You are on page 1of 15

MAKALAH TENTANG

ALAT PEMERAHAN SUSU (MILKING MACHINE)

Oleh

Sohibul Himam (0710510087)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2008

BAB I PENDAHULUAN

Dengan Mesin Perah Harga Susu Jadi Tinggi. Itulah suatu judul artikel yang ada di www.agrina-online.com. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa ada seorang peternak yang dulunya menggunakan cara tradisional dalam memerah susu ternaknya dan sekarang menggunakan mesin pemerah susu memperoleh hasil kualitas susu yang baik. Yaitu total jumlah kuman turun 75%. Total solid menjadi 12,3%, dan produktivitas meningkat 20%. Itulah hasil yang didapat Hj. Fina Rosdiana, peternak di Goalpara, Sukabumi, Jabar. Sejak 2006, Fina mengubah cara memerah tradisional dengan memanfaatkan mesin. Meskipun terbilang lumayan mahal, tapi harga jual susunya melonjak Rp200 per liter dan masuk kategori sangat baik. Hasil perahannya pun juga lebih higienis, bersih, dan tentunya cepat. Kandungan bakterinya (total plate count/TPC) pun kini hanya dalam kisaran 250 ribu/cc, jauh dari ambang batas yang diperbolehkan SNI, yaitu di bawah 1 juta. Daripada sebelumnya yang nilai TPC-nya sempat menembus angka 3 juta. Padahal TPC mempengaruhi harga jual susu. Harga mesin ini memang mahal, tetapi mesin perah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatnya kualitas susu. Jika pemerahan dilakukan secara manual, kebersihan tangan si pemerah turut berperan pada kesterilan susu. Belum lagi mood pemerah juga mempengaruhi waktu dan produktivitas. Sekarang, sapinya sudah menghasilkan rata-rata 12 liter susu segar per ekor, atau meningkat 20% dibandingkan sebelum menggunakan mesin bertipe Work True. Mesin tipe ini mampu memerah 6 ekor secara bersamaan kurang dari 10 menit. Selain itu, karena mesin bekerja secara konstan, total solid (TS) susu terjaga di kisaran 12 13%.

Mesin pemerah susu adalah suatu mesin semi otomatis untuk memerah susu pada sapi. Mesin ini tidak dibuat hanya untuk satu ekor sapi, tapi kebanyakan satu rangkaian komponen alat itu dibuat untuk memerah 200 ekor sapi per jam. Sistem dari rangkaian alat tersebut adalah terdiri dari pompa vacum, regulator (ala t pengukur), dan pulsator. Bersama-sama sistem tersebut bekerja untuk

mengalirkan susu ke dalam suatu saluran untuk yang selanjutnya akan diolah menjadi banyak produk. Di pasaran beragam tipe mesin pemerah beredar, mulai kategori murah sampai mewah. Menurut Fina peternak yang telah menggunakan mesin pemerah dalam artikel tersebut menyebutkan bahwa tipe mesin pemerah yang cacaok bagi peternakan di Indonesia adalah tipe portable. Karena, peternakan di Indonesia masih tergolong peternakan rakyat. Selain simpel dan bisa dibawa, harganya pun berkisar Rp 17 juta Rp25 juta. Sekarang di Sukabumi sudah ada lima peternak yang menggunakan mesin perah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Pada tahun 1820 pertama kali ditemukan peralatan yang sangat sederhana untuk mengeluarkan susu dari ambing. Alat tersebut tampak seperti pada gambar berikut ini (Gambar. 1)

Gambar 1. Peralatan Sederhana Untuk Mengeluarkan Susu Dari Ambing.

Selanjutnya mesin perah yang pertama diciptakan dan dikeluarkan pada tahun 1850 oleh seorang petani dari Amerika yang bemama Anna Baldwin. Alat tersebut berbentuk sebuah pompa yang dihubungkan dengan pipa yang berujung pada sebuah mangkok yang berlubang empat untuk menyedot susu dari keempat puting. Di ujung lain digantungkan sebuah ember guna menampung susu hasil pemerahan. (Gambar. 2)

