You are on page 1of 4

I.

PENDAHULUAN Jamu biasanya diidentikkan dengan masyarakat pedesaan atau masyarakat tradisional sehingga jamu sulit untuk berkembang dan menembus masyarakat perkotaan dan modern. Hal tersebut disebabkan adanya asumsi bahwa jamu hanya merupakan warisan dari nenek moyang turun temurun tanpa memiliki uji kilinis yang memadai. PT Sido Muncul sebagai salah satu perusahaan jamu mampu mematahkan stigma tersebut. Beberapa produk PT. Sido Muncul tidak hanya mampu menembus masyarakat perkotaan atau masyarakat modern tapi juga mampu menembus pasar internasional antara lain : Australia, Hongkong, Korea, Timur Tengah, Singapura dan beberapa Negara Asia lainnya. Keberhasilan PT Sido Muncul menjadi perusahaan jamu tradisional yang kuat ditengahtengah persaingan perusahaan jamu tradisional lain seperti PT. Air Mancur, PT. Deltomed Laboratories, PT. Jamu Cap Nyonya Meneer, Jamu Jago dan juga serbuan jamu tradisional dari China, terlihat dari omset penjualan PT. Sido Muncul yang terus meningkat sehingga PT. Sido Muncul mengincar pertumbuhan 30% omset penjualannya di tahun 2011 dibandingkan realisasi penjualan tahun 2010. Keberhasilan strategi marketing PT. Sido Muncul juga terlihat dengan diterimanya penghargaan top brand 2012 untuk 4 produk PT. Sido Muncul antara lain Kuku Bima, Kuku Bima Energi, Tolak Angin dan Kopi Ginseng Kuku Bima. Keberhasilan tersebut menarik minat penulis untuk menganalisa strategi pemasaran PT. Sido Muncul. A. Gambaran Umum PT. Sido Muncul Dimulai dari sebuah industri rumah tangga yang dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio dengan dibantu oleh tiga orang karyawan di tahun 1940, Sido Muncul memulai usahanya di kota Yogyakarta. Industri jamu ini tentunya masih dikelola dengan cara yang sangat sederhana dan tradisional. Memasuki dekade 1950an mulainya banyak perminatan jamu yang lebih praktis dalam bentuk kemasan. Permintaan yang begitu banyak ini mendorong pengelola jamu untuk membuat kemasan jamu dalam kemasan praktis yang berbentuk serbuk. Pada tahun 1951 perusahaan jamu yang sangat sederhana ini dipindahkan ke Semarang dan diberikan nama Sido Muncul yang memiliki makna Impian yang terwujud dengan merek jamu Tolak Angin. Pada era tahun 1990an awal perusahaan jamu Sido Muncul mulai menggunakan peralatan mesin modern dalam memproduksi jamu. Tahun 1997 Sido Muncul membangun pabrik baru di Klepu Ungaran dengan lahan seluas 29 ha. Pada saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. PT. Jamu Sido Muncul pada dekade tahun 2000an mulai mengembangkan produknya yang tidak hanya semata-mata jamu tradisional saja tetapi mulai merambah pada minuman berenerji seperti Kuku Bima, permen kesehatan, permen Tolak Angin dan lainnya.

B. Produk-produk PT. Sido Muncul PT. Sido Muncul memproduksi beberapa jenis produk, antara lain : 1. Jamu Tradisional yang terdiri dari 56 jenis produk yang meliputi jamu tradisional sariawan, batuk, influenza, bersalin, bersih darah dan lain-lain. 1

