi.

, harga-harga mr untuk beberapa harga r, dapat ditentukan berdasarkan

3. KEMIRINGAN Kemiringan atau kecondongan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya ( Me Mo), sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan miring. Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang ke kiri maka distribusi disebut miring ke kanan atau memiliki kemiringan positif. Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri daripada yang ke kanan maka distribusi disebut miring ke kiri atau memiliki kemiringan negatif. Berikut ini gambar kurva dari distribusi yang miring ke kanan (miring positif) dan miring ke kiri (miring negatif).

Gambar b Gambar 1 Kemiringan Distribusi (a) Miring ke kanan (b) Miring ke kiri Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi miring ke kanan atau miring ke kiri, dapat digunakan metode-metode berikut :

Gambar a

1.

Koefisien Kemiringan Pearson Koefisien Kemiringan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modus

dibagi simpangan baku. Koefisien Kemiringan Pearson dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan : sk = koefisien kemiringan Pearson Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai :

Maka rumus kemiringan di atas dapat diubah menjadi :

Jika nilai sk dihubungkan dengan keadaan kurva maka : 1) sk = 0 2) sk > 0 kurva memiliki bentuk simetris; nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan ( miring ke kanan atau miring positif; 3) sk< 0 nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri ( terletak di sebelah kiri Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva miring ke kiri atau miring negatif. terletak di sebelah

kanan Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva

2.

Koefisien Kemiringan Bowley Koefisien kemiringan Bowley berdasarkan pada hubungan kuartil-kuartil (Q1,

Q2 dan Q3) dari sebuah distribusi. Koefisien kemiringan Bowley dirumuskan :

Atau

Keterangan : skB = koefisien kemiringan Bowley;

Q = kuartil

Koefisien kemiringan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien Kemiringan.Apabila nilai skB dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan : 1) Jika Q3 Q2 > Q2 Q1 maka distribusi akan miring ke kanan atau miring secara positif. 2) Jika Q3 Q2 < Q2 Q1 maka distribusi akan miring ke kiri atau miring secara negatif. 3) skB positif, berarti distribusi miringke kanan. 4) skB negatif, nerarti distribusi miring ke kiri. 5) skB = 0,10 menggambarkan distribusi yang miring tidak berarti dan skB> 0,30 menggambarkan kurva yang miring berarti. 3. Koefisien Kemiringan Persentil Koefisien Kemiringan Persentil didasarkan atas hubungan antar persentil (P90, P50 dan P10) dari sebuah distribusi. Koefisien Kemiringan Persentil dirumuskan :

Keterangan : skP = koefisien kemecengan persentil , P = persentil 4. Keofisien Kemiringan Momen Koefisien Kemiringan Momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3 dengan pangkat tiga simpang baku. Koefisien menencengan momen dilambangkan dengan 3. Koefisien kemiringan momen disebut juga kemiringan relatif. Apabila nilai 3dihubungkan dengan= 2 ( ) didapatkan : keadaan kurva, = 1) Untuk distribusi simetris (normal), nilai 3= 0, 2) Untuk distribusi miring ke kanan, nilai 3 = positif, 3) Untuk distribusi miring ke kiri, nilai 3= negatif,

4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai 3> 0,50 adalah distribusi yang sangat miring 5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai 3 bervariasi antara 2 bagi distribusi yang miring. Untuk mencari nilai3, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. a. Untuk data tunggal Koefisien Kemiringan Momen untuk data tunggal dirumuskan :

3 = koefisien kemiringan momen

b. Untuk data berkelompok Koefisien kemiringan momen untuk data berkelompok dirumuskan :

5. KERUNCINGAN ATAU KURTOSIS Keruncingan atau kurrtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secararelatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut : 1) Leptokurtik Merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi. 2) Platikurtik Merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar 3) Mesokurtik Merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar

Bila distribusi merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik dianggap sebagai distribusi normal. Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering digunakan adalah koefisien kurtosis persentil. 1. Koefisien keruncingan Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan 4 (alpha 4). Jika hasil perhitungan koefisien keruncingan diperoleh : 1) Nilai lebih kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi pletikurtik 2) Nilai lebih besar dari 3, maka distibusinya adalah distribusi leptokurtik 3) Nilai yang sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik Untuk mencari nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan data kelompok. a. Untuk data tunggal

b. Untuk data kelompok

2.

