You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup didunia ini. Menurut al abdari, anak dimulai didik dalam arti sesungguhnya setelah berusia 7 tahun. Karena itu beliau mengeritik orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia yang masih terlalu muda, yaitu sebelum usia 7 tahun. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. anak didik merupakan raw material (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Berbeda dengan komponen-komponen lain dengan sistem pendidikan karena kita menerima material ini sudah setengah jdi sedangkan komponen-komponen lain dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan vasilitas dan kebutuhan yang ada.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dalam pendidikan islam? 2. Bagaimana Hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan islam? 3. Bagaimana Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan islam?

C. Tujuan 1. Agar kita mengetahui apa yang dimaksud denga peserta didik dalam pendidikan islam 2. Agar kita memahami hakikat peserta didikdan implikasikyan dalam pendidikan islam 3. Agar kita mengetahui sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan islam

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peserta Didik Sebelum memasuki pembahasan tentang peserta didik dalam pendidikan islamlebih lanjut, maka kita harus tahu dulu apa itu yang dinamakan pendidikan islam. Pendidikan islam secara umum adalah suatu proses edukatif yang mengarah keoada pembentukan akhlak atau kepribadian. Sedangkan pendidikan islam menurut marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran islam. 1 Dalam istilah tasawuf, peserta didik seringkali disebut dengan murid atau thalib. Secara etimologi, murid berarti orang yang menghendaki. Sedangkan thalib secara bahasa berarti orang yang mencari, sedang menurut istilah tasawuf adalah penempuh jalan spiritual, dimana ia berusaha keras menempah dirinya untuk mencapai derajat sufi. Tetapi pengertian Secara umum peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sedangkan dalam prespektif pendidikan islam, peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh karena itu aktvitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh dan komprehensif terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pendidik untuk menghantarkan peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Melalui paradigma itulah peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya untuk mengembangkan

Ahmad D marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, (bandung: al maarif, 1980) hal 131

potensi yang dimilikinya serta membimbingnya menuju kedewasaan. Hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan islam : a. Peserta didik bukan merupakan miniature orang dewasa, akan tetapi dia memiliki dunia sendiri. Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa baik dalam aspek metode mengajar, materi yang diajarkan, sumber bahan yang digunakan, dll. b. Peserta didik adalah manusia yang memiliki deferensiasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu diketahui agar aktivitas kependidikan islam disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang pada umumnya dilalui oleh setiap peserta didik. Alasannya karena kadar kemampuan peserta didik ditentukan oleh factor usia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi yang dimilikinya. c. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yng menyangkut kebutuhan rohani maupun jasmani yang harus dipenuhi. d. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual, baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana dia berada. Pemahaman tentang differensiasi individual disini sangat penting karena menyangkut bagaimana pendekatan yang perlu dilakukan pendidik dalam memahami ragam sikap dan perbedaan tersebut dalam suasana dinamis tanpa harus mengorbankan salah satu pihak atau kelompok. e. f. Peserta didik merupakan resultan dari dua unsure utama, yaitu jasmani dan rohani. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Dan tugas pendidik disini adalah membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan tanpa melepas tugas kemanusiaannya. B. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya. Menurut Asma Hasan Fahmi diantara tugas dan kewajiban yang perlu dipenuhi peserta didik adalah: a) Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu. b) Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh. c) Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat. d) Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya. 3

e) Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh.2 C. Sifat-sifat dan Kode Etik Peserta Didik dalam Pendidikan Islam Menurut Al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, merumuskan sebelas pokok kode etik peserta didik, yaitu :3 1. 2. 3. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqqarub kepada Allah SWT Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi. Bersikap tawadlu (rendah hati) dengan cara menanggalakan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya. 4. 5. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah), baik untuk ukhrawi maupun untuk duniawi, serta meninggalkan ilmu-ilmu yang tercela (madzmumah). 6. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah (konkret) menuju pelajaran yang sukar (abstrak) atau dari ilmu yang fardluain menuju ilmu yang fardlu kifayah. 7. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu lainnya, sehingga peserta didik memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam. 8. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahua yang di pelajari, sehingga mendatangkan objektivitas dalam memandang suatu masalah. 9. Memprioritaskan ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai makhluk Allah SWT, sebelum memasuki ilmu duniawi. 10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang bermanfaat dapat mambahagiakan, menyejahterakan, serta memberi keselamatan hidup dunia akhirat. 11. Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik. Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dalam pendidikan islam itu ada enam macam, yang merupakan kompetensi mutlak dan dibutuhkan tercapainya tujuan pendidikan, yaitu :

Nurwahyudi.blogspot.com/2010/11/filsafat-pendidikan-islam.html.diaksese pada 23-11-2011 http://catatan-ufie.blogspot.com/2011/04/peserta-didik-dalam-pendidikan-islam.html. diaksese pada 23-11-2011