2. Jamu Instan terdiri dari 7 produk yang meliputi : Kuku Bima Gingseng, Kuku Bima TL New Formula, dan lain-lain. 3. Minuman Kesehatan terdiri dari 17 produk antara lain : Kuku Bima Ener-G, Jahe Wangi, ESTE-EMJE Gingseng, Sido Muncul vitamin C 1000 mg, Alang Sari, kunyit asam dan lainlain 4. Food Supplement terdiri dari 34 produk yang antara lain : aluss (mengobati jerawat dan menghaluskan kulit), Analobig (mempertajam daya ingat) dan lain-lain. 5. Permen, antara lain : permen tolak angin, permen kunyit asam dan permen jahe wangi. II. STRATEGI MARKETING PT. SIDO MUNCUL Pemilihan dan pelaksanaan strategi pemasaran yang tepat adalah salah satu hal penting dilakukan PT. Sido Muncul untuk bertahan di dalam kompetisi industri jamu tradisional dalam negeri dan juga menghadapi serbuan jamu tradisional dari luar. Oleh karena itu, PT Sido Muncul tidak hanya mengembangkan satu strategi pemasaran akan tetapi beberapa strategi pemasaran sekaligus secara terintegrasi. Beberapa strategi pemasarannya antara lain : 1. PT. Sido Muncul melakukan market research yang menunjukkan bahwa jamu kurang bisa bersaing dengan obat-obatan farmasi karena tidak memiliki pengobat yang dapat menjadi patner bagi industry jamu untuk memasarkan produknya. Jika farmasi punya dokter sebagai patner dan obat-obatan dari China punya sinshe sebagai pengobat, namun tidak demikian dengan jamu. Untuk mengatasi hal tersebut, PT. Sido Muncul membangun kepercayaan publik bahwa jamu juga mempunyai kredibilitas dari segi kebersihan dan uji toksisitas. Sido muncul mencanangkan pembangunan pabrik dengan sertifikasi industri farmasi dan laboratorium yang terstandarisasi hingga akhirnya Sido Muncul mampu mencapai CPOTB (Cara Pembuatan

Obat Tradisional yang Baik) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan sertifikat inilah yang menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi.
2. Sido Muncul memilih segmen pasar (market segmentation) masyarakat yang tidak menyukai obat-obatan zat kimia akan menimbulkan efek samping terhadap tubuh dan lebih memilih produk herbal atau alami. Penulis berpendapat bahwa pemilihan segmen ini sangat tepat mengingat dewasa ini masyarakat sudah mulai aware terhadap bahaya efek samping obat-obatan dari bahan zat kimia sehingga permintaan terhadap obat-obat herbal dan tradisional meningkat. Peningkatan permintaan obat herbal dan tradisional ini terlihat dari peningkatan omset jamu nasional tahun 2011 naik 10% menjadi 10,12 Triliun dibandingkan tahun 2010 yang hanya 9,2 Triliun. 3. Sido Muncul juga mengembangkan marketing mix yang meliputi product strategy, distribution strategy, pricing strategy dan promotion strategy.

a. Product Strategy
Peningkatan kualitas produk dengan dicapainya sertifikasi CPOTB dan CPOB mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap jamu. Selain itu, Sido Muncul tidak hanya terpaku pada pemasaran jamu-jamu tradisional tetapi mengembangkan produk-produk lain seperti minuman kesehatan, food supplemen dan permen. Produknya pun dikembangkan, contohnya jamu tolak angin tidak lagi berbentuk serbuk akan tetapi dikembangkan dalam bentuk sirup manis di dalam kemasan sachet yang memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya. Konsumen tidak perlu lagi menyeduh air hangat untuk meminum tolak angin tapi cukup dengan meminum tolak angin sirup dalam kemasan sachet. Produk ini sangat diterima masyarakat sehingga mampu meraih topbrand setiap tahunnya.