Gambar 2. Mesin perah tangan buatan Anna Baldwin

Seiring dengan perkembangan teknologi mesin perah pertama ini terus dikembangkan sehingga akhirnya tercipta mesin perah modern seperti yang dijumpai sekarang. 2.2. Mesin Perah Modern Metode pemerahan dengan mesin perah modem dewasa ini menggunakan cara mekanisasi, artinya pemerahan memakai mesin sebagai pengganti tangan. Dalam peternakan sapi perah, mesin perah dibedakan menjadi 3 yaitu sistem ember (Bucket system), sistem pipa (Pipe line system) dan Pemerahan (Milking parlor system). Sistem Bangsal

2.2.1. Sistem ember (Bucket system) Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain. Sitem ini cocok digunakan untuk petemak kecil. Susu hasil perahan dari sistem ini ditampung di ember yang terdapat di setiap mesin. Setelah itu, susu hasil perahan setiap ekor sapi ditakar terlebih dahulu, kemudian dituang di tangki pendingin. Pemerahan dengan sisitem ini dapat diterapkan di Indonesia pada peternak sapi perah yang jumlah sapi induk kurang dari 10 ekor atau pada peternak sapi perah rakyat yang kandangnya berkelompok. Pemerahan dengan sistem ember ini perlu dirintis di Indonesia dengan harapan dapat menekan kandungan kuman dalam susu. Mesin perah sistem ember ini bagian-bagianya terdiri dari: 1) sebuah motor pembangkit vakum, 2) pipa vakum, 3) selang karet vakum, 4) pulsator, 5) ember penampung susu, 6) pengatur pulsasi, 7) tabung perah (teat cup) yang terbuat dari logam tahan karat dan karet inflasi di dalam tabung perah, 8) selang susu

(Gambar. 3)

Gambar 3. Mesin Perah Sistem Ember (Bucket system)

Mesin perah sistem ember ini bekerja atas dasar perbedaan tekanan udara yang dibangkitkan oleh motor pembangkit vakum atau pompa vakum. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan karet inflasi di dalam tabung perah kembang kempis memijat puting. Pada waktu udara masuk ke dalam tabung perah, yaitu diantara tabung perah dan karet inflasi, karet inflasi mengempis. Peristiwa ini disebut fase istirahal. Selanjutnya udara di dalam tabung menjadi hampa udara. Oleh karena itu di dalam tabung dan karet inflasi kompa (tidak ada tekanan) sedangkan di dalam ambing bertekanan, maka susu terdorong keluar/tersedot. Peristiwa ini disebut fase perah. Demikian seterusnya, fase perah dan fase istirahat datang silih berganti. Supaya fase perah dan fase instirahat dapat berlangsung secara bergantian, maka mesin perah dilengkapi dengan pulsator yang berfungsi mengatur tekanan udara antara keadaan bertekanan dan hampa udara. Dengan kala lain, pulsator mengatur fase istirahat dan fase perah. Bila klep atau tombol vakum ditutup maka udara dari luar masuk dan berhentilah kegiatan pemerahan dan karet inflasi kembali berbentuk semula. Kedudukan karet inflasi dalam fase perah dan fase istirahat dapat dilihat pada gambar berikut ini (Gambar. 4) dan Cara pemasangan tabung perah (teat cups) pada puting (Gambar. 5)

Keterangan: V = vakum U = udara.

Gambar 4. Penampang Tabung Perah.

Gambar 5. Urut-urutan Cara Memasang Tabung Perah (Teat Cups) pada Puting.

Proses mekanik pemerahan ini adalah: perah-istirahat-perah-istirahat-perah dan seterusnya yang terus berlangsung hingga ambing kosong. Lamanya waktu fase perah dan fase istirahat tergantung dari apa yang disebut rasio pulsasi. Rasio pulsasi adalah perbandingan antara fase perah dan fase istirahat. Untuk mesin perah sistem ember/baket, rasio pulsasi 60:40 per satua waktu, artinya dalam satuan waktu-waktu fase pemerahan berlangsung 60 kali dan fase istirahat 40 kali per satuan waktu. Laju pulsasi, laju atau besar kecilnya pulsasi di atur oleh tombol pengatur pulsasi yang terletak di bawah keempat tabung perah. Laju pulsasi disetel sesuai dengan anjuran pabrik pembuat mesin, Meningkatkan laju pulsasi melebihi anjuran tidak akan mempercepat pemerahan, bahkan dapat menyebabkan lukaluka yang sering pada puting dan ambing.

