You are on page 1of 3

Nama NIM Mata Kuliah Rombel Dosen Pengampu

: Muflikha Sabilla : 1511410015 : Psikologi Sosial : : Sugiyarta S. L R.a Fadhlah

DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL Sebagai cabang ilmu yang termuda dari ilmu yang masih muda juga, definisi psikologi sosial masih belum menemukan rumusannya yang tunggal yang disepakati oleh semua pihak. Berikut adalah uraian berbagai definisi yang ditulis oleh beberapa peneliti dalam berbagai buku psikologi sosial Sherif dan Muzfer (1956) : ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial Ballachey (1962) : ilmu tentang peristiwa perilaku hubungan interpersonal (antarpribadi) Watson (1966): ilmu tentang interaksi manusia Jones dan Gerrard (1967) : subdisiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada studi ilmiah tentang perilaku individual sebgai fungsi rangsangan (stimulus) sosial McDavid dan Harari (1968) : studi ilmiah tentang pengalaman dan perilaku individual dalam kaitannya dengan individu lain, kelompok, dan kebudayaan Shaw san Costanzo (1970): ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individu sebagai fungsi rangsang-rangsang sosial Baron dan Byrne (1994) : bidang ilmiah yang mencari pengertian tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi sosial

SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL 1. Masa Prakelahiran

Pada tahun 1860, bibit-bibit psikologi sosial sudah mulai tumbuh, ditunjukan ketika Lazarus & Stheindal mempelajari bahasa, tradisi, dan institusi masyarakat untuk menemukan "jiwa umat manusia" (human mind) yang berbeda dari jiwa individual. Kemudian dikembangkan oleh W. Wundt pada tahun 1880 dengan mempelajari psikologi rakyat (folk psychology) dan melakukan eksperimen untuk menemukan proses mental yang lebih tinggi. Yang diteliti adalah bahasa, tradisi, agama, seni, dan hukuman. Dengan kata lain, masyarakat, rakyat, kelompok, atau kumpulan orang memiliki jiwa yang berbeda dari jiwa perorangan. 2. Masa Awal Kelahiran psikologi sosial ditandai dengan terbitnya dua buku yang berjudul sama "Psikologi Sosial" pada tahun 1908. Buku pertama ditulis oleh W. McDougal yang menjelaskan bahwa manusia berperilaku karena insting atau naluri (psikologi). Buku kedua ditulis oleh Ross yang menjelaskan bahwa manusia berperilaku karena ada tata aturan yang harus diikuti (sosiologi). Kemudian pada tahun 1924 F. Allport mengeluarkan buku "Psikologi Sosial" yang menerangkan bahwa perilaku manusia terbentuk karena berbagai faktor pengaruh yang majemuk hingga mempengaruhi individu tersebut, baik itu faktor naluri, tatanan sosial, pengalaman masa lalu, dan fisiologis individu. Selanjutnya pada tahun 1935 Sherif melakukan eksperimen yang menjelaskan bagaimana hubungan timbal balik antara perilaku individual dan norma sosial sebagai dasar penting dari teori psikologi di masa yang akan datang. 3. Masa Perang Dunia I & II Pada masa perang dunia perkembangan psikologi sosial mengarah pada

otoritarianisme. Setelah perang dunia berakhir beralih mempelajari proses interaksi sosial. Tahun 1957 muncul psikologi kognitif dengan teorinya "disonansi kognitif", tokoh Festinger. Menjelaskan bahwa dalam keadaan sadar ada dua elemen yang kesadaran yang tidak saling menunjang (keadaan disonan) sehingga harus berperilaku tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (kosonan).

4.

Masa Mutakhir Pada tahun 1970-1980 proses perkembangan psikologi mencapai puncaknya, terlihat dari berbagai penelitian yang dilakukan mengenai atribusi, sikap, gender, diskriminasi seksual, dan lain-lain.

5.

Masa akan datang Pasca tahun 1990-an perkembangan psikologi sosial terus berlanjut, dilihat dari adanya penelitian kognisi dan penerapan psikologi sosial yang mulai canggih (menggunakan perspektif kultural dan kemajemukan sosial)

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL Menurut Shaw dan Coztanzo (1970) ruang lingkup studi psikologi sosial dapat dibagi dalam tiga golongan besar sebagai berikut: 1. Pengaruh sosial terhadap proses individual. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah bagaimana kehadiran orang lain, keberadaan seseorang dalam kelompok tertentu atau norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat mempengaruhi persepsi, motivasi, proses belajar, sikap (attitude) atau sifat (atribusi) seseorang 2. Proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, kepercayaan, prasangka, dan sebagainya yang terdapat pada sejumlah individu yang berada bersama-sama dalam suatu kelompokatau masyarakat 3. Studi tentang interaksi kelompok. Dalam bidang ini dipelajari hal-hal yang berkaitan dengan hubungan individu baik dalam kelompok maupun antar kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoritas, konformitas, kerjasama, kompetisi, peran sosial, peran jenis kelamin, dan sebagainya

You might also like