Koefisien Kurtosis Persentil Koefisien Kurtosis Persentil dilambangkan dengan K (kappa). Untuk distribusi

normal, nilai K = 0,263. Koefisien Kurtosis Persentil, dirumuskan :

Contoh soal : 1. Tentukan kemiringan distribusi data berikut dengan menggunakan rumus Pearson jika diketahui data sebagai berikut : 8,9,8,7,6,5,4,5,6,5 Penyelesaian : Data yang telah diurutkan : 4,5,5,5,6,6,7,8,8,9 = =
4:5:5:5:6:6:7:8:8:9 10 63 10

= 6,3

Med = (6+6) = 6 Untuk memudahkan perhitungan standar deviasi pada data yang belum dikelompokkan maka dibuat table distribusi sebagai berikut : X2 5 25 25 25 36 36 49 64 64 81 x2 = 421

X 4 5 5 5 6 6 7 8 8 9 x = 63

Diperoleh x = 63 dan x2 = 421 S2 = =


2 ; ()2 (;1) 10(421); (63)2 10(9)

= 90 = 2,6 maka standar deviasi (S) = 2,6 = 1,6 derajat kemiringan menurut rumus pearson adalah = =
3(;) 1,6

241

3(6,3;6)

= 0,54

jadi bertanda positif maka distribusi data miring kekanan. 2. Berikut ini adalah data nilai ujian statistik dari 40 mahasiswa sebuah universitas . nilai ujian statistika pada semester 2, 2009 Nilai ujian Frekuensi 31 - 40 4 41 - 50 3 51 - 60 5 61 - 70 8 71 - 80 11 81 - 90 7 91 - 100 2 Jumlah 40 Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemiringannya Nilai 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100 Jumlah

X 35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5

f 4 3 5 8 11 7 2 40
;32

u -4 -3 -2 -1 0 1 2

u2 16 9 4 -1 0 1 4

fu -16 -9 -10 -8 0 7 4 -32

f.u2 64 27 20 8 0 7 8 134

X=M+C

= 75,5 + 10 ( 40 ) = 75,5 - 8 = 67,5

134 ;32 s = C ( ) = 10 40 ( 40 ) = 10 (1,62) = 16,2


1 ; ( 2 )0 2 1 (40); 12 2

Me = B +

= 60,5 +
4 4: 5

10 = 60,5 + 10 = 70,5

Mo = L + Sk =

1 1 :2

= 70,5 +
16,2

10 = 70,5 + 4,44 = 74,94

67,4 ;74,94

= 0,46

3. Tentukanlah derajat kemiringan dari kelompok data dibawah ini: 10,5,4,7,4,6,9,8,12,11,6,10,5,4,3,13

penyelesaian :
Median = Q2 = 16 Q1= nilai ke = nilai ke-44 jadi, Q1 = nilai ke-4 + = 4+4 (5-4) = 4,25 Q3 = nilai ke3(16:1) 4 1 1 4 1 1(16:1) 4

(nilai ke-5 nilai ke-4)

= nilai ke-124 jadi, Q3 = nilai ke-12 + = 10 + 4(10-10) = 10 maka derajat kemiringan menggunakan rumus Bowley yaitu sebagai berikut : = =
3 :1 ;2 3 ;1 10;4,25 3 3 4

( nilai ke-13 nilai ke-12)

10:4,25;6

= 1,43

jadi nilai positif, berarti distribusi data miring ke kanan.

4. Diketahui kelompok data sebagai berikut : 6,4,3,7 Tentukan derajat keruncingan dari kelompok data diatas :

Penyelesaian :
= S2 =
3:4:6:7 4 (;)2 ;1

=5 =
(3;5)2 :(4;5)2 :(6;5)2 :(7;5)2 4;1

= 3,33

Jadi standar deviasi adalah S =3,33 = 1,82 maka derajat keruncingannya adalah sebagai berikut : 4 = =
1 4 1 4(1,824 )

(Xi - )4 16+1+1+16

jadi kurang dari 3 maka distribusi datanya mempunyai derajat keruncingan paltikurtis.

5. Diketahui kelompok data sebagai berikut : 6,9,4,3,7,8,3,5,4,3,9,7 Tentukanlah derajat kemiringan dengan menggunakan rumus Bowley :

Penyelesaian : Median = Q2 = Q1 = nilai ke= nilai ke-34 jadi , Q1 = nilai ke-3 + (nilai ke-4 nilai ke-3) =3+0,25 = 3,25 Q3 = nilai ke= nilai ke-94
1 3(12:1) 4 1 5:6 2

= 5,5

1(12:1) 4

jadi , Q3 = nilai ke-9 + (nilai ke-10 nilai ke-9) = 7+ (8-7) =7,75 Derajat kemiringan menggunakan rumus bowley =
3 :1 ;2 3 ;1

7,75:3,25;5,5 7,75;3,25

= 1,22

jadi positif yang berarti distribusi datanya miring ke kanan.

6. Tentukanlah derajat kemiringan data dibawah ini dengan menggunakan rumus Pearson :

Kelas 11-13 14-16 17-19 20- 22 23-25 Jumlah


Penyelesaian :

Frekuensi 3 7 11 17 2 40

untuk memudahkan distribusi derajat kemiringan maka dibuat table distribusi sebagai berikut :

Kelas 11-13 14-16 17-19 20-22 23-25 Jumlah

F 3 7 11 17 2 40

U -2 -1 0 1 2

Xi 12 15 18 21 24

fU -6 -7 0 17 4 8

fU2 12 7 0 17 8 44

fU3 -24 -7 0 17 16 2

dari table diatas diketahui : = 40 U = 8 U2 = 44 dan U3 =2 =


.