Tekanan pada mesin perah disetel pada saat instalasi mesin perah di pasang. Tekanan yang terlalu lemah membuat tabung perah tidak dapat menempel pada puting. Sebaiknya sebelum menggunakan mesin ini dianjurkan untuk meminta bantuan teknisi untuk menyetel tekanan vakum dan pemeriksaan secara berkala.

2.2.2. Sistem Pipa (Pipe line system) Pada sistem ini, pemerahan langsung juga berada di dalam kandang dimana sapi yang yang akan diperah tetap terikat ditempatnya. Mesin perah dipindah dari sapi satu ke sapi berikutnya. Sedang susu hasil pemerahan langsung dialirkan ke dalam tangki pendingin melalui pipa tanpa berhubungan dengan udara luar. Sistem pemerahan dengan sistem pipa ini dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Pemerahan Dengan Mesin Sistem Pipa Dilakukan Di Dalam Kandang.

2.2.3. Sistem Bangsal Pemerahan (Milking parlor system) Pemerahan berlangsung di suatu bangsal atau ruang khusus yang disiapkan untuk pemerahan. Di bangsal ini ditempatkan beberapa mesin perah. Setiap satu mesin melayani seekor sapi. Sasu hasil pemerahan langsung ditampung di tangki pendingin (cooling unit) sesudah melalui tabung pengukur produksi yang terdapat pada setiap mesin. Sapi yang akan diperah digiring ke bangsal pemerah melalui suatu ternpat (holding area) yang luasnya terbatas dan sapi berdesakan. Di holding

area sapi dibersihkan dengan sprayer dari segala arah (Gambar 7.), selanjutnya sapi satu per satu masuk bangsal (milking parlor)

Gambar 7. Sebelum Sapi Masuk ke Bangsal Pemerahan Terlebih Dahulu Sapi Antri Dibersihkan di Holding Area.

Sistem bangsal perah (milking parlor system) mempeunyai bentuk yang bermacam-macam, antara lain: a. Sistem sirip ikan tunggal atau ganda (single/double heringbone milking, parlor) yang terlihat seperti pada Gambar 8. dan 9.

Gambar 8. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda.

Gambar 9. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda Beserta Peralatannya.

b. Sistem sirip ikan berbentuk wajik (heringbone diamond shaped polygon milking parlor} Gambar 10. dan 11.

Gambar 10. Bangsal Perah berbentuk Wajik

Gambar 11. Bangsal Perah Berbentuk Wajik Beserta Kandang Lepas Free Stall Modern.

10

c. Sistem komidi putar (rotary milking parlor) Gambar 12. dan 13

Gambar 12. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar

Gambar 13. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar Lengkap Dengan Peralatan

Gambar 18. Komponen Mesin Perah: 1) karet inflasi, 2) tabung perah (teat cup shell), 3) selang udara dari karet, 4) pulsator, 5) mangkok, 6) selang susu dari karet, 7) selang vakuni dari karet, 8) penggantimg alat pemerah.

11

2.3. Robot Pemerah Selain alat tersebut diatas, akhir-akhir ini telah ditemukan alat atau mesin untuk memerah susu terbaru, yaitu robot pemerah susu. Seperti yang terdapat pada Kompas cyber media.com Kamis, 29 Desember 2005 yaitu para peternak sapi di Australia telah menggunakan robot tersebut untuk memerah susu ternaknya. Pimpinan proyek, Bill Fulkerson, menyatakan program ini bertujuan

meningkatkan produktivitas dan cara beternak yang lebih baik. "Kami mencoba mewujudkannya dan membuat sistem yang memproduksi susu lebih banyak dalam setiap hektar serta membantu menurunkan jam kerja peternak," kata Fulkerson yang juga ahli peternakan dari University of Sydney. Mesin pemerah otomatis ini mengadaptasi sistem serupa di Eropa dan disesuaikan dengan kondisi peternakan terbuka di Australia. "Pada dasarnya ia adalah robot dengan lengan yang akan meletakkan sebuah cangkir khusus ke setiap puting sehingga dapat memerah setiap sapi," katanya. Industri pemerahan modern juga menggunakan cangkir semacam itu, hanya saja tidak dipasang secara otomatis. "Para peternak masih memasangnya sendiri. Sedangkan mesin otomatis memanfaatkan laser untuk menemukan kelenjar susu sapi dan sebuah komputer akan menyimpan berbagai ukurannya untuk mempertimbangkan pemerahan berikutnya," ungkapnya. Mesin tersebut akan menggantikan pekerjaan peternak yang biasa memerah susu dua kali sehari dan berhasil memasang 200 hingga 300 cangkir setiap hari. Sedangkan sapi-sapi yang akan diperah akan mendatangi tempat pemerahan sesuai keinginannya sendiri begitu merasa tidak nyaman karena kelenjar susunya telah penuh. "Ini adalah pola hidup yang lebih baik bagi sapi maupun para peternak," kata Fulkerson. Sebuah komputer akan memantau seberapa sering sapi datang untuk diperah dalam sehari dan berapa banyak makanan yang dihabiskan sapi serta jumlah susu yang berhasil diproduksi. Sikap patuh secara alami yang diperlihatkan sapi perah semakin meyakinkan Fulkerson bahwa hewan-hewan tersebut akan mudah beradaptasi dengan sistem yang baru. "Saya kira hal tersebut termasuk ide gila pada awalnya, tapi setelah melihatnya langsung, cara tersebut sangat revolusioner," katanya.