1. Memiliki kecerdasan (dzaka) yaitu penalaran, imajinasi, wawasan (in-sight), pertimbangan, dan daya penyesuaian sebagai proses mental yang dilakukan secara cepat dan tepat. 2. Memiliki hasrat (hirsh), yaitu kemauan, gairah, moril, dan motivasi yang tinggi dalam mencari ilmu, serta tidak merasa puas terhadap ilmu yang diperolehnya. 3. Bersabar dan tabah (istibar) serta tidak mudah putus asa dalam belajar, walaupun banyak rintangan dan hambatan, baik hambatan ekonomi, psikologis, sosiologis, politik, bahkan administratif. 4. Mempunyai seperangkat modal dan sarana (bulghah) yang memadai dalam belajar. 5. Adanya petunjuk pendidik (irsyad ustadz), sehingga tidak terjadi salah pengertian terhadap apa yang dipelajari. 6. Masa yang panjang (thuwl al-zaman), yaitu belajar tiada henti dalam mencari ilmu sampai pada akhir hayat. D. Kebutuhan Peserta Didik 1. Kebutuhan Fisik Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa puberitas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makanan minum, dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih dan olah raga teratur dapat membantu kesehatan dan pertumbuhan tubuh peserta didik supaya jangan terkena penyakit hal ini harus ditangani dengan cepat, karenaa kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya. 2. Kebutuhan Sosial Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berintraksi dengan masyarakat lingkunganya, seperti bdi terima oleh teman temanya secara wajar. Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti guru gurunya dan pemimpin pemimpinya. Kebutuhan ini perlu di penuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat. 3. Kebutuhan Mandiri Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Dibebas dari perlakuan

orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka bias diatasi sendiri. 4. Kebutuhan Untuk Berprestasi Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitanya dengan kebutuhan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan itu dapat membuat peserta didik untuk mengejar prestasi lebih giat. Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. 5. Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafat Hidup (Agama) Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaiman kebahagian itu di peroleh. Karma itu mereka membutuhkan pengetahuan yang jelas sebagai satu filsafat hidup yang memuaskan, yang sesuai denmgan nilai nilai kemanusiaan, sehingga dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini. 4 E. Dimensi-dimensi Peserta Didik 1. Dimensi Fisik (Jasmani) Fisik atau jasmani terdiri atas organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di bandingkan dengan organisme makhluk lainya. Pada dimensi ini, proses penciptaan manusia memiliki kesaman dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk bagian dari alam. 2. Dimensi Akhlak Pendidikan akhlak mulai di tanamkan sejak manusia lahir kedunia,dengan tujuan untuk membentuk manusia yang bermoral baik,berkemauan keras,bijak sana,sopan dan beradab, ikhlas jujur dan suci. Namun perlu diketahui bahwa pendidikan akhlak akan terbentuk jika adanya pengmalan dari peserta didik. 3. Dimensi Rohani (kejiwaan) Dimensi yang sangat penting dan harus ada pada peserta didik. Hal ini dikarenakan rohani harus dapat mengendalikan keadaan manusia untuk hidup bahagia, sehat, tentram, aman dan damai.
4

Mahadir-generasiharapan.blogspot.com/.../peserta-didik-dalam-pendi.... diaksese pada 23-11-2011

4. Dimensi Sosial Dimensi ini erat kaitannya dengan suatu golongan kelompok maupun lingkungan masyarakat. Dalam islam dimensi sosial dimaksudkan agar manusia mengetahui bahwa tanggung jawab tidak hanya di peruntukkan pada perubahan yanmg bersifat poribadi ataupun umum. F. Intelejensi Peserta Didik 1. Kecerdasan Intelektual Kecerdasan ini kaitannya dengan kapasitas IQ peserta didik, bagaimana sisiwa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan IQ nya. Kecerdasan intelektual pada diri manusia sangat erat kaitannya dengan proses berfikir atau kecerdasan berfikir yang disebut aspek kognitif. 2. Kecedasan Emosional Menurut Daniel Gomelan kecerdasan Emosianal adalah kemamapuan untuk memotivasi dalam menghadapi prustasi, mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, menjaga akan beban stres, tidak melumpuhkan kemamapuan berfikir, berempati dan berdoa. 3. Keserdasan Spirutual Menurut Ary ginanjar menyatakan bahwa inti dari kecerdasan spiritual adalah pemahaman tentang kehadiran manusia itu sendiri yang muaranya menjadi marifat kepada Allah swt. Ketika menusia mendapatkan marifat tersebut,maka secara langsung akan dapat mengenalai dirinya sendiri sekaligus mengenal tuhannya, dalam prespeksi islam hal ini merupakan tingkat kecerdasan yang paling tinggi. 4. Kecerdasan Qalbiyah Kecerdasan Qolbiyah yang sempurna maka akan menghadirkan kecerdasan agama pada dirinya. Kecerdasan agama adalah kecerdasan yang lebih tinggi didalam diri manusia, dan secara langsung seorang tersebut akan melampaui kecerdasan intelektual, kecerdasan emosioanal, serta kecerdasan spiritual. 5

Misbakhudinmunir.wordpress.com/.../peserta-didik-dalam-pendidikan. diaksese pada 23-11-2011

BAB III KESIMPULAN

Dalam prespektif pendidikan islam, peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh karena itu aktvitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh dan komprehensif terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pendidik untuk menghantarkan peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan. Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dalam pendidikan islam itu ada enam macam: 1. Memiliki kecerdasan (dzaka) 2. Memiliki hasrat (hirsh) 3. Bersabar dan tabah (istibar) serta tidak mudah putus asa dalam belajar, 4. Mempunyai seperangkat modal dan sarana (bulghah) yang memadai dalam belajar. 5. Adanya petunjuk pendidik (irsyad ustadz), 6. Masa yang panjang (thuwl al-zaman) Sedangkan kebutuhan peserta didik diantaranya adalah: kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, kebutuhan mandiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk filsafat hidup (agama). Dalam Dimensi Peserta Didik, meliputi: dimensi fisik (jasmani), dimensi akal, dimensi keberagaman, dimensi akhlak, serta dimensi rohani. Dan untuk Intelejensi peserta didik terdapat beberapa macam, yaitu: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, terakhir kecerdasan qolbiyah.

You might also like