744 40

= 18,6

Med = Lm + [ 2 ]. C = 16,5 + [
40 ; 10 2

11

] . 3= 19,22
1

Mod = Lmo + = 19,5 + S2 = C2 { = 32{


6 6:15

1 :2

. 3 = 20,34 }

2 ;()2 (;1)

40(44); (8)2 40(39)

= 9 . 1,08 = 9,72 S = 9,72 = 3,12 Derajat kemiringan dengan menggunakan rumus pearson :
1 = ( )

1 3,12

(1,76) = - 0,59

jadi , bertanda negative untuk menunjukkan distribusi kearah Kiri.

7. Tentukanlah derajat kemiringan dari data modal perusahaan Citra berikut ini :

Modal 112-120 121-129 130-138 139-147 148-156 157-165 166-174

f 4 5 8 12 5 4 2

Penyelesaian : Modal 112-120 121-129 130-138 139-147 148-156 157-165 166-174 Xi 116 125 134 143 152 161 170 f 4 5 8 12 5 4 2 40 dari table diatas diperoleh : n atau = 40 (Xi-)2 = 8098 = S2 =
5621 40 8098 29

(Xi-)2 601,4756 241,0256 42,5156 6,1256 131,6756 419,2256 868,7756

f(Xi-)2 2405,9024 1205,128 340,6048 73,5072 658,378 1676,9024 1737,5512 8098

f(Xi-)3 -59004,76 -187096,14 -2222,48 181,93 7554,89 34334,58 51214,32 -155037,66

= 140,525 = 207,64

= 207,64 = 14,4 maka derajat kemiringan dengan menggunakan rumus momen yaitu : 3 =
(Xi;X)2 ()3

=119439,36 = -1,29 jadi bertanda negative maka distribusi datanya miring ke kiri

;1550,66

8. Tentukan derajat keruncingan dari data nilai ujian bahasa inggris 50 mahasiswa Jurusan pendidikan bahasa inggris universitas Sriwijaya adalah sebagai berikut :

Kelas 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 Jumlah

Titik tengah 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5

Frekuensi 4 7 8 12 9 8 2 50

Penyelesaian : untuk memudahkan perhitungan derajat keruncingan pada data yang sudah dikelompokkan maka dibuat table perhitungan seperti dibawah ini :

Kelas
20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89

Xi
24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5

f
4 7 8 12 9 8 2

f.Xi
98 241,5 356 654 580,5 596 169

f(Xi-)2
3457,44 2634,52 706,88 4,32 1011,24 3394,88 1872,72

f(Xi-)4
2988472,8 991527,9 62459,9 1,55 113622,9 1440651,3 1753540,1

Jumlah

50

2695

13082

7350276,5

dari table diperoleh = 50 Xi = 2695 (Xi - ) 2 = 13082 (Xi - ) 4 = 7350276,5 S2 =


13082 = 266,9 49

S = 266,9 = 16,34 Maka derajat keruncingan dari data diatas adalah : 4 = =


1 4 1 50(16,34)4

(Xi - )4 7350276,5 = 2,6

jadi , kurang dari 3 maka distribusi data mempunyai data derajat keruncingan platikurtis.

9. Tentukan keruncingan kurva dari data 2, 3, 6, 8, 11 Penyelesaian X = 6 ; s = 3,67 X 2 3 6 16 11 Jumlah 4 =


1 (

X-X -4 -3 0 2 5 0
1 978 5

(X - X)4 256 81 0 16 625 978

; )4

(3,67)4

195,6 181,4

= 1,08

karena nilainya 1,08 (lebih kecil dari 3) maka distribusinya adalah platikurtik.

10. Tentukan kemiringan kurva dari distribusi frekuensi berikut : Nilai ujian Matematika dasar I dari 111 mahasiswa, 1997 Nilai Ujian frekuensi 20,00 - 29,99 4 30,00 - 39,99 9 40,00 - 49,99 25 50,00 - 59,99 40 60,00 - 69,99 28 70,00 - 79,99 5 Jumlah 111

Penyelesaian kelas Q1 = kelas ke-3 Q1 = B1 +


1 ; ( 1 ) 4

= 39,995 +

27,75 ; 13 25

10 = 45,895

Kelas Q2 = kelas ke-4 Q2 = B2 +


1 ; ( 2 ) 2

= 49,995 +

55,5 ; 38 40

10 = 54,37

Kelas Q3 = kelas ke-5 Q3 = B3 +


3 ; ( 3 ) 4

= 59,995 +

83,25 ; 78 28

10 = 61,87

SkB =

3 ; 22 : 1 3 ; 1

61,87;2(54,37): 45,895 61,87 ; 45,895

= -0,06

Karena skB negatif , maka kurva miring ke kiri .

TUGAS STATISTIKA MOMENT , SKEWNESS , KURTOSIS

Oleh :

REY HASTER 03091005008

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

You might also like