b. Promotion Strategy
PT.Jamu Sido Muncul dalam memasarkan tolak angin menggunakan iklan melalui media massa terutama di Televisi. Iklan tolak angin sangat dikenal dengan taglinenya orang pintar pilih tolak angin. Tagline ini diperkuat dengan visual orang-orang yang sukses dan pintar 2

sekaligus cukup terkenal seperti Rhenald Kasali (seorang akademisi dan tokoh pemasaran), Lula Kamal (seorang artis dan dokter), Agnes Monica yang dikenal orang masyarakat sebagai muda berbakat dan memiliki prestasi akademik dan yang terakhir Anggito Abimanyu, seorang akademisi. Selain mengunakan media iklan juga menggunakan strategi promosi penjualan (Sales Promotion). Salah satu bentuk sales promotion yang dilaksanakan oleh Sido Muncul adalah event sponsorship, antara lain menjadi sposor utama seperti Reality Superstar di Indosiar dan sponsor acara musik Karnaval di SCTV. Sales Promotion lainnya adalah juga menyediakan beberapa stand tolak angin di beberapa Posko Mudik Lebaran. Selain itu, PT. Jamu Sido Muncul memfasilitasi para pemudik dengan memberikan pelayanan angkutan gratis untuk pulang kampung yang kebanyakan pesertanya adalah para penjual jamu. Kegiatan ini secara jangka pendek memang tidak terlalu nampak hasilnya tetapi dalam jangka panjang dapat membentuk loyalitas yang tinggi konsumen.

c. Distribution Strategy
Salah satu distribution strategy yang dilaksanakan oleh Sido Muncul adalah melakukan intensive distribution sehingga membuat produk Sido Muncul mudah diperoleh. Kita saat ini sangat mudah memperoleh produk Sido Muncul dimana saja tidak hanya di toko jamu tapi juga di apotik, toko kelontong, dan juga toko retail seperti Indomaret dan Alfamart.

d. Pricing Strategy
Sido Muncul meningkatkan produktivitas dan efisiensi pabrik jamunya sehingga mampu menekan biaya produksi. Biaya produksi yang rendah memudahkan Sido Muncul untuk memperkuat pricing strategy-nya dengan menetapkan harga yang bersaing dibandingkan dengan produk-produk kompetitornya. III. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan PT. Sido Muncul dengan strategi pemasarannya yang terintegrasi telah mampu membuat produk-produk Sido Muncul menjadi dikenal dan diminati masyarakat yang terbukti dengan peningkatan omset penjualan setiap tahun dan diraihnya top brand untuk beberapa produknya. 2. Saran Meningkatkan research and development terutama uji klinis khasiat jamu sebagai pengobatan herbal dan melakukan sosialiasi ke praktisi kesehatan seperti dokter agar mereka bisa menjadi mitra perusahaan jamu untuk meresepkannya jamu sama seperti obat farmasi lainnya. Dalam melaksanakan promotion strateginya Sido muncul bisa memanfaatkan social network yang sedang menjadi trend saat ini seperti facebook dan twiter untuk menjadi media iklan. Hal tersebut disebabkan customer biasanya juga tertarik pada pengalaman dan testimoni customer lain (C to C). Sido Muncul bisa merangsang customer penggunanya untuk menuliskan testimoni positif dengan memberikan hadiah. Testimoni customer loyal Sido Muncul bisa menarik Customer baru. Promotion strategy menggunakan media social network ini juga lebih murah dan mampu menjangkau konsumen yang luas. Melakukan kegiatan CSR pada momen yang khusus sehingga tidak hanya menjadi kegiatan CSR semata-mata tapi juga bisa sekaligus menjadi media iklan, seperti yang telah dilakukan Sido Muncul untuk membantu tim SAR pencarian korban kecelakaan Sukhoi dengan penyediaan logistik, obat-obatan dan minuman berenergi. Kegiatan Sido Muncul ini diliput oleh beberapa media sehingga bisa mengangkat brand produk Sido Muncul juga. 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Ferrel, O.C, Hirt, Geoffrey A, and Ferrel, Linda (2011). Business Eighth Edition. New York : McGraw-Hill International Edition. 2. Kasali, Rhenald (2005). Change. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 3. http://www.sidomuncul.com 4. http://www.scribd.com

5. http://bingar-strategipemasaran.blogspot.com/
6. http://dwiwidiyastoto.blogspot.com 7. www.antaranews.com

You might also like