12

Hampir seluruh peternak sangat tertarik terhadap inovasi tersebut. Menteri Pertanian New South Wales Ian MacDonald mengatakan, "Teknologi ini menawarkan proses pemerahan yang lebih alami, di mana sapi akan diperah di saat mereka menginginkan dan para peternak tidak harus tergantung waktu pemerahan yang rutin dilakukan." Program seperti ini merupakan bagian dari cara untuk mempertahankan sekitar 1.050 peternakan yang menyumbang pendapatan nasional sebesar 290 juta dollar AS. "Kerja sama ini sangat penting untuk memastikan agar industri susu memperoleh penanganan terbaik, dalam hal ini hasil riset dan inovasi terbaru agar tetap bersaing dan berkesinambungan," kata MacDonald. Selain mengembangkan robot pemerah susu, proyek FutureDairy juga menguji sebuah kendaraan otomatis yang dapat melaju di berbagai medan untuk memonitor tempat merumput ternak-ternak tersebut. "Mengukur jumlahnya sangatlah sulit sebab lahan peternakan sangat luas, berjalan kaki saja tidak cukup," kata Fulkerson. Kendaraan beroda empat itu dikembangkan oleh perusahaan dari Selandia Baru C-DAX. Beberapa sensor yang dipasang dapat memantau seberapa banyak sumber makanan tersedia di setiap area tertentu.

13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Mesin perah terbukti dapat meningkatkan produktifitas dan higienitas susu. Ini terbukti dengan meningkatnya hasil pemerahan sebesar 20% dari pada sebelum menggunakan mesin dan menurunya TPC mikroba dari 3x106 menjadi 2.5x105. Mesin perah pertama kali ditemukan pada tahun 1850 oleh petani Amerika yang bemama Anna Baldwin setelah sebelumnya telah ditemukan alat yang lebih sederhana untuk memerah susu pada tahun 1820. Mesin perah modern dibedakan menjadi 3 yaitu sistem ember (Bucket system), sistem pipa (Pipe line system) dan Sistem Bangsal Pemerahan (Milking parlor system). Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain untuk memerah susu. Sistem pipa adalah sistem pemerahan langsung juga berada di dalam kandang dimana sapi yang yang akan diperah tetap terikat ditempatnya, kemudian susu hasil pemerahan dialirkan melalui pipa menuju tempat yang telah di sediakan. Sistem bangsal adalah sistem pemerahan yang berlangsung di suatu bangsal atau ruang khusus yang disiapkan untuk pemerahan, dan di bangsal ini ditempatkan beberapa mesin perah. Setiap satu mesin melayani seekor sapi. Sistem bangsal mempunyai bentuk bermacam-macam antara lain: Sistem sirip ikan tunggal atau ganda, sistem sirip ikan wajik dan sistem komidi putar.

14

REFERENSI Budi, Usman, et all. 2006. Buku Ajar Dasar Ternak Perah. http://ecourse.usu.ac.id/content/peternakan/dasar/textbook.pdf Riyanto, Selamot. 2006. Dengan Mesin Perah Harga Susu Jadi Tinggi. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1256 Toeg, Peter. 2007. Milking Machine. http://www.madehow.com/ Volume -2 /Milking-Machine.html Wah. 2005. Robot Pemerah Susu. http://64.203.71.11/teknologi/news/ 0512/29/161009.htm

15

